Anda di halaman 1dari 19

Skenario D blok 19 tahun 2013

Anamnesis
Sarah, 7 years-old girl, borught by her mother to the hospital with complaints of decreased hearing
and discharge from her right ear. These complaints happened everytime sarah suffered from cough
and runny nose. Her mother said that sarah was only 4 years-old when her right ear excreted fluid for
the first time.
Physical examination
General examanitaion : N = 84 x/m, RR = 20x/menit, temperature = 36,8 oC
Ear, nose, throat examination :
Otoscopy :
Left ear :

Right ear :

Auricula

: Within normal limit

EAC

: Within normal limit

Tympanic membrane

: Normal

Auricula

: Within normal limit

EAC

: Liquid (+)

Tympanic membrane

: Central perforation

Rhinoscopy :
Anterior

: hyperemic mucosa, secretion (+)

Oropharynx :
Normal pharynx, tonsils : T1 T1, hyperemic, detritus (+)

Audiometric Examination :
Left ear :
Frequency

250

500

1000

2000

4000 Hz

Bone conduction

10

10

10 dB

Air conduction

45

50

45

45

50 dB

250

500

1000

2000

4000 Hz

Right ear :
Frequency

Bone conduction

10

5 dB

Airr conduction

10

10

5 dB

Klarifikasi istilah :
1. Auricula (Pinna)
2. Otoscopy
3. Tympanic membrane
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

: Daun telinga
: Alat untuk memeriksa atau mengauskultasi telinga
: Partisi tipis antara meatus akustikus eksternus dan telinga
bagian dalam
EAC (External Auricula Canal) :Liang telinga luar
Rhinoscopy
: Pemeriksaan hidung dengan spekulum baik melalui nares
anterior maupun nasofaring
Hyperemic mucosa
: Pembuluh darah yang melebar pada bagian mukosa
Orofaring
: Bagian faring yang terletak diantara palatum mole dan tepi
atas epiglotis
Tonsil
: Massa jaringan yang bulat dan kecil khususnya dari
jaringan limfoid, umumnya digunakan tersendiri untuk
merujuk pada tonsil palatina
Detritus
: Bahan partikulat yang dihasilkan atau tersisa setelah
pengausan atau disentegrasi substansi atau jaringan
Audiometric Examination
: pengukuran ketajaman pendengaran untuk berbagai
macam frekuensi gelombang suara
Bone conduction
: Konduksi gelombang bunyi menuju telinga dalam melalui
tulang-tulang tengkorak
Air Conduction
: Konduksi gelombang bunyi menuju telinga dalam melalui
meatus akustikus eksternus dan telinga tengah
Central Perforation
: Rupturnya membran timpani di bagian sentral dan nanah
keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar

Identifikasi masalah :
1. Sarah, 7 years-old girl, borught by her mother to the hospital with complaints of decreased
hearing and discharge from her right ear.
2. These complaints happened everytime sarah suffered from cough and runny nose.
3. Her mother said that sarah was only 4 years-old when her right ear excreted fluid for the first
time.
4. Physical examination
General examanitaion : N = 84 x/m, RR = 20x/menit, temperature = 36,8 oC
Ear, nose, throat examination :
Otoscopy :
Left ear :

Auricula

: Within normal limit

EAC

: Within normal limit

Tympanic membrane

: Normal

Right ear :

Auricula

: Within normal limit

EAC

: Liquid (+)

Tympanic membrane

: Central perforation

Rhinoscopy :
Anterior

: hyperemic mucosa, secretion (+)

Oropharynx :
Normal pharynx, tonsils : T1 T1, hyperemic, detritus (+)
5. Audiometric Examination :
Left ear

Frequency

250

500

1000

2000

4000 Hz

Bone conduction

10

10

10 dB

Air conduction

45

50

45

45

50 dB

Frequency

250

500

1000

2000

4000 Hz

Bone conduction

10

5 dB

Airr conduction

10

10

5 dB

Right ear :

Analisis masalah :
Kalimat 1
1.
2.
3.
4.

