Anda di halaman 1dari 76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
Skripsi

ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR)


DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BNI
SYARIAH CABANG MEDAN

OLEH :

NAMA

: SUGIAWATI

NIM

: 060522074

DEPARTEMEN

: AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
2009
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Analisis

Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan


Murabahah Di BNI Syariah Cabang Medan, adalah benar hasil
karya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, di publikasi atau diteliti
oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S-1
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua
sumber data dan info yang diperoleh telah jelas, benar, apa adanya. Apabila
dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
.

Medan, 21 Desember 2009


Yang Membuat Pernyataan,

SUGIAWATI
NIM : 060522074

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

KATA PENGANTAR
Assalamualaikaum Wr. Wb.
Maha suci Allah SWT yang menganugrahkan setiap orang, jalan hidup
yang berbeda-beda. Maha Indah karunia-Nya yang telah membekali masingmasing insan dengan potensi beraneka rupa. Syukur Alhamdulillah penulis
ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Serta selawat dan salam atas junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan tauladan yang baik
kepada seluruh umat manusia.
Skripsi ini juga penulis persembahkan terutama buat keluargaku tercinta :
Ayahku Misdar, Mamakku Mukiyem, abangku Sugihartono dan Sugiono, kakaku
Rohani dan adikku Desi Puspa Andriani, yang telah banyak membeikan
dorongan kepada penulis yang dengaqn penuh kesabaran, hikmat dan
kebijaksanaan serta kasih saying tulus dalam mambesarkan, memdidik, merawat,
serta memperhatikan penulis.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan
semangat, nasehat, dan bantuan selama proses penyusunan skripsi ini, terutama
kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

3. Bapak Hotmal Jafar, SE, MM,Ak selaku dosen pembimbing yang


telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan
arahan berupa bimbingan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak selaku dosen penguji dan
pembanding I yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga
untuk memberikan arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Salbiah, MSi selaku dosen penguji dan pembanding II yang
telah beersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan
arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan
yang bermanfaat bagi pembaca. Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalam. Terima
Kasih.
Wassamualaikum Wr.Wb

Medan, 21 Desember 2009


Penulis,

SUGIAWATI
NIM : 060522074

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kredit


kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang Medan sesuai dengan akad
murabahah dan untuk mengetahui pertimbangan pemberian kredit kepemilikan
rumah (KPR) dengan akad murabahah di BNI Syariah Cabang Medan kepada
calon penerima pembiayaan.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu
mengumpulkan data yang diperoleh kemudian menginterpretasikannya dan
menganalisanya sehingga dapat memberikan informasi yang dapat digunakan
untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Data yang digunakan adalah data
primer dan data skunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan kredit kepemilikan rumah (KPR)
telah sesuai dengan akad pembiayaan murabahah dan analisis 5 C sebagai dasar
pertimbangan pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah
Cabang Medan.

Kata kunci : Kredit kepemilikan rumah (KPR), Akad Murabahah,


Pembiayaan Murabahah, Analisis 5 C

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

ABSTRACT
The objective of the present study is to know whether the credit of
housing ownership of BNI Syariah BranchMedan is adjusted to the murabahah
contract and to know the considerations of providing the credit of housing
ownership by murabahah contract of BNI Syariah Branch Medan to the applicant
of financing credit.
The method of study used included a descriptive survey by collecting the
data and then interpreting and analyzing them that can result in the information
that can be used to solve any problem faced. The data included primary and
secondary ones.
The results of the study showed that the credit of housing ownership has
been adjusted to the murabahah contract and 5-C analysis as the principle of
concideration for provition of the housing ownership of BNI Syariah Branch
Medan.
Key words : Credit of Housing Ownership, Murabahah Contract,
Murabahah Funding, 5-C Analisis

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

DAFTAR ISI SRIPSI


PERNYATAAN .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
ABSTRAK ................................................................................................. iv
ABSTRCACT ............................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii

BAB I :

BAB II

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah ................................................ 1

B.

Perumusan Masalah ....................................................... 3

C.

Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 4

D.

Kerangka Konseptual .................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank Syariah .................................................... 6
1. Karakteristik Bank Syariah ........................................ 6
2. Kegiatan Bank Syariah ............................................ 9
3. Landasan Hukum Bank Syariah ................................ 11
B. Penerapan Akuntansi Murabahah ...................................... 11
1. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah .................... 11

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

2. Landasan Syariah ...................................................... 12


3. Landasan Hukum ...................................................... 13
4. Jenis-jenis Murabahah ............................................... 13
5. Syarat dan Rukun Murabahah .................................... 14
C. Analisis Kredit .................................................................. 22
1. Analisis Kredit .............................................................. 22
2. Perjanjian Kredit Bank.................................................. 25
D. Prinsip 5 C Analisis ........................................................... 27
BAB III :

METODE PENELITIAN
A. Jadwal dan Lokasi Penelitian ............................................ 33
B. Jenis Penelitian ................................................................. 33
C. Jenis Data ......................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 34
E. Metode Analisis Data ....................................................... 34

BAB IV :

ANALISIS HASIL PENELITIAN


A. Data Penelitian ................................................................. 35
1.Gambaran Umum BNI Syariah Cabang Medan .......... 35
a. Sejarah Singkat Perusahaan ................................ 35
b. Visi, Misi dan Tujuan ......................................... 39
c. Struktur Organisasi Perusahaan .......................... 41
2. Produk-produk .......................................................... 47

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

a. Produk Dana ....................................................... 47


b. Produk Pembiayaan ............................................ 48
c. Produk Jasa ......................................................... 49
3. Penerapan Akuntansi Analisis Kredit kepemilikan Rumah
(KPR) dengan Akad Muabahah ................................. 50
a. Gambaran Kredit kepemilikan Rumah (KPR) ..... 50
b. Analisis Penerimaan Analisis Kredit kepemilikan
Rumah (KPR) .................................................... 54
B. Analisis hasil Penelitian ..................................................... 57
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................ 60
B. Saran .................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62


LAMPIRAN

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

DAFTAR TABEL
No. Tabel
Halaman
Tabel 4.1 Syarat-syarat Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) ........... 55
Tabel 4.2 Analisis 5 C ................................................................... 58

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Gambar 2.2

DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Halaman
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual Skripsi .................................. 5
Gambar 2.1
Akad Murabahah .................................................... 15
Proses Analisis Kredit ......................................................................... 23

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Struktur Orgasnisasi BNI Syariah Cabang Medan

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sejarah perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia diawali
dari aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk memiliki
sebuah alternatif sistem perbankan yang Islami. Perkembangan dunia perbankan
terus mengalami kemajuan yang sangat signifikan. Diawali dengan berdirinya
PT. Bank Muamalat Indonesia tahun 1992, berdasarkan UU perbankan no.7
tahun 1992 dan PP RI no.72 tahun 1992 tentang bank berdasarkan prinsip bagi
hasil yang kemudian dijabarkan dalam Surat Edaran BI No.25/4/BPPP tanggal
29 Febuari 1993 dunia perbankan terus tumbuh dan berkembang dengan catatan
prestasi yang sangat menggembirakan.

Mengacu pada hukum Islam serta pemahaman tentang keharaman riba


menjadikan lembaga keuangan syariah sebagai solusi dalam melakukan
pengelolaan keuangan umat. Suatu kondisi yang mencerminkan kemauan dan
kesadaran umat melakukan hijrah dalam pengelolaan keuangan dirasakan
sebagai pangsa pasar yang sangat potensial. Hal ini ditandai dengan maraknya
bank-bank konvensional membuka unit usaha syariah, atau juga mengkonversi
sistemnya kesistem syariah.

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Para praktisi perbankan mengetahui bahwa bank syariah memiliki


produk-produk yang sangat bervariatif. Berbeda dengan bank konvensional yang
hanya berfokus pada produk tabungan, deposito, dan penyaluran dana secara
kredit, bank syariah memiliki produk banyak dan beragam. Terutama dalam
produk pembiayaan dan penyaluran dananya. Seperti mudharabah, musyarakah,
murabahah, ijarah dan lain-lain.

Dalam menjalankan produk kredit kepemilikan rumah (KPR), bank


syariah memadukan dan menggali skim-skim transaksi yang dibolehkan dalam
Islam dengan operasional KPR perbankan konvensional. Adapun skim yang
banyak digunakan oleh perbankan syariah di Indonesia dalam menjalankan
produk pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) adalah skim murabahah,
istisna dan ijaroh, khususnya ijarah muntahiya bi tamlik (IMBT).

PT BNI (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Medan merupakan salah


satu bank syariah di Indonesia yang menjalankan konsep murabahah yaitu akad
jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin)
yang disepakati oleh penjual dan pembeli. BNI Syariah Cabang Medan
memberikan pelayanan pembiayaan murabahah, yang berupa pembiayaan
investasi, pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan konsumtif. Salah satu
pembiayaan konsumtif adalah untuk pembiayaan kredit kepemilikan rumah
(KPR) berupa pemilikan rumah, kavling atau untuk renovasi rumah yang lebih
adil. Selama masa pembiayaan, besarnya angsuran tetap dan tidak berubah
sampai lunas. BNI Syariah Cabang Medan diberikan pembiayaan dalam bentuk
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

pembayaran secara kredit/cicilan dan mempunyai beberapa sistem, prosedur dan


persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima pembiayaan.

BNI Syariah Cabang Medan sejak didirikan pada 15 Agustus 2002


sampai sekarang menunjukkan kinerja yang terus mengalami peningkatan. Hal
ini dibuktikan dengan penghargaan yang diterima BNI Syariah Cabang Medan
sebagai cabang yang memiliki kinerja terbaik untuk tahun 2005 dan 2006, berupa
tingkat pertumbuhan yang mencapai 140% untuk laba dan 35% untuk
pembiayaan pada tahun 2006. Dari keseluruhan pembiayaan yang ada di BNI
Syariah Cabang Medan, pembiayaan murabahah merupakan jenis pembiayaan
yang paling besar yaitu mencapai 75% (BNI Syariah Desember 2006). Proporsi
tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah akan sangat menentukan
perkembangan BNI Syariah Cabang Medan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba untuk menganalisa


lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul Analisis Kredit Kepemilikan Rumah
(KPR) dengan Akad Pembiayaan Murabahah di BNI Syariah Cabang
Medan

B. Perumusan Masalah
1. Apakah kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang
Medan sesuai dengan akad murabahah ?

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

2. Apakah pertimbangan pemberian kredit kepemilikan rumah (KPR)


dengan

akad

murabahah

diberikan

kepada

calon

penerima

pembiayaan?

C. Tujuan Dan Manfaat penelitian


1. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI
Syariah Cabang Medan sesuai dengan akad murabahah
b. Untuk mengetahui pertimbangan pemberian kredit kepemilikan rumah
(KPR) dengan akad murabahah di BNI Syariah Cabang Medan kepada
calon penerima pembiayaan
2. Manfaat Penelitian
a. Sebagai bahan masukan bagi peneliti dalam menambah ilmu
pengetahuan di bidang pembiayaan murabahah
b. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan, khususnya untuk pemberian
kredit kepemilikan rumah dengan akad pembiayaan murabahah
c. Sebagai bahan masukan peneliti selanjutnya dalam hal penyempurnaan
penelitian atas tema yang sama dari apa yang telah ditulis sebelumnya.

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

D. Kerangka Konseptual
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Skripsi
BNI Syariah
Cabang Medan

Pertimbangan
Pemberian Kredit
Kepemilikan Rumah
(KPR) Dengan Akad
Murabahah

Kredit Kepemilikan
Rumah (KPR) Sesuai
Dengan Akad
Murabahah

Pembiayaan
Murabahah
Kredit Kepemilikan
Rumah (KPR)
Sumber : Penulis (2009)

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank Syariah
1. Karakteristik Bank Syariah
Dalam pengelolaan harta, prinsip syariah Islam menekankan pada
keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat. Harta harus
dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya produktif terutama untuk kegiatan
investasi yang merupakan landasan aktifitas ekonomi dalam masyarakat, namun
menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu lembaga perantara
antara masyarakat yang memiliki dana dan pengusaha yang memerlukan dana
(pengelola dana). Salah satu bentuk lembaga perantara tersebut adalah bank yang
kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah, yang dikenal dengan sebutan
Bank Syariah.
Istilah yang digunakan untuk sebutan Bank Syariah adalah Bank Islam.
Secara akademik, istilah Syariah dan Islam memang mempunyai pengertian yang
berbeda, namun secara teknis untuk penyebutan Bank Syariah dan Bank Islam
adalah sama.
Menurut Sumitro (2002:5) Bank Syariah adalah lembaga keuangan
yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengopersiannya disesuaikan dengan
prinsip-prinsip Syariat Islam.
Berdasarkan rumusan tersebut, Bank Syariah berarti bank yang tata cara
beroperasinya didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islam, yakni
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan Al-Hadist. Muamalat disini


memiliki pengertian yaitu ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia, baik hubungan pribadi maupun perorangan dengan masyarakat.
Di Indonesia pengertian Bank Syariah dapat dilihat dalam Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah yang
dijelaskan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan bahwa Bank Syariah
adalah

bank

yang

berazaskan

persaudaraan,

keadilan,

kemaslahatan,

keseimbangan dan universalisme.


Adapun menurut Perwataatmadja dan Antonio (1992:1) Bank Syariah
memiliki dua pengertian yaitu :
1. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam
2. Bank yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan
Al-Quran dan Al- Hadist
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengertian bank
syariah itu tidak jauh berbeda dengan pengertian bank pada umumnya sesuai
dengan pendapat peraturan kebijakan perbankan (2002:615) yaitu badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak, namun di
antara keduanya memiliki perbedaan yang terletak pada prinsip operasional yang
digunakan. Bank syariah beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sedangkan
bank konvensional berdasarkan prinsip bunga. Dengan kata lain syariah dalam
hubungannya dengan nasabah adalah sebagai mitra investor dan pedagang atau
pengusaha, sedangkan pada bank konvensional sebagai kreditur dan debitur.
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Bank syariah memiliki karakteristik umum dan menjadi landasan dasar


bagi operasional bank syariah secara keseluruhan yaitu prinsip bagi hasil (profit
sharing).

Secara

syariah,

prinsipnya

berdasarkan

kaidah

mudharabah.

Berdasarkan prinsip ini, bank syariah akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan
penabung maupun dengan pengusaha yang menjamin dana. Meskipun demikian,
dalam perkembangannya, para pengguna dana bank syariah tidak saja
membatasai dirinya pada satu akad, yaitu mudharabah saja. Sesuai dengan jenis
dan natur usahanya, mereka akan memperoleh dana dengan sistem perkongsian,
sistem jual beli, sewa menyewa, dan lain-lain. Oleh karena itu, hubungan bank
syariah dengan nasabahnya menjadi sangat kompleks karena tidak hanya
berurusan dengan satu akad, maupun dengan berbagai jenis akad.
Dalam menjalankan aktivitasnya, Bank syariah memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang berfungsi sebagai penasehat dari pemberi saran
kepada direksi, pemimpin unit usaha syariah dan pemimpin kantor cabang
syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek syariah, kemudian sebagai
mediator antara bank dan Dewan Syariah Nasional dalam mengkomunikasikan
usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari bank yang memerlukan
kajian dan fatwa dari Dewan Syariah Nasional. Di samping itu Dewan Pengawas
Syariah memiliki tugas dalam mengawasi kegiatan usaha bank agar tidak
menyimpang dari ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan oleh
Dewan Syariah Nasional.

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

2. Kegiatan Usaha Bank Syariah


Dalam menjalankan usahanya, baik dari segi penghimpunan dan
penyaluran dana, bank syariah mempunyai beberapa prinsip operasional yaitu :
a. Penghimpun Dana
Penghimpun dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan
deposito. Prinsip operasional yang digunakan dalam penghimpun
dana masyarakat adalah wadiah, mudharabah, dan prinsip lain yang
sesuai dengan syariah.
b. Penyalur Dana
Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar
pembiayaan bank syariah terbagi dalam kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunanya yaitu :
1. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang
dilakukan dengan prinsip jual beli. Prinsip jual beli adalah
suatu prinsip yang menerapkan tata cara jual beli. Dalam
prinsip ini, bank mengangkat nasabah sebagai agen untuk
melakukan pembelian barang atas nama bank.
2. Selanjutnya bank menjual barang tersebut kepada nasabah lain
dengan harga sejumlah harga beli di tambah keuntungan bagi
bank. Prinsip ini bisa disebut dengan sistem mark up yakni
semacam biaya bank yang diperhitungkan secara lum sum
dalam bentuk nominal di atas nilai kredit yang diterima
nasabah penerima kredit dari bank. Biaya bank tersebut
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

ditetapkan sesuai dengan kesepakatan prinsip ini adalah


Murabahah, Baiu Bithaman Ajil, Salam dan Istishna.
3. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerja sama
yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa
dengan

prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil adalah suatu

prinsip yang meliput tata kerja pembagian hasil usaha antara


pemodal dan pengelola dana, pembagian hasil usaha dapat
terjadi antara nasabah dengan bank. Hasil usaha bank yang
dibagikan kepada nasabah penyimpan dana adalah laba usaha
bank yang dihitung selama periode tertentu, sedangkan hasil
usaha nasabah penerima dana yang dibagikan dengan bank
adalah laba usaha yang dihasilkan nasabah penerima dana dari
salah satu usahanya yang secara utuh dibiayai oleh bank. Bagi
hasil ini dilakukan setelah melewati suatu periode tertentu
yang disepakati bersama dan setelah dikurangi pajak. Nasabah
penerima dana, sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati,
diwajibkan untuk mengembalikan kreditnya secara mencicil
atau seluruhnya pada saaat jatuh tempo. Di samping itu, bank
juga menyediakan jasa penitipan dana dalam bentuk simpanan
giro yang sewaktu-waktu dapat ditarik kembali dengan cara
pemidah bukuan, penutupan dan pentransferan. Produk bank
syariah

yang

termasuk

dalam

kelompok

ini

adalah

Musyarakah dan Mudharabah.


Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

c. Jasa Keuangan
Aktifitas dalam jasa keuangan ini merupakan kegiatan yang meliputi
seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan bank. Prinsip yang
digunakan dalam aktifitas ini adalah prinsip fee (jasa). Adapun jasa
yang diberikan dapat berupa sharf (jual beli valuta asing), gardh,
ataupun hiwalah.

3. Landasan Hukum Bank Syariah


Dengan diterbitkan PP No. 72 tahun 1992 tentang perbankan bagi hasil
dengan secara tegas memberikan batasan bank bagi hasil tidak boleh melakukan
kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi hasil sebaliknya pula bank
yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan prinsip bagi hasil (pasal 6). Dan kini
kulminasi telah tercapai dangan disyahkannya UU No. 10 tabun 1998 tentang
perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang akan mendirikan
bank syariah maupun ingin mengkonversi dari bank konvensional ke bank
syariah. Yang terbaru UU No. 21 tahun 2008.

B. Penerapan Akuntasi Murabahah


1. Pengakuan dan Pengukuran Murabahah
Bentuk-bentuk akad jual beli yang terdapat dalam fiqih muamalah sangat
banyak, salah satunya adalah murabahah. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 102 Murabahah adalah jual beli barang dengan harga jual sebesar
biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Pada


murabahah ini harga yang disepakati adalah harga jual, sedangkan untuk harga
beli harus diberitahukan kepada nasabah yang akan melakukan pembelian. Jika
bank mendapat potongan dari pemasok, maka potongan ini merupakan hak
nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian
potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.
Dalam melunasi piutang murabahah ini, nasabah dapat melakukan pembayaran
dengan cara yaitu :
a. secara tunai
b. secara cicilan
Bank dapat memberikan potongan kepada nasabah mempercepat
pembayaran dan melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.
2. Landasan Syariah
Kegiatan jual beli merupakan kegiatan ekonomi yang sangat dianjurkan
oleh Allah SWT karena jual beli akan meningkatkan produktifitas kita. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 275 (Departemen Agama RI,
2005:48) yang isinya sebagai berikut :

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba, orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan
urusannya (terserah) kepada Allah, Orang yang kembali (mengambil riba), Maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya (QS AlBaqarah [2]: 275).
3. Landasan Hukum
Landasan Hukum Murabahah terangkum dalam landasan hukum
beroperasinya perbankan syariah yaitu UU No. 7 tahun 1992 yaitu pelaksanaan
kegiatan perbankan dengan prinsip jual beli yang diatur lebih rinci dalam PP no.
72 tahun 1992 tentang bank dengan prinsip Bagi Hasil. Undang-undang ini
disempurnakan

lagi dalam

Undang-undang

No.

