Penggusuran terhadap Pedagang Kaki Lima di pelataran Stasiun
UI oleh PT KAI menimbulkan berbagai dampak terhadap para
pedagang kaki lima itu sendiri, salah satunya yaitu dampak sosial.Penggusuran di stasiun UI pada medio 2013 silam pun berakhir ricuh serta isak tangis dari para pedagang tak bisa dibendung. Memang sudah menjadi dilema bagi PT KAI yang ingin membuat stasiun menjadi tempat yang nyaman dan indah namun distu sisi keberadaan PKL juga menyumbangkan pendapatan bagi kas PT KAI. Oleh karena itu diperlukan pemahaman untuk lebih mengutamakan kompromi dengan para pedagang. Karena sejatinya para pedagang itu pun tidak menolak jika stasiun menjadi tempat yang lebih nyaman dan aman. Maka dari itu jika ditinjau dari aspek kajian sosiologis terdapat sebuah teori yaitu teori Utilitarianisme dari John Suart Mill yang menerangkan bahwa seharusnya berbagai keputusan harus memaksimalkan kebermanfaatan dan meminimalkan penderitaan. Maksudnya adalah kebijakan dari PT KAI haruslah menguntungkan semua pihak tidak hanya satu pihak saja. Kebijakan PT KAI akan menjadi Utilitarian jika penggusuran itu dengan jalan damai dan dapat memberikan dampak positif bagi semua pihak yaitu PT KAI dapat memperindah stasiun dan para pedagang mendapatkan penataan yang lebih baik dengan direlokasi ke tempat yang lebih layak. Jika semua pihak merasa diuntungkan termasuk pedagang maka penggusuran pun bisa dilakukan secara damai dan para pedagang bersedia menuruti kebijakan PT KAI dan mahasiswa pun dapat setuju dengan kebijakan tersebut. Selain dengan penggusuran yang tidak memerhatikan nasib pedagang justru malah akan menambah masalah sosial yang lainnya. Seperti meningkatnya pengangguran, kemiskinan dan kesenjangan sosial yang makin buruk. Serta kekerasan yang dugunakan oleh PT KAI dapat membuat dampak traumatis terhadap pedagang dan memperburuk citra dan menimbulkan ke-antipati-an terhadap PT KAI.
Dan tidak menutup kemungkinan peningkatan pengangguran
juga perlu dicermati oleh PT KAI sebagai salah satu pintu gerbang masuknya tindak pidana. Orang yang menganggur juga perlu makan dan banyak kebutuhan lainnya. Sementara uang tidak punya. Ini tentunya bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya perbuatan tindak pidana. Misalnya pencurian dan penjambretan di wilayah stasiun. PT KAI mesti mengkaji secara mendalam dampak-dampak sosial yang bisa timbul akibat penggusuran menyeluruh yang dilakukannya. Semestinya kebijakan penggusuran mesti diiringi dengan solusi terhadap penggusuran itu. Jangan sampai PKL tidak bisa mencari penghidupan lagi akibat penggusuran tersebut. Solusi alternatif juga dapat dilakukan terhadap PKL yang lebih memudahkan mereka mencari nafkah bukan malah setelah penggusuran mereka kesulitan.