Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Struktur Atas


Didalam suatu gedung terdapat komponen-komponen struktur yang terdiri
dari kolom, balok, dan pelat lantai. Komponen-komponen tersebut adalah bagian
yang penting dalam suatu gedung untuk menyebarkan beban dari tiap lantai ke
lantai lainnya.
2.1.1

Perancangan Awal Struktur


Preliminary Design (perancangan awal) dilakukan untuk mendapatkan

dimensi awal yang digunakan untuk perancangan struktur sesuai dengan SNI 032847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung.
A. Preliminary Design Kolom
Kolom adalah elemen vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok dan pelat lantai. Kolom merupakan elemen yang mengalami tekan pada
umumnya disertai dengan momen lentur. Kolom merupakan salah satu unsur
penting dari suatu bangunan (Edward G Nawy, 1985 hal. 62).
Perancangan struktur kolom dilakukan berdasarkan persamaan berikut:

bmin = 300 mm dan

b
h

0,4

(2.1)

Keterangan:
b = Dimensi penampang terkecil [mm]
h = Dimensi penampang yang tegak lurus penampang terkecil [mm]
B. Preliminary Design Balok
Balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban-beban dari slab
lantai ke kolom penyangga yang vertikal (Edward G Nawy, 1985 hal. 61). Sesuai

II - 1

dengan tabel 8 pasal 11.5 SNI 03-2847-2002 untuk komponen struktur balok
tebal minimum, h adalah:

II - 2

Untuk balok dengan satu ujung menerus:

h min=
-

L
(2.2)
18,5

Untuk balok dengan kedua ujung menerus:

h min=

L
(2.3)
21

Untuk lebih jelas dan lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat Satu Arah
Bila Lendutan Tidak Dihitung
Tebal Minimm, h
Kedua
Dua Tumpuan
Satu Ujung
ujung
Kantilever
Sederhana
Menerus
Menerus
Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan
partisi ataua konstruksi lain yang mungkin akan rusak oeh
lendutan yang besar

Komponen
Struktur

Pelat massif
satu arah
Balok atau
pelat rusuk
satu arah

/20

/24

/28

/10

/16

/18,5

/21

/8

Sumber: SNI 03-2847-2002

C. Preliminary Design Pelat


Pelat lantai adalah elemen horizontal utama yang menyalurakan
beban hidup maupun beban mati ke rangka pendukung vertikal dari suatu
sistem struktur (Edward G Nawy, 1985 hal. 61). Perencanaan desain pelat
terdiri dari pelat satu arah dan pelat dua arah dengan menerima beban
lentur saja. Untuk memenuhi syarat lendutan, ketebalan minimum pelat
harus memenuhi persyaratan SNI 03-2847-2002 Pasal 11.5.3.3 yaitu:
1. Untuk 0,2 < m< 2,0 tebal pelat minimum:
fy
1500
h=
(2.4)
36+5 (m0,2 )

l n 0,8

dan tidak boleh kurang dari 120 mm.


II - 3

2. Untuk m > 2,0 tebal pelat minimum tidak boleh kurang dari:

fy
1500
(2.5)
36+ 9

l n 0,8+
h=

dan tidak boleh kurang dari 90 mm.


a. Pelat satu arah
Apabila sebuah pelat persegi ditumpu pada keempat sisinya dimana sisi
terpanjang (ly) dari pelat tersebut dua kali atau lebih dari sisi pendeknya, maka
pelat tersebut dapat dikatakan berperilaku sebagai pelat satu arah dimana lentur
utamanya terjadi pada arah terpendek. Pelat tersebut dapat dirancang sebagai pelat
satu arah (Mardiana Oesman).
Pelat satu arah :

ly
2(2.6)
lx

Pelat satu arah dapat diasumsikan sebagai sebuah balok persegi panjang
dengan rasio lebar (l) terhadap (t) yang besar. Pada umumnya pelat satu arah
dirancang sebagai sebuah balok persegi dengan lebar 1m, pelat diasumsikan
terdiri dari serangkaian balok yang berjajar bersebelahan. Beban yang bekerja
pada pelat satu arah, termasuk berat sendiri pelat, disalurkan kepada elemenelemen pendukung pada sisi-sisi pelat tersebut. Oleh karena itu tulangan lentur
diletakan tegak lurus terhadap tumpuan-tumpuan tersebut, yaitu parelel (searah)
terhadap arah panjang balok-balok dengan lebar 1m. Jarak tulangan lentur utama
tersebut (pusat ke pusat) tidak boleh lebih besar dari:

3 kali tebal pelat

500 mm.

b. Pelat dua arah


Pada pelat yang perbandingan bentang panjang (ly) terhadap
bentang pendeknya ( lx) kurang dari dua, maka pelat tersebut dapat
dikatakan berperilaku sebagai pelat dua arah dimana lentur utamanya

II - 4

terjadi pada kedua arah sumbu pelat. Pelat seperti itu dapat dirancang
sebagai pelat dua arah (Mardiana Oesman).
Pelat dua arah :

ly
<2(2.7)
lx

Beban pelat dipikul oleh empat balok pendukung sekeliling panel


pelat, dengan demikian panel menjadi suatu pelat yang melentur pada dua
arah, dengan sendirinya penulangan untuk pelat tersebut harus dua arah.
Pelat dua arah yang ditumpu pada keempat tepinya merupakan struktur
statis tak tentu.
Tabel 2.2. Momen yang menentukan per meter lebar akibat beban terbagi merata
pelat dua arah di tengah bentang dan tumpuan

II - 5

Sumber: materi perkuliahan STB

Tabel 2.2. Momen yang menentukan per meter lebar akibat beban terbagi merata
pelat dua arah di tengah bentang dan tumpuan (lanjutan)

II - 6

Sumber: materi perkuliahan STB

pada daerah berulir

II - 7

Anda mungkin juga menyukai