Topik
: 30 menit
Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Indah prastyaningrum
Yuyun Fitria
Wulandari
Ulfah izazi
Joel sihombing
Siti indriyanti
Ester febriani
Rendy trikurnia
A.Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan peserta mengetahui tentang
pengetahuan tindakan hemodialisa dan diit pada pasien dengan hemodialisa.
2.
Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan sasaran penyuluhan mampu:
1.
2.
3.
4.
5.
B. SETTING ACARA
1.
Acara
a. Pembukaan oleh pembawa acara selama 3 menit
b. Pendahuluan yang dilakukan oleh penyaji 3 menit
c. Penyuluhan tentang hemodialisis dan diit pada pasien dengan hemodialisis oleh
petugas mahasiswa selama 15 menit
d. Tanya jawab 5 menit di pandu mahasiswa
e. Penutup oleh penyaji selama 3 menit
f. Penutupan oleh pembawa acara selama 3 menit
C. MATERI
1.
Definisi hemodialisis
2.
Tujuan hemodialisis
3.
4.
5.
D. Strategi Pembelajaran
N
o
1
Tahap
Pendahuluan
3 menit
Kegiatan penyuluh
1. Moderator mengucapkan salam
kepada
Sasaran
2. Moderator memperkenalkan
kelompok pada sasaran
3. Moderator menyampaikan topic
penyuluhan, tujuan penyuluhan
dan menjelaskan waktu
pelaksanaan.
4. Fasilitator membagikan leaflet
Penyajian 15 menit
dan tanya jawab 3
menit
Penutup 3 menit
Kegiatan peserta
1. Sasaran menjawab
salam
2. Sasaran menyimak
3. Sasaran menyimak
4. Menerima leaflet
1. Mendengarkan dan
memperhatikan
2. Bertanya dan
berdiskusi
1. Memperhatikan
2. Menjawab
pertanyaan
3. Menjawab salam
E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
F. MEDIA
1. Leaflet
G. RENCANA EVALUASI KEGIATAN
1.
2.
Evaluasi Struktur :
a.
b.
Evaluasi Proses
a.
Evaluasi Hasil
a.
d. Peserta dapat menyebutkan contoh makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
untuk dikonsumsi pasien hemodialisis
LAMPIRAN
A. Pengertian
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan cairan dan
produk limbah dalam tubuh kita, ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut (Brunner&
Sunddarth, 2001).
Salah satu terapi yang diberikan pada pasien dengan gagl ginjal kronis adalah
hemodialisa. Tujuan terapi dialisa adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan
pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali (Brunner & Suddarth, 2001).
Hemodialisis berasal dari kata hemo artinya darah, dan dialisis artinya pemisahan
zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui
proses penyaringan di luar tubuh. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin
dialisis. Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah cuci darah.
B. Tujuan
Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain :
1.
Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme
dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain.
2.
Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan
sebagai urin saat ginjal sehat.
3.
4.
yang efektif, asupan makanan pasien dapat diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa
penyesuaian atau pembatasan pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan
Masalah cairan
Pembatasan asupan cairan sampai 1 liter perhari sangat penting karena meminimalkna
risiko kelebihan cairan antar sesi hemodialisa. Jmlah cairan yang tidak seimbang dapat
menyebabkan terjadinya edema paru ataupun hipertensi pada 2-3 orang pasien hemodialisa.
Ketidakseimbangan cairan juga dapat menyebabkan terjadinya hipertropi pada ventrikel
kiri.Beberapa laporan menyatakan bahwa pembatasan cairan pada pasien hemodialisa
sangatdipengaruhi oleh perubahan musim dan masa-masa tertentu dalam hidupnya. Seperti
penelitianArgiles (2004) menyatakan bahwa asupan cairan pasien akan sangat tidak ter
kontrol pada m u s i m p a n a s
asupan
cairan
pasien
baik
yang
diminum
langsung
ataupun
yang
dikandung
olehmakanan dapat dikaji secara langsung dengan mengukur kenaikan berat badan an
tar sesi hemodialisa (Interdialytic weight gain/IDWG) (Welch, 2006). IDWG adalah peningkatan
berat badan antar hemodialisa yang paling utama dihasilkan oleh asupan
garam dan cairan. Secara teori, konsekuensi dari asupan tersebut terdiri atas dua bagian
yaitu:
darah normal, tidak adanya edema atau pembengkakan, tidak adanya indikasi kelebihan
cairansaat pemeriksaan paru paru, tidak ada indikasi sesak nafas. Dengan demikian
pembatasancairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. Cairan dibatasi, yaitu
denganmenjumlahkan urin/24jam ditambah 500-750 ml (Almatsier, 2004). Urin 24 jam ditambah 500-700 ml
adalah jumlah cairan yang dapat dikonsumsi pasien dan masih dapat ditoleransi olehginjal pasien.
gr / kg BB/ hariagar tercapai keseimbangan metabolisme protein yangoptimal. Dari protein 0,5 gr/kg
BB/hari
ini
hendaknya
diusahakan
sekurang-kurangnya
60%
atau
0,35 gr/kg BB/ hari berupa protein dengan nilai biologik tinggi. Protein dengan
nilai biologic tinggi adalah protein dengan susunan asam amino yang menyerupai aturan
aminoessensial dan pada umumnya berasal dari protein hewani (susu, telur, ikan, unggas, daging
tidak berlemak).
