Final Kancil
Final Kancil
Judul Program
Kancil (Karaoke Anak Kecil) sebagai Media Efektif Pengenalan Gaya Hidup Sehat pada
Anak Usia Prasekolah yang Tergabung dalam Kelompok PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini) di Kecamatan Tambak Sari, Surabaya.
B. Latar Belakang Masalah
Perkembangan lagu sudah meracuni perkembangan anak dan membawa
perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan anak. Alat-alat bantu untuk
mempermudah produksi lagu semakin canggih. Media promosi semakin banyak
sehingga masyarakat, terutama anak-anak, dapat dengan mudah mengetahui dan
menghafal lagu-lagu terbaru yang telah beredar. Contoh media promosi adalah televisi,
radio, internet, kaset, dan VCD. Para penyanyinya pun makin bermunculan dari
berbagai daerah, dengan karakteristik tertentu, dan ciri khas masing-masing. Kompetisi
di kalangan penyanyi juga makin marak demi mengangkat pamor, mengumpulkan
penggemar, dan mempertahankan eksistensinya di dunia tarik suara.
Namun, demi mengejar target dan keuntungan, kualitas lagu mulai dinomor
duakan. Produsen berlomba-lomba untuk hanya menciptakan lagu yang laris di
masyarakat. Pada umumnya, lagu-lagu yang banyak diterima masyarakat adalah lagu
ringan bertema percintaan, perselingkuhan, persahabatan, dan sebagainya. Sedangkan
lagu-lagu yang bernilai religi, memiliki segi moralitas, atau yang bersifat edukasi telah
jarang terdengar. Anak-anak pun dapat dengan mudah menerima lagu-lagu tersebut.
Lembaga sensor terhadap video klip lagu juga kurang berjalan optimal. Video
klip lagu-lagu zaman sekarang kurang pantas untuk dikonsumsi anak-anak karena
adanya adegan-adegan yang tidak layak. Selain itu, pakaian para penyanyinya terkadang
terlalu terbuka. Public figure yang seharusnya dapat memberi contoh baik bagi para
penggemarnya, justru memberi contoh yang kurang baik dan kurang mendidik pada
anak.
Produsen lagu juga kurang memperhatikan sasaran pasarnya. Konsumen
dianggap sama, tanpa membedakan golongan usia. Lagu-lagu yang dipasarkan
kebanyakan merupakan lagu-lagu orang dewasa. Padahal, konsumen lagu tidaklah
hanya orang-orang dewasa. Masih banyak anak-anak di bawah umur yang belum layak
kanak-kanak (TK) dan raudlatul adfal (RA). Sedangkan PAUD nonformal adalah tempat
penitipan anak dan playgroup (Jawa Pos, 2008). Menurut Sismanto (2007), secara
umum program ini bertujuan agar semua anak usia dini atau usia prasekolah (0-6 tahun),
baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang
optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan tahap-tahap perkembangan atau
tingkat usia mereka.
Anak usia prasekolah yang tergabung dalam kelompok PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) mendapatkan waktu yang cukup panjang untuk bermain. Permainan yang ada
dirancang untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,
kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama), serta bahasa
dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui
oleh anak (Wikimedia, 2008).
Pada masa usia prasekolah, anak cenderung memasukkan informasi secara
langsung ke dalam otak mereka, tetapi tetap dengan keterbatasannya. Kecepatan daya
tangkap meningkat. Daya ingat anak usia prasekolah meningkat secara signifikan
(Santrock, 2002). Informasi yang diberikan secara berulang-ulang dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lebih lama. Sehingga, di usia ini, anak-anak menjadi lebih cepat
ingat dan hafal terhadap lagu-lagu yang sering diputar.
Namun sayangnya, perkembangan zaman justru mengacaukan informasiinformasi yang diperoleh pada tahap periode perkembangan, khususnya untuk anak usia
prasekolah. Sekarang, anak-anak usia prasekolah telah banyak mendapat informasi yang
belum sesuai dengan usianya. Anak-anak terutama mendapat informasi tersebut dari
televisi, baik dari lagu-lagu, sinetron, maupun acara lain. Akibatnya, informasi tersebut
terkadang menjadi dipersepsikan secara salah oleh anak karena terbatasnya pikiran dan
pengetahuan mereka.
