Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik

: diet bagi pasien yang menjalan hemodialisa

Hari / Tanggal : Jumat, 3 Juli 2015


Waktu

: 30 menit

Tempat: Rumah sakit al Mintohardjo diruangan hemodialisa


Sasaran

: Pasien dan keluarga

Anggota

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Indah prastyaningrum
Yuyun Fitria
Wulandari
Ulfah izazi
Joel sihombing
Siti indriyanti
Ester febriani
Rendy trikurnia

A.Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
pengetahuan tindakan hemodialisa dan diit pada pasien dengan hemodialisa.
2.

Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan sasaran penyuluhan mampu:
1.
2.
3.
4.
5.

Memahami dan menjelaskan pengertian hemodialisa


Memahami dan menjelaskan tujuan hemodialisis
Memahami dan mampu menjelaskan pentingnya diit pada pasien hemodialisis.
Memahami dan mampu menyebutkan macam-macam diit pada pasien hemodialisis.
Memahami dan mampu memberikan contoh makanan yang dianjurkan

B. SETTING ACARA

1.

Acara
a. Pembukaan oleh pembawa acara selama 3 menit
b. Pendahuluan yang dilakukan oleh penyaji 3 menit
c. Penyuluhan tentang hemodialisis dan diit pada pasien dengan hemodialisis oleh
petugas mahasiswa selama 15 menit
d. Tanya jawab 5 menit di pandu mahasiswa
e. Penutup oleh penyaji selama 3 menit
f. Penutupan oleh pembawa acara selama 3 menit

C. MATERI
1.

Definisi hemodialisis

2.

Tujuan hemodialisis

3.

Diet untuk pasien hemodialisis

4.

Pentingnya diet bagi pasien hemodialisis

5.

Macam-macam diet pada pasien hemodialisis

D. Strategi Pembelajaran
N
o
1

Tahap
Pendahuluan
3 menit

Kegiatan penyuluh
1. Moderator mengucapkan salam
kepada
Sasaran
2. Moderator memperkenalkan
kelompok pada sasaran
3. Moderator menyampaikan topic
penyuluhan, tujuan penyuluhan
dan menjelaskan waktu
pelaksanaan.
4. Fasilitator membagikan leaflet

Penyajian 15 menit
dan tanya jawab 3
menit

1. Penyaji menyampaikan materi


2. Memberikan kesempatan pada
peserta untuk bertanya

Penutup 3 menit

1. Menyimpulkan hasil penyuluhan

Kegiatan peserta
1. Sasaran menjawab
salam
2. Sasaran menyimak

3. Sasaran menyimak

4. Menerima leaflet
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Bertanya dan
berdiskusi
1. Memperhatikan

2. Moderator melakukan evaluasi


secara verbal/ lisan dengan
memberikan beberapa
pertanyaan tentang materi yang
sudah dibahas.
3. Mengakhiri dengan
mengucapkan salam

2. Menjawab
pertanyaan

3. Menjawab salam

E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi

F. MEDIA
1. Leaflet
G. RENCANA EVALUASI KEGIATAN
1.

2.

Evaluasi Struktur :
a.

Satuan acara penyuluhan (SAP) sudah siap

b.

80% alat dan bahan yang diperlukan sudah tersedia

Evaluasi Proses
a.

Kegiatan berlangsung tepat waktu

b. Peserta yang hadir 90 % dari total peserta


c.

90 % peserta berada ditempat sesuai waktu yang telah ditentukan

d. 90% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai


e.
3.

70% peserta yang aktif bertanya dari total

Evaluasi Hasil
a.

Peserta dapat menyebutkan definisi hemodialisis

b. Peserta dapat menyebutkanTujuan hemodialisis


c.

Peserta dapat menjelaskan pentingnya diit pasien hemodialisis

d. Peserta dapat menyebutkan contoh makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk dikonsumsi pasien hemodialisis

LAMPIRAN
A. Pengertian
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan
produk limbah dalam tubuh kita, ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut (Brunner&
Sunddarth, 2001).
Salah satu terapi yang diberikan pada pasien dengan gagl ginjal kronis adalah
hemodialisa. Tujuan terapi dialisa adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan
pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali (Brunner & Suddarth, 2001).
Hemodialisis berasal dari kata hemo artinya darah, dan dialisis artinya pemisahan
zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui
proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin
dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah cuci darah.
B. Tujuan
Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain :
1.
Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme
dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
2.
Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan
sebagai urin saat ginjal sehat.
3.

Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.

4.

Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.

C. Pentingnya diit pada pasien hemodialisa


Diet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa mengingat adanya efek uremia.
Apabila ginjal tidak mampu mengekskresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat
asam ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun. Gejala yang terjadi akibat
penumpukan tersebut secara kolektif dikenal dengan gejala uremik dan akanmempengaruhi setiap sistem
tubuh. Lebih banyak toksin yang menumpuk, lebih berat gejala yang timbul.
Diet rendah protein akan mengurangi penumpukan limbah nitrogen dan
dengan demikian meminimalkan gejala. Penumpukan cairan juga dapat terjadi dan
dapat mengakibatkan gagal jantung kongestifserta edema paru. Dengan demikian pembatasan
cairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. Dengan penggunaan hemodialisa

yang efektif, asupan makanan pasien dapat diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa
penyesuaian atau pembatasan pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan
Masalah cairan
Pembatasan asupan cairan sampai 1 liter perhari sangat penting karena meminimalkna
risiko kelebihan cairan antar sesi hemodialisa. Jmlah cairan yang tidak seimbang dapat
menyebabkan terjadinya edema paru ataupun hipertensi pada 2-3 orang pasien hemodialisa.
Ketidakseimbangan cairan juga dapat menyebabkan terjadinya hipertropi pada ventrikel
kiri.Beberapa laporan menyatakan bahwa pembatasan cairan pada pasien hemodialisa
sangatdipengaruhi oleh perubahan musim dan masa-masa tertentu dalam hidupnya. Seperti
penelitianArgiles (2004) menyatakan bahwa asupan cairan pasien akan sangat tidak ter
kontrol pada m u s i m p a n a s
asupan

cairan

pasien

baik

k a r e n a p a d a m u s i m p a n a s merangsang rasa. Jumlah


cairan

yang

diminum

langsung

ataupun

yang

dikandung

olehmakanan dapat dikaji secara langsung dengan mengukur kenaikan berat badan an
tar sesi hemodialisa (Interdialytic weight gain/IDWG) (Welch, 2006). IDWG adalah peningkatan
berat badan antar hemodialisa yang paling utama dihasilkan oleh asupan
garam dan cairan. Secara teori, konsekuensi dari asupan tersebut terdiri atas dua bagian
yaitu:

on the one hand


yang artinya asupan air dan salin dapat bekerja sama dengan kalori dan protein dalam makanan, yang akan
disatukan untuk memperoleh status nutrisi yang lebih baik.

on the other hand


asupan air dan garam dapat menimbulkan peningkatan cairan tubuh. Yang menjadi kunci
untuk k e j a d i a n h i p e r t e n s i d a n h i p e r t r o p i v e n t r i k e l k i r i ( V il l a v e r d e , 2 0 0 5 ) . I
D W G y a n g d a p a t ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih dari 1,0-1,5 kg (Lewis et al., 1998) atau tidak
lebih dari3 % dari berat kering (Fisher, 2006).
Berat kering adalah berat tubuh tanpa adanya kelebihan cairan yang menumpuk diantara
dua terapi hemodialisa. Berat kering ini dapat disamakan dengan berat badan orang dengan ginjal
sehat setelah buang air kecil. Berat kering adalah berat terendah yang dapat ditoleransi
oleh pasien sesaat setelah terapi dialysis tanpa menyebabkan timbulnya gejala turunnya tekanan
darah, kram atau gejala lainnya yang merupakan indikasi terlalu banyak cairan dibuang. Berat
kering ditentukan oleh dokter dengan mempertimbangkan masukan dari pasien. Dokter akan
menentukan berat kering dengan mempertimbangkan kondisi pasien sebagai berikut : tekanan

darah normal, tidak adanya edema atau pembengkakan, tidak adanya indikasi kelebihan
cairansaat pemeriksaan paru paru, tidak ada indikasi sesak nafas. Dengan demikian
pembatasancairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. Cairan dibatasi, yaitu
denganmenjumlahkan urin/24jam ditambah 500-750 ml (Almatsier, 2004). Urin 24 jam ditambah 500-700 ml
adalah jumlah cairan yang dapat dikonsumsi pasien dan masih dapat ditoleransi olehginjal pasien.