10 tahun 1998

dan

disempurnakan lagi dengan Undang-undang No. 21 tahun 2008.


4. Jenis-jenis Murabahah
Menurut Harahap dkk(2004:93-94) kegiatan jual beli berdasarkan akad
murabahah terdiri dari :

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

a. Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank
syariah menyediakan barang dan
b. Murabahah berdasarkan pesan artinya bank syariah baru akan
melakukan transaksi jual beli apabila ada yang dipesan
Murabahah berdasarkan pesanan dapat di kategorikan dalam
a. Sifatnya mengikat artinya murabahah berdasarkan pesanan tersebut
mengikat untuk dibeli oleh nasabah sebagai pemesan
b. Sifatnya tidak mengikat artinya walaupun nasabah telah melakukan
pemesanan barang, namun nasabah tidak terikat untuk membeli barang
tersebut.
5. Syarat dan rukun Murabahah
Rukun murabahah
a. Baiu (penjual)
b. Mustari (pembeli)
c. Mabi (barang yang diperjual belikan)
d. Tsaman (harga barang)
e. Ijab qobul (pernyataan serah terima)
Syarat murabahah
a. Syarat yang berakad (baiu dan mustari) cakap hokum dan tidak
dalam keadaan terpaksa
b. Barang yang diperjual belikan (mabi) tidak termasuk barang yang
haram dan jenis maupun jumlahnya jelas.

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

c. Harga barang (tsaman) harus dinyatakan secara transparan (harga


pokok dan komponen keuntungan) dan cara pembayarannya
disebutkan dengan jelas.
d. Pernyataan serah terima (ijab qobul) harus jelas dengan
meyebutkan spesifik pihak-pihak yang berakad
Gambar 2.1 Akad Murabahah

Negosiasi

(1)

(2)

(1)

Akad Murabahah

(2)

Penjual

Pembeli
(4)
(3)

(3a)

Kirim barang dan dokumen

Terima barang dan dokumen

Barang

Sumber : Andrea Pemata Veithzal, H Veitzhel (2008 : 147)

Dalam transaksi murabahah ini ada beberapa ketentuan yang harus


diperhatikan agar transaksi ini dapat berjalan sesuai dengan syariah. Menurut
Harahap dkk (2004: 94-100 ketentuan ini dikeluarkan berdasarkan fatwa dari
Dewan Syariah Nasoinal 04/DSN-MUI/2009 yang dipaparkan sebagi berikut :
Pertama : Ketentuan Umum Murabah Dalam Bank
Syariah
a. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang
bebas riba
b. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh
syariat Islam
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

c. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian


barang yang telah disepakati kualifikasinya
d. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama
bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba
e. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan
secara terhutang bank kemudian menjual barang tersebut
kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga
beli plus keuntungan. Dalam kaitan ini bank harus
memberitahukan secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan
f. Nasabah membayar harga barng yang telah disepakati
tersebut pada jangka waktu yang telah disepakati
g. Untuk mencegah terjadinya penyalagunaan atau
kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan
perjanjian khusus dengan nasabah
h. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk
membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli
murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip
menjadi milik bank
Kedua : Ketentuam Murabahah Kepada Nasabah
a. Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian
pembeli suatu barang atau asset kepada bank
b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus
membeli terlebih dahulu asset yang dipesannya secara
sah dengan pedagang
c. Bank kemudian menawarkan asset tesebut kepada
nasabah dan nasabah harus menerima (membeli)-nya
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati, karena
secara hukum perjanjian tersebut mengikat, kemudian
kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli
d. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah
untuk membayar uang muka saat menandatangani
kesepakatan awal pemesanan
e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut
biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut
f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus
ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa
kerugiannya kepada nasabah
g. Jika nilai uang muka memakai kontrak urbun sebagai
alternative dari uang muka maka :
1. Jika nasabah memutuskan untuk membeli barang
tersebut ia tinggal membayar sisa harga
2. Jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi
milik bank maksimal sebesar kerugian yang di
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

a.
b.

a.

b.

c.

a.
b.

a.

b.
c.

tanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut; dan


jika uang muka tidak mencukupi, nasabah wajib
melunasi kekurangannya
Ketiga : Jaminan Dalam Murabahah
Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius
dengan pesanan
Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan
yang dapat dipegang
Keempat : Hutang Dalam Murabahah
Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam
transaksi murabahah tidak ada kaitan dengan transaksi lain
yang dilakukan nasabah pada pihak ketiga atas barang
tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut
dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban
untuk menyelesaikan hutangnya kepada bank
Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa
angsuran berhakhir, ia tidak wajib segera melunasi
seluruhnya
Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian,
nasabah harus tetap melunasi hutangnya sesuai dengan
kesepakatan awal ia tidak boleh memperlambat
pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu
diperhitungkan
Kelima : Penundaan Pebayaran Dalam Murabahah
Nasabah memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda
penyelesaian hutangnya
Jika nasabah menunda-nunda pembayaran dengan sengaja
atau jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya,
maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan Arbitase
Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah
Keenam : Bangkrut Dalam Murabahah
Jika nasabah dinyatakan pailit dan gagal penyelesaian
hutangnya, bank harus menunda tagihan hutang sampai ia
sanggup kembali, atau berdasarkan kesepakatan
Ketujuh : Ketentuan Uang Muka Dalam Murabahah
(Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 13/DSNMUI/IX/2009
Dalam akad pembiayaan murabahah, lembaga keuangan
syariah (LKS) dibolehkan untuk meminta uang muka
apabila kedua belah pihak bersepakat
Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan ketentuan
Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus
memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka
tersebut

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

d. Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS


dapat meminta tambahan kepada nasabah
e. Jika uang muka lebih besar dari kerugian, LKS dapat
mengembalikan kelebihan kepada nasabah
Kedelapan : Ketentuan Diskon Murabahah (Fatwa Dewan
Syariah nasional: 16/DSN-MUI/IX/2000
a. Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang
disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan
(qimah) benda yang menjadi objek jual beli, lebih tinggi
maupun lebih rendah
b. Harga dalam jual beli murabahah adalah harga beli dan
biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan
kesepakatan
c. Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat dari
supplier, harga sebenarnya adalah setelah diskon, oleh
kerena itu, diskon adalah hak nasabah
d. Jika pemberian terjadi setelah akad, pembagian diskon
tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan)
yang dimuat dalam akad
e. Dalam akad, pembagian diskon setelah akad hendaknya
diperjanjikan dan ditandatangani
Kesembilan : Ketentuan Sanksi atas Nasabah Mampu
Yang Menunda-nunda Pembayaran (Fatwa Dewan Syariah
nasional: 17/DSN-MUI/IX/2000
a. Sanksi yang disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang
dikenakan LKS kepada nasabah yang mampu membayar,
tetapi menunda-nunda pembayaran dengan sengaja
b. Nasabah yang tidak belum mampu membayar disebabkan
force majeur tidak dikenakan sanksi
c. Nasabah mampu yang menunda-nunda pembayaran dan
atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk
membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi
d. Sanksi didasarkan pada prinsip tazir yaitu bertujuan agar
nasabah lebih disiplin dalam menjalankan kewajibanya
e. Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya
ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad
ditandatangani
Kesepuluh : Ketentuan Pemotongan Pelunasan (Fatwa
Dewan Syariah nasional: 23/DSN-MUI/IX/2000
a. Jika nasabah dalam transaksi murabahah melakukan
pelunasan tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang
disepakati, LKS boleh boleh memberiakan potongan dari
kewajiban pembayaran tersebut, dengan syarat tidak
diperjanjikan dalam akad
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

b. Besarnya potongan sebagaimana dimaksud


diserahkan pada kebijakan dan pertimbanga LKS

diatas

Dalam transaksi pembiayaan murabahah ini bank bertindak sebagai


penjual. Layaknya seorang penjual maka bank memiliki persediaan yang
merupakan aktiva bagi bank syariah. Untuk itu, bank harus membedakan antara
aktiva yang ditujukan untuk dijual dan bukan untuk dijual. Aktiva dengan tujuan
dijual kembali dalam bentuk murabahah diakui sebagai aktiva murabahah, maka
pengukuran aktiva murabahahnya adalah sebagai berikut :
1. Murabahah berdasarkan pesanan mengikat :
a. Dinilai sebagai biaya perolehan dan dicatat dengan jurnal sebagai
berikut :
Persediaan/Aktiva murabahah

xxx

Uang muka kepada Pemasok


Kas/rekening pemasok/kliring

xxx
xxx

b. Jika terjadi penurunan nilai aktiva karena usang, rusak atau kondisi
lainnya, maka diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva dan
dicatat dengan jurnal sebagai berikut :
Kerugian penurunan persediaan/aktiva murabahah
Persediaan/aktiva murabahah

xxx
xxx

2. Murabahah tanpa pesanan atau murabahah berdasarkan pesanan tidak


mengikat :
a. Dinilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai
bersih yang dapat direalisasi
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

b. Jika nilai bersih yang dapat direalisasi lebih rendah dari biaya
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian
Sementara itu pada saat akad, piutang murabahah diakui sebesar biaya
perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan pada akhir periode, piutang
murabahah dinilai sebesar nilai yang dapat direalisir yaitu jumlah piutang
murabahah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Keuntungan yang diperoleh
dari pembiayaan murabahah ini dapat diakui :
a. Pada perolehan terjadinya, jika akad pada laporan keuangan yang
sama
b. Selama periode akad secara proporsional, jika melampui batas satu
periode laporan
Pada saat pembelian aktiva untuk dijual, bank bisa saja memperoleh
potongan harga dari pemasok. Oleh kerena itu, potongan pembelian dari
pemasok diakui sebagai pengurang biaya perolehan, sedangkan untuk potongan
pada saat pelunasan dapat diakui dengan mempergunakan salah satu metode
berikut :
1. Jika potongan diberikan saat penyelesaian, maka bank mengurangi piutang
murabahah dan keuntungan, jurnalnya :
Kas