Anak-anak zaman sekarang sangat berbeda jauh dengan anak-anak zaman
dahulu. Lagu-lagu yang dihafal anak-anak zaman sekarang, bukanlah lagu anak seperti
dahulu. Lagu Balonku, Pelangi-pelangi, Aku Seorang Kapiten, dan lagu anak lainnya
kurang diminati anak kecil sekarang. Sedikit di antara mereka yang masih
menghafalnya. Mayoritas anak-anak menghafal lagu-lagu orang dewasa zaman
sekarang, seperti EGP (Maia), Wonder Woman (Mulan Jameela), Ada Apa Denganmu
(Peterpan), dan sebagainya. Hal ini disebabkan memang lagu-lagu itulah yang sering
mereka dengar, baik dari media televisi, radio, ataupun tape.
Beberapa tahun yang lalu, lagu anak masih banyak digemari. Artis-artis cilik
membawakan lagu yang sesuai usia mereka. Antusiasme anak Indonesia pun masih
tinggi. Namun, akhir-akhir ini minat anak terhadap lagu anak-anak menurun. Hal ini
disebabkan karena tidak adanya regenerasi artis-artis cilik yang kini telah beranjak
dewasa. Selain itu, produksi lagu anak-anak yang menarik dan berkualitas menurun.
Lagu anak-anak yang sudah ada sejak dulu, kini dirasa kurang sesuai dengan
perkembangan musik saat ini. Anak-anak pun mudah bosan. Mereka menjadi
terpengaruh dengan maraknya lagu-lagu dewasa dan menaruh minat yang besar pada
lagu-lagu tersebut.
Lagu-lagu orang dewasa tersebut mengandung lirik yang tidak sesuai untuk
anak-anak karena kurang mendidik. Terkadang video klip lagu tersebut juga tidak
pantas untuk dikonsumsi anak-anak. Lagu-lagu tersebut justru akan mengganggu
perkembangan mereka dari segi moral dan psikososial. Padahal, anak-anak sebagai
generasi penerus bangsa adalah aset emas yang harus dijaga kemurniannya.
Pengaruh buruk lagu-lagu dewasa kian hari kian mengkhawatirkan. Sering kita
lihat dalam kehidupan di masyarakat, banyak anak yang berperilaku tidak sesuai usia
mereka. Anak-anak mulai mengenal percintaan, kekerasan, pemberontakan, dan hal-hal
negatif lainnya (Santrock, 2002). Hal itu, mereka dapat dari lagu-lagu dewasa yang
memang liriknya kurang memuat unsur pendidikan yang tepat bagi anak.
Kontes pencarian bakat menyanyi untuk anak yang sering diadakan di beberapa
stasiun televisi, merupakan ajang yang baik untuk menggali potensi-potensi anak.
Namun, lagu-lagu yang biasa dibawakan oleh para kontestannya adalah lagu orang
dewasa. Ironisnya lagi, para juri yang notabene sudah senior di dunia musik, justru
melegalkannya. Para juri seharusnya ikut berperan dalam mendidik anak bangsa
dengan mengarahkan para kontestan untuk menyanyikan lagu-lagu anak yang sesuai
dengan usia mereka.
Fenomena konsumsi lagu dewasa pada anak yang mulai mengkhawatirkan ini
perlu mendapat perhatian yang serius. Melihat masalah tersebut, hendaknya pihak-pihak
terkait lebih peduli. Anak-anak harus dijaga agar tetap berkembang sesuai dengan usia
mereka. Di masyarakat telah dilakukan beberapa upaya untuk membatasi pengaruh
negatif lagu-lagu dewasa terhadap anak. Ada sebagian orang tua yang menaruh
perhatian terhadap perkembangan anak, tetapi banyak pula orang tua yang acuh.
Terdapat beberapa orang tua yang membatasi jam menonton televisi pada anaknya.
Pemerintah juga telah menayangkan iklan layanan masyarakat untuk membatasi jam
menonton televisi guna mengurangi pengaruh buruk televisi sekaligus upaya hemat
energi. Namun, program-program tersebut dirasa kurang efektif dan kurang membawa
dampak yang nyata. Anak-anak masih banyak menonton video klip lagu dewasa dari
televisi ataupun mendengar lagu-lagu tersebut dari radio-tape.
Mengingat kemampuan anak usia prasekolah cukup baik untuk menghafal lagulagu yang sering diputar, Pembelajaran Berbasis Lagu (Song Based Learning)
merupakan salah satu alternatif solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut
sekaligus sebagai media pembelajaran pada anak. Pembelajaran Berbasis Lagu (Song
Based Learning) adalah metode pembelajaran dengan menggunakan lagu sebagai media
ajar. Lagu yang diajarkan dapat bertemakan banyak hal dari berbagai disiplin ilmu.
Lirik-kirik lagu yang dinyanyikan disesuaikan dengan perkembangan anak. Agar anak
mudah menghafalnya, digunakan lagu-lagu dengan nada yang sudah familiar.
Sesuai dengan disiplin ilmu penulis, lagu yang diajarkan bertema kesehatan.
Anak usia prasekolah yang tergabung dalam kelompok PAUD diberi pelatihan seputar
kesehatan melalui lagu-lagu. Lagu-lagu yang dinyanyikan didesain dalam bentuk
karaoke dan tiap anak dapat membuat album rekaman pribadi seputar lagu-lagu yang
diajarkan.
Kancil (Karaoke Anak Kecil) merupakan nama program yang diterapkan dalam
mengajarkan pendidikan kesehatan pada anak melalui sarana lagu karaoke. Untuk
menambah semangat anak untuk menghafal lagu-lagu tersebut, diadakan lomba Kancil
(Karaoke Anak Kecil). Anak-anak usia prasekolah yang tergabung dalam kelompok
PAUD tersebut berkompetisi menyanyikan lagu-lagu yang telah diajarkan dengan gaya
mereka sendiri.
Anak-anak diberi informasi-informasi seputar kesehatan dengan cara bermain
dan bernyanyi. Melalui lagu bertemakan kesehatan pula, anak-anak mulai dikenalkan
dengan penyakit-penyakit ringan yang sering menyerang mereka. Hal ini dapat
bermanfaat sebagai upaya preventif terhadap serangan penyakit tersebut pada anak.
Selain itu, anak-anak usia prasekolah dikenalkan gaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, seperti kebiasaan mandi dua kali sehari, kebiasaan mencuci tangan sebelum
makan, dan kebiasaan sikat gigi.
Menurut Dinas Pendidikan Surabaya, jumlah anak usia 0-6 tahun mencapai
529.595 anak. Di antara angka itu, 15.842 anak bersekolah di jenjang PAUD
(Dispendik, 2008). Saat ini ada 16.750 lembaga PAUD di Jawa Timur yang dikelola
oleh masyarakat umum. Di antaranya, 58 TK Negeri Pembina di tingkat kecamatan dan
30 TK Negeri Pembina di tingkat kabupaten/kota (Jawa Pos, 2008).
Dari sejumlah 455 kelompok PAUD di Surabaya, Kecamatan Tambak Sari,
memiliki kelompok PAUD formal yang berjumlah 32 kelompok. PAUD formal ini
dikelola oleh TK Pembina, Raudlatul Adfal, dan kelompok belajar lainnya. Anak-anak
yang tergabung dalam kelompok PAUD ini memiliki rentang usia 2-5 tahun (PKK Kota
Surabaya, 2008).
Melalui program Kancil ini, yang terhitung baru bagi dunia anak-anak,
bernyanyi dan menghafal lagu karaoke yang disesuaikan diharapkan dapat menjadi
sarana mendidik bagi anak-anak. Selain itu, diharapkan mereka dapat paham, sadar,
peduli, dan tanggap akan kesehatan sejak dini melalui pembelajaran bermain dan
bernyanyi yang memang sesuai dengan dunia perkembangan anak.
C. Perumusan Masalah
Bagaimana Kancil (Karaoke Anak Kecil) dapat berperan sebagai media efektif
dalam upaya pengenalan gaya hidup sehat pada anak usia prasekolah yang tergabung
dalam kelompok PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Kecamatan Tambak Sari,
Surabaya?
D. Tujuan Program
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran Kancil (Karaoke Anak Kecil) sebagai Media Efektif
dalam upaya pengenalan gaya hidup sehat pada anak usia prasekolah yang tergabung
dalam kelompok PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Kecamatan Tambak Sari,
Surabaya.
2. Tujuan Khusus
1; Mengenalkan wawasan kesehatan sejak dini kepada anak-anak melalui lagu-lagu
anak yang disesuaikan.
2; Mengadakan lomba karaoke lagu anak yang telah diajarkan.
