Anda di halaman 1dari 25

BAB II

PENYELESAIAN AKAR-AKAR KARAKTERISTIK

2.1.

Pendahuluan
Pembaca, khususnya yang berkecimpung dengan masalah teknik, mungkin sering

menjumpai persamaan karakteristik, dimana bentuk sederhana untuk persamaan


karakteristik orde dua ditulis
ax 2 bx c 0

(2.1)

untuk mencari akar karakteristik persamaan tersebut, digunakan rumus sebagai berikut:
x 12

b b 2 4 ac
2a

(2.2)

Untuk persamaan karakteristik orde dua atau polinomial tingkat dua tidak dijumpai
kesulitan. Tetapi, untuk menyelesaikan persamaan polinomial orde tiga, atau mencari
penyelesaian dan persamaan nonlinear seperti dibawah ini:
x 4 1 ,1 x 3 2 ,3 x 2 0 ,5 x 3 ,3 0

3 x sin x e x 0
x 2 ln x 1 x 2 0

(2.3)

tentu bagi pembaca yang kurang menguasai matematika, akan mengalami kesulitan,
tetapi jika pembaca menguasai metode-metode yang akan diuraikan pada bab II ini,
pembaca akan dapat menyelesaikan persamaan- persamaan tersebut dengan mudah.
Persamaan karakteristik ini bisa berupa persamaan poilnomial tingkat tinggi,
persamaan sinusioda, persamaan eksponensial atau persamaan logaritmik atau kombinasi
dari persamaan-persamaan tersebut. Untuk menyelesaikan persamaan-persamaan ini, pada
bab ini dibahas beberapa cara, dimana masing-masing cara tersebut mempunyai kelebihan
dan kelemahan.
Beberapa cara tersebut diantaranya:

Metode Tabulasi

Metode Bagi Dua

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Metode Regula Falsi

Metode Iterasi Bentuk x = g(x)

Metode Newton-Raphson

Metode Faktorisasi P3(x) = 0

Metode Faktorisasi P4(x) = 0

Metode Faktorisasi P5(x) = 0

Metode Bairstow

2.2.

Metode Tabulasi
Metode tabulasi adalah metode penyelesaian persamaan nonlinear (transendental)

dengan cara membuat tabel-tabel persamaan atau fungsi nonlinear di sekitar titik
penyelesaiannya.
Metode tabulasi merupakan metode yang paling sederhana untuk menyelesaikan
persamaan nonlinear. Tidak ada persaman khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
persamaan nonlinear. Hal ini merupakan keuntungan dari metode tabulasi.
Selain mempunyai kelebihan di atas, metode tabulasi mempunyai beberapa
keterbatasan, yaitu:
1.

Jika fungsi f(x) mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian, akar-akar


penyelesaian ini tidak dapat dicari secara langsung atau secara bersamaan, tetapi satu
persatu.

2.

Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner).

3.

Proses iterasinya relatif lambat.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Cara penyelesaian dari metode Tabulasi


Langkah pertama menyelesaikan persamaan nonlinear f (x) = 0 dengan metode tabulasi
adalah menentukan dua titik awal fungsi f(x), misalnya x1\ dan x2 harus memenuhi
persyaratan f(x1)*f(x2) < 0. jika syarat ini dipenuhi berarti titik penyelesaiannya
berada di antara x1 dan x2.
Langkah kedua adalah membuat tabel fungsi f (x), di antara f(x1) dan f(x2)
Langkah ketiga adalah membuat tabel di sekitar dua titik x yang menyebabkan
terjadinya perubahan tanda pada fungsi f (x).
Langkah keempat dan seterusnya adalah sama dengan langkah ketiga.
Contoh :
Carilah akar penyelesaian dari persamaan non linear di bawah ini dengan metode
tabulasi dari 2 5 x sin x 0
Penyelesaian :

Langkah pertama
Menentukan dua nilai x awal yang memenuhi persyaratan di atas. Misalnya diambil
X1=0

f(0) = 2-5(0)+sin(0) = 2.00000

x2=1

f(1) = 2-5(1)+sin(1) = -2.15853

Karena f(x1).f(x2) < 0, maka titik penyelesaiannya berada diantara x = 0 dan x = 1.

Langkah kedua
Membuat tabel fungsi f (x) di sekitar f (x1) dan f (x2).
x
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9

f(x)
2.00000
1.59983
1.19867
0.79552
0.38942
-0.02057
-0.43536
-0.85578
-1.28264
-1.71667

absolut error
2.00000
1.59983
1.19867
0.79552
0.38942
0.02057
0.43536
0.85578
1.28264
1.71667

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

1.0

-2.15853

2.15853

Langkah ketiga
Membuat tabel di sekitar dua titik yang menyebabkan terjadinya perubahan tanda
fungsi f(x).
Pada tabel hasil langkah kedua, nilai error terkecil adalah 0,020575. Nilai ini masih
cukup besar, sehingga perlu mencari penyelesaian yang lebih tepat.
Pada tabel tersebut terlihat adanya perubahan tanda pada f(x) di sekitar f(0,4) dan
f(0,5). Hal ini menunjukkan bahwa akar penyelesaiannya berada di antara titik x =
0,4 dan x = 0,5.
X
0.40
0.41
0.42
0.43
0.44
0.45
0.46
0.47
0.48
0.49
0.50

f(x)
0.38942
0.34861
0.30776
0.26687
0.22594
0.18497
0.14395
0.10289
0.06178
0.02063
-0.02057

absolut error
0.38942
0.34861
0.30776
0.26687
0.22594
0.18497
0.14395
0.10289
0.06178
0.02063
0.02057

Langkah keempat dan seterusnya


mengulangi langkah ketiga, yaitu membuat tabel di sekitar dua titik yang
menyebabkan terjadinya perubahan tanda pada f(x). Proses pembuatan tabel
dihentikan jika didapatkan error yang relatif kecil.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

2.3.

Metode Bisection
Metode Bisection disebut juga metode Pembagian Interval atau Metode Bolzano

adalah metode yang digunakan untuk mencari akar-akar persamaan nonlinear melalui
proses iterasi dengan persamaan 2-4
xc

xa xb
2

(2.4)

dimana nilai f ( x a ) dan nilai f ( x b ) harus memenuhi persyaratan persamaan (2.5)


f ( x a ) * f ( x b ) <0.

(2.5)

Metode biseksi merupakan metode yang sederhana, dan proses iterasinya lebih
cepat dari metode tabulasi. Hal ini merupakan keuntungan metode biseksi. Akan tetapi
metode ini mempunyai keterbatasan sama dengan metode tabulasi, yaitu:
1.

Jika fungsi

f(x)

mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian, akar-akar

penyelesaian tersebut tidak dapat dicari secara langsung ata secara bersamaan.
2.

Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner).

3.

Proses iterasinya masih tergolong lambat.

Cara penyelesaian dan Metode Biseksi


Langkah pertama menyelesaikan persamaan nonlinear
adalah menentukan dua titik

f(x)

f(x)

dengan metode biseksi

awal, yaitu f ( x a ) dan f ( x b ) yang harus

memenuhi hubungan f ( x a ) * f ( x b ) < 0.


Langkah kedua adalah mencari nilai x c dengan persamaan 2-4, yaitu
xc

xa xb
2

kemudian mencari nilai f ( x c ) nya.


Langkah ketiga adalah merupakan iterasi untuk mendapatkan akar penyelesaian dengan
persamaan umum 2-5.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Contoh :
Hitung harga nol dari

f ( x ) exp( x ) x

yang terletak antara 0 dan 1.

Penyelesaian :
Langkah Pertama

Untuk x0 = 0,
x1 = 1,

f(0) = 1
f(1) = -0.63212

Karena f(0).f(1) < 0, maka terdapat titik penyelesaian antara 0 dan 1.


Langkah kedua

Mencari x2 dengan persamaan 2-4 dan mencari f ( x 2 ) yaitu :


x x1
x2 0
= 0,5
2

dan

f(0,5) = 0,10653.

Langkah ketiga

Pada hasil langkah kedua nilai f ( x 2 ) positif, maka untuk memenuhi syarat f ( x a ) *
f ( x b ) 0 ., maka untuk dapatkan x3 kita gunakan x 2 dan x 1 sehingga persamaan 2-

x x
4 menjadi x 3 2 1 = 0,75.
2

Iterasi berikutnya sama langkah-langkah diatas yakni :


Karena f(0,5).f(0,75) = - 0,03 < 0, maka x 4

0.5 0.75
=0,625.
2

Karena f(0,5).f(0,625) = - 0,01 < 0; maka x 4

0.5 0.625
= 0.5625
2

Iterasi dilanjutkan sampai konvergen setelah kesalahan relative lebih kecil atau sama
dengan batas kesalahan yang ditentukan.
2.4.

Metode Regula Falsi


Metoda Regula Falsi disebut juga metode Interpolasi Linear adalah metode yang

digunakan untuk mencari akar-akar persamaan nonlinear melalui proses iterasi. Interpolasi
linear dinyatakan dengan perbandingan ruas garis dari dua buah segitiga yang sebangun.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

f(x1)
y

f( 0)x f( 1)x

x2 x0 x2 x1

x0

x2

x f( )x x f( )x
x2 1 0 0 1
f( 0 )x f( 1)x

x1

(x )x
x2 x1 0 1 f( 1)x
f( 0 )x f( 1)x

f(x2)
f(x0)

Gambar 2.3

Interpretasi grafis metode regula falsi

Sehingga didapat persamaan umum 2-6.


( x0 x1 )
x 2 x1
f ( x1 )
f ( x0 ) f ( x1 )

(2.6)

dimana nilai f ( x 0 ) dan nilai f ( x 1 ) harus memenuhi persyaratan f ( x 0 ) * f ( x 1 ) < 0.


Proses iterasi metode regula falsi lebih cepat dari metode biseksi, tetapi keterbatasannya
sama dengan metode biseksi, yaitu:
1.

Jika fungsi

f ( x ) mempunyai

beberapa akar (titik) penyelesaian, akar - akar

penyelesaian tersebut tidak dapat dicari secara langsung atau secara bersamaan.
2.

Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner).

Cara Penyelesaian dari Metode Regula Falsi


Langkah pertama menyelesaikan persamaan nonlinear
titik

f(x)

f(x)

adalah menentukan dua

awal, yaitu f ( x 0 ) dan f ( x 1 ) , dan harus memenuhi hubungan f ( x 0 ) *

f ( x 1 ) < 0.

Langkah kedua adalah mencari nilai x 2 dengan persamaan 2.6, yaitu :


x 2 x1

( x0 x1 )
f ( x1 )
f ( x0 ) f ( x 1 )

Kemudian dicari nilai f ( x 2 ) nya.


Langkah ketiga adalah melakukan iterasi untuk mendapatkan akar penyelesaian dengan
persamaan 2-6.
Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Contoh :
Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear di bawah ini dengan metode regula falsi
f ( x ) x3 9x 1 0

Penyelesaian :
Langkah Pertama

Menentukan dua nilai

f(x)

awal, misalnya ambil nilai 2 dan 4.

Untuk x 0 = 2, maka f(2) = -9, dan


untuk x 1 = 4, maka f(4) = 29.
Karena f(2).f(4) < 0, maka di antara x = 2 dan x = 4 terdapat titik penyelesaian.
Langkah Kedua

Mencari x 2 dan f ( x 2 )
x2

x 1 f ( x 0 ) x 0 f ( x 1 ) ( 4 )* ( 9 ) ( 2 )* ( 29 )

2 ,474
f ( x0 ) f ( x1 )
( 9 ) 29

dan f( 2,474 ) = ( -6,123 ) < 0.


Langkah Ketiga

Melakukan pengulangan dengan persamaan 2-6. karena f ( x 2 ) < 0, maka untuk


mencari x 3 yang dijadikan dasar adalah x 1 dan x 2 karena f ( x 1 ) f ( x 2 ) 0 , maka
akar pendekatan berikutnya adalah :
x3

x 2 f ( x 1 ) x 1 f ( x 2 ) ( 2.474 ) * ( 29 ) ( 4 ) * ( 6.123 )

2 ,739
f ( x1 ) f ( x 2 )
29 ( 6.123 )

Silahkan perhitungan dilanjutkan sampai konvergen atau dapatkan error yang cukup
kecil.
2.5.

Metode Titik Tetap / Metode Iterasi


Metode ini dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan nonlinear

jika bentuk persamaan

f ( x ) ini

f(x)

dapat diubah menjadi persamaan 2.7

x g( x ) .

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

(2.7)

Persamaaan nonlinear

f ( x ) dapat

diselesaikan dengan metode iterasi

x g( x )

jika

memenuhi persyaratan persamaan 2-8 dibawah ini :


g' ( x 1 ) 1

(2.8)

dimana x1 adalah titik yang ditentukan pada saat akan melakukan iterasi. Kelebihan
metode ini yaitu jika syarat tersebut sudah terpenuhi, proses iterasinya relatif cepat.
Sedangkan keterbatasannya adalah :
1.

Jika fungsi

f(x)

mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian, akar -

akar penyelesaian tersebut tidak dapat dicari secara langsung atau secara bersamaan.
2.

Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner).

3.

Tidak bisa mencari akar persmaan yang tidak memenuhi persyaratan di


atas, meskipun ada akar penyelesaiannya.

4.

untuk persamaan nonlinear yang cukup kompleks, pencarian turunan g(x)


akan menjadi sulit.

Cara Penyelesaian dan Metode Iterasi Bentuk x = g(x)


Langkah pertama mengubah bentuk persamaan

f ( x ) menjadi

bentuk

x g( x ) .

Langkah kedua Mencari turunan g(x), kemudian menentukan titik x1 dan menguji
apakah persyaratan untuk melakukan iterasi dipenuhi atau tidak. Jika tidak dipenuhi
maka diulangi dengan menentukan titik x1 yang baru.
Langkah ketiga Melakukan iterasi dengan persamaan x n 1 g( x n ) , dimana n = 1, 2,
3, . . . . Proses iterasi dihentikan jika sudah didapatkan nilai x yang sama atau hampir
sama pada setiap iterasi.
Contoh :
Carilah penyelesaian persamaan di bawah ini dengan metode iterasi
f ( x ) x2 2x 8 0

Penyelesaian :

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

x g( x ) .

Langkah Pertama :

Mengubah bentuk f(x) menjadi


a.

b.

2x 8
x

c.

x2 8
2

x g( x ) .

2x 8

Langkah Kedua

Mencari turunan dari g(x)


a.

g' ( x ) 1 /( 2 x 8 )1 / 2 g' ( 5 ) 0.2357

b.

g' ( x ) 2 / x

c.

g' ( x ) x g' ( x ) 5

( 2x 8 )
x2

g' ( 5 ) 0.32

Langkah Ketiga

Melakukan iterasi dengan persamaan x n 1 g( x n ) .


Iterasi pertama, n = 1, didapatkan :
a.

x2

b.

x2

c.

x 2 8 52 8
x2 1

8.5
2
2

2 x1 8

2 * 5 8 4.2426407

2 x1 8 2 * 5 8

3.6
x1
5

Proses dilanjutkan terus sampai didapatkan nilai x yang tidak berubah atau hampir
tidak berubah.
2.6.

Metode Newton-Raphson
Persamaan yang harus diselesaikan berbentuk

f(x) 0

dengan harga awal x x0 .

Fungsi f(x) diekspansikan menurut deret Taylor di sekitar x = xo :


f ( x ) f ( x0 ) ( x x0 ) f ' ( x0 )

( x x0 ) 2 f ' ' ( x0 )
. .. 0
2!

(2.9)

Jika hanya diambil dua suku saja, maka f ( x 0 ) ( x x 0 ) f ' ( x 0 ) = 0, dan jika x = x0
sebagai harga awal, maka pendekatan akar berikutnya adalah :

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

f ( x0 ) ( x 1 x0 ) f ' ( x0 ) 0

x1 x0

f ( x0 )
f ' ( x0 )

x 2 x1

f ( x1 )
f ' ( x1 )

Dengan cara yang sama akhirnya akan didapatkan persamaan umumnya sebagai
berikut :
x n 1 x n

f ( xn )
f ' ( xn )

(2.10)

Persamaan non linear f(x) dapat diselesaikan dengan metode ini jika memenuhi
persyaratan di bawah ini :
f ( x1 ) * f ' ' ( x1 )
1
f ' ( x1 ) * f ' ( x1 )

(2.11)

dimana x1 adalah titik awal ditentukan sebelum melakukan iterasi. Kelebihan metode
iterasi ini yaitu jika syarat tersebut sudah dipenuhi, proses iterasinya cepat, lebih cepat
dari metode iterasi x g( x ) . Sedangkan keterbatasannya adalah:
1.

Jika fungsi

f(x)

mempunyai beberapa akar (titik) penyelesaian, akar-akar

penyelesaian tersebut tidak dapat dicari secara langsung atau secara bersamaan.
2.

Tidak dapat mencari akar kompleks (imajiner)

3.

Tidak bisa mencari akar persamaan yang tidak memenuhi persyaratan 2-11,
meskipun ada akar penyelesaiannya.

4.

Untuk persamaan non linear yang cukup kompleks, pencarian turunan pertama
dan kedua

f(x)

akan menjadi sulit.

Cara Penyelesaian Persamaan Nonlinear dengan Metode NewtonRaphson


Langkah pertama : Menyelesaikan persoalan persamaan nonlinear

f(x)

metode Newton-Raphson adalah mencari turunan pertama dan kedua dari

dengan

f ( x ).

Langkah kedua : Menentukan titik x1 dan menguji apakah syarat persamaan 2-11
dipenuhi atau tidak. Jika tidak dipenuhi diulangi mencari nilai x1 yang baru.
Langkah ketiga : Melakukan iterasi dengan persamaan 2-10.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Contoh :
Carilah penyelesaian persoalan nonlinear di bawah ini dengan metode Newton-Raphson
f ( x) exp( x) 3 x 2 0
Penyelesaian:
Langkah Pertama

Mencari turunan pertama dan kedua dari f(x), yaitu


f(x) = exp(x)-6x
f(x) = exp(x)-6
Langkah Kedua

Menentukan titik x1, misalnya diambil x1 = 1, maka didapatkan


f(1) = e1 - 3(1)2 = - 0,281718
f (1) = e1 - 6(1) = - 3,281718
f (l) e1 - 6 = - 3,281718
jadi
f ( x 1 ). f ' ' ( x 1 )
0 ,085845 1
f ' ( x 1 ). f ' ( x 1 )

Karena syaratnya dipenuhi maka proses iterasi dapat dilanjutkan.

Langkah Ketiga
Melakukan iterasi dengan persamaan 2-10.
Iterasi pertama, n = 1, didapatkan
x 2 x1

f ( x1 )
0 ,9141155
f ' ( x1 )

Iterasi kedua, n = 2, didapatkan


x3 x2

f ( x2 )
0 ,910018
f' ( x2 )

Iterasi ketiga, n = 3, didapatkan


x4 x 3

f ( x3 )
0 ,910008
f' ( x3 )

Langkah keempat
Proses iterasi dilakukan terus sampai didapatkan nilai x yang tidak berubah atau
hampir tidak berubah.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

2.7.

Metode Tali Busur (Secant)


Metode Secant (baca: skan) merupakan modifikasi metode Newton -Raphson.

Pada metode Newton - Raphson kita menggunakan garis singgung pada titik ( x 0 , f ( x 0 ))
sebagai hampiran

f(x)

di sekitar x0 dan mencari titik potongnya dengan sumbu-x

sebagai hampiran akar. Dengan kata lain, metode Newton-Raphson memerlukan


perhitungan nilai dua buah fungsi, yakni

f(x)

dan f ' ( x ) , pada setiap iterasi.

