Anda di halaman 1dari 18

Pokok Bahasan : ASI Eksklusif

Sasaran

: Pasien yang menjalani rawat inap di Ruang Nifas (Teratai)


RSD Dr. Haryoto Lumajang

Target

: Pasien Post Partum yang menjalani rawat inap di Ruang Nifas


(Teratai) RSD Dr. Haryoto Lumajang

Waktu

: 45 menit

Hari/Tanggal

Tempat

: Ruang Nifas (Teratai) RSD Dr. Haryoto Lumajang

A. LATAR BELAKANG
ASI adalah makanan ideal bagi bayi, menyediakan nutrisi yang mereka
butuhkan untuk perkembangan yang sehat dan memberikan antibodi terhadap
penyakit anak yang umum seperti diare dan pneumonia - dua penyebab utama
kematian anak di negara ini. ASI eksklusif adalah intervensi yang paling
efektif untuk mencegah kematian anak (UNICEF Indonesia, 2012). Adanya
faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi
baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari
penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan
akut bagian bawah. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih
banyak dari susu matang (matur). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI
antara lain akan melindungi bayi dari penyakit diare dan menurunkan
kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk, pilek, dan penyakit
alergi (Kemenkes, 2014).
UNICEF dan WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai
bayi berumur enam bulan. Setelah itu anak harus diberi makanan padat dan
semi padat sebagai makanan tambahan selain ASI. ASI eksklusif dianjurkan
pada beberapa bulan pertama kehidupan karena ASI tidak terkontaminasi dan
mengandung banyak gizi yang diperlukan anak pada umur tersebut.
Pengenalan dini makanan yang rendah energi dan gizi atau yang disiapkan
dalam kondisi tidak higienis dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi

dan terinfeksi organisme asing, sehingga mempunyai daya tahan tubuh yang
rendah terhadap penyakit di antara anak-anak (Kemenkes, 2014).
Pada tahun 2012 telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian
Air Susu Ibu Eksklusif (PP Nomor 33 Tahun 2012). Dalam PP tersebut diatur
tugas dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam
pengembangan program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan
daerah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta melakukan pengawasan
terkait program pemberian ASI eksklusif. Menindaklanjuti PP tersebut, telah
diterbitkan Permenkes Nomor 15 Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013
tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menusui dan/atau Memerah
ASI dan Permenkes Nomor 39 Tahun 2013 tanggal 17 Mei 2013 tentang Susu
Formula Bayi dan Produk Lainnya. Berdasarkan hasil analisis Laporan Rutin
Direktorat Jenderal Bina Gizi-KIA Kementerian Kesehatan menunjukkan
bahwa secara nasional, ASI eksklusif sebesar 54,3% dari jumlah total bayi
usia 0-6 bulan, atau sebesar 1.348.532 bayi atau bayi 0-6 bulan yang tidak
ASI eksklusif sebanyak 1.134.952 bayi (Kemenkes, 2014).
Menurut Survei Demografi Kesehatan tahun 2012 tingkat pemberian ASI
eksklusif telah menurun selama dekade terakhir. Hanya sepertiga penduduk
Indonesia secara eksklusif menyusui anak-anak mereka pada enam bulan
pertama. Ada banyak hambatan untuk menyusui di Indonesia, termasuk
anggota keluarga yang tidak mendukung. Beberapa ibu juga takut menyusui
akan menyakitkan dan tidak praktis, tapi salah satu kendala terbesar adalah
kesalahpahaman dari istilah 'eksklusif'. Banyak perempuan dan anggota
keluarga yang tidak menyadari manfaat ASI eksklusif. Perempuan masih
harus memilah-milah mitos, informasi, dan pesan tentang menyusui. Menurut
Sri Sukotjo, Spesialis Gizi UNICEF, mitos bahwa bayi yang diberi ASI
membutuhkan air selain ASI tersebar luas di negeri ini. Banyak keluarga juga
percaya susu formula dapat meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan
kesehatan (UNICEF Indonesia, 2012).
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)/ Standart Kompetensi

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang ASI Eksklusif saat masa nifas


selama 45 menit, diharapkan pasien memahami dan mampu memberikan ASI
Eksklusif dengan efektif.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)/ Kompetensi Dasar
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang ASI Eksklusif, diharapkan peserta
penyuluhan dapat :
1.