D. Macam-macam diit pada pasien hemodialisis


Unsur-unsur gizi (nutrient) yang memiliki makna khusus dalam pengobatan conventional
yangdapat digunakan sebagai terapi pendamping sudah harus dilaksanakan dan memerlukan pemantauanketat.
1. Cairan dan Natrium
Gejala pertama pada keadaan gagal ginjal menahun adalah ketidakmampuan nefron yang
masih berfungsi itu untuk meningkatkan filtarat glomelurus secara baik dan mengatur eksresi
natriumkedalam air seni, dengan semakin parahnya kegagalan ginjal dan menurunny
a glomerulus(GFR) hingga 10 % atau kurang dari nilai normlnya, maka produksi
air seni akan Menjadi sedikit sehingga masukan air dan natrium dalam jumlah
yang lazim tidak dapat di tolerir.
Kebutuhan penderita akan air dapat ditentukan lewat pengukuran ju
m l a h a i r s e n i y a n g dikeluarkan selama 24 jam dengan memakai gelas silinder dan ditambah
air 500 ml, ini akanmenganti jumlah kehilangan air yang hilang dari dalam tubuh (volume urine + 500 ml).
2. Natrium na
Natrium perlu dibatasi karena natrium diperlukan di dalam tubuh
walaupun faal ginjal sudah menurun. Hal ini penting bila terdapat hipertensi, edema dan
bendungan paru- paru. Parameter yang digunakan untuk menilai kecukupan natrium adalah berat
badan, kadar Na urine, serumdan laju filtrasi glomerulus. Pemberian natrium harus diberikan
dalam jumlah maksimal yangdapat ditolerir dengan tujuan untuk mempertahankan volume cairan
ekstraseluler terkendalinyaasupan natrium yang ditandai nya terkontrolnya tekanan darah dan pembengkakan
(oedema).
3.Protein
Asupan protein disesuaikan dengan derajat ganguan fungsi ginjal/ laju filtrasi
glomeruluskurang dari 25%, berdasarkan berbagai hasil- hasil penelitian di dapatkan bahwa
pada GGK di perlukan peranan asupan protein sampai 0,5-0,6 gr/kg BB/hari, rata- rata 0,5

gr / kg BB/ hariagar tercapai keseimbangan metabolisme protein yangoptimal. Dari protein 0,5 gr/kg
BB/hari

ini

hendaknya

diusahakan

sekurang-kurangnya

60%

atau

0,35 gr/kg BB/ hari berupa protein dengan nilai biologik tinggi. Protein dengan
nilai biologic tinggi adalah protein dengan susunan asam amino yang menyerupai aturan
aminoessensial dan pada umumnya berasal dari protein hewani (susu, telur, ikan, unggas, daging
tidak berlemak).
4. Kalium
Kalium jarang meningkat pada GGK, bila terjadi hiperkalemia maka biasanya berkaitan
denganoliguri ( berkurangnya volume urine/, keadaan metabolic, obat- obatan yang m
engandungkalium. Kadar kalium dalam dalam serum harus dijaga dalam suatu kisaran yang
sempit yaitu3,5 hingga 5 Eq/I untuk mencegah timbulnya kegawatan jantung karena hiperkalmia.
5. Kalori/ Energi
Asupan energi kebanyakan penderita GGK menunjukkan kurang gizi, hal ini disebabkan oleh berbagai
factor metabolisme dan kurangnya asupan kalori. Kalori cukup tinggi di hasilkan
darisumber karbohidrat dan lemak merupakan hal yang
penting bagi penderita kronik pembatasan masukan protein yang diperlukan untuk memper
baiki keseimbangannitrogen, guna mencegah oksidasi protein. Untuk memproduksi ene
rgi disarankanmasukan kalori paling sedikit 35kkal/kg BB/hari, kebutuhan asupan kalori
penderitaGGK yang stabil adalah 35 kkal/kg BB/hari. Kebutuhan kalori harus dipenuhi guna mencegah
terjadinya pembakaran proteintubuh dan merangsang pengeluaran insulin.
6. Lemak
Lemak terbatas, diutamakan pengguna lemak tak jenuh ganda. Lemak normal untuk
pasiendialisis 15-30 % dari kebutuhan energi total.7. VitaminDefisiensi asam folat, piridoksin dan
vitamin C dapat terjadi sehingga perlu suplemen vitamintersebut. diantaranya vitamin
larut lemak, kadar vitamin A meningkat sehingga harus dihindari pemberian vitamin A pada
GGK. Vitamin E dan K tidak membutuhkan suplementasi

E. contoh makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi pasien hemodialisis.
Pola Konsumsi Makanan Penderita Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisa
Pola konsumsi makanan merupakan gambaran mengenai jumlah jenis dan frekuensi bahan makananyang
dikonsumsi

seseorang

sehari-hari

dan

merupakan

ciri

khas

pada

suatu

kelompok

masyarakattertentu. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi
seseorang(Harper, 1985). Sedangkan menurut Suharjo (1996), pola konsumsi pangan adalah cara
seseorangatau sekelompok orang dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh
fisiologis, psikologis, kebudayaan, dan sosial. Pengaturan diet atau makanan pada gagal ginjal sa
ngat berpengaruh bagi penyakit ginjal.
Contoh susunan bahan makanan sehari untuk pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialis
Waktu

Bahan makanan

berat

URT

Pagi

Beras

75 gr

1 gelas tim

Telur

50 gr

1 butir

Mezena

20 gr

4 sdm

Sayuran

50 gr

gelas

Gula pasir

20 gr

2 sdm

Minyak

10 gr

1 sdm

Tepung susu whole

10 gr

2 sdm

Pukul

Maizena

10 gr

2 sdm

10.00

Gula pasir

20 gr

2 sdm

Minyak

10 gr

1 sdm

Beras

75 gr

1 gelas tim

Daging

25 gr

1 potong kecil

Telur

25 gr

butir

Sayuran

75 gr

gelas

Buah

100gr

1 potong pepaya

Minyak

10 gr

1 sdm

gula pasir

10 gr

1 sdm

Maizena

10 gr

1 sdm

Gula pasir

20 gr

2 sdm

Siang

Pukul 16.00

Sore

Pukul 21.00

Minyak

10 gr

1 sdm

Beras

75 gr

1 gelas tim

Daging

25 gr

1 potong kecil

Telur

25 gr

butir

Sayuran

75 gr

gelas

Buah

100 gr

1 potong papaya

Minyak

10 gr

1 sdm

Gula pasir

10 gr

1 sdm

Tepung susu whole

20 gr

4 sdm

Gula pasir

20 gr

4 sdm

Sumber : Poli gizi RSUD dr. Pringadi Medan 2009


Dimana energi = 2000 kal; protein 40 gr;diet rendah protein rendah garam
Pagi
Siang
Malam
< 10.00

10.00

< 16.00

16.00

< 20.00

20.00

Nasi

Kue talam

Nasi

Agar-agar

Nasi

susu

Telur
ceplok

Teh manis

Ikan
panggang

Teh manis

Daging bistik

Tumis labu
siam
Susu

Cah sayur
Papaya

Sup sayur
Papaya
Teh manis

Teh manis

Pada Penderita ginjal kronik hemodialisa demikian kompleks, dengan mengatur asupan
energi, protein, dan beberapa mineral

seperti kalium, natrium, dan

air. Pengaturan diit sukar

dipatuhioleh pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup
penderita (Sidabutar, 1992).

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & sunddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC


Rendi, clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikah Bedah Dan Penyakit Dalam.
Jogjakarta:Noha Medika

http://b11nk.wordpress.com/hemodialisa/ jam 19.35


http://www.minuman-sehat.com/penyakit-dan-obatnya/obat-untuk-ginjal/diet-bagi-penderitagagal-ginjal.html Di unduh hari senin jam 21.00
http://www.scribd.com/doc/94003823/Sap Diunduh Hari senin Jam 24.00

Anda mungkin juga menyukai