Haemorroid
Pembimbing : dr. M. Henalsyah
Penguji : dr. VH
Oleh :
Arfin Ramadhan
ANAMNESA
Identitas Pasien
Nama: Ny Sumi
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat : Jalan Gajayana GG 6 no 54
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal MRS
: 26 Juli 2015
No. RM : 19-42-80
:+
Riwayat Pengobatan :
Anti Hipertensi : Meminum obat anti hipertensi tapi
tidak mengetahui nama (jenis) obatnya.
Anti Diabetes : Meminum obat anti diabets tapi tidak
mengetahui nama (jenis) obatnya
Riwayat Kebiasaan :
Kurang makanan berserat (tidak suka
makan sayur)
Kurang minum air putih
Kopi = ( - ) Alkohol = ( - )
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Kondisi pasien lemah,
tampak sakit sedang
Kesadaran
: compos mentis (GCS 456),
status gizi cukup
Vital sign
Tekanan darah
: 110/60 mmHg
nadi
: 93x/mnt
suhu
: 36 C
RR
: 20 x/mnt
Resume
Pasien datang ke ugd rsi tanggal 26 juli 2015
Dari heteroanamnesa di dapatkan bahwa pasien datang
dengan keluhan bab berdarah di sertai nyeri perut, keluhan di
rasakan sudah sejak 10 hari yang lalu. Nyeri di rasakan
terutama saat buang air besar, dan pda saat buang air besar
kotoran bercampur darah segar. Nyeri awalnya ringan tapi
semakin lama semakin berat dan darah yang di keluarkan juga
semakin banyak (hanya saat BAB). Pasien juga semakin hari
terlihat semakin lemas pasien juga mengeluh pusing. Dari
pemeriksaan fisik di dapatkan pasien tampak lemah, tampak
sakit sedang, Kesadaran compos mentis (GCS 456), status gizi
cukup Tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 93x/mnt, suhu 36
C, RR 20 x/mnt
Konjungtiva anemis, pengelihatan kabur, dan nyeri perut
bagian atas. Dari Pemeriksaan Penunjang : Terdapat
penurunan Hb, Ht , limfosit. Terdapat peningkatan Leukosit
Diagnosis Kerja
Hemorroid grade 4, dengan komplikasi Anemia
Differential Diagnosis
Tumor Kolorektal
Kolitis Ulseratif
Sirosis Hati
Anemia
Diabetes Melitus
Gastritis ulserasif
Penatalaksanaan
Non Farmakoterapi:
Farmakologi :
Bedah:
Acheson dan Scholfield (2008) menyatakan apabila
hemoroid internal derajat I yang tidak membaik dengan
penatalaksanaan konservatif maka dapat dilakukan tindakan
pembedahan. HIST (Hemorrhoid Institute of South Texas)
menetapkan indikasi tatalaksana pembedahan hemoroid
antara lain:
a. Hemoroid internal derajat II berulang.
b. Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.
c. Mukosa rektum menonjol keluar anus.
d. Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti
fisura.
e. Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
f. Permintaan pasien.
Tindakan bedah dapat meliputi
Stappled Hemorrhoidopexy.
Skleroterapi.
Tinjauan
Pustaka
Panjang
rektum
sekitar 15-20 cm,
dan dapat dibagi
menjadi 3 bagian
besar yaitu: bagian
atas, tengah, dan
bawah.
Dari anus, bagianbagian ini dibagi
berdasarkan:
rektum
bagian
bawah
0-6cm,
rektum
bagian
tengah 7-11 cm,
dan rektum bagian
atas 12-15 cm.
Epidemiologi
Menurut data WHO, jumlah penderita hemoroid di
dunia pada tahun 2008 mencapai lebih dari 230
juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat
menjadi 350 juta jiwa pada tahun 2030. Di
Indonesia sendiri penderita hemoroid terus
bertambah. Menurut data Depkes tahun 2008,
prevalensi hemoroid di Indonesia adalah 5,7
persen, namun hanya 1,5 persen saja yang
terdiagnosa (Hemoroid Care,2004).
Etiopatofisiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang
disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis.
Beberapa factor etiologi:
konstipasi/diare,
sering mengejan,
kongesti pelvis pada kehamilan,
pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.
Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal
Keturunan
Anatomic
Pekerjaan
Umur
Endokrin
Mekanis
Fisiologis
Radang
b. Hemoroid eksternal
1. Rasa terbakar.
2. Nyeri ( jika mengalami trombosis).
3. Gatal
Differential Diagnosis
Menurut Kaidar-Person dkk (2007) selama evaluasi awal pasien,
kemungkinan penyebab lain dari gejala-gejala seperti perdarahan
rektal, gatal pada anus, rasa tak nyaman, massa serta nyeri dapat
disingkirkan. Kanker kolorektal dan anal, dan melanoma anorektal
merupakan contoh penyebab gejala tersebut. Dibawah ini adalah
diagnosa banding untuk gejala-gejala diatas:
a. Nyeri
1.
2.
3.
4.
Fisura anal
Herpes anal
Proktitis ulseratif
Proctalgia fugax
b. Massa
1. Karsinoma anal
2. Perianal warts
3. Skin tags
Pemeriksaan Penunjang
Anal canal dan rektum diperiksa dengan
menggunakan anoskopi dan sigmoidoskopi.
Anoskopi dilakukan untuk menilai mukosa rektal
dan mengevaluasi tingkat pembesaran hemoroid
(Halverson, 2007).
Side-viewing pada anoskopi merupakan instrumen
yang optimal dan tepat untuk mengevaluasi
hemoroid. anoskopi mendeteksi dengan
presentasi lebih tinggi terhadap lesi di daerah
anorektal.
Tatalaksana
Menurut Acheson dan Scholefield (2006),
penatalaksanaan hemoroid dapat dilakukan
dengan beberapa cara sesuai dengan jenis dan
derajat daripada hemoroid.
Non farmakologis
Perubahan gaya hidup seperti :
farmakologis
Kombinasi antara anestesi lokal, kortikosteroid,
dan antiseptik dapat mengurangi gejala gatalgatal dan rasa tak nyaman pada hemoroid.
Pencahar untuk melunakan tinja dan mencegah
pasien mengejan terlalu kuat saat BAB
Analgetik untuk mengurangi nyeri
Prognosis
Baik jika di berikan penanganan yang cepat dan
sesuai
Terima
kasih