PENDAHULUAN
Apa saja jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman paprika?
2.
1.3 Tujuan
1.
2.
BAB 2. PEMBAHASAN
sepanjang tahun dan serangan paling berat adalah saat musim kemarau. Kerusakan
tanaman akibat serangan hama ini bisa mencapai 55%. Trips muda (nimfa)
berwarna kuning, sedangkan imago berwarna coklat kehitaman. Nimfa dan imago
menggaruk epidermis dan mengisap cairan daun. Serangga aktif makan pada senja
dan malam hari. Gejala serangan pada daun diantaranya daun menjadi berwarna
keperakan pada bagian bawahnya, keritng, keriput, dan gejala pada buah yaitu
timbul bercak-bercak kecoklatan sehingga kualitas buah menurun.
2.
memiliki garis kuning pada punggung sisi samping. Ulat grayak aktif makan pada
malam hari dan umumnya menyerang bagian daun tanaman paprika. Daun yang
terserang menjadi berlubang-lubang. Serangan yang berat menyebabkan tanaman
menjadi gundul.
3.
Tungau
Ada dua jenis tungau yang menyarang tanaman paprika, yaitu tungau teh
4.
menusuk dan mengisap cairan daun. Serangga hama ini aktif sepanjang hari.
Gejala serangan yang ditimbulkan kutu daun persik adalah berubahnya daun
menjadi keriput, terpuntir, berwarna kuning, dan pertumbuhan tanaman menjadi
kerdil.
5.
ditandai dengan adanya lapisan tepung berwarna putih terutama pada bagian
bawah daun. Daun-daun yang terserang jamur menjadi berwarna pucat dan cepat
rontok. Miselium jamur bersekat dan bercabang-cabang berkembang di dalam
jaringan daun.
7.
yaitu layu dari bagian bawah tanaman menjalar hingga ke bagian atas, ke rantingranting muda, kemudian akan membuat tanaman mati. Warna jaringan akar dan
batang adalah coklat.
8.
gejala layu mulai tampak pada daun bagian ats tanaman. Setelah beberapa hari
diikuti oleh layu serentak dan permanen. Daun yang berpenyakit tetap berwarna
hijau atau sedikit kekuningan. Bakteri ini menginfeksi tanaman melalui akar,
kemudian masuk ke dalam jaringan pembuluh, memperbanyak diri dan masuk ke
jaringan tanaman. Jika batang dipotong, terlihat pembuluh berwarna coklat dan
dari berkas pembuluh keluar lendir berwarna abu-abu.
9.
pada daun terdapat bercak bulat, berwarna putih atau pucat dengan tepian yang
berwarna lebih tua seperti mata katak. Gejala pada tangkai buah adalah
terdapatnya bercak melingkar berwarna putih kecoklatan.
10. Penyakit mozaik (virus kompleks)
Penyakit mozaik yang dapat menyerang tanaman paprika diantaranya
adalah Cucumber Mozaic Virus, Chili Veina Mottle Virus, Potato Virus Y, dan
Tobacco Mozaic Virus. Gejala yang ditimbulkan adalah daun yang terserang
menjadi belang berwarna hijau muda dan hijau tua. Ukuran daun mengecil dan
pertumbuhan tanaman terhambat sehingga tanaman menjadi kerdil.
Persiapan tanam
Persiapan tanam paprika dimulai dari persiapan rumah kasa dan media
Penyemaian benih
Penyemaian benih paprika sebaiknya dilakukan di dalam rumah
3.
Penanaman
Dua atau tiga hari sebelum tanam, arang sekam di dalam polybag dicuci
dengan air bersih dan sehari sebelum tanam dilakukan penjenuhan media tanam
dengan bakterisida untuk mencegah serangan penyakit layu bakteri. Polybag yang
berisi arang sekam ditanami 1 2 tanaman dengan jarak tanam pada umumnya
adalah 50 cm x 120 cm. Pemasangan mulsa plastik di guludan dan lantai rumah
kaca bertujuan mengurangi serangan hama trips dan mencegah tumbuhnya gulma.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari sekitar pukul 17.00, karena suhu
di dalam rumah kasa relatif rendah sehingga tanaman tidak layu.
4.
Hama trips
-
Penggunaan mulsa plastik perak pada lantai rumah kasa yang bertujuan
menghalau trips, sehingga diharapkan tidak menyerang tanaman paprika.
Pemanfaatan
musuh
alami
yaitu
kumbang
predator
Menochilus
b.
Pengumpulan kelompok telur dan larva ulat grayak yang terdapat pada
tanaman paprika untuk lalu dimusnahkan.
c.
Hama tungau
-
d.
e.
f.
Penyakit tepung
-
g.
h.
i.
j.
Penyakit mozaik
-
6.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk menghitung jumlah populasi hama dan
a.
Hama trips pada fase vegetatif (0 5 minggu setelah tanam) adalah 2,7 ekor
per daun atas, pada fase berbunga (6 10 minggu setelah tanam) adalah 0,3
trips per daun pucuk dan 0,8 trips per bunga, dan pada fase berbuah (> 11
minggu setelah tanam) adalah 0,3 trips per daun atas.
b.
c.
Lalat pengorok daun, ulat grayak, penyakit embun tepung, dan serkospora
dengan intensitas serangan 5%.
d.
b.
Tepat mutu, artinya pestisida yang dipilih adalah pestisida yang bermutu dan
terdaftar serta diijinkan oleh Komisi Pestisida.
c.
Tepat jenis, artinya pestisida yang digunakan harus diketahui efektif terhadap
OPT sasaran, tetapi tidak mengganggu perkembangan atau peranan musuh
alami.
d.
e.
f.
8.
yang tepat. Tangkai buah tidak boleh cacat dan bekas tangkai yang dipotong
diolesi larutan fungisida. Buah yang telah dipanen diletakkan di tempat teduh,
dicuci, dikeringkan, kemudian dikemas dalam kotak karton berventilasi.
3.1 Kesimpulan
1.
2.
Penerapan PHT pada tanaman paprika dimulai dari persiapan tanam hingga
pascapanen. Sistem PHT lebih mengutamakan pencegahan dan pengendalian
non kimiawi untuk mengendalikan populasi OPT. Tindakan pengendalian non
kimiawi dapat disesuaikan dengan jenis OPT, misalnya dengan memasang
mulsa, memasang perangkap, pembuangan dan penjarangan bagian tanaman
yang terserang, serta pemanfaatan musuh alami. Tindakan pengendalian
kimiawi dilakukan apabila populasi dan intensitas serangan OPT telah
melebihi ambang pengendalian, yaitu dengan mengaplikasikan bahan kimia
(pestisida dan fungisida) pada tanaman yang terserang hama dan penyakit
dengan memerhatikan prinsip 6 Tepat, yaitu tepat sasaran, tepat mutu, tepat
jenis, tepat dosis atau konsentrasi, tepat waktu, dan tepat cara.
3.2 Saran
Petani paprika sebaiknya dapat menerapkan PHT dalam kegiatan
budidayanya. Petani harus dapat menekan penggunaan bahan kimia dalam
mengendalikan populasi OPT dan lebih mengutamakan penggunaan teknologi
ramah lingkungan atau upaya non kimiawi lainnya. Penerapan PHT pada
budidaya paprika juga masih memerlukan dukungan dari pihak-pihak terkait
untuk mendukung ketersediaan komponen teknologi pengenalian OPT, dengan
begitu penerapan PHT pada budidaya paprika dapat lebih ditingkatkan dalam
rangka memperoleh hasil produksi optimal, serta sebagai suatu upaya dalam
perlindungan tanaman yang berwawasan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA