Anda di halaman 1dari 1

Prestasi Akademik Ok, Organisasi Ok!

Apakah itu mahasiswa? Apa bedanya dengan siswa? Sebagai seorang mahasiswa di
perguruan tinggi, kedua pertanyaan ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Di awal
perkuliahan, terutama bagi mahasiswa baru, pertanyaan ini seringkali dilontarkan oleh dosen
sebagai suatu nasihat yang patut dicermati dan diingat. Dari sebutannya saja mahasiswa dan siswa
itu berbeda apalagi dari segi maknanya. Sebagai seorang yang menyandang predikat maha, seorang
mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang lebih besar. Seorang mahasiswa dituntut untuk dapat
berpikir kritis terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Berbeda dengan seorang
siswa yang masih memerlukan bimbingan dan pengawasan guru, seorang mahasiswa harus mandiri
dan aktif mencari dan menambah pengetahuannya dari berbagai sumber yang ada. Dosen hanya
berfungsi utama sebagai narasumber dan fasilitator. Seorang mahasiswa juga harus dapat
mengembangkan potensi, minat, ataupun bakat yang dimilikinya melalui suatu wadah yang
dinamakan organisasi kemahasiswaan.
Masuk dalam organisasi, bukan berarti menjadi penghambat studi mahasiswa. Memang,
dalam perkuliahan, masa studi bergantung pada mahasiswa itu sendiri. Semakin baik penguasaan
dan pencapaian pengetahuan mahasiswa terhadap tiap-tiap matakuliah, semakin cepat ia lupus.
Sebaliknya, mahasiswa akan semakin lama berada di bangku kuliah atau bahkan tidak menutup
kemungkinan dia akan mendapat DO (Droup Out) jika penguasaan dan pencapaian pengetahuannya
terhadap tiap-tiap matakuliah kurang. Terlepas dari itu, dengan masuk dalam organisasi, mahasiswa
akan terdorong dan termotivasi untuk dapat mengatur waktunya dengan baik. Karena inti belajar di
perguruan tinggi adalah belajar cara orang dewasa; belajar mengatur dan membagi waktu; belajar
mandiri; harus membiasakan diri dengan cara yang baru dalam mengikuti pendidikan, mencari
sendiri bagaimana caranya menyerap apa yang dikuliahkan dosen.
Mahasiswa harus mampu berorganisasi dengan baik. Dengan berorganisasi, kita dapat
mengasah kemampuan kita dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang banyak, sehingga
kita akan terbiasa menghadapi permasalahan dengan banyak karakter orang, terbiasa berpikir
kreatif, kritis, objektif dan aktif mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Dalam organisasi
biasanya akan banyak kerjasama-kerjasama lintas kampus bahkan daerah, salah satu contohnya
adalah studi banding dengan universitas lain. Dengan demikian akses untuk berhubungan dengan
orang lain pun akan bertambah berlipat-lipat.
Sebuah organisasi dibentuk untuk menghasilkan orang yang mampu berpikir kreatif dan
inovatif. Jika kita masuk ke dalam organisasi kemahasiswaan, kita mampu menerapkan pola pikir
kita ke arah tindakan-tindakan yang positif, sehingga akan timbul semangat dan kepercayaan diri
untuk mengendalikan diri terhadap suatu masalah. Dengan mengikuti organisasi, kita pun dituntut
untuk mematuhi dan menaati segala peraturan yang telah dibuat untuk kepentingan bersama
sehingga akan terbentuk jiwa kepemimpinan yang taat dan bertanggung jawab dalam diri kita.
Seorang mahasiswa atau mahasiswi yang kuliah saja, tidak bisa dijamin segera bisa
merampungkan studinya. Tidak sedikit mahasiswa yang molor masa studinya hanya karena malas
dan suka keluyuran yang tidak jelas manfaatnya. Begitu pula sebaliknya, tidak sedikit mahasiswa
yang berkecimpung dalam organisasi malah bisa cepat lulus karena bisa membagi waktu dan tidak
membiarkan waktu yang dilalui terbuang percuma tanpa diisi dengan kegiatan yang berarti. Banyak
pula diantara mereka justru semakin bersemangat dan tekun dalam belajar karena banyak orang
yang mendorong mereka dan memotivasi untuk lebih maju dan menghargai waktu. Jadi tidak
bijaksana jika organisasi dijadikan kambing hitam karena telah menghambat studi mahasiswa.
Oleh sebab itu, tanamkanlah dalam diri kita bahwa organisasi akan membawa kita kearah
perbaikan sikap dan keterampilan, bukan menjadi salah satu faktor kegagalan studi seseorang.
Takut nilai IP jeblok dan studi terganggu bukanlah alasan untuk tidak berorganisasi. Jadikan
organisasi sebagai sarana kita untuk berkreatif dan menyumbangkan ide dan pemikiran kita karena
ide tidak akan terlaksana jika tidak ada yang menampung aspirasi dari ide tersebut. Dengan
pemikiran tersebut, bukan hal yang sulit lagi bagi kita, sebagai mahsiswa untuk mengembangkan
diri agar dapat berprestasi baik dalam akademik maupun organisasi.

Anda mungkin juga menyukai