xxx

Margin murabahah ditangguhkan

xxx

Piutang margin murabahah

xxx

Piutang murabahah

xxx

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

2. Jika potongan diberikan setelah penyelesaian, maka bank penerima


pelunasan piutang, kemudian bank membayar potongan (mengurangi
keuntungan), dengan jurnal yang dibuat ada dua yaitu :
a. Kas

xxx

Margin murabahah ditangguhkan

xxx

Pendapatan margin murabahah

xxx

Piutang murabahah

xxx

b. Beban potongan (muqasah)

xxx

Kas

xxx

Bagi nasabah yang tidak mematuhi atau memenuhi kewajiban sesuai


akad yang telah disepakati, bank dapat mengenakan denda kepada nasabah. Pada
saat diterima, denda diakui sebagai bagian dana sosial, jurnalnya yaitu :
Kas/rekening
Rekening dana kebajikan

xxx
xxx

Dalam jual beli, bank membolehkan meminta nasabah membayar uang


muka atau tanda jadi saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan. Uang
muka adalah jumlah dibayar oleh pemesan yang menujukkan ia bersunggusungguh atas pesanan tersebut. Di bank syariah uang muka disebut juga dengan
istilah urbun. Pengakuan dan pengukuran urbun adalah :
a. Urbun diakui sebagai uang muka sebesar jumlah yang diterima bank
pada saat diterima, jurnalnya adalah :
Kas/rekening
Titipan uang muka pembeli (urbun)

xxx
xxx

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

b. Pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah, maka urbun diakui sebagai
pembayaran piutang, jurnalnya adalah :
Titipan uang muka pembeli (urbun)

xxx

Piutang murabahah

xxx

c. Jika barang batal dibeli oleh nasabah, maka urbun dikembalikan


kepada nasabah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan bank jurnalnya adalah :
Titipan uang muka pembeli (urbun)

xxx

Biaya

xxx

Kas/rekening

xxx

C. Analisis Kredit
1. Analisis Kredit
Kredit adalah adalah bisnis yang berisiko, dimana ada kemungkinan
kredit yang yang diberikan tidak dapat tertagih (kredit macet). Debitur
(penerima kredit) dapat mengemukakan sejuta alasan untuk itu. Disisi lain,
bank harus membayar setiap Rupiah dana masyarakat yang ditempatkan
padanya. Apapun yang terjadi pada kredit, bank tidak boleh tidak membayar
dana masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, sudah seharusnya bank hanya
memberikan kredit (pinjaman) kepada debitur yang layak. Bank harus dapat
mengendalikan

risiko

kredit

yang

diberikannya.

Untuk

itu,

bank

mengembangkan suatu proses seleksi untuk menyaring setiap proposal kredit


Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

yang masuk. Melalui proses penyaringan tersebut diharapkan kredit yang


diberikan adalah dengan kualitas bagus.

Proses tersebut secara umum adalah sebagai berikut :


Gambar 2.1.1 Proses Analisis Kredit
Proposal Kredit

Analisis Kredit

Dokumentasi

Pencairan Dana

Pemantauan Kredit

Sumber Jopie Jusuf (2008 : xiv)


Setiap proposal kredit akan dianalisis dengan teliti. Bila memenuhi
syarat, baru diadakan dokumentasi (pengikatan kredit dan jaminan). Walaupun
dalam analisa kredit suatu proposal dinyatakan layak, tetapi bila dalam
pengikatan kredit / jaminan ternyata terdapat masalah yang yang tidak dapat
diselesaikan dan / atau membahayakan bank, kredit tersebut harus dihentikan.
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Setelah dokumentasi lengkap, bank mengadakan pencairan dana (distbursement)


sesuai perjanjian kredit. Dalam pencairan dana ini bank juga harus berhati-hati.
Bila tidak sesuai dengan perjanjian, pencairan dana tidak dapat dilakukan.
Setelah kredit dicairkan, bank juga harus terus menerus melakukan pemantuan
atas kredit yang diberikan. Ini adalah perkerjaan yang akan terus berlangsung
selama kredit tersebut belum dilunasi. Dalam pemantauan ini bank harus terusmenerus mengikuti perkembangan bisnis nasabah dan berbagai aaspek yang
mungkin mempengaruhi kualitas kredit tersebut.
Menganalisis kredit ini meliputi aktivitas termsuk pengumpulan
informasi dan data yang diperlukan untuk bahan analisis. Kualitas hasil analisis
pembiayaan sangat teragantung kepada tiga faktor yaitu :
a. Faktor sumber daya manusia (SDM)
Analisis pembiayaan dilaksanakan oleh seorang account officer (AO)
yang harus mempunyai keterampilan yang bersifat teknis maupun pengetahuan
yang bersifat teoritis, di samping mempunyai mental yang kuat.
b. Faktor data analisis
Informasi dan data yang diperlukan harus lengkap, dapat dipercaya, dan
akurat. Untuk mendekati hal tersebut dapat ditempuh dengan cara, antara lain :
-

Melakukan penelitian secara fisik (on the spot)

Untuk laporan keuangan (neraca dan daftar rugi/laba) bisa dengan cara
meminta bantuan kantor akuntan
c. Teknis analisis

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Analisis harus dilakukan secara teliti dan mengikuti ketentuan. Secara


umum, teknik analisis meliputi dua macam, yaitu :
-

Analisis kuantitatif, menganalisis laporan keuangan meliputi analisis rasio


keuangan, common size, analisis kecenderungan, dan analisis penggunaan
dana

Analisis kualitatif, yang meliputi analisis terhadap faktor-faktor intern


dan ekstern perusahaan

2. Perjanjian Kredit Bank


Perjanjian kredit merupakan perjanjian baku (standar contract), dimana
isi atau klausa-klausa perjanjian kredit tersebut telah dibakukan dan dituangkan
dalam bentuk formulir (blanko), tetapi tidak terikat dalam bentuk tertentu.
Bentuk dan formatnya diserahkan Bank Indonesia kepada masing-masing bank
untuk menetapkannya, namun sekurang-kurannya harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a.

Memenuhi keabsahan dan persyaratan hukum yang dapat melindungi


kepentingan bank

b.

Memuat jumlah, jangka waktu, tata cara pembayaran kembali kredit serta
persyaratan-persyaratan kredit lainnya sebagaimana ditetapkan dalam
keputusan persetujuan kredit
Perjanjian kredit yang baik seyogianya sekurang-kurannya berisi klausa-

klausa sebagai berikut :


a. Klausa-klausa tentang maksimum kredit, jangka waktu kredit, tujuan
kredit, bentuk kredit dan batas izin tarik
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

b. Klausa-klausa tentang bunga, komitmen fee, dan denda kelebihan tarik


c. Klausa tentang kuasa bank untuk melakukan pembebanan atas rekening
giro dan rekening pinjaman nasabah debitur
d. Klausal tentang keadaan nasabah debitur dan jaminan
e. Klausa tentang conditions precedent, yaitu klausa tentang syarat-syarat
tangguh yang harus dipenuhi oleh nasabah debitur
f. Klausa tentang agunan kredit dan asuransi barang-barang agunan
g. Klausa

tentang

berlakunya

syarat-syarat

dan

ketentuan-ketentuan

hubungan rekening Koran bagi perjanjian kredit yang bersangkutan


h. Klausa tenang affirmative covenants, yaitu Klausa yang berisi janji-janji
nasabah debitur untuk melakukan hal-hal tertentu selama perjanjian kredit
masih berlaku
i.

Klausa tentang negative covenants, yaitu klausa yang berisi janji-janji


nasabah debitur untuk tidak melakukan hal-hal tertentu selama perjanjian
kredit masih berlaku

j.

Klausa tentang financial covenants yaitu klausa yang berisi nasbah debitur
untuk menyampaikan laporan keuangan kepada bank dan memelihara
posisi keuangan pada mainaimal taraf tertentu

k. Klausa tentang tindakan yang dapat diambil olah bank dalam rangka
pengawasan, penyelamatan, dan penyelesaian kredit
l.

Klausa tentang events sof default, yaitu klausa yang mengatur mengenai
penyelesaian perbedaan pendapat atau perselisihan antara para pihak

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

melaui suatu badan arbitase, baik badan maupun arbitase ad hoc atau
badan arbitase institusional
m. Klausa-klausa bunga rampai atau miscellaneoaus provisions atau
boilerplate provisions, yaitu klausa-klausa yang berisi syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang belum tertempung secara khusus di dalam
klausa lain.

D. Prinsip 5 C Analisis
Pemberian pembiayaan kepada seorang calon mudharib agar dapat di
perrtimbangkan, terlebih dahulu harus terpenuhi persyaratan yang dikenal dengan
prinsip 5 C. Kelima prinsip klasik tersebut adalah :
1. Character
Character adalah keadaan watak/ sifat dari calon mudharib, baik dalam
kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian ini
adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana iktikad/ kemauan calon mudharib
untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan janji yang
ditetapkan.
Pemberian pembiayaan harus atas dasar kepercayaan, sedangkan yang
mendasari suatu kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank, bahwa si
peminjam mempunyai moral, watak dan sifat-sifat pribadi yang positif dan
kooperatif. Disamping itu, mempunyai rasa tanggung jawab, baik dalam
kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupan sebagai anggota masyarakat,
maupun dalam menjalankan usahanya. Karakter merupakan faktor yang
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

dominan, sebab walaupun calon murahib tersebut cukup mampu untuk


menyelesaikan utangnya, kalau tidak mempunyai iktikad yang baik, tentu akan
membawa berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari. Dalam dunia White
Collar Crime, ciri-ciri seseorang yang mempunyai bakat kriminal justru di luar
dugaan kita pada umumnya.
Ciri-ciri tersebut digambarkan sebagai berikut :
a. Orang yang pandai bergaul.
b. Orang yang cerdas.
c. Orang yang mempunyai motivasi tinggi serta suka menghadapi tantangan.
d. Umur relative muda sampai dengan 45 tahun.
Untuk memperoleh gambaran tentang karakter calon customer, dapat
ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut :
a. Meneliti riwayat calon mudharib.
b. Meneliti reputasi calon mudharib tersebut dilingkunyan usahanya.
c. Meminta bank to bank information.
d. Mancari informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha dimana calon mudharib
berada.
e. Mencari informasi apakah calon mudharib suka berjudi.
f.

Mencari informasi apakah calon mudharib memiliki hobi berfoya-foya.


Ketika melakukan wawancara dengan calon mudharib, dalam menilai

karakter seseorang perlu memerhatikan nilai-nilai yang terdapat dalam dirinya.


Menurut Veithzal Rivai (2008: 348) nilai (value) yang perlu diamati adalah :
a. Social value
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

b. Theoretical value
c. Esthetical value
d. Economical value
e. Religion value
f. Political value
Seorang calon costumer yang mempunyai value yang sangat dominan di
bidang Economical value dan political value akan ada kecenderungan
mempunyai iktikad/ karakter yang tidak baik. Idealnya, karakter calon mudharib
mempunyai nilai-nilai (value) yang berimbang dalam diri pribadinya. Hal ini
pulalah yang di tekankan dalam Al-Quran. Firman Allah subahanahuwataala:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (QS Al-Anfal [8]:27)

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang


berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS An-Nisa [4]:58


Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan
Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS
Al-Baqarah [2]: 283)
2. Capital
Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon
mudharib. Makin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi
kesungguhan calon mudharib menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih
yakin memberikan pembiayaan. Kemampuan modal sendiri akan menjadi
benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapat goncangan dari luar, misalnya
jika terjadi kenaikan suku bunga. Oleh karena itu komposisi modal sendiri ini
perlu ditingkatkan. Penilaian atas modal sendiri adalah penting, mengingat
pembiayaan bank hanya sebgai pembiayaan dan bukan untuk membiayai seluruh
modal yang diperlukan.
Modal sendiri juga menjadi pertimbangan bank, sebagai bukti
kesungguhan dan tanggung jawab mudharib dalam menjalankan usahanya,
karena ikut menanggung resiko terhadap usaha.
3. Capacity
Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon mudharib dalam
menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan
dari penilaian ini adalah untuk mengetahui/mengukur sampai sejauh mana
calon mudharib mampu mengembalikan atau melunasi utang-utangnya
(ability to pay) secara tepat waktu, dari hasil uasaha yang diperolehnya.
4. Collateral

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Collateral adalah barang yang diserahkan mudharib sebagi agunan


terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral harus dinilai oleh bank
untuk mengetahui sejauh mana resiko kewajiban financial mudharib kepada
bank. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan,
dan status hukumnya.
Pada hakikatnya bentuk collateral tidak hanya berbentuk kebendaan. Bisa
juga collateral yang tidak berwujud, seperti jaminan pribadi (borgtoch), letter
of guarantee, letter of comport, rekomendasi, dan avails. Penilaian terhadap
collateral ini dapat ditinjau dari dua segi, yaitu :
a. Segi ekonomis, yaitu nilai ekonomis dari barang-barang yang akan
digunakan
b. Segi yuridis, yaitu apakah agunan tersebut memenuhi syarat-syarat yuridis
untuk dipakai sebagai agunan
Risiko

pemberian

pembiayaan

dapat

dikurangi

sebagian

atau

keseluruhannya dengan meminta collateral yang baik kepada calon mudharib.


5. Condition of Economy
Condition of economy adalah situasi kondisi politik, sosial, ekonomi dan
budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian yang kemungkinan pada
suatu saat mempengaruhi kelancaran perusahaan calon mudharib. Untuk
mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut, perlu diadakan penelitian
mengenai beerapa hal, antara lain :
a. Keadaan konjungtur
b. Peraturan-peraturan pemerintah
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

c. Situasi politik dan perekonomian dunia


d. Keadaan lain yang mempengaruhi pemasaran
Dari kelima prinsip di atas perlu mendapatkan perhatian officer adalah
character, dan apabila prinsip ini tidak terpenuhi, maka prinsip lainnya tidak
berarti, atau dengan kata lain, permohonannya harus ditolak.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jadwal Dan Lokasi Penelitian
Penelitian dimulai tanggal 3 November 2009 sampai selesai. Penelitian
dilakukan di BNI Syariah Cabang Medan Jalan Kapten Maulana Lubis

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang
dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah kredit kepemilikan rumah (KPR)

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

dengan akad pembiayaan murabahah merupakan pembiayaan yang mendominasi


dari pembiayaan murabahah yang dikeluarkan olah BNI Syariah Cabang Medan.

C. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
1. Data primer yaitu merupakan jenis data yang diperoleh dengan cara
melakukan penelitian langsung ke objek penelitian, dalam hal ini BNI
Syariah

Cabang

Medan.

Data

yang

digunakan

adalah

hasil

wawancara/keterangan yang dikumpulkan dari perusahaan.


2. Data sekunder yaitu merupakan jenis data yang diperoleh dalam bentuk
yang sudah jadi, atau telah ada pada BNI Syariah seperti struktur
organisasi, sejarah perusahaan, dan dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan produk-produk murabahah.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam pengumpulan
data yaitu :
1. Wawancara yaitu merupakan teknik pengumpulan data primer yang
dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik
secara lisan maupun tulisan kepada pihak-pihak yang terkait di BNI
Syariah Cabang Medan sesuai dengan topik yang dibahas.
2. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap aktifitas
akuntansi di BNI Syariah Cabang Medan.
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

E. Metode Penganalisaan Data


Metode analisis yang digunakan dalam menganalisa data adalah
deskriptif

yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengklasifikasikan,

disusun, diinterpretasikan, dan kemudian di analisa sehingga sehingga


memberikan gambaran yang jelas untuk pemecahan masalah khususnya
mengenai kredit kepemilikan rumah (KPR) dengan akad murabahah pada BNI
Syariah Cabang Medan.

BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum BNI Syariah Cabang Medan
a. Sejarah Singkat BNI Syariah Cabang Medan
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah
Medan adalah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan yang kegiatannya
memberikan pelayanan kepada maasyarakat, baik jasa maupun memasarkan
produk perbankan lainnya. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Cabang Syariah dibentuk secara mandiri melalui Tim Proyek Internal tanpa
bantuan konsultan. Pola yang digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk. Kantor Cabang Syariah untuk masuk ke dalam pasar perbankan syariah
adalah Dual Sistem Bank.
Dengan terbentuknya UU No. 10 1998 yang membolehkan Bank
Konvensional untuk membuka layanan syariah, maka pada tahun 1999 di bentuk
Tim Proyek Cabang Syariah . pada tanggal 29 April 2000 dilakukan pembukaan
5 cabang pertama yaitu : Pekalongan, Jepara, Yogyakarta, Malang, dan
Banjarmasin.
Pada tahun 2001 pembukaan cabang di Padang, Jakarta Timur, Jakarta
Selatan, Bandung, dan Makassar. Pada tahun 2002 dilakukan lagi pembukaan
cabang Medan, Palembang dan BNI Syariah mulai menghasilkan laba. Pada
tahun 2003 dilakukan penyusunan Corporate Plan BNI Syariah dan relokasi
cabang Jepara ke Semarang.
Pada tahun 2004, terbentuknya SBU Syariah Banking & Financial
Service (Peta Navigasi) dan pembukaan Cabang Syariah Prima Jakarta dan
Surabaya. Kemudian pada tahun 2005 dilakukan pengembangan secara agresif,
penataan organisasi dan adanya otonomi khusus. Sedangkan pada tahun 2006
terbentuklah 22 Kantor Cabang Syariah (KCS), 29 Kantor Cabang Pembantu
Syariah (KCPS), dan 128 Syariah Chaneling Outlet (SCO).
BNI Syariah memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk kegiatan
operasionalnya dan dengan sistem ini dapat memberikan kesempatan kepada
nasabah dan masyarakat untuk menikmati layanan perbankan syariah dengan
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

jaringan luas sehingga dapat mempercepat perkembangan industri perbankan


syariah di Indonesia. Sistem ini dinamakan Dual Sistem Bank.
Dual Sistem Bank ini memiliki keunggulan sebagai berikut :
1. Efisiensi Infastruktur karena dapat memanfaatkan infastruktur yang ada
pada Bank Induk (teknologi informasi, jaringan distribusi dan lain
sebagainya).
2. Dapat melakukan aliansi dengan Business Units dalam satu Bank Induk
(share database, cross selling dan lain sebagainya).
3. Sistem manajemen dan operasional Bank Syariah lebih mudah atau cepat
dibuat dengan mengadopsi sistem yang ada pada Bank Konvensional
Induknya.
4. Syariah Compliance dapat dipenuhi dengan kebijakan operasional Bank
Syariah (batas maksimum pembiayaan, analisa pembiayaan, nisbah dan
lain sebagainya) yang tersendiri melalui kebijakan otonomi khusus.
BNI Syariah didirikan pertama kali tanggal 24 April 2000 di Jakarta dan
sampai sekarang telah memiliki 24 cabang di seluruh Indonesia. PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Medan merupakan cabang
syariah ke 11 dan didirikan pada tanggal 15 Agustus 2002 oleh Agoest
Soebhekti, Direktur Ritel BNI. Adapun 24 cabang tersebut yaitu :
1. Yokyakarta

13. Jakarta Prima

2. Pekalongan

14. Surabaya Prima

3. Semarang

15. Pekanbaru

4. Malang

16. Cirebon

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

5. Banjarmasin

17. Surakarta

6. Jakarta Timur

18. Bogor

7. Jakarta Selatan

19. Balikpapan

8. Bandung

20. Jakarta Utara

9. Padang

21. Bukit Serpong

10. Makasar

22. Tanjung Karang

11. Medan

23. Kediri

12. Palembang

24. Jember

Landasan Syariah dari BNI Syariah adalah sebagai berikut :


1. Al-Quran
a. Surat Al-Zukhruf Ayat 32
b. Surat Al-Qashaash Ayat 26
2. Hadits
a. Riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar
b. Riwayat Abd Ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Said
c. Riwayat Abu Daud dari Saad Ibnu Abi Waqqash
d. Riwayat Turmuzi dari Amr bin Auf
3. Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 13 April 2000, tentang
Ijarah
Adapun dasar pemikiran berdirinya PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk. Kantor Cabang Syariah Medan berdasarkan ketentuan dan aturan yang
berkaitan perbankan syariah adalah sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 10 tahun 1998
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

2. Surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/23/Kep/Dir tanggal 12


Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan prinsip syariah, perubahan
kegiatan kegiatan usaha, dan pembukuan Kantor Cabang Syariah
3. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/ 2000 tanggal 27 Februari 2000
tentang giro wajib minimum dalam rupiah dan valuta asing bagi Bank
Umum yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
4. Peraturan Bank Indonesia No. 2/14/PBI/2000 tanggal 9 Juni 2000 tentang
perubahan atas peraturan Bank Indonesia No. 1/3/PBI/1999 tentang
penyelenggaraan

kliring

lokal

dan

penyelesaian

akhir

transaksi

pembayaran antar Bank atas kliring lokal


5. Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang
pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah
6. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000 tanggal 23 Juni 2000 tentang
sertifikat Wadiah Bank Indonesia
7. Buku petunjuk pendirian Bank Indonesia
Adapun alasan-alasan pembukaan Syariah adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan layanan perbankan yang lengkap (mewujudkan Bank
BNI sebagai Universal Banking)
2. 30 % masyarakat Indonesia menolak system bunga (data Majelis
Ulama Indonesia)
3. Landasan Operasional perbankan syariah sudah kuat
4. Masih terbatasnya competitor

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

5. Respon dan kepercayaan masyarakat yang besar atas kehadiran Bank


Syariah
b. Visi, Misi dan Tujuan PT. BNI (persero) Tbk. Cabang Syariah Medan
Visi BNI Syariah Cabang Medan adalah Menjadi Bank Syariah yang
unggul dalam layanan dan kinerja sesuai dengan kaidah sehingga Insyaallah
membawa berkah .
Misi BNI

Syariah

Cabang

Medan adalah

Secara

istiqomah

melaksanakan amanah untuk memaksimalkan kinerja dan layanan perbankan dan


jasa keuangan syariah sehingga dapat menjadi bank syariah kebanggan anak
negeri.
Tujuan BNI Syariah Cabang Medan adalah Dalam rangka menjadi
Universal Banking maka perlu mengakomodir kebutuhan masyarakat yang ingin
menyalurkan keuangan melalui perbankan syariah dengan memanfaatkan
jaringan BNI Konvensional.
BNI Syariah Cabang Medan sebagai Bank Syariah yang mempunyai
landasan yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Menghindari riba, karena mengandung ketidakadilan dan dapat
merusak prinsip kemitraan.
2. Memperlakukan uang hanya sebagai alat tukar dan bukan sebagai
komoditi yang diperdagangkan
3. Dalam Bank Syariah ada hal-hal yang dilarang, yaitu :
a. Gharar yaitu transaksi mengandung unsur tipuan dari salah satu
pihak sehingga yang lain dirugikan
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

b. Maysir yaitu transaksi yang mengandung unsur perjudian,


untung-untungan atau spekulatif yang tinggi
c. Riba yaitu transaksi dengan pengambilan tambahan, baik dalam
transaksi jual beli maupun pinjam meminjam secara batil atau
bertentangan dengan ajaran Islam
d. Risywah yaitu tindakan suap dalam bentuk uang, fasilitas atau
bentuk

lainnya

yang

melanggar

hukum

sebagai

upaya

mendapatkan kemudahan dalam suatu transaksi.


4. Memposisikan diri sebagai mitra investor dan pedagang
5. Akad trans yang sudah disepakati tidak akan mengalami perubahan
sampai berakhirnya masa akad sepanjang ketentuan dalam akad
terpenuhi.
BNI Syariah Cabang Medan sebagai Syariah mempunyai peranan atau
fungsi sebagai berikut :
1.

Bagi Pihak Manajer atau Investasi


Bank syariah mengelola investasi dana nasabah secara syariah
dengan menggunakan prinsip bagi hasil yaitu :
a. Penentuan besar nisbah (bagi hasil) dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
b. Besarnya nisbah (bagi hasil) berdasarkan pada seberapa besar
jumlah keuntungan yang diperoleh.

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

c. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang diperoleh,


apabila adanya kerugian maka kerugian tersebut ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak.
d. Apabila jumlah pembagian laba meningkat maka harus sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan.
2.

Bagi Investor

3.

Bank Syariah menyediakan jasa keuangan

4.

Bank syariah melakukan pengelolaan dana kegiatan sosial

c. Struktur Organisaasi BNI Syariah Cabang Medan


Dalam struktur organisasi maka Bank BNI dibentuk oleh dewan
pengawas syariah yag bertugas untuk memastikan dan menjamin oprasional
bisnis Bank BNI Syariah sesuai dengan prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam.
1. Divisi Usaha Syariah (USY) bukan merupakan anak perusahaan yang terpisah
dari Bank BNI , tetapi berada setingkat di bawah Direktur Ritel, dengan
struktur organisasi yang tersendiri dari 1(satu) kelompok perbankan syariah
yang dibawahi.
2. Pengelolaan Penunjang Bisnis
3. Pengelola Treasury dan Invesment
4. Pengelola dan Pengembangan Bisnis
Di samping itu unit langsung dibawahi Pimpinan Divisi Usaha Syariah
adalah:
1. Staff Khusus (bersifat sementara)
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

2. Pengelola Penyelia Cabang


3. Bagian Umum
Bidang-bidang Kerja/Job description
1. Pimpinan Cabang Syariah
a. Menetapkan rencana kerja, anggaran, sasaran usaha dan tujuan yang akan
dicapai
b. Menyelia (mengarahkan), mengendalikan dan mengawasi secara langsung
unit-unit kerja menurut bidang tugasnya, pengendalian usaha serta
pengelolaan administrasi di lingkungan cabang serta cabang pembantu
2. Wakil Pimpinan Bidang Operasional
a. Menyelia kegiatan pelayanan admistrasi di front office dan back office
dengan mengupayakan pelayanan yang optimal
b. Menyelia dan berpartisipasi aktif terhadap unit-unit yang dibawahinya
dalam memantau dan memastikan perbaikan/ peyempurnaan atas temuan
hasil pemeriksaan/saran yang diberikan oleh auditor.
3. Kontrol Internal
a. Menyelia dan berpartisipasi aktif dalam usaha pengawasan/pemeriksaan
atas transaksi keuangan dan rekening
b. Melakukan pemeriksaan khusus/ mendadak terhadap berbagai kegiatan
harian/manajemen cabang
c. Mempersiapkan laporan pekerjaan pada cabang dan pimpinan divisi
d. Melakukan pemeriksaan terhadap administrasi dan keuangan koperasi
serikat pekerja dan darma wanita cabang
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

e. Mengelola

dan

mendistribusikan

buku

pedoman

perusahaan

srta

dokumen/surat yang berkaitan tentang ketentuan pelaksanaan transaksi


f. Melaksanakan pebaikan/penyempurnaan hasil temuan audit
4. Penelia Unit Pemasaran Bisnis
a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah
b. Mengelola permohonan pembiayaan
c. Melakukan pemantauan nasabah dan kolektibitas
d. Melayani dan mengembangkan hubungan dengan nasabah, wholesale dan
middle
e. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang diberikan pimpinan cabang
Pengelolaan Pembiayaan
a. Memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah/calon nasabah
b. Mengelola permohonan pembiayaan ritel,

pemantauan

nasabah dan

kolektibilitas pembiayaan
c. Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis
d. Membina hubungan saling menguntungkan dengan para debitur dan pihak
sumber dana
Asisten Pemasaran
a. Memasarkan dan mengelola pembiayaan standard
b. Membina hubungan dan memantau aktivitas nasabah, wholesale dan middle
c. Membantu mengelola pemasaran dalam memasarkan produk/jasa perbankan,
penelitian, ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis
5. Penyelia Unit Pelayanan Nasabah
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

a. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan kliring


b. Melayani kegiatan eksternal, payment point, kas mobil, kantor kas dan cabang
pembantu
c. Mengelola kas besar
d. Menyediakan informasi dan melayani transaksi produk jasa dalam negri
e. Melayani transaksi giro, tabungan, deposito dan ongkos naik haji (ONH)
f. Menyusun data dan laporan ke Bank Indonesia kas perbandaharaan, kas
negara mengenai giro, tabungan dan deposito serta membuat laporan pajak
atas dana masyarakat
g. Melayani permintaan, menyerahkan dan memantau permasalahan kartu ATM
h. Melaksanakan perbankan, peyempurnaan hasil audit
i. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang diberikan pimpinan cabang
Asisten Pelayanan Jasa
a. Melayani transaksi giro, tabungan, deposito, dan ongkos naik haji (ONH)
b. Melayani permintaan, menyerahkan dan memantau permasalahan kartu ATM
c. Melayani permintaan pencairan margin deposito
d. Melayani infomasi mengenai produk jasa
e. Melayani tansaksi jasa kiriman uang
f. Melayani nasabah inti
g. Menyusun data dan laporan ke Bank Indonesia/KPKN
h. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit
Asisten kegiatan Pelayanan uang tunai
a. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan kliring
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

b. Melayani kegiatan eksternal payment point, kas kantor dan kas cabang
pembantu
c. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit
Asisten Transaksi Dalam Negeri/Luar Negeri
a. Mengelola administrasi back office, transaksi delegasi pembiayaan dan jasa
dalam negeri lainnya
b. Melaksanakan entri transaksi keuangan secara kliring/pemindahan kas dalam
sistem
c. Pengelolaan komunikasi cabang dan menyelesaikan transaksi DPT
d. Mengelola kegiatan Bank Operasional/persepsi untuk KPKN
6. Penyelia Unit Operasional
a. Melakukan verifikasi data nasabah mengenai debitur
b. Mengelola administrasi pembiayaan, penerbitan jaminan Bank dan portepel
pembiayaan
c. Mengelola administrasi back office (data entry dan kliring) transaksi jasa
dalam negeri
Analisis Pembiayaan
a. Meneliti kebenaran dan kelengkapan data/informasi mengenai calon debitur
sesuai dengan ketentuan manajemen pembiayaan
b. Menilai kewajaran laporan keuangan yang diserahkan oleh debitur
c. Memberikan pendapat hasil analisis dari berbagai aspek penilaian pembiayaan
d. Memantau dan menganalisis aktifitas keuangan debitur melalui riwayat
pembayaran sebagai bahan masukan bagi unit pemasaran bisnis
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Asisten Administrasi Pembiayaan


a. Mengelola administrasi pembiayaan, portepel (out standing dan kondisi)
pembiayaan
b. Memantau proses pemberian pembiayaan dan mengelola penerbitan jaminan
bank
c. Melaksanakan/penyempurnaan hasil temuan audit
Asisten Kliring
a. Melaksanakan entry transaksi secara kliring/pemindahan ke dalam sistem
operasional bank
b. Melayani semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan dan kliring
c. Melaksanakan perbaikan/penyempurnaan hasil temuan audit
7. Penyelia Unit dan Keuangan
Asisten Akuntansi
a. Mengelola komputer cabang, output laporan cabang dan output dari sistem
b. Menyelesaikan transaksi DPT (Daftas Pos Terbuka)
c. Memeriksa kebenaran/akurasi dari sistem
Asisten Khusus
a. Mengelola komputer cabang dan sistem otomasi cabang
b. Mengelola kebagian logistik, akomodasi dan transportasi
Asisten Administrasi
a. Mengelola kepegawaian
b. Mengelola administrasi umum dan kearsipan
Petugas Non Administrasi
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

a. Membantu pengelolaan administrasi umum


b. Membantu pengelolaan logistik dan urusan kerumahtanggan

2. Produk-produk BNI Syariah Cabang Medan


a. Produk Dana
1. Tabungan Mudharabah
Tabungan mudharabah yang di apliksiakan di BNI Unit Usaha Syariah
menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah yaitu suatu perkongsian antara dua
pihak, dimana pihak pertama (shahibul Maal/penabung) menyediakan dana dari
pihak kedua (mudharib/bank) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha
tersebut.
Bank

sebagai

pengelola

dana

bebas

menggunakan,

asal

tidak

bertentangan dengan Syariah Islam. Keuntungan dibagikan sesuai dengan


nisbah/rasio bagi hasil yang telah disepakati bersama. Apabila rugi, shahibul
maal turut menanggung kerugian tersebut.
2. Deposito Mudharabah
Deposito mudharabah menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah, yaitu
perkongsian antara dua pihak, pihak pertama menyediakan dana sedangkan pihak
kedua bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.
3. Tabungan Haji (THI) Mudharabah
Tabungan haji BNI Syariah dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip
Mudharabah. THI Mudharabah adalah tabungan yang digunakan sebagai sarana

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

untuk mendapatkan kepastian untuk berangkat menunaikan ibadah haji sesuai


keinginan penabung.
4. Giro Wadiah
Giro wadiah menggunakan prinsip Wadiah Yad-Dhamanah dimana bank
sebagai penerima dana titipan dapat memanfaatkan dana tersebut dengan seizin
pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh
setiap saat pemilik menghendakinya. Dengan prinsip wadiah, pemilik modal
(giran) tidak mendapatkan jassa giro namun mendapatkan bonus yang besarnya
ditentukan oleh bank dan tidak diperjanjikan dimuka.
b. Produk Pembiayaan
1. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Muabahah adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah
dimana bank membeli barang yang diperlukan nasabah dan menjualnya kepada
nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan
keuntungan yang disepakati bersama.
2. Pembiayaan Ijarah Bai ut Takjiri
Pembiayaan ijarah bai ut takjiri/muntahia bittamlk adalah suatu kontrak
sewa yang di akhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian dari itu merupakan pembelian
terhadap barang secara berangsur.
3. Pembiayaan Musyarakah

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Pembiayaan musyarakah digunakan untuk membiayai usaha berdasarkan


pesanan, waralaba, pola kemitraan, pembiayaan proyek, joint venture, exportimport dan modal kerja/investasi.
4. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan yang dilakukan melalui kerja sama antara dua pihak dimana
pemilik modal/bank (shahibul maal) menyediakan modal 100% sedangkan pihak
lainnya menjadi pengelola usaha/debitur (mudharib) dengan mensyaratkan jenis
ataupun bentuk usaha yang dilakukan.
c. Produk Jasa :
1. Kiriman Uang Tunai (transfer)
Kiriman uang dari cabang syariah ke cabang bank konvensional atau
sebaliknya dapat dilakukan pada saat online. Hal ini untuk menghindari Bank
BNI Konvensional diselesaikan melalui rekening Unit Usaha Syariah (USY)
yang ada di Cabang Jakarta Pusat.
2. Inkaso
Inkaso dari cabang syariah ke cabang konvensional atau sebaliknya dapat
dilakukan seperti pada penyelesaian.
3. Garansi Bank
Garansi bank dapat diterbitkan oleh cabang syariah dengan ketentuan
bahwa nasabah harus menyetorkan cover sebesar 100% (full cover). Garansi
bank adalah surat jaminan dari bank nasabah tersebut dijamin dalam
melaksanakan suatu proyek.

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

3. Penerapan Akuntansi Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dengan akad


Murabahah
a. Gambaran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang
Medan
Kredit kepemilikan rumah merupakan pembiayaan murabahah yang
bersifat konsumtif. Dimana bank menyediakan pinjaman dana untuk membeli
rumah, tanah kavling atau untuk merenovasi rumah yang diperlukan calon
penerima kredit, untuk dibayar kembali saat jatuh tempo dengan cara cicilan dan
batas maksimal cicilan selama 15 tahun. Pada saat akad, pembiayaan KPR diakui
pada saat pencairannya sebesar pokok pembiayaan yang diberikan dan
keuntungan yang disepakati. Keuntungan ini disebut margin yang merupakan
pendapatan bank, dimana besarnya margin ditetapkan berdasarkan kesepakatan
antara nasabah dan BNI Syariah Cabang Medan. Margin 1-5 tahun sebesar 8,5%,
6-10 tahun sebesar 9,5% dan 11-15 tahun 10,5%
Dalam pembiayaan ini biasanya pihak bank sudah bekerja sama dengan
pihak developer sebagai supplier (penyedia rumah) sehingga nasabah membayar
uang muka (urbun) langsung ke pihak developer. Dalam hal permohonan
pembiayaan dan pemenuhan syarat-syarat KPR nasabah dibantu oleh pihak
developer, namun jika nasabah juga dapat mengurus sendiri permohonan
pembiayaannya.
Pemberian pembiayaan ini BNI Syariah mengenakan biaya yang langsung
dibayar oleh nasabah ketika akad berlangsung. Adapun biaya-biaya itu adalah :
1. Biaya administrasi sebesar 1 % dari pembiayaan
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

2. Biaya asuransi jiwa dan asuransi kebakaran yang besarnya tergantung


usia nasabah
3. Bea Balik Nama (BBN)
4. Biaya pengikatan
BNI Syariah Cabang Medan akan meminta jaminan berupa Surat Hak Milik
(SHM) dari rumah yang dibeli.
Untuk lebih jelasnya bagaimana pengakuan dan pengukuran transaksi
pembiayaan KPR pada BNI Syariah Cabang Medan, dapat dilihat dari contoh
perhitungan berikut :
Pada tanggal 1 Juni 2009, Sulaiman mengajukan permohonan pembiayaan untuk
pembelian sebuah rumah dengan harga Rp. 200.000.000,- dimana Sulaiman
membayar uang muka sebesar 20 % ( Rp. 40.000.000,-) kepada developer,
setelah bank melakukan penilaian terhadap permohonan tersebut Sulaiman
memiki kesanggupan mengasur selama 10 tahun (120 bulan). Bank melakukan
kesepakatan dengan mengambil margin keuntungan 9,5 %/tahun. Maka
penyelesaiannya sebagai berikut :
Harga rumah

: Rp. 200.000.000,-

Urbun

: Rp. 40.000.000,-

Nilai KPR
Margin

Rp. 160.000.000,= 9,5 % x 10 x Rp. 160.000.000,= Rp. 152.000.000,-

Magin per bulan

= Rp. 152.000.000,120

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

= Rp. 1.266.666,67
Angsuran per tahun = (Pokok x margin x jangka waktu) + pokok
Jangka Waktu
Angsuran per tahun = (Rp. 160.000.000,- x 9,5% x 10) + Rp. 160.000.000,10
= Rp. 31.200.000,Angsuran per bulan = Rp. 31.200.000,12
= Rp. 2.600.000,Maka BNI Syariah Cabang Medan menjurnal sebagai berikut :
-

Saat realisasi pembiayaan


Aktiva murabahah

Rp. 160.000.000,-

Utang pembelian rumah

Rp. 160.000.000,-

Saat penjualan rumah


Piutang murabahah

Rp. 160.000.000,-

Aktiva murabahah
-

Rp. 160.000.000,-

Saat menerima pendapatan administrasi


Kas

Rp. 1.600.000,Pendapatan administrasi

Rp. 1.600.000,-

Saat pembayaran bank kepada developer


Utang pembelian rumah
Kas

Rp. 160.000.000,Rp. 160.000.000,-

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Saat menerima angsuran dari Sulaiman


Tabungan Sulaiman

Rp. 2.600.000,-

Piutang murabahah
-

Rp. 2.600.000,-

Saat pengakuan pendapatan


Pendapatan diterima dimuka

Rp. 1.266.666,67

Pendapatan margin

Rp. 1.266.666,67

Pada saat penandatanganan pernyataan serah terima (akad kredit


kepemilikan rumah (KPR)) dengan akad murabahah di BNI Syariah Cabang
Medan terdapat poin-poin sebagai berikut :
1. Defenisi akad murabahah
2. Harga barang
3. Bentuk pembiayaan
4. Denda dan ganti rugi
5. Jangka waktu pembiayaan
6. Realisasi murabahah
7. Pelunasan pembelian
8. Jaminan pembiayaan
9. Asuransi barang jaminan
10. Asuransi jiwa
11. Biaya dan pajak
12. Penyelenggaraan rekening
13. Kuasa bank atas rekening penerima pembiayaan
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

14. Hak bank untuk mengahiri jangka waktu pembiayaan


15. Hal-hal yang harus dilakukan penerima pembiayaan
16. Pembatasan terhadap tindakan penerima pembiayaan
17. Perisiwa cidera janji (wanprestasi)
18. Keadaan mamaksa (force majeur)
19. Penyelesaian sengketa
20. Domisili hukum
21. Addendum

b. Analisis Penerimaan Permohonan Pembiayaan Kredit Kepemilikan


Rumah (KPR)
Syarat-syarat KPR/dokumen yang dilengkapi :

Tabel 4.1 Syarat-syarat Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)


Dokumen
Pegawai
Fotocopy KTP/Paspor Suami/Isteri

Paspoto 3 x 4 (2 lembar) Suami/Isteri

Fotocopy Surat Nikah/ cerai/pisah harta

(jika pisah harta)


Fotocopy Kartu Keluarga

Fotocopy Surat WNI, surat keterangan ganti

nama bagi WNI keturunan


Fotocopy NPWP (untuk pembiayaan diatas

Rp. 50 juta)
Fotocopy rekening Koran/ Tabungan 3

bulan terakhir
Slip Gaji terakhir/ Surat keterangan

penghasilan

Pengusaha Profesional

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Asli surat keterangan masa kerja dan

jabatan terakhir dari perusahaan


SK Pengangkatan awal pegawai dan

terakhir
SPT pajak 1 tahun terakhir
Neraca dan laba rugi/informasi keuangan 2
tahun terakhir
Akte perusahaan, SIUP dan TDP
Fotocopy surat ijin profesi
Dokumen kepemilikan jaminan :

- Fotocopy sertifikat & IMB


- Surat pesanan/penawaran
- Fotocopy bukti setoran PBB terakhir
- Rencana anggaran biaya (RAB)
Denah lokasi jaminan dan rumah tinggal

Sumber : Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Medan

Permohonan pembiayaan dan syarat-syarat KPR diajukan ke BNI Syariah


Cabang Medan lalu team pembiayaan KPR memverifikasi kelengkapan berkas
syarat-syarat KPR (prescanning) setelah berkas dinilai telah lengkap maka pihak
bank meninjau ke lapangan (On The Spot) atau melihat langsung rumah yang
akan dibeli, memverifikasi calon nasabah apakah berkas yang diberikan sesuai
dengan keadaan yang sebanarnya dari calon nasabah.
Analisis yang digunakan oleh BNI Syariah adalah analisis 5 C yaitu :
1. Character
Character adalah keadaan watak/ sifat dari calon penerima pembiayaan,
baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Untuk
mengetahui karakter calon penerima pembiayaan maka dilakukan wawancara
dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat diketahui karakter
calon penerima pembiayaan. BNI Syariah Cabang Medan juga mencari informasi
Bank Indonesia tentang calon penerima pembiayaan apakah calon penerima
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

pembiayaan mempunyai hutang di bank lain dan apakah calon penerima


pembiayaan mempunyai kredit macet.
2. Capital
Capital merupakan modal atau penghasilan yang dimiliki ataupun yang
diterima olah calon penerima pembiayaan. Untuk menghitung penghasilan
minimal dari calon penerima pembiayaan agar dapat diterima pembiayaannya
maka cicilan kredit kepemilikan rumah (KPR) haruslah minimal 40 % dari
penghasilannya. Misalkan cicilan kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar Rp.
2.500.000,- maka penghasilan minimalnya adalah Rp. 2.500.000,-/40% = Rp.
6.250.000,-. Jika penghasilan calon penerima di bawah Rp. 6.250.000,-, maka
permohonan pembiayaan akan ditolak.
3. Capacity
Capacity merupakan kapasitas calon penerima pembiayaan (pengusaha)
dalam

mengelola

modal

untuk

mendapatkan

laba

dalam

memenuhi

kewajibannya. Bagi calon penerima pembiayaan yang bekerja pada perusahaan


maka perusahaan dan jabatan tempat bekerja juga menentukan dalam penerimaan
permohonan pembiayaan.
4. Collateral
Collateral

merupakan

jaminan

untuk

menjamin

kelangsungan

pembayaran angsuran. Dalam hal ini yang menjadi jaminan adalah surat hak
milik (SHM) dari rumah yang akan di beli.
5. Condition of Economy

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Condition of Economy merupakan situasi kondisi politik, sosial, ekonomi


dan budaya yang mempengaruhi keadaan perekonimian yang kemungkinan pada
suatu saat mempengaruhi kelancaran perusahaan atau tempat calon penerimaan
pembiayaan bekerja.
Yang sangat diperhatikan dalam analisis 5 C adalah karakter bila calon
penerima pembiayaan dianggap memiliki karakter yang buruk walaupun
memiliki penghasilan yang cukup maka permohonan pembiayaan akan di tolak.
Jika jaminan yang besar tidak diikuti dengan kemampuan untuk membayar
angsuran maka permohonan pembiayaan juga akan di tolak.
Setelah analisis 5 C dilakukan dan data di input maka data calon penerima
pembiayaan akan di ajukan ke pemutus apakah permohonan pembiayaan
diterima atau ditolak.

B. Analisis Hasil Penelitian


Berdasarkan data yang diperoleh, adanya uang muka yang harus dibayar
oleh calon penerima pembiyaan, bank menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian, transaksi bebas riba, pembiayaan kredit kepemilikan rumah
(KPR) dilakukan dengan cara cicilan hal ini sesuai dengan akad pembiayaan
murabahah.
Bank sebagai penjual, penerima pembiayaan sebagai pembeli, adanya
harga dan barang yang diperjualbelikan, dan adanya pernyataan serah terima
maka telah memenuhi rukun akad pembiayaan murabahah.

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Syarat yang berakad (baiu dan mustari) cakap hukum dan tidak dalam
keadaan terpaksa, barang yang diperjual belikan (mabi) tidak termasuk barang
yang haram dan jenis maupun jumlahnya jelas, harga barang (tsaman) harus
dinyatakan secara transparan (harga pokok dan komponen keuntungan) dan cara
pembayarannya disebutkan dengan jelas, pernyataan serah terima (ijab qobul)
jelas dengan meyebutkan spesifik

pihak-pihak yang berakad, hal ini sesuai

dengan syarat akad pembiayaan murabahah.


Analisis 5 C sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit kepemilikan
rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang Medan. Analisis 5 C ini saling terkait
antara yang satu dengan yang lainnya.
Tabel 4.2 Analis 5 C
No

Analisis

1
2
3
4
5

Caracter
Capital
Capacity
Collateral
Condition of Economy

No

Analisis

1
2
3
4
5

Caracter
Capital
Capacity
Collateral
Condition of Economy

No

Analisis

1
2

Caracter
Capital

Baik/Cukup Buruk/Tidak Diterima Ditolak


Cukup

Baik/Cukup Buruk/Tidak Diterima Ditolak


Cukup

Baik/Cukup Buruk/Tidak Diterima Ditolak


Cukup

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

3
4
5

Capacity
Collateral
Condition of Economy

No Analisis

Baik/Cukup Buruk/Tidak Diterima Ditolak


Cukup
1
Caracter

2
Capital

3
Capacity

4
Collateral

5
Condition of Economy

Sumber : Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Medan

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah mambahas teori dan menganalisis hasil penelitian pada BNI


Syariah Cabang Medan, maka pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan
dan saran yang dapat bermanfaat bagi BNI Syariah Cabang Medan untuk masa
yang akan datang.
A. Kesimpulan

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

1. BNI Syariah Cabang Medan merupakan salah satu usaha yang


bergerak dalam penghimpunan dana dan penyaluran dana yang sesuai
dengan syariah Islam.
2. Pembiayaan

kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah

Cabang Medan menggunakan skim murabahah.


3. Kredit kepemilikan rumah (KPR) dilakukan dengan cicilan dengan
batas waktu maksimal 15 tahun
4. Kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang Medan
telah memenuhi rukun dan syarat akad murabahah.
5. Analisis 5 C sebagai dasar pertimbangan pemberian kredit
kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang Medan.

B. Saran
1. Dalam pemberian pembiayaan kredit kepemilikan rumah (KPR) lebih
ditingkatkan lagi.
2. Agar kredit kepemilikan rumah (KPR) di BNI Syariah Cabang Medan
lebih diminati masyarakat, baik masyarakat Islam maupun Non Islam
sebaiknya BNI Syariah Cabang Medan lebih memperkenalkan kepada
masyarakat produk murabahah terutama kredit kepemilikan rumah
(KPR).

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

DARTAR PUSTAKA

Andrea Pemata Veithzal, H. Veithzal Rivai,

2008, Ismamic Financial

Management : Teori, Konsep, Dan Aplikasi : Panduan Praktis


Untuk Lembaga Keuangan, Nasabah, Praktisi Dan Mahasiswa, PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta Utara
Antonio, Muhammad Syafii, 2001, Bank Syariah Dan Teori Ke Praktek,
Cetakan Pertama, Gema Insani Press, Jakarta
Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Harahap, Sofyan Syafri, Wiroso dan M.Yusuf, 2004, Akuntansi Perbankan


Syariah, penerbit LPFE USAKTI, Jakarta
Muhammad, 2005, Pengantar Akuntansi Syariah, Edisi Revisi, Jilid Dua, PT.
Salemba Empat, Jakarta
Purwaatmadja, Karnaen A dan M. Syafii, Antonio, 1992, Apa dan Bagaimana
Bank Islam, Dana Bakti Wakaf, Yokyakarta
Departemen Agama RI, 2005 Al-Quran Dan Terjemahan, CV. Penerbit
Jumanatul Ali Art (J-ART), Bandung
Hessel Nogi S. Tanglisan, 2003, Manajemen Keuangan Bagi Analisis Kredit
Perbankan

Mengelola

Kredit

Berbasis

Good

Corporate

Governance, Balairung & Co, Yokyakarta


Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Dua,
Salemba Empat, Jakarta
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi USU, 2004, Buku Petunjuk Tehnis
Penulisan Proposal Penelitian Dan Penulisan Skripsi, Revisi Kedua,
Dosen-dosen Jurusan Akuntansi, Medan
Jopie Jusuf , 2008, Analisis Kredit untuk Account Officer, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Sugiawaty : Analisis Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Dengan Akad Pembiayaan Murabahah Di Bni Syariah
Cabang Medan, 2010.

Anda mungkin juga menyukai