3; Mengajak anak-anak untuk menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan seharihari melalui monitoring orang tua dan fasilitator.
E. Luaran Yang Diharapkan
Dapat tercipta suatu ide kreatif yang dapat membantu mempermudah anak usia
prasekolah untuk belajar mengenai gaya hidup sehat melalui pembelajaran berbasis lagu
(song based learning).
F. Kegunaan Program
Program ini berguna untuk:
Bagi anak usia prasekolah:
1; Menghindarkan pengaruh negatif lagu-lagu yang kurang mendidik kepada anak.
2; Menanamkan kebiasaan gaya hidup sehat sejak dini pada anak dan
menerapkannya sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi mahasiswa:
1; Meningkatkan wawasan tentang masalah kesehatan di masyarakat.
2; Melatih mahasiswa dalam mengabdi pada masyarakat di bidang kesehatan.
Bagi program pendidikan:
1; Memberi inovasi baru tentang metode pembelajaran melalui Song Based
Learning.
2; Meningkatkan pendidikan dan kesehatan anak Indonesia.
G. Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Masyarakat sasaran dalam program ini adalah anak-anak usia prasekolah yang
tergabung dalam kelompok PAUD Kecamatan Tambak Sari, Surabaya. Kecamatan
Tambak Sari terletak di wilayah Surabaya Timur. Menurut data Surabaya dalam Angka
pada tahun 2004, kecamatan ini memiliki 5 kelurahan dengan jumlah penduduk 208.905
orang dan luas wilayah 8,99 km2. Sehingga kepadatan penduduk di Kecamatan Tambak
Sari mencapai 23.237 orang per km2. Kecamatan Tambak Sari merupakan kecamatan
dengan jumlah penduduk terbanyak ke-2 di Surabaya (Masjkuri, 2007).
Menurut data BPS pada tahun 2001, Kecamatan Tambak Sari memiliki jumlah
penduduk yang tergolong miskin 991 orang dari total 188.886 orang pada tahun 2001.
Itu berarti hanya terdapat 0, 524 % penduduk miskin dari total seluruh pendududuk.
Kecamatan Tambak Sari tidak memliki lokasi pemukiman kumuh. Menurut definisi dari
LPM ITS pada tahun 2000, hunian
kumuh
tanah legal milik pemerintah atau bukan milik pemerintah yang kondisi fisiknya kurang
baik, di mana hunian ini sebagian besar berada di dekat pusat kegiatan kota (pasar,
pertokoan, industri). Kecamatan Tambak Sari termasuk dalam 12 kecamatan dari total
37 kecamatan yang tidak memiliki lokasi pemukiman kumuh di Surabaya (Masjkuri,
2007).
Kelompok PAUD formal yang terdapat di Kecamatan Tambak Sari, Surabaya
berjumlah 32 kelompok. PAUD formal ini dikelola oleh TK Pembina, Raudlatul Adfal,
dan kelompok belajar sejenis. Tiap kelompok PAUD memiliki perbedaan jumlah anak.
Ada yang terdiri dari 25 anak, 70 anak, bahkan 100 anak. Anak-anak yang tergabung
dalam kelompok PAUD ini memiliki rentang usia 2-5 tahun (PKK Kota Surabaya,
2008).
Evaluasi harian
Evaluasi mingguan
Evaluasi program
2. Desain Kegiatan
Program Kancil dilaksanakan dalam rangka pengabdian masyarakat, terutama
untuk anak usia prasekolah yang tergabung dalam kelompok PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) di Kecamatan Tambak Sari, Surabaya. Program ini merupakan pelatihan
terhadap anak usia prasekolah yang dilakukan dengan menggunakan metode
Pembelajaran Berbasis Lagu (Song Based Learning). Program Kancil (Karaoke Anak
Kecil) dilakukan selama empat bulan.
3. Populasi
Populasi yang dipakai dalam program Kancil (Karaoke Anak Kecil) ini adalah
anak-anak usia prasekolah, baik laki-laki maupun perempuan, yang tergabung dalam
kelompok PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Kecamatan Tambak Sari, Surabaya,
pada saat program dilaksanakan.
4. Sampel
Sampel yang digunakan dalam program Kancil (Karaoke Anak Kecil) ini adalah
anak-anak usia prasekolah yang tergabung dalam kelompok PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) di Kecamatan Tambak Sari, Surabaya dengan rentang usia 3-5 tahun yang
dipilih secara acak. Dari sekian kelompok PAUD yang ada, dipilih kelompok PAUD
yang beranggotakan sekitar dua puluh anak. Tahap pemilihan sampel adalah sebagai
berikut:
1;
2;
3;
: Kebersihan Diri
- pertemuan II
- pertemuan III
: Cinta Lingkungan
dinyatakan berhasil apabila anak-anak usia prasekolah dapat mengerti dan memahami
seputar gaya hidup sehat serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Bulan 4 : Penyusunan laporan kegiatan
Laporan kegiatan dibuat dengan memberikan hasil kegiatan, analisis hasil, dan
evaluasi kepada pihak-pihak yang terkait dan kepada DIKTI.
Jenis Kegiatan
Perizinan dan persiapan administrasi
a. Pendataan kelompok PAUD di Kecamatan
Tambak Sari, Surabaya, sesuai dengan
kriteria sampel yang telah ditentukan,
b. Persiapan administrasi, meliputi
penggandaan proposal,
c. Perizinan ditujukan kepada pihak-pihak
yang terkait dengan pelaksanaan program,
d. Pembuatan instrumen penunjang, meliputi
poster, spanduk, kaos Kancil, modul, dan
2.
3.
lembar evaluasi
Pembuatan lagu-lagu bertema kesehatan
Persiapan tim fasilitator
- Pembentukan tim fasilitator
4.
5.
6.
7.
pengobatan gratis
Penyusunan laporan sementara
Evaluasi keberhasilan pelaksanaan program
Penyusunan dan penyerahan laporan
Bulan
1
b. NIM
: 010710302
c. Fak/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
b. NIM
: 010710303
c. Fak/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
: Rahmat Hariyanto
b. NIM
: 010710161
c. Fak/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
: Jifaldi A.M.D.S.
b. NIM
: 010516553
c. Fak/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
b. NIM
: 010416346
c. Fak/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Airlangga
: 140251644.
: Dosen FK UNAIR
4. Jabatan Struktural
:-
: Universitas Airlangga
7. Bidang Keahlian
Nama Barang
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah
(Rp)
20 buah
2.500
50.000
20 buah
2.000
40.000
20 buah
500
10.000
- Warna hitam
1 buah
25.000
25.000
3 buah
25.000
75.000
2 rim
43.000
86.000
5 lembar
2.000
10.000
60 buku
1.000
60.000
Kertas A4 80 gram
Kertas manila
Penjilidan modul
CD case
60 keping
5.000
1 pak
300.000
8.000
60 buah
1.000
60.000
15 buah
500
7.500
15 buah
1.000
15.000
15 lembar
2.000
30.000
60 eksemplar
1.000
60.000
80.000
Bidang Perlengkapan
Nama Barang
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah
(Rp)
1 kali
50.000
50.000
(5x3) = 15 buah
5.000
75.000
60 buah
20.000
1.200.000
4 kali
60.000
240.000
3 buah
30.000
90.000
2 pak
75.000
150.000
Peminjaman handycam
CD blank
Hadiah Juara 1 lomba Kancil
150.000
125.000
100.000
Piala
3 buah
50.000
150.000
3 buah
50.000
150.000
1 kali
50.000
50.000
Nama Barang
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah
(Rp)
5.000
350.000
Kancil
2 buah
100.000
200.000
100 buah
1.000
100.000
3 buah
8.000
24.000
4 pak
10.000
40.000
Nama Barang
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah
(Rp)
(60x5)=300 kotak
1.500
450.000
(60x2)=120 kotak
2.000
240.000
12 dos
13.000
156.000
60 kotak
4.000
240.000
20 kotak
4.000
80.000
3 kotak
5.000
15.000
3 dos
13.000
39.000
3 botol
1.500
4.500
Bidang Transportasi
Nama Barang
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah
(Rp)
45 liter
6.000
270.000
5.650.000
M. Daftar Pustaka
Author, Nazhori. 2007. PAUD berbasis Learning by Doing. [Disitasi pada tanggal 20
September 2008 pukul 06.34]. Diambil dari: http://www.family-writing.com/?
p=31.
Dispendik. 2008. 422.329 Anak Usia Dini Belum Bersekolah Genjot Sosialisasi,
Dispendik Gandeng RT-RW. [Disitasi pada tanggal 20 September 2008 pukul
05.56].