Menjelaskan pengertian ASI eksklusif

2.

Menjelaskan komposisi ASI Eksklusif

3.

Menjelaskan manfaat pemberian ASI Eksklusif

4.

Menjelaskan dampak tidak diberikan ASI Eksklusif

5.

Mendemonstrasikan cara memerah ASI Eksklusif

6.

Mendemonstrasikan posisi atau teknik menyusui

D. GARIS BESAR MATERI


ASI Eksklusif dengan sub pokok bahasan:
1.

Pengertian ASI eksklusif

2.

Komposisi ASI Eksklusif

3.

Manfaat pemberian ASI Eksklusif

4.

Dampak tidak diberikan ASI Eksklusif

5.

Cara memerah ASI Eksklusif

6.

Posisi atau teknik menyusui

E. METODE
1. Ceramah dan tanya jawab
2. Demonstrasi cara memerah ASI Eksklusif dan posisi atau teknik
menyusui
3. Membagikan leaflet

F. MEDIA

Leaflet
G. PENGORGANISASIAN
1. Penanggung jawab

: Dian Tri Lestari H.,S. Kep

2. Penyaji

: Robiatul Adawiyah,S. Kep

3. Moderator

: Fadli,S. Kep

4. Demonstrator

: Alivia Maulida P.T,S. Kep

5. Fasilitator & dokumentator

: Iman Firmansyah,S. Kep

6. PROSES KEGIATAN
No
1.
2.
3.
3.

4.

5.

Aktivitas Penyuluh
Memberikan salam, memperkenalkan diri,
dan membuka penyuluhan.
Menjelaskan
maksud
dan
tujuan
penyuluhan.
Menanyakan apakah ada yang sudah
mengetahui tentang ASI Eksklusif
Menjelaskan :
a) Pengertian ASI Eksklusif
b) Komposisi ASI Eksklusif
c) Manfaat pemberian ASI Eksklusif
d) Dampak
tidak
diberikan
ASI
Eksklusif
a) Mendemonstrasikan cara memerah
ASI Eksklusif
b) Mendemonstrasikan posisi atau teknik
menyusui
c) Membimbing
peserta
untuk
redemonstrasi cara memerah ASI
Eksklusif dan posisi atau teknik
menyusui
a) Evaluasi pemahaman pasien terhadap
materi yang disampaikan.
b) Memberikan leaflet.
c) Menutup pertemuan dan memberikan
salam.

7. EVALUASI

Aktivitas Peserta
Membalas salam

Waktu
5 menit

Mendengarkan
Menjawab dan
menyampaikan
pendapatnya
Mendengarkan dan
bertanya

Memperhatikan

20 menit

15 menit

Memperhatikan
Mendemonstrasikan cara
memerah ASI Eksklusif
Bertanya
Menerima leaflet
Memperhatikan dan
membalas salam

5 menit

1. Evaluasi persiapan
Persiapan tempat, persiapan media dan persiapan peserta.
2. Evaluasi Proses
Saat peserta menerima materi penyuluhan dari penyuluh (observasi).
3. Evaluasi Hasil
Evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka, antara lain:
a) Apa pengertian cara memerah ASI Eksklusif?
b) Apa komposisi dari ASI Eksklusif?
c) Apa manfaat dari pemberian ASI Eksklusif?
d) Apa dampak jika tidak diberikan ASI Eksklusif?
e) Bagaimana cara memerah ASI Eksklusif?
f) Bagaimana posisi atau teknik menyusui bayi yang benar?
8. DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Bobak, Lowdermilk, Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta : EGC
Iang. 2011. Anatomi Fisiologi Payudara, dan Proses Laktasi.
Http://Sweetysmiler. Wordpress . Com / 2011 / 03 / 15 / Anatomi Fisiologi-Payudara-Dan-Proses-Laktasi/Anatomi Fisiologi Payudara,
Dan Proses Laktasi. [serial online] diakses tanggal 6 Januari 2015.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Situasi dan Analisis ASI
Eksklusif.
http://www.depkes.go.id/article/view/14010200010/downloadpusdatin-infodatin-infodatin-asi.html. [13 Januari 2015].
Mustofa, Ahmad dan Prabandari, Hayu. 2010. Pemberian ASI Eksklusif dan
Problematikan Ibu Menyusui. Jurnal Studi Gender & Anak Vol. 5 No.
2. www.ejournal.stainpurwokerto.ac.id Home Vol 5, No 2 (2010)
Mustofa. [08 Januari 2015].
Purwanti, Hubertin Sri. 2004. Buku Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta:
EGC.
Roesli, Utami. 2009. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Pustakan Bunda,
Grup Puspa Swara.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : ANDI.
UNICEF Indonesia. 2012. ASI Eksklusif, Artinya ASI Tanpa Tambahan
Apapun. http://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.html. [13
Januari 2015].
Lampiran Materi ASI Eksklusif

ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam
organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan merupakan makan
terbaik untuk bayi (Bahiyatun, 2009). ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air
susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak
diberi makan lain, walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.
Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan
ASI sampai bayi berumur dua tahun (Purwanti, 2004). Menurut Roesli (2000
dalam Mustofa & Prabandari, 2010), ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian
ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu minimal 4 bulan dan
akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi
berusia 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, dan
pemberian ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun (Roesli, 2001 dalam Mustofa
& Prabandari, 2010).
2. Komposisi
a. Air susu ibu dalam stadium laktasi dibedakan menjadi:
1) Kolostrum
a) Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-3.
b) Merupakan cairan viskus kental dengan warna kekuningkuningan dan lebih kuning daripada susu yang mature.
c) Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak
dibanding ASI mature.
d) Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibanding dengan
ASI mature.

e) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium


dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan mekonium dari
usus bayi bagi makanan yang akan datang.
f) Mineral (terutama natrium, kalium, dan klorida) lebih tinggi
daripada susu matur.
g) Vitamin yang larut dalam lemak lebih tinggi daripada ASI yang
mature, sedangkan vitamin yang larut dalam air dapat lebih tinggi
atau lebih rendah.
h) Volume kolostrum sangat sedikit, yaitu 150-300 ml setiap 24 jam.
2) Air susu masa peralihan
a) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI yang
matur.
b) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi.
c) Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak serta volume juga semakin meningkat.
3) Air susu mature
a) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan.
b) Merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang berasal dari
Ca-kasein, riboflafin, dan karoten yang terdapat di dalamnya.
c) Tidak menggumpal jika dipanaskan.
d) Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yang bersifat
bakteriostatik

kuat

terhadap

Escherichia

coli

dan

juga

menghambat pertumbuhan Candida albicans.


e) Lactobacillus

bifidus

merupakan

koloni

kuman

yang

memetabolisasi laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan


rendahnya pH sehingga pertumbuhan patogen dapat dihambat.
f) Imunoglobulin memberi mekanisme pertahanan yang efektif
terhadap bakteri dan virus (terutama IgA) dan bila bergabung
dengan komplemen dan lisozim merupakan suatu antibakterial
nonsepsifik yang mengatur pertumbuhan flora usus.

b. Komposisi ASI berdasarkan kandungan zat gizi


1) Lemak
a) Lemak ASI akan mudah dicerna dan diserap oleh bayi, karena ASI
juga mengandung enzim lipase yang mencerna lemak.
b) Lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega6, DHA, arachidonic acid) suatu asam lemak esensial yang
merupakan

komponen

penting

untuk

myelinisasi,

yaitu

pembentukan selaput isolasi yang mengelilingi serabut saraf yang


akan membantu rangsangan menjalar lebih cepat.
c) Komponen lemak yang penting lainnya adalah kolesterol.
d) Pada pertumbuhan otak yang cepat maka di perlukan kolesterol
yang tinggi.
e) Kolesterol juga berfungsi meningkatkan pertumbuhan otak bayi.
f) Komposisi kolesterol dalam ASI tergolong tinggi, sedangkan pada
susu sapi hanya sedikit.
2) Karbohidrat
a) ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi daripada susu sapi (6,57 gram%)
b) Karohidrat utama ASI adalah laktosa.
c) ASI mengandung laktosa 20-30% lebih banyak daripada susu
sapi.
d) Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak, meningkatkan
penyerapan kalsium (yang penting untuk pertumbuhan tulang),
meningkatkan pertumbuhan bakteri usus baik, memberikan
suasana asam di dalam usus bayi, menghambat pertumbuhan
bakteri yang berbahaya.
3) Protein
a) Protein adalah bahan utama untuk proses pertumbuhan.
b) ASI mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi.
c) Kadar metiolin dalam ASI lebih rendah daripada susu sapi, tetapi
kadar sistin lebih tinggi.

4) Mineral
a) ASI mengandung mineral lengkap.
b) Total mineral dalam masa laktasi konstan
c) Fe dan Ca paling stabil, tidak dipengaruhi diet ibu
d) Garam organik yang terdapat dalam ASI, terutama kalsium,
kalium, serta natrium dari asam klorida dan fosfat.
5) Air
Kira-kira 88% ASI terdiri dari air yang berguna untuk melarutkan zatzat yang terdapat di dalamnya yang sekaligus juga dapat meredakan
rangsangan haus bayi.
6) Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI yang lengkap dan cukup, yaitu vitamin
A, D, dan C (Bahiyatun, 2009).

3. Manfaat
a. ASI sebagai makanan yang bergizi bagi bayi
1) ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas
maupun kuantitasnya.
2) Kolostrum atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk
mencegah infeksi dan membuat bayi lebih kuat.
3) ASI mengandung campuran yang tepat dari berbagai bahan makanan
yang baik untuk bayi.
4) ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja tanpa makanan tambahan lain
merupakan cara terbaik pemberian makan bayi dalam 4-6 bulan
pertama kehidupannya.
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
1) Bayi dapat membuat zat kekebalan tubuh sehingga mencapai kadar
protektif, yaitu saat usia 9 sampai 12 bulan.

2) ASI dapat menigkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir, karena
mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi dan alergi.
3) Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak
daripada susu mature.
4) Hasil penelitian di Brazil, bayi yang tidak diberi ASI mempunyai
kemungkinan meninggal karena diare 14,2 kali lebih besar daripada
bayi ASI eksklusif.
5) Bayi ASI eksklusif akan lebih sehat dan jarang akit dibandingkan
dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusi. Penelitian yang
dilakukan oleh Arifeen et al (2001), menunjukkan bahwa bayi yang
diberi ASI tidak eksklusif mempunyai risiko 2.4 kali mengalami
kematian apabila menderita ISPA dan 3.9 kali saat menderita diare.
c. ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan
1) Periode awal kehamilan sampai dengan bayi berusia 12-18 bulan
merupakan periode pertumbuhan otak yang cepat.
2) ASI eksklusif dapat menjamin tercapainya pengembangan potensi
kecerdasan anak secara optimal Zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan otak bayi.
d. ASI eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan
anak.

4. Dampak tidak diberikan ASI Eksklusif


a. Bayi rentan akan penyakit contohnya penyakit diare dan ISPA
b. Bayi lemas, tidak banyak gerak
c. Pertumbuhan dan perkembangan bayi terganggu

5. Cara Memerah ASI Eksklusif

a. ASI Perah
1) ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara
untuk kemudian disimpan dan nantinya akan diberikan untuk bayi.
2) Cara memerah ASI dengan tangan/jari adalah:
a) Cara yang pertama ibu dianjurkan untuk mengambil sebuah
mangkuk atau gelas yang bersih dan diisi dengan air mendidih
kedalamnya, lalu biarkan tertutup selama beberapa menit,setelah
itu ditiriskan.
b) Mencuci tangan ibu dengan air dan sabun.
c) Ibu dianjurkan untuk duduk dan berdiri di tempat yang terang dan
nyaman dan dekatkan mangkok ke payudara ibu.
d) Letakkan ibu jari di tepi atas areola pada posisi pukul 12.
e) Letakkan jari telunjuk di tepi bawah areola pada posisi pukul 6.
Ketiga jari lain menyangga payudara.
f) Dengan kedua jari, tekan jaringan payudara ke dalam ke arah
dinding rongga dada tanpa ibu jari dan jari telunjuk berubah posisi.
g) Lanjutkan dengan gerakan ke depan memijat jaringan di bawah
areola sehingga memerah ASI dalam saluran ASI. Lakukan gerakan
ini beberapa kali sampai pancaran ASI yang keluar berkurang.
h) Ubah posisi ibu jari dan telunjuk, misalnya pada posisi pukul 9
dan 3. Ulangi tahap f dan g.
i) Lakukan hal sama pada posisi yang berbeda. Setiap posisi ibu jari
dan telunjuk selalu berhadapan (Roesli, 2009).
Tidak dianjurkan memerah ASI dengan cara:

b. Cara penyimpanan ASI


ASI adalah cairan hidup, selain makanan ASI mengandung zat anti
infeksi, cara penyimpanan ASI perah akan menentukan kualitas
antiinfeksi dan makanan yang di kandungnya.
1) Anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu ASI tetap segar
dalam waktu yang lebih lama karena akan menghambat
pertumbuhan bakteri jahat dalam ASI perah yang disimpan.
2) Setelah dicairkan ASI harus habis dalam waktu 1 jam, dan sisa ASI
tidak boleh dimasukkan lagi dalam lemari es.
3) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperah.
c. Lama Penyimpanan ASI
1) Dalam ruangan dengan suhu 27-32C kolostrum dapat disimpan
selama 12 jam .
2) ASI bisa bertahan pada suhu ruangan atau di udara luar selama 6-8
jam.
3) ASI bisa bertahan dalam termos es selama 24 jam.
4) ASI dapat bertahan 6 bulan pada freezer (Roesli, 2009).
d. Cara memberikan ASI perah dengan gelas ataupun sendok
1) Pangku bayi dengan posisi setengah duduk di pangkuan ibu.
2) Tempelkan tepi cangkir/sendok kecil berisi ASI perah,pada bibir
bawah bayi sehingga ASI menyentuh bibir bayi dan akan meminum
dengan dorongan lidahnya.
3) Jangan menuangkan ASI kedalam mulut bayi,pegang saja cangkir
atau sendok diatas bibir bayi dan biarkan bayi meminumnya sendiri
4) Jika bayi merasa cukup kenyang ia akan menutup mulutnya.
e. Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi
1) ASI dipanaskan dengan cara membiarkan botol di aliri air panas
yang bukan mendidih yang keluar dari keran.
2) Merendam botol di dalam baskom atau mangkok yang berisi air
panas atau bukan mendidih.

3) Ibu tidak boleh memanaskan botol dengan cara mendidihkannya


dalam panci atau alat pemanas lainnya kecuali menggunakan alat
khusus untuk memanaskan botol berisi simpanan ASI. Susu yang
sudah di panaskan tidak bisa di simpan lagi.

6. Posisi dan Teknik Menyusui


Langkah-langkah menyusui yang benar sebagai berikut.
a. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan areola payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfeksi dan menjaga kelembapan puting susu.
b. Bayi diposisikan menghadap perut atau payudara ibu.
c. Ibu duduk atau berbaring dengan santai. Bila duduk, lebih baik
menggunakan kursi yang rendah (agar kaki tidak menggantung) dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
d. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh menengadah dan
bokong bayi disokong dengan telapak tangan).
e. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu dan yang lain di depan.
f. Perut bayi menempel pada badan ibu dan kepala bayi menghadap payudara
(tidak hanya membelokkan kepala bayi).
g. Telinga dan lengan bayi terletak pada suatu garis lurus.
h. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

i. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di
bawah. Jangan menekan puting susu atau areola saja.
j. Bayi diebri rangsangan agar membuka mulut (refleks rooting) dengan cara
menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi dengan
jari. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi.
k. Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut bayi,
sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan
menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah
areola payudara. Posisi yang salah, yaitu bila bayi hanya mengisap pada
puting saja, yang akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat
dan puting susu lecet.
l. Setelah bayi mulai mengisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga
lagi (Bahiyatun, 2009).
Bayi saat menyusui harus berada pada posisi yang nyaman untuk
mempermudah keadaan dan tidak harus memutar kepala atau meregangkan
leher bayi untuk dapat menjangkau puting susu ibu. Ketika ibu menyentuh
lembut bibir bayi dengan putingnya, bayi akan memberi respon dengan reflek
rooting alami dengan berpaling ke puting dan membuka mulutnya. Puting dan
sebagian besar aerola harus berada di dalam mulut bayi.

Apabila terlihat hidung bayi tertutup oleh payudara, ibu dapat mengangkat
panggul bayi, sehingga dapat memberikan lebih banyak ruang untuk bernafas.
Ketika ibu sudah siap untuk membuat bayi bersendawa, ia harus dengan lembut
memasukkan jari tangannya ke sudut mulut bayi diantara kedua gusi untuk
menghentikan isapan.

Ada beberapa cara untuk menyendawakan bayi, yaitu posisi tegak, di


pangkuan, dan di bahu.

Setelah membuat bayi bersendawa, ibu harus memeriksa apakah payudara


tadi sudah benar-benar lunak. Apabila masih penuh, bayi harus diletakkan pada
payudara yang sama lagi. Setelah payudara pertama menjadi lunak, ibu harus
memberikan payudara yang lainnya. Pada waktu menyusui berikutnya, ibu
harus memberi payudara yang terakhir kali diberikan pada bayi. Menyusui
akan lebih berhasil bila bayi terjaga dan lapar. Apabila bayi harus dibangunkan
terlebih dahulu, orang tua dapat berbicara kepadanya, memijat-mijat, mencuci
wajahnya dengan handuk yang hangat, menepuk-nepuk, dan membuka
bungkus bayi. Bayi yang baru lahir harus diberi makan setiap dua sampai tiga
jam dengan total 8 sampai 12 kali dalam 24 jam selama sekurang-kurangnya
satu bulan. Ketika bayi menyusui dengan posisi yang benar, tidak akan timbul
nyeri atau kerusakan jaringan. Rasa nyeri biasanya merupakan tanda bahwa
bayi tidak berada dalam posisi yang benar (Bobak, 2004).

PRETEST

Nama Ibu

Alamat

1. ASI Eksklusif diberikan kepada anak berusia ?


a. 0-6 bulan

b. 2 tahun keatas

2. Apakah bayi berusia 0-6 bulan boleh diberikan makanan selain ASI (misalnya
pisang, nasi) ?
a. Boleh
b. Tidak boleh
3. Apa akibat bila diberikan makanan selain ASI pada usia 0-6 bulan?
a. Sehat
b. Diare
4. Apakah anda mengetahui penyebab diare itu ?
a. Ya
b. Tidak
5. Apa yang anda lakukan jika bayi anda sakit ?
a. Berobat ke pelayanan kesehatan
b. Diobati sendiri
c. Ke dukun
6. Apakah anda mengetahui tentang makanan pendamping ASI?
a. Ya
b. Tidak Tahu
7. Makanan pendamping ASI menurut anda apa?
a. Makanan yang diberikan pada bayi baru lahir
b. Makanan yang diberikan bayi usia 1 bulan sampai 2 tahun
c. Makanan yang diberikan usia 6bulan sampai 24 bulan

POSTTEST

Nama Ibu

Alamat

1. ASI Eksklusif diberikan kepada anak berusia ?


b. 0-6 bulan

b. 2 tahun keatas

2. Apakah bayi berusia 0-6 bulan boleh diberikan makanan selain ASI (misalnya
pisang, nasi) ?
c. Boleh
d. Tidak boleh
3. Apa akibat bila diberikan makanan selain ASI pada usia 0-6 bulan?
c. Sehat
d. Diare
4. Apakah anda mengetahui penyebab diare itu ?
c. Ya
d. Tidak
5. Apa yang anda lakukan jika bayi anda sakit ?
d. Berobat ke pelayanan kesehatan
e. Diobati sendiri
f. Ke dukun
6. Apakah anda mengetahui tentang makanan pendamping ASI?
c. Ya
d. Tidak Tahu
7. Makanan pendamping ASI menurut anda apa?
d. Makanan yang diberikan pada bayi baru lahir
e. Makanan yang diberikan bayi usia 1 bulan sampai 2 tahun
f. Makanan yang diberikan usia 6bulan sampai 24 bulan

Anda mungkin juga menyukai