Anda di halaman 1dari 15

PEMELIHARAAN

PEGAWAI
Anggota Kelompok:

Pengertian
The maintenance function of personnel is
concerned primarily with preserving the
physical, mental, and emotional condition of
employees. Karyawan adalah asset (kekayaan)
utama setiap perusahaan, yang selalu ikut aktif
berperan dan paling menentukan tercapai
tidaknya tujuan perusahaan.
Oleh karena itu, keamanan dan keselamatannya
perlu mendapat pemeliharaan sebaik-baiknya
dari pimpinan perusahaan

Tujuan
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi
karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over
karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan
karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang
harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

Asas Asas
1. Asas Manfaat dan Efesiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efisien dan memberi manfaat yang
optimal bagi perusahaan dan karyawan agar dapat meningkatkan prestasi
kerja, keamanan, kesehatan, dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan.
2. Asas Kebutuhan dan Kepuasan
Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menjadi dasar program
pemeliharaan karyawan. Asas ini penting supaya mereka mau bekerja secara
efektif dan efesien.
3. Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan akan menciptakan ketenangan dan konsentrasi
karyawan terhadap tugas-tugasnya, sehingga disiplin, kerjasama, dan
semangat kerjanya meningkat.
4. Asas Peraturan Legal
Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang, Keppres,
dan keputusan mentri wajib dijadikan pedoman pemeliharaan karyawan, hal
ini menjadi penting untuk menghindari konflik dari intervensi serikat buruh
dan pemerintah.
5. Asas Kemampuan Perusahaan
Perusahaan tentunya memiliki kemampuan dan batasan finansial dan non
finansial yang berbeda beda. Jangan sampai pelaksanaan pemeliharaan
karyawan malah mengakibatkan hancurnya perusahaan (bangkrut)

Program Kesejahteraan
Pegawai
Kegiatan pelayanan bagi pegawai diantaranya
dapat berupa :
1. Program rekreasi, dapat dibagi 2, yaitu :
a)Kegiatan olahraga
b) Kegiatan sosial
2. Kefataria (kantin)
3. Perumahan
4. Beasiswa pendidikan
5. Konsultasi untuk memecahkan masalah
6.Aneka ragam pelayanan lain

Manajemen Keselamatan Dan


Kesehatan Kerja (K3) Dan
Keamanan

Tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan


kerja adalah :
1.Sebagai alat mencapai derajat kesehatan tenaga kerja
setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai
negeri, atau pekerja bebas.
2.Sebagai upaya mencegah kecelakaan dalam bekerja,
memelihara dan meningkatkan kesehatan pekerja, serta
merawat efisiensi dan produktivitas tenaga manusia
3. Memberi perlindungan kepada masyarakat sekitar
perusahaan, agar terhindar dari bahaya pencemaran
bahan proses indrustrialisasi perusahaan, dan
perlindungan masyarakat luas dari bahaya.

Pedoman Penerapan Sistem


Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Dalam system penerapan system manajemen K3, perusahaan
(organisasi) wajib melaksanakan ketentuan sebagai berikut :
a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
menjamin komitmen terhadap penerapan system manajemen K3.
b.Merencanakan pemenuhan kebijakan tujuan dan sasaran
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.
c.Menerapkan kebijakan, keselamatan dan kesehatan kerja secara
efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme
pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan, tujuan, sasaran,
keselamatan dan kesehatan kerja.
d.Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan
dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan kebaikan dan
pencegahan.
e.Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan system
manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan
meningkatkan kinerja keselamtan dan kesehatan kerja.

Syarat Keselamatan
Kerja
Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja berisi syarat keselamatan kerja, sebagai berikut
:
a.Mencegah dan mengurangi kecelakaan
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
c.Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalam menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian yang berbahaya
e.Memberi pertolongan pada kecelakaan
f.Memberi alat perlindungan diri pada karyawan
g.Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau
menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar laut atau radiasi, suara dan
getaran.

Lanjutan...
h. Mencegah dan mengendalikan tinbulnya penyakit akibat kerja
baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan
i.Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
j.Menyelenggarakan suhu udara yang baik dan cukup
k. Memelihara kebersihan, kesehatan, ketertiban
l.Memperoleh keserasian antara proses kerja
m. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang
n. Mengamankan dan memperlancar segala jenis bangunan
o. Mengamankan dan menperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang.
p. Mencegah terkena aliran listrik.
q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamatan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya jadi bertambah tinggi.

Pelayanan Kesehatan
dan Keselamatan
Karyawan yang telah direkrut dari masyarakat dalam
keadaan baik, sehat, baik fisik maupun mentalnya, apabila
nanti terjadi pemutusan kerja baik karena pensiun atau
sebab yang lain juga wajib dalam keadaan yang sama,
kecuali umur yang tidak dapat dikendalikan.
Maka menjadi sangat penting apabila institusi atau
organisasi kerja memberikan pelayanan terhadap karyawan
dalam
bentuk
program
pelayanan
kesehatan
dan
keselamatan kerja. Pelayanan kesehatan dan keselamatan
kerja terbagi atas 2 hal :
1.Diterminan atau faktor-faktor keselamatan kesehatan
kerja
2.Skema pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja

1. Determinan Kesehatan &


Keselamatan Kerja
Determinan kesehatan dan keselamatan kerja yang antara lain mencakup
:
1. Beban kerja
Ada 2 jenis pekerjaan yakni pekerjaan yang lebih memerlukan
pemikiran dan pekerjaan yang lebih memerlukan kekuatan fisik.
Keduanya memiliki batasan-batasan sendiri. Seseorang tidak dapat
dituntut atau dipaksakan untuk melakukan pekerjaan melebihi beban
kerjanya.
2. Beban tambahan
Beban tambahan bagi tenaga kerja adalah lingkungan kerja yang tidak
kondusif. Lingkungan kerja yang tidak kondusif biasanya menghambat
& mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja sebagai beban
tambahan karyawan di suatu institusi antara lain faktor fisik, faktor
kimia, faktor biologi, faktor fisiologis, faktor sosio-fisiologis
3. Kemampuan kerja
Kemampuan kerja karyawan berbeda satu dengan yang lainnya,
meskipun diberikan pekerjaan yang sama. Perbedaan hasil pekerjaan
tersebut disebabkan perbedaan kemampuan yang dimiliki oleh

2. Skema pelayanan kesehatan


dan keselamatan kerja
Skema pelayanan kesehatan dan kecelakaan dikelompokan menjadi 2,
yakni program sebelumnya terjadi kasus gangguan kesehatan dan
kecelakaan kerja atau pencegahan (preventif) dan peningkatan
(promotif). Program kedua adalah pelayanan setelah terjadinya kasus
gangguan kesehatan atau kecelakaan kerja atau program kuratif dan
rehabilitasi.
1. Upaya-upaya preventif dan promotif antara lain dalam bentuk :
a) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Sebelum mengangkat karyawan perusahaan melakukan berbagai tes,
termasuk tes kesehatan. Bahkan saat melamar, calon kryawan wajib
melampirkan surat kesehatan. Bagi institusi memperoleh karyawan
yang sehat adalah penting, sebagai penjamin kekuatan fisik mampu
menjalankan tugas yang akan dibebankan.
b)Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi karyawan
Pemeriksaan kesehatan secara berkala misalnya 1 tahun sekali adalah
sangat penting, terutama bagi para karyawan yang bekerja di tempat
yang berisiko, misalnya di pabrik semen, garmen, textile, dan
pertambangan.

Lanjutan...
c)Tersedianya kantin di lingkungan tempat kerja
Keberadaan kantin dilingkungan kerja sangat penting manfaatnya, bagi
karyawan tersedianya kantin dilingkungan memudahkan karyawan
memperoleh makan pada waktu istirahat, menghemat waktu, dan
berkualitasnya makanan dilihat dari kelengkapan gizinya karena di
bawah pengawasan institusi. Sedangkan bagi perusahaan, dapat
mempertahankan produktivitas kerja karyawan, karena waktu
karyawan yang hilang untuk memperoleh makan siang atau makan
malam dapat dicegah.
d)Terpeliharanya lingkungan kerja yang sehat
Lingkungan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas
kerja. Lingkungan kerja yang tidak baik, lingkungan kerja yang tidak
kondusif merupakan beban tambahan bagi tenaga kerja. Banyak faktor
yang terlibat dalam lingkungan kerja, baik lingkungan sosio-fisiologis
yang harus dipelihara sehingga kondusif atau berpengaruh positif
terhadap kesehatan dan kecelakaan kerja karyawan antara lain:
Pencahayaan dan penerangan, Kebisingan, Penyejuk tempat kerja,
Bebas serangga, Bau-bauan , Peralatan kerja, Alat-alat pelindung diri,
Skema pelayanan kuratif dan rehabilitasi

2. Pelayanan kuratif yang perlu dilakukan antara lain :


a. Klinik. Klinik di lingkungan kerja penting bagi karyawan yang
mengalami gangguan kesehatan atau kecelakan kerja yang bersifat
minor. Gangguan kesehatan atau kecelakaan minor yang dialami oleh
karyawan kalau tidak segera dilakukan penanganan atau pertolongan
pertama bisa berakibat gangguan kesehatan yang besar sehingga
memerlukan perawatan di rumah sakit. Oleh sebab itu, perusahaan
besar wajib menyelenggarakan klinik atau poliklinik di lingkungan
tempat kerja. Bagi perusahaan yang kecil perlu ada unit PKK
(Pertolongan Pertama Kecelakaan ).
b. Psikiater/psikolog. Kelelahan fisik yang berulang ulang
mengakibatkan kelelahan mental. Kelelahan mental yang terus
menerus, ditambah dengan persoalan pribadi, keluarga, hubungan
dengan teman kerja dan sebagainya yang di alami oleh karyawan
dapat mengakibatkan depresi pada karyawan yang bersangkutan.
Apabila sudah terjadi maka petugas kesehatan, termasuk dokter umum
di tempat kerja tersebut tidak mampu menanganinya. Disiniliah peran
psikiater dibutuhkan

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai