Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
REVIEW JURNAL
A. Identitas Jurnal
Judul Jurnal
Penulis
Nama Jurnal
Edisi
B. Ringkasan Jurnal
HIV dan gizi sangat erat kaitannya. HIV dapat menyebabkan
kekurangan gizi, sementara pola makan yang buruk dapat mempercepat
perkembangan HIV-positif menuju AIDS. Kekurangan gizi ditandai dengan
penurunan berat badan, perubahan habitus tubuh (hilangnya massa tubuh tanpa
lemak) atau perubahan status fungsional (ketidakmampuan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari), penurunan asupan makanan, penurunan penyerapan
nutrisi dan peningkatan efisisensi penggunaan nutrisi untuk mengimbangi
peningkatan kebutuhan gizi. Kekurangan gizi pada pasien HIV-positiv dapat
menyebabkan gangguan pola makan, malabsorbsi, perubahan metabolisme dan
perubahan sistem imun yang mengarah pada peningkatan kerentanan infeksi,
meningkatkan perkembangan penyakit, menurunkan kualitas hidup dan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas HIV.
Zat gizi yang berperan dalam perkembangan HIV adalah zat gizi makro
dan zat gizi mikro. Kekurangan zat gizi (makro dan mikro) sejatinya dapat
mempercepat replikasi virus dan meningkatkan patogenisitas virus, sehingga
berpotensi untuk mempercepat perjalanan klinis infeksi HIV. Defisiensi
mikronutrien dan infeksi saling memberatkan, infeksi dapat memperparah
defisiensi mikronutrion, begitu juga sebaliknya defisiensi mikronutrien dapat
memperparah infeksi. Oleh karena itu, asupan makronutrien dan mikrontrien
perlu dijaga. Makronutrien tersebut diantaranya Vitamin A, C, B, D dan E yang
berfungsi untuk mendukung produksi sel darah putih, serta berbagai sitokin
dan modulator seluler imunitas, termasuk produksi antibodi. Sementara
cepat. Asupan zat besi pada laki-laki, lebih tinggi dari pada perempuan.
Rendahnya zat besi pada wanita mungkin terkait dengan kurangnya
pengetahuan, mengkonsumsi makanan yang memiliki nilai zat besi rendah, dan
banyaknya kebutuhan zat besi saat menstruasi. Zat besi sangat penting untuk
pembentukan dan fungsi sel darah merah, dan vitamin C dikenal untuk
membantu penyerapan zat besi.
Tingkat hemoglobin diketahui masih rendah untuk laki-laki dan
perempuan. Sementara kreatinin, SGPT dan MCV berada di cut off untuk
sebagian besar pasien wanita. Ketika hemoglobin rendah, jaringan mungkin
tidak menerima cukup oksigen, yang menyebabkan penyembuhan sulitnya
pengembuhan dan fungsi organ yang tidak efisien.
Malnutrisi pada pasien HIV-positif dapat menyebabkan beberapa hal,
termasuk penurunan asupan makanan, efek infeksi oportunistik dan inefisiensi
metabolik akibat aktivitas sitokin dan diare. Diare merupakan salah satu infeksi
utama di antara pasien HIV yang juga diakui sebagai komponen penting dari
morbiditas HIV. Diare sangat terkait dengan asupan gizi rendah terutama
kalsium yang berfungsi mengurangi beban diare pada infeksi HIV.
Secara keseseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa asupan
makronutrien utama dan mikronutrien akan membantu mempertahankan status
gizi dan mengurangi perkembangan virus pada pasien HIV. Oleh karena itu
asupan makanan yang cukup zat gizi, diet seimbang dan memadai sangat
disarankan, untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas hidup pasien
HIV-positif.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Orang yang terinfeksi HIV biasanya mengalami gejala yang
berpengaruh pada asupan nutrisi yang bisa mengakibatkan terjadinya
malnutrisi, diantaranya, anoreksia atau kehilangan nafsu makan, diare, demam,
mual dan muntah. Karena itu, ODHA mempunyai kebutuhan nutrisi tersendiri
dibandingkan orang sehat. Kebutuhan energi pada ODHA dihitung berdasarkan
ada atau tidak adanya gejala seperti demam, penurunan berat badan dan
wasting (penurunan massa otot tubuh, gangguan fungsi metabolisme dan
gangguan fungsi sistem imun dan penurunan berat badan). Seseorang dikatakan
mengalami wasting bila terjadi penurunan berat badan lebih dari 10% berat
badan normal disertai dengan lebih dari 30 hari diare, demam, dan gangguan
penyakit lainnya (Jafar, 2004). Karena seringnya terjadi malnutrisi pada orang
dengan HIV dan AIDS (ODHA), maka terapi diet memegang peran penting
dalam upaya penanggulangan malnutrisi tersebut.
B. Tujuan Diet
Tujuan diet HIV terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Secara umum, diet penyakit HIV/AIDS bertujuan untuk memberikan intervensi
gizi secara cepat dengan mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada
semua tahap dini penyakit infeksi HIV, mencapai dan mempertahankan berat
badan secara komposisi tubuh yang diharapkan, terutama jaringan otot (Lean
Body Mass), memenuhi kebutuhan energi dan semua zat gizi, serta mendorong
perilaku sehat dalam menerapkan diet, olahraga dan relaksasi.
Sementara tujuan khusus diet penyakit HIV/AIDS adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
C. Syarat Diet
Syarat-syarat diet HIV/AIDS adalah:
1.
2.
Protein tinggi, yaitu 1,1 1,5 g/kg BB untuk memelihara dan mengganti
jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada
kelainan ginjal dan hati.
3.
sedang (Medium
Chain
Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 kali (150%) Angka Kecukupan Gizi
yang di anjurkan (AKG), terutama vitamin A, B12, C, E, Folat, Kalsium,
Magnesium, Seng dan Selenium. Bila perlu dapat ditambahkan vitamin
berupa suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena dapat menekan
kekebalan tubuh.
5.
6.
7.
8.
Berat(g)
200
100
150
25
100
2207
73
103
251
190
6,4
1361
0,7
12
urt
40 sdm
20 sdm
3 btr
2 sdm
10 sdm
Komersial
Bahan
Berat(g)
urt
Makanan
Enteral energy &
Protein tinggi
500
100 sdm
Cairan
2000ml
8 gls
MakananLewat Pipa/Sonde
Buatan Sendiri
Komersial
2240
2100
95
90
83
61
284
306
280
320
6,3
42,5
1349
1800
1
4,1
66
540
1
2
3
6
Nilai Gizi
Makanan Saring Oral
Energi (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Besi (mg)
Vitamin A (RE)
Tiamin (mg)
Vitamin C (mg)
1900
72
83
223
1300
25,6
2940
0,8
176
50 g = 1 btr
200 g = 1 gls
10 g = 1 sdm
Pukul 20.00
Susu
Gula pasir
200 g = 1 gls
10 g = 1 sdm
Makanan Enteral
Komersial
2100
90
61
306
32500
42,5
1800
4,5
540
Siang / Malam
Beras
Daging
Tahu
Sayuran
Papaya
Margarine
Pukul 16.00
Maizena
Susu
Gula pasir
30 g = 1 gls bubur
50 g = 1 ptg sdg
25 g = bh bsr
50 g = gls
100 g = 1 ptg sdg
15 g = 1 sdm
15 g = 3 sdm
200 g = 1 gls
30 g = 3 sdm
berat(g)
350
100
100
100
25
200
150
25
40
200
Nilai Gizi
Energy (kkal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (g)
Besi (mg)
Vitamin A (RE)
Tiamin (mg)
Vitamin C (mg)
Makanan Biasa/Lunak
2503
90
65
387
673
27,9
29502
1,2
145
Makanan Sonde
2520
107
73
367
39000
50,9
2163
4,98
644
Makanan Biasa
Nasi
Telur dadar
Setup buncis + wortel susu
Bubur kacang hijau
Nasi
Ikan goring
Telur bumbu rujak
Sambal goreng tahu
Sayur asam
pepaya
Sirup
Nasi
Empal daging
Oseng-oseng tempe
Sup sayuran
Pisang