4. Kalium
Kalium jarang meningkat pada GGK, bila terjadi hiperkalemia maka biasanya berkaitan
denganoliguri ( berkurangnya volume urine/, keadaan metabolic, obat- obatan yang m
engandungkalium. Kadar kalium dalam dalam serum harus dijaga dalam suatu kisaran yang
sempit yaitu3,5 hingga 5 Eq/I untuk mencegah timbulnya kegawatan jantung karena hiperkalmia.
5. Kalori/ Energi
Asupan energi kebanyakan penderita GGK menunjukkan kurang gizi, hal ini disebabkan oleh berbagai
factor metabolisme dan kurangnya asupan kalori. Kalori cukup tinggi di hasilkan
darisumber karbohidrat dan lemak merupakan hal yang
penting bagi penderita kronik pembatasan masukan protein yang diperlukan untuk memper
baiki keseimbangannitrogen, guna mencegah oksidasi protein. Untuk memproduksi ene
rgi disarankanmasukan kalori paling sedikit 35kkal/kg BB/hari, kebutuhan asupan kalori
penderitaGGK yang stabil adalah 35 kkal/kg BB/hari. Kebutuhan kalori harus dipenuhi guna mencegah
terjadinya pembakaran proteintubuh dan merangsang pengeluaran insulin.
6. Lemak
Lemak terbatas, diutamakan pengguna lemak tak jenuh ganda. Lemak normal untuk
pasiendialisis 15-30 % dari kebutuhan energi total.7. VitaminDefisiensi asam folat, piridoksin dan
vitamin C dapat terjadi sehingga perlu suplemen vitamintersebut. diantaranya vitamin
larut lemak, kadar vitamin A meningkat sehingga harus dihindari pemberian vitamin A pada
GGK. Vitamin E dan K tidak membutuhkan suplementasi
E. contoh makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi pasien hemodialisis.
Pola Konsumsi Makanan Penderita Gagal Ginjal Yang Menjalani Hemodialisa
Pola konsumsi makanan merupakan gambaran mengenai jumlah jenis dan frekuensi bahan makananyang
dikonsumsi
seseorang
sehari-hari
dan
merupakan
ciri
khas
pada
suatu
kelompok
masyarakattertentu. Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi kebutuhan gizi
seseorang(Harper, 1985). Sedangkan menurut Suharjo (1996), pola konsumsi pangan adalah cara
seseorangatau sekelompok orang dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh
fisiologis, psikologis, kebudayaan, dan sosial. Pengaturan diet atau makanan pada gagal ginjal sa
ngat berpengaruh bagi penyakit ginjal.
Contoh susunan bahan makanan sehari untuk pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialis
Waktu
Bahan makanan
berat
URT
Pagi
Beras
75 gr
1 gelas tim
Telur
50 gr
1 butir
Mezena
20 gr
4 sdm
Sayuran
50 gr
gelas
Gula pasir
20 gr
2 sdm
Minyak
10 gr
1 sdm
10 gr
2 sdm
Pukul
Maizena
10 gr
2 sdm
10.00
Gula pasir
20 gr
2 sdm
Minyak
10 gr
1 sdm
Beras
75 gr
1 gelas tim
Daging
25 gr
1 potong kecil
Telur
25 gr
butir
Sayuran
75 gr
gelas
Buah
100gr
1 potong pepaya
Minyak
10 gr
1 sdm
gula pasir
10 gr
1 sdm
Maizena
10 gr
1 sdm
Gula pasir
20 gr
2 sdm
Siang
Pukul 16.00
Sore
Pukul 21.00
Minyak
10 gr
1 sdm
Beras
75 gr
1 gelas tim
Daging
25 gr
1 potong kecil
Telur
25 gr
butir
Sayuran
75 gr
gelas
Buah
100 gr
1 potong papaya
Minyak
10 gr
1 sdm
Gula pasir
10 gr
1 sdm
20 gr
4 sdm
Gula pasir
20 gr
4 sdm
10.00
< 16.00
16.00
< 20.00
20.00
Nasi
Kue talam
Nasi
Agar-agar
Nasi
susu
Telur
ceplok
Teh manis
Ikan
panggang
Teh manis
Daging bistik
Tumis labu
siam
Susu
Cah sayur
Papaya
Sup sayur
Papaya
Teh manis
Teh manis
Pada Penderita ginjal kronik hemodialisa demikian kompleks, dengan mengatur asupan
energi, protein, dan beberapa mineral
dipatuhioleh pasien sehingga memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup
penderita (Sidabutar, 1992).
DAFTAR PUSTAKA