LANDASAN TEORI
dimensi awal yang digunakan untuk perancangan struktur sesuai dengan SNI 032847-2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung.
A. Preliminary Design Kolom
Kolom adalah elemen vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok dan pelat lantai. Kolom merupakan elemen yang mengalami tekan pada
umumnya disertai dengan momen lentur. Kolom merupakan salah satu unsur
penting dari suatu bangunan (Edward G Nawy, 1985 hal. 62).
Perancangan struktur kolom dilakukan berdasarkan persamaan berikut:
b
h
0,4
(2.1)
Keterangan:
b = Dimensi penampang terkecil [mm]
h = Dimensi penampang yang tegak lurus penampang terkecil [mm]
B. Preliminary Design Balok
Balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban-beban dari slab
lantai ke kolom penyangga yang vertikal (Edward G Nawy, 1985 hal. 61). Sesuai
II - 1
dengan tabel 8 pasal 11.5 SNI 03-2847-2002 untuk komponen struktur balok
tebal minimum, h adalah:
II - 2
h min=
-
L
(2.2)
18,5
h min=
L
(2.3)
21
Untuk lebih jelas dan lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Tebal Minimum Balok Non-Prategang atau Pelat Satu Arah
Bila Lendutan Tidak Dihitung
Tebal Minimm, h
Kedua
Dua Tumpuan
Satu Ujung
ujung
Kantilever
Sederhana
Menerus
Menerus
Komponen yang tidak menahan atau tidak disatukan dengan
partisi ataua konstruksi lain yang mungkin akan rusak oeh
lendutan yang besar
Komponen
Struktur
Pelat massif
satu arah
Balok atau
pelat rusuk
satu arah
/20
/24
/28
/10
/16
/18,5
/21
/8
l n 0,8
2. Untuk m > 2,0 tebal pelat minimum tidak boleh kurang dari:
fy
1500
(2.5)
36+ 9
l n 0,8+
h=
ly
2(2.6)
lx
Pelat satu arah dapat diasumsikan sebagai sebuah balok persegi panjang
dengan rasio lebar (l) terhadap (t) yang besar. Pada umumnya pelat satu arah
dirancang sebagai sebuah balok persegi dengan lebar 1m, pelat diasumsikan
terdiri dari serangkaian balok yang berjajar bersebelahan. Beban yang bekerja
pada pelat satu arah, termasuk berat sendiri pelat, disalurkan kepada elemenelemen pendukung pada sisi-sisi pelat tersebut. Oleh karena itu tulangan lentur
diletakan tegak lurus terhadap tumpuan-tumpuan tersebut, yaitu parelel (searah)
terhadap arah panjang balok-balok dengan lebar 1m. Jarak tulangan lentur utama
tersebut (pusat ke pusat) tidak boleh lebih besar dari:
500 mm.
II - 4
terjadi pada kedua arah sumbu pelat. Pelat seperti itu dapat dirancang
sebagai pelat dua arah (Mardiana Oesman).
Pelat dua arah :
ly
<2(2.7)
lx
II - 5
Tabel 2.2. Momen yang menentukan per meter lebar akibat beban terbagi merata
pelat dua arah di tengah bentang dan tumpuan (lanjutan)
II - 6
II - 7