Apabila kedua fungsi tersebut tidak rumit, metode tersebut mungkin sangat baik
mengingat tingkat kekonvergenannya. Akan tetapi, sebagaimana sudah disinggung di
depan, dalam beberapa kasus mungkin tidak mudah menurunkan f ' ( x ) dan

f ( x ).

Oleh

karena itu, diperlukan suatu metode pengganti yang memiliki tingkat kekonvergenan
mendekati tingkat kekonvergenan metode Newton - Raphson. Metode alternatif ini
adalah metode Tali Busur (Secant).
Metode ini digunakan untuk mengatasi kesulitan pada saat menentukan derivatif
dari f(x). Derivatif dari f(x) didekati dengan :
f' ( xi )

f ( x i 1 ) f ( x i )
x i 1 x i

sehingga persamaan iterasi menjadi :


xi1 xi

f ( x i )( x i x i 1 )
f ( x i ) f ( x i 1 )

(2.12)

Jadi, untuk iterasi berikutnya diperlukan hasil iterasi pada dua titik sebelumnya.
Perbedaan metode Tali busur dengan metode Newton-Raphson adalah dalam hal
kebutuhan titik awal. Metode Newton-Raphson memerlukan sebuah titik awal,
sedangkan metode Tali Busur memerlukan dua buah titik awal sebagai permulaan proses
iterasinya. Begitu juga dalam proses iterasinya, metode Tali Busur kadang lebih cepat
kadang lebih lambat dibandingkan dengan metode Newton-Raphson, ini tergantung pada
penentuan titik awal yang di ambil.
Penyelesaian dari Metode Tali busur (Secant)

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Langkah pertama : menyelesaikan persamaan nonlinear

f(x)

adalah menentukan dua

titik x 0 dan x 1 .
Langkah kedua : adalah mencari nilai x 2 dengan persamaan 2-12, yaitu :
x2 x1

f ( x 1 )( x 1 x 0 )
f ( x1 ) f ( x0 )

Kemudian dicari nilai f ( x 2 ) nya. Set x 0 x 1 dan x 1 x 2


Langkah ketiga : adalah melakukan iterasi untuk mendapatkan akar penyelesaian
dengan persamaan 2-12.
Contoh :
Carilah penyelesaian dari persamaan nonlinear di bawah ini dengan metode metode
secant
f ( x ) exp( x ) 3 x 2 0

Penyelesaian :

Langkah Pertama
Menentukan dua nilai

f(x)

awal, misalnya ambil nilai 0.5 dan 1.

Untuk x 0 = 0.5 dan untuk x 1 = 1 serta f ( x 0 ) dan f ( x 1 )

Langkah Kedua
Mencari x 2 dan f ( x 2 )
x 2 x1

f ( x 1 )( x 1 x 0 )
= 0.8806723
f ( x1 ) f ( x0 )

dan f(0.8806723 ) = 0.0857699

Langkah Ketiga
Melakukan pengulangan dengan persamaan 2-12. Untuk mencari x 3 yang dijadikan
dasar adalah x 1 dan x 2 , maka akar pendekatan berikutnya adalah :
x3 x2

f ( x 2 )( x 2 x 1 )
= 0.9085228
f ( x 2 ) f ( x1 )

Silahkan perhitungan dilanjutkan sampai konvergen atau dapatkan error yang cukup
kecil.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

2.8.

Metode Faktorisasi P3(x) = 0


Metode faktorisasi persamaan polinomial tingkat tiga P3(x) adalah metode yang

digunakan untuk menyelesaikan persamaan polinomial tingkat tiga P3(x), dengan


memecah persamaan P3(x) menjadi dua faktor, yaitu persamaan polinomial tingkat dua
dan yaitu persamaan polinomial tingkat satu. Cara pengubahannya adalah sebagai
berikut:
p3 ( x ) x 3 A2 x 2 A1 x A0 ( x b0 )( x 2 a 1 x a0 )

(2.13)

dimana nilai A0, A1, A2 adalah koefisien-koefisien persamaan polinomial. Sedangkan b0,
a1, a0 dicari melalui proses iterasi dengan persamaan 2-13 a, b dan c.
A0
a0

(2.14a)

a 1 A2 b0

(2.14b)

b0

a 0 A1 a 1 b0

(2.14c)
iterasi awal dilakukan dengan mengambil nilai b0 = 0.
Metode faktorisasi P3(x) mempunyai kelebihan sebagai berikut:
1.

Akar-akar persamaan polinomial tingkat tiga dapat dicari sekaligus atau secara
bersamaan

2.

Dapat mencari akar-akar kompleks (imajiner).


Sedangkan keterbatasannya adalah proses iterasinya yang kadang-kadang lambat.

Sering terjadi pada saat melakukan iterasi dihasilkan nilai a0 = 0. Pada kondisi yang
demikian ini proses iterasi tidak dapat dilanjutkan, karena akan menghasilkan nilai b0 = ~
(lihat persamaan 2-14a).
Jika pada proses iterasi dihasilkan nilai a0 = 0, untuk menyelesaikan persamaan
polinomial yang dihadapi, harus diubah terlebih dahulu. Misalnya untuk persamaan x3 +
1 = 0, jika dilakukan iterasi akan dihasilkan a0 = 0. Oleh karena itu persamaan tersebut
harus diubah terlebih dahulu. Misalnya dengan mendefinisikan x = y - 2. maka persamaan
tersebut akan berubah menjadi y3 - 6y2 + l2y - 7 = 0. Kemudian dilakukan iterasi.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Cara Penyelesaian dan Metode Faktorisasi P3(x) = 0


Langkah pertama penyelesaian persamaan polinornial tingkat tiga P3(x) = 0 adalah
melakukan iterasi dengan persamaan 2-14a, b dan c. Iterasi pertama diambil nilai b0 =
0, kemudian dicari nilai a1 dahulu dan dicari a0 (jangan dibalik, mencari a0 kemudian
mencari a1). Proses iterasi dilakukan terus sampai didapatkan nilai b0, a1 dan a0 yang
tidak berubah.
Langkah kedua adalah mencari akar-akar persamaan polinomial tingkat tiga dengan
bantuan rumus ABC yaitu :
akar-akar persamaan polinomial tingkat dua Ax2 + Bx + C = 0 adalah:
x 12

b 2 4 ac
2a

Contoh :
Carilah akar-akar penyelesaian persamaan polinomial tingkat tiga dibawah ini dengan
metode faktorisasi :
p3 ( x ) x 3 5 x 2 10 x 12

Penyelesaian :

Langkah Pertama
Melakukan iterasi dengan persamaan 2.14a, b dan c.
Iterasi pertama diambil nilai b0 = 0, kemudian dihitung nilai a1 dan a0 yaitu :
a 1 A2 b0 5
a 0 A1 a 1 .b0 10

Iterasi kedua dicari nilai b0, a1 dan a0 yaitu


b0 12 / 10 1 ,2
a 1 A2 b0 5 1 ,2 3 ,8
a 0 A1 a 1 .b0 10 ( 3 ,8 )( 1 ,2 ) 5 ,44

Iterasi ketiga didapatkan


b0 12 / 5 ,44 2 ,20588
a 1 A2 b0 5 2 ,20588 2 ,79412
a 0 A1 a 1 .b0 10 ( 2 ,79412 )( 2 ,20588 ) 3 ,83651

Iterasi dilakukan sampai didapat nilai b0, a1 dan a0 tidak berubah.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Penyelesaian persoalan diatas adalah b0 = 3 , a1 = 2 dan a0 = 4.


Langkah kedua

Dari hasil diatas berarti persamaan P3(x) dapat difaktorisasikan menjadi :


p 3 ( x ) x 3 5 x 2 10 x 12 ( x 3 )( x 2 2 x 4 )

Dengan menggunakan rumus ABC didapatkan akar-akarnya yaitu :


x1 = -1,00000 + 1,73205 i
x2 = -1,00000 - 1,73205 i
x3 = -3,00
2.9.

Metode Faktorisasi P4(x)


Metode faktorisasi P4(x) adalah metode yang digunakan untu mencari akar-akar

penyelesaian Persamaan Polinomial Tingkat Empat P4(X), dengan memecah


persamaan P4(x) menjadi dua faktor persamaan polinomial tingkat dua. Cara
pengubahannya adalah sebagai berikut :
p4 ( x ) x 4 A3 x 3 A2 x 2 A1 x A0 ( x 2 b1 x b0 )( x 2 a1 x a0 )

dimana b1, b0, a1 dan a0, dicari melalui proses iterasi dengan persamaan 2-15 a, b, c
dan d.
b0

A0
a0

(2.15a)

b1

A1 a 1 b0
a0

(2.15b)

a 1 A3 b1

(2.15c)

a0 A2 b0 a 1 b1

(2.15d)

Iterasi awal dilakukan dengan mengambil nilai b 1 = b0 = 0. Kemudian dilakukan


iterasi seperti pada metode faktorisasi tingkat tiga.
Metode faktorisasi tingkat empat mempunyai kelemahan dan kelebihhan seperti metode
faktorisasi tingkat tiga.
Cara Penyelesaian dan Metode Faktonisasi P4(x) = 0

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Cara penyelesaian dari metode faktorisasi tingkat empat sama seperti cara penyelesaian
dan metode faktorisasi tingkat tiga.
Contoh Penyelesaian Persoalan
p4 ( x ) x 4 10 x 3 23 x 2 34 x 120 0
p4 ( x ) x 4 A3 x 3 A2 x 2 A1 x A0 ( x 2 b1 x b0 )( x 2 a1 x a0 )

Penyelesaian :
Langkah Pertama

Melakukan iterasi dengan persamaan 2.15a, b dan c.