Diambil
dari:
http://www.dispendik.surabaya.go.id/disdiksite/index.php?
det=1&kd=news&id=110.
Jawa Pos. 2008. Dinas P dan K Fokus Garap PAUD. [Disitasi pada tanggal 20
September
2008
pukul
05.56].
Diambil
dari:
http://www.jawapos.co.id/metropolis/index.php?act=detail&nid=24447.
Kosasih. 2008. Dilema Tumbuh Kembang PAUD di Indonesia. [Disitasi pada tanggal 20
September
2008
pukul
06.27].
Diambil
dari:
http://www.jugaguru.com/column/21/tahun/2008/bulan/09/tanggal/04/id/791/.
Masjkuri, Siti Umajah. 2007. Perbaikan Kampung Komprehensif dan Dampaknya
terhadap Kesejahteraan Sosial serta Kemandirian Masyarakat Miskin
Kampung Kumuh di Kota Surabaya. [disitasi pada tanggal 15 September
2008 pukul 20.00]. Diambil dari: http://www.damandiri.or.id/cetakartikel.php?
id=606
Santrock, J.W. 2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta :
Erlangga.
Sismanto. 2007. Program Pendidikan Anak Usia Dini. [Disitasi pada tanggal 20
September
2008
pukul
05.07].
Diambil
dari:
http://mkpd.wordpress.com/2007/07/17/program-pendidikan-anak-usia-dini/.
Wikimedia. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini. [Disitasi pada tanggal 20 September
2008
pukul
05.00].
Diambil
dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_anak_usia_dini.
N. Lampiran
Lampiran 1. Lembar Evaluasi Materi Bagi Orang Tua
Lembar Observasi Perilaku Gaya Hidup Sehat Anak
Pencapaian Materi
Bulan .
1
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Rajin olahraga
Olahraga 1x seminggu
Cinta lingkungan
Membuang sampah pada
tempatnya
Membantu ibu menyapu
lantai
Membantu ibu menyiram
tanaman
Tabel yang tersedia diisi dengan tanda centang () untuk setiap kegiatan yang dilakukan anak di rumah.
Monitoring perilaku gaya hidup sehat anak dilakukan selama tiga bulan sejak kegiatan dimulai
24
25
26
27
28
29
30
31
Lampiran 2.
Form Evaluasi Program Untuk Orang Tua
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
EVALUASI KEGIATAN
Apakah menurut Anda kegiatan ini
bermanfaat bagi anak dalam
membentuk perilaku gaya hidup
sehat?
Apakah anak-anak memutar album
rekaman di rumah
Apakah anak-anak mendengarkan
lagu-lagu pada album rekaman lebih
dari 3 kali dalam seminggu?
Apakah anak-anak menyanyikan lagu
rekaman mereka dengan keras di
rumah lebih dari 5 x seminggu?
Apakah anak-anak menempelkan
poster kesehatan di dinding rumah?
Apakah anak-anak menceritakan
kegiatan ini kepada Anda sebagai
orang tua?
Apakah anak-anak merasa senang
mengikuti kegiatan Kancil tiap
minggu (sampai 5 kali pertemuan)?
Apakah anak-anak membuka modul
yang diberikan dan membacanya di
rumah?
Apakah anak-anak menceritakan
materi yang disampaikan kepada
anggota keluarga lainnya (misal:
kakak, ayah, ibu, kakek, nenek)?
Apakah anak-anak menerapkan
materi yang disampaikan di rumah?
Apakah kegiatan ini perlu dilanjutkan
untuk membentuk gaya hidup sehat
pada anak?
Usulan kegiatan dalam
menindaklanjuti program Kancil
KRITIK terhadap keseluruhan
program Kancil
SARAN terhadap keseluruhan
program Kancil
KESAN terhadap keseluruhan
program Kancil
YA
TIDAK
Lampiran 3.
Form Evaluasi Bagi Fasilitator
Kelompok PAUD
Fasilitator (nama/ peran):
1; ../ .
2; ../ .
3; ../ .
4; ../ .
5; ../ .
Pertemuan ke:
KEAKTIfAN
NO
NAMA
MENERIMA
MATERI
BERMAIN
BERNYANYI
KEMAMPUAN
TOTAL NILAI
MENGHAFAL
KEAKTIFAN
LAGU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Catatan oleh fasilitator:
Keterangan:
1; Form evaluasi diisi oleh koordinator fasilitator pada saat kegiatan dilakukan
2; Rentang angka keaktivan menggunakan skala 1-10. Nilai maksimal keaktivan anak
dalam setiap pertemuan adalah 40. Nilai total sampai pertemuan kelima adalah 200.
3; Pada akhir kegiatan diberikan nilai keaktivan anak yang akan disampaikan kepada
orang tua dengan rincian:
151-200 :
121-150 :
s.d. 120 :
Lampiran 4
Kisi-Kisi Materi Modul Gaya Hidup Sehat Anak
A. Kebersihan diri :
Meliputi kegiatan cuci tangan, mandi dan sikat gigi yang benar, membersihkan
ruang tidur, kebersihan kuku, membersihkan BAB dan BAK, dan memakai pakaian
bersih.
1. Cuci tangan:
Kegiatan memberikan pengetahuan dan melatih anak untuk menggunakan sabun
pencuci tangan atau larutan pembersih tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas.
Serta memberikan pembelajaran tentang waktu untuk mencuci tangan, antara lain
sebagai berikut:
2. Mandi :
Kegiatan memberikan pengetahuan dan melatih anak untuk mandi dimulai
dengan menerangkan jenis peralatan mandi seperti handuk, sabun dan sampo.
Kemudian memberikan informasi mengenai waktu yang dianjurkan untuk mandi yaitu
pagi hari setelah bangun tidur dan sore hari setelah aktivitas disiang hari. Serta
bagaimana cara mandi yang benar.
3. Sikat gigi :
Kegiatan memberikan pengetahuan dan melatih anak untuk sikat gigi meliputi
persiapan alat-alat sikat gigi dan cara menyikat gigi yang benar. Adapun cara menyikat
gigi yang benar adalah sebagai berikut:
Gerakan sikat dari arah gusi kebawah untuk gigi Rahang Atas (seperti
mencungkil)
Gerakan sikat dari arah gusi ke atas untuk gigi rahang bawah
Sikat seluruh permukaan yang menghadap bibir dan pipi serta permukaan dalam
dan luar gigi dengan cara tersebut.
B. Makanan Bergizi :
Memberikan informasi dan pembelajaran tentang Komposisi Bahan Makanan
bergizi kepada anak yang diperlukan tubuh, meliputi :
Protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, mengganti atau memperbaiki selsel yang aus atau rusak, serta mendukung ketahanannya.
Lemak sebagai sumber tenaga dan penghangat tubuh. Lemak juga berfungsi
sebagai pelindung organ-organ penting seperti paru-paru, jantung dan hati.
Mineral seperti kalsium, ferum, yodium, mangan, khlor, fosfor dan jenis-jenis
mineral lainnya. Mineral-mineral ini membuat tubuh kuat, kokoh, menolong
pembekuan darah, pembuatan hemoglobin dan mengatur metabolisme tubuh.
C. Ayo Berolahraga:
Kemampuan anak untuk melakukan gerakan terstruktur atau terlibat dalam
aktivitas kompetisi berbeda menurut tingkatan umur. Sehingga dalam pemberian materi
maupun kegiatan beraktivitas secara langsung harus dibedakan. Adapun gerakan yang
dapat dilakukan oleh seorang anak sesuai periode sebagai berikut :
D. Cinta lingkungan :
Kegiatan untuk memberikan motivasi kepada anak untuk senantiasa menjaga
kebersihan lingkungan di di dalam rumah maupun sekitar rumah. Kebersihan di dalam
rumah dapat dilakukan dengan melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan
mengepel lantai, mencuci peralatan makan, membersihkan kamar mandi dan toilet, serta
membuang sampah pada tempatnya. Sedangkan kebersihan di sekitar rumah dimulai
dari menjaga kebersihan halaman dan selokan, dan membersihkan jalan di depan rumah
dari sampah.
Informasi tentang kebersihan dan keadaan lingkungan yang lebih besar seperti
keadaan alam di Indonesia dan dunia, masalah kesehatan yang terkait lingkungan serta
global warming juga diberikan sebagai sumber informasi awal untuk menumbuhkan
sikap cinta lingkungan. Anak dimotivasi untuk melakukan kegiatan hemat energy
seperti menggunakan listrik dan air seperlunya, menghabiskan makanan yang
dihidangkan, dan pengurangan pemakaian plastik.