pada
awal
PERINATAL
Beberapa keadaan yang dialami bayi pada saat lahir juga merupakan faktor
resiko untuk terjadinya gangguan pendengaran seperti tindakan dengan alat pada
saat proses kelahiran (ekstraksi vakum, tang forsep), bayi lahir premature (< 37
mgg), berat badan lahir rendah (< 2500 gr), lahir tidak menangis (asfiksia), lahir
kuning (hiperbilirubinemia). Biasanya jenis gangguan pendengaran yang terjadi
akibat faktor prenatal dan perinatal ini adalah tipe saraf / sensori neural dengan
derajat yang umumnya berat atau sangat berat dan sering terjadi pada kedua
telinga
POSTNATAL
Pada saat pertumbuhan seorang bayi dapat terkena infeksi bakteri maupun
anak-anak
Infeksi post natal
Infeksi intra uterin
Faktor risisko saat neonatus (ex: hiperbilirubin)
Sindroma yg berkaitan dg gangguan pendengaran progresif
Kelainan neuro degeneratif
Trauma kapitis
Otitis media
1.
2.
3.
4.
5.
(predominan konduksi
BC < 20 dB
AC turun
AC dan BC turun
Berimpit
Ralat > ganti <
Pemeriksaan
Tuli Konduksi
Rinne
(-)
Weber
Schwabach
memanjang
Etiologi presbiakusis
1. Umumnya karena proses degenerasi
2. Faktor lain:
a. Herediter
b. Pola makanan
c. Metabolisme
d. Ateriosklerosis
e. Infeksi
f. Bising
g. Gaya hidup
Patologi presbiakusis
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan n.VIII.
Pada koklea perubahan yang mencolok adalah atrofi dan degenerasi sel-sel
rambut penunjang pada organ corti. Sedangkan pada n.VIII berkurangnya
jumlah dan ukuran sel ganglion dan saraf.
latera
Klasifikasi Presbiakusis
Jenis Presbiakusis
Keterangan
- Lesi terbatas pada koklea
- Atrofi organ corti
- Jumlah sel rambut & sel penunjang
Sensorik
Neural
berkurang
Metabolik
Mekanik
GEJALA PRESBIAKUSIS
Keluhan utama: berkurang nya pendengaran secara perlahan dan progresif,
simetris,Tinitus
nada
tinggi,Cocktail
party
deafness
,Intensitas
Penatalaksanaan presbiakusis
suara
pernah hilang.
Gangguan pendengaran : bersifat tuli sensori neural
Vertigo : gangguan keseimbangan badan dan sulit memfiksasikan
Tuli bilateral, nada tinggi, sesuai dengan keilangan sel rambut pada
putaran basal koklea . Contoh: streptomicin, neomocin, kanamicin,
gentamicin, tobramicin, amikasin, netilmicin, sisomicin.
Eritromycin
Gejala pemberian IV: Kurang pendengaran subjektif tinitus yang meiup
dan kadang-kadang disertai vertigo. Pernah dilaporkan bahwa terjadi : tuli
sensorional nada tinggi bilateral dan tinitus setlah pemberian intravena
dosis tinggi atau oral. Antibiotika lain seperti Vankomycin , Viomisin ,
Capreomisin , Minosiklin dpat mengakibatkan otoksiyas bila diberikan
pada pasien yang terganggu fungsi ginjalnya.
Loop diuretics
Menghambat reabsorbsi elektrolit dan air pada cabang naik dari
lengkungan Henle .Contoh: ethycrynic acid, furosemide, bumetanide .
Dapat terjadi gangguan pendengaran ringan , tetpi pada kasus-kasus
tertentu dapat menyebabkan tuli permanen.
4. Terapi
Tuli yang diakibatkan oleh karena obat-obat ototoksik tidak diobati.
Oleh karena itu STOP obat.Apabila ketulian sudah terjadi dapat dicoba
melakukan rehabilitasi antara lain dengan penggunaan ABD, psikoterapi,
auditory trainning . Pada tuli bilateral total bisa mempertimbangkan
pemasangan implan koklea.
E. Terapi
Ambang dengar menetap (permanent threshold shift). Pindah tempat
kerja, alat pelindung: sumbat telinga (ear plug), tutup telinga (ear muff),
pelindung kepala (helmet),Alat Bantu Dengar , Auditory trainning agar
Daftar Pustaka
1. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/840-telinga-sehatpendengaran-baik.html.
2.