Iterasi pertama diambil nilai b0 dan b1= 0 , kemudian dihitung nilai a1 dan a0 yaitu :
a 1 A3 b1 10
a 0 A2 b0 a 1 .b1 23

Iterasi kedua dicari nilai b0, a1 dan a0 yaitu


b0 A0 / a 0 120 / 23 5 ,217
A a 1 .b0 13 ( 10 )( 5 ,217 )
b1 1

0 ,790
a0
23
a 1 A3 b1 10 0 ,790 9 ,210
a 0 A2 b0 a 1 .b1 23 ( 5 ,217 ) ( 9 ,210 )( 0 ,790 ) 20 ,940

Iterasi dilakukan sampai didapat nilai b1, b0, a1 dan a0 tidak berubah.
Penyelesaian persoalan diatas adalah b1 = 1, b0 = -6 , a1 = 9 dan a0 = 20.
Langkah kedua

Dari hasil diatas berarti persamaan P4(x) dapat difaktorisasikan menjadi :


p 3 ( x ) x 4 10 x 3 23 x 2 34 x 120 ( x 2 x 6 )( x 2 9 x 20 ) 0

Dengan menggunakan rumus ABC didapatkan akar-akarnya yaitu :


x1 = -4
x2 = -5
x3 = 2
x4 = -3

2.10.

Metode Bairstow
Metode Bairstow adalah metode yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan

polinomial tingkat n, persamaan 2.16, dengan menggunakan faktor kuadrat x2 - rx - s.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Pn ( x ) a 1 x n a 2 x n 1 a 3 x n 2 . . . a n x a n 1

(2.16)

Dengan menggunakan faktor kuadrat tersebut, persamaan 2.16 dapat ditulis menjadi
persamaan 2.17.
Pn ( x ) ( x 2 rx s )( b1 x n 2 b2 x n 3 . . . bn 1 x bn )

(2.17)

Untuk mencari akar-akar penyelesaian persamaan polinomial digunakan bantuan


rumus ABC.
Penyelesaian persamaan polinomial dengan metode Bairstow cukup kompleks, terutama
untuk penyelesaian persamaan polinomial orde atau tingkat tinggi. Sedangkan
kelebihannya adalah:
1.

Akar-akar persamaan polinomial dapat dicari secara bersamaan atau


sekaligus.

2.

Dapat mencari akar kompleks (imajiner).

3.

Iterasinya cepat.

Cara Penyelesaian dari Metode Bairstow


Langkah pertama mencari akar-akar persamaan polinomial tingkatan adalah
menentukan faktor kuadrat x2 - rx - s ( biasanya nilai r atau s yang dipilih adalah 1,0
atau -1).
Langkah kedua mencari koefisien-koefisien b1, b2, b3 , . . . dan bn+1, dengan
menggunakan persamaan 2.18.
b1 a 1
b2 a 2 rb1
b3 a 3 rb2 sb1
b4 a 4 rb3 sb2
b5 a 5 rb4 sb3
.

bn 1 a n 1 rbn sbn 1

dan mencari nilai koefisien bantu c1, c2, c3 , cn+1, dengan aturan persamaan 2.19.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

(2.18)

c 1 b1
c 2 b2 rc 1
c 3 b3 rc 2 sc 1
c 4 b4 rc 3 sc 2
c 5 b5 rc 4 sc 3
.

(2.19)

c n 1 bn 1 rc n sc n 1

Langkah ketiga mencari nilai dr dan ds dengan aturan Cramer, yaitu:


bn c n 2
bn 1 cn1
dr
c n 1 c n 2
c n cn1

ds

cn 1 bn
c n bn 1
c n 1 c n 2
c n c n 1

(2.20)

kemudian mencari nilai r dan s yang baru dengan persamaan 2.21.


r baru = r lama + dr
s baru = slama + ds

(2.21)

langkah keempat adalah melakukan proses iterasi dengan mengulang langkah kedua dan
ketiga sampai didapatkan nilai dr dan ds sama dengan nol atau mendekati nol.
Langkah kelima adalah mencari akar-akar persamaan polinomial dengan bantuan rumus
ABC.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

2.11.

Penerapan Persamaan Non Linear

Contoh 1 :
Misalnya diperoleh akar karakteristik sebagai berikut :

1
0
( 4 3 i )

1
( 3 2 ,5 i )
1

0
1
( 1 2 i

x1 0

x 2 0
) x 3 0

Pertanyaan :
Selesaikan persamaan untuk memperoleh nilai eigen ( 1 , 2 , 3 ) !
Jawab :
1. Menentukan Persamaan karakteristik dari persoalan diatas :
( 4 3 i )
1
0
1
( 3 2 ,5 i )
1
=0
0
1
( 1 2 i )

3 - 2,5 i
( 4 - 3 i )
1

1
1 1
1
00
1 - 2 i
0
0

15 i 3 45 ,5 i 2 38 i 7 0

f ( x ) 15 i 3 45 ,5 i 2 38 i 7

f ' ( x ) 45 i 2 91 i 38

Dengan menggunakan metode Newton Raphson maka didapatkan rumus iterasi


sebagai berikut:
i 1 i f ( i ) / f ' ( i )

1.

Nilai eigen pertama :


Ambil nilai tebakan awal = 0,5 .
Iterasi
1
2
3
4
5
6

x=
0,5000000
-0,1666667
0,1028586
0,2250059
0,2544191
0,2561208

Nilai Fgs
-2,5000000
14,6666667
3,5564347
0,5824623
0,0302224
0,0000985

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

7
8

2.

0,2561263
0,2561263

0,0000000
0,0000000

Diperoleh nilai 1 = 0,2561263.


Nilai eigen Kedua :

Ambil nilai tebakan awal = 1 .


Iterasi
1
2
3
4
5

3.

x=
1,0000000
1,0625000
1,0627167
1,0627167
1,0627167

Nilai Fgs
-0,5000000
-0,0017090
-0,0000001
0,0000000
0,0000000

Diperoleh nilai 2 = 1,0627167.


Nilai eigen Kedua :

Ambil nilai tebakan awal = 3.


Iterasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

x=
4,0000000
3,0431472
2,4244833
2,0404563
1,8254491
1,7342136
1,7152983
1,7144917
1,7144903
1,7144903

Nilai Fgs
-377,0000000
-110,0028508
-31,4469690
-8,5302533
-1,9922201
-0,2936399
-0,0115408
-0,0000206
0,0000000
0,0000000

Diperoleh nilai 3 = 1,7144903.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Contoh 2 :
Hubungan antara debit air Q penampang saluran terbuka berbentuk trapesium terhadap
parameter geometri penampang adalah :
1 ( b zy ) y
Q

n b 2 y 1 z

2/ 3

S 1 / 2 ( b zy ) y

dengan : b = lebar dasar penampang


y = ketinggian air
z = kemiringan dinding
S = Kemiringan Saluran
n = angka manning
Jika S = 0,009, n = 0,025, z = 0,15, b = 50 cm dan Qrencana = 0,83 m3/det. Tentukan
beasarnya y !
Subtitusikan nilai-nilai yang diketahui ke dalam persamaan diatas maka akan diperoleh
persamaan seperti di bawah ini:
2/ 3

( 0 ,5 0 ,15 y ) y
1
0 ,83
*
* 0 ,009 ( 0 ,5 0 ,15 y ) y

0 ,025 0 ,5 2 y 1 0 ,15
0 ,83 * 0 ,025
y
2/ 3
( 0 ,5 0 ,15 y ) y
* 0 ,009 ( 0 ,5 0 ,15 y )

0 ,5 2 y 1 0 ,15

Dengan menggunakan Metode titik tetap maka akan diperoleh y = ..


Iter

f1x

Error

1,0000000

0,8576279

0,1423721

0,8576279

0,9256069

0,0679791

0,9256069

0,8916601

0,0339468

0,8916601

0,9082410

0,0165809

0,9082410

0,9000537

0,0081873

0,9000537

0,9040748

0,0040211

0,9040748

0,9020947

0,0019801

0,9020947

0,9030685

0,0009738

0,9030685

0,9025893

0,0004792

10

0,9025893

0,9028250

0,0002358

11

0,9028250

0,9027090

0,0001160

12

0,9027090

0,9027661

0,0000571

13

0,9027661

0,9027380

0,0000281

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

14

0,9027380

0,9027518

0,0000138

15

0,9027518

0,9027450

0,0000068

16

0,9027450

0,9027484

0,0000033

17

0,9027484

0,9027467

0,0000016

18

0,9027467

0,9027475

0,0000008

19

0,9027475

0,9027471

0,0000004

20

0,9027471

0,9027473

0,0000002

21

0,9027473

0,9027472

0,0000001

22

0,9027472

0,9027473

0,0000000

23

0,9027473

0,9027473

0,0000000

24

0,9027473

0,9027473

0,0000000

Didapatkan y = 0,9027473 m 0,9 m

Contoh 3 :
Untuk menghitung kedalaman pemancangan dinding turap baja dapat digunakan rumus
seperti di bawah ini :
K p D 3 K A ( H D )3 0

dengan :

KA = Koefesien tegangan aktif tanah = tan2(450-/2)


Kp = Koefesien tegangan pasif tanah = tan2(450+/2)
H = Tinggi dinding turap
D = Kedalaman pemancangan
= Sudut geser tanah

Jika diketahui

H = 10 meter dan =280. Hitunglah kedalam pemancangan yang

diperlukan:
Jawab :
KA = tan2(45-28/2) = tan2( 31*22/(180*7)) = 0,3613898
Kp = tan2(45+28/2) = tan2( 59*22/(180*7)) = 2,7750331
f ( D ) 2 ,7750 D 3 0 ,3614 ( 10 D ) 3 0
f ' ( D ) 8 ,3251 D 2 1 ,0842( 10 D ) 2 0

Iter

Nilai Fgs

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

1
2
3
4
5
6
7

9,0000000
10,6111988
10,2942734
10,2792283
10,2791947
10,2791947
10,2791947

-455,8676000
151,1082331
6,5550443
0,0145694
0,0000004
0,0000000
0,0000000

Jadi kedalaman pemancangan yang diperlukan adalah D = 10,279 meter.

Created by Supiyanto, Jurusan Matematika FMIPA UNCEN

Anda mungkin juga menyukai