Jelaskan anatomi THT! (putri, meylinda)


Jelaskan fisiologi THT! (putri meylinda , shella)
Apa etiologi penurunan pendengaran? (aldika kardiyus)
Apa mekanisme penurunan pendengaran pada kasus? (restya mona)

Infeksi saluran pernafasan yang berulang kongesti dan edema mukosa saluran
napas atas, termasuk tuba eustachius tuba eustachius edema, menyempit
gangguan fungsi proteksi, ventilasi, dan drainase tuba aliran sekret dari telinga
tengah yg secara normal dialirkan melalui tuba eustachius terganggu refluks dan
bepotensi berkembangnya kuman di bagian yang retensi infeksi membrane

tymphani inflamasi membrane tymphani perforasi central gangguan


menghantarkan suara ke tulang-tulang telinga
5. Apa etiologi discharge pada telinga kanan? (raisaa kiki)
6. Jelaskan hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan pada kasus! (hanifah annes)
7. Jelaskan hubungan penurunan pendengaran dan discharge dari telinga kanan! (muchtar gaga)
Kalimat 2
1. Apa hubungan batuk dan flu dengan keluhan utama? (restya annes)

Batuk dan pilek menunjukkan adanya hipersekresi mukosa pada saluran pernafasan.
Hipersekresi ini bisa disebabkan adanya infeksi. Hipersekresi mukosa ini kemudian
akan menumpuk di tuba eustachius. Pada, anak tuba eustachius lebih pendek, lebar
dan horizontal yang memudahkan migrasi kuman ke cavum timfani/telinga tengah,
kemudian akan menginfeksi telinga tengah. Kemudian mukus yang berada di cavum
timfani akan keluar melalui MT yang mengalami perforasi sehingga keluar secret
melalui telinga. sekret ini juga mengganggu hantaran gelombang suara sehingga
terjadi penurunan pendengaran.
2. Jelaskan mekanisme :
a. Batuk (kiki,gaga)
b. Flu (raisa,muchtar)

Kalimat 3
1. Jelaskan perjalanan penyakit dari usia 4 sampai 7 tahun! (meylinda, kardiyus)

Kalimat 4
1. Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan fisik :
a. General Examination (raisa hannifah)
b. Otoscopy (muchtar kiki)
c. Rhinoscopy (shella , restya)

Sekresi hidung (+)


Infeksi pada hidung mekansime imunitas tubuh hipersekresi mukus oleh
sel-sel epitel di hidung sekresi (+)
Mukosa hidung dan tonsil hiperemis
Infeksi vasodilatasi pembuluh darah hiperemis
d. Orofaring (meylinda,annes)
2. Jelaskan cara pemeriksaan :
a. Otoscopy (aldika, putri)
b. Rhinoscopy (mona,gaga)
c. Orofaring (hanifah kardiyus)

Kalimat 5
1.
2.
3.
4.

Jelaskan interpretasi dan mekanisme abnormal dari pemeriksaan audiometrik! (mona shella)
Jelaskan cara pemeriksaan audiometrik! (muchtar raisa)
Jelaskan mekanisme normal bone conduction! (mona shella)
Jelaskan mekanisme normal air conduction! (putri aldika)

Kalimat 6
1. DD (haniffah kiki)
2. Penegakan diagnosis + pemeriksaan penunjang lain ( restya putri)

1. Anamnesis
Anamnesis yang lengkap sangat membantu menegakkan diagnosis OMSK.
Biasanya penderita datang dengan riwayat otore menetap atau berulang lebih dari
dua bulan. Penurunan pendengaran juga merupakan keluhan yang paling sering.
Terkadang penderita juga mengeluh adanya vertigo dan nyeri bila terjadi
komplikasi.
2. Pemeriksaan otoskopi
Pemeriksaan otoskopi dapat melihat lebih jelas lokasi perforasi, kondisi sisa
membran timpani dan kavum timpani. OMSK ditegakkan jika ditemukan
perforasi membran timpani.
3. Pemeriksaan audiometri
Pemeriksaan audiometri penting untuk menilai hantaran tulang dan udara serta
untuk mengevaluasi tingkat penurunan pendengaran. Melalui audiogram dapat
dilihat jenis ketulian dan derajat ketulian. Berdasarkan ISO (International
Standard Organization ) derajat ketulian dibagi atas : 0-25 dB (normal) , 26-40 dB
(tuli ringan), 41-60 dB (tuli sedang), 61-90 dB (tuli berat), > 91 dB (sangat berat).
4. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi untuk melihat tingkat perkembangan pneumatisasi
mastoid, menggambarkan perluasan penyakit dan tulang-tulang pendengaran.
Foto polos untuk menunjukkan adanya gambaran kolesteatoma sedangkan CT Scan lebih efektif untuk menunjukkan anatomi tulang temporal dan kolesteatoma.
5. Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi sekret telinga penting untuk menentukan organisme
penyebab OMSK dan pemberian antibiotika yang tepat.

3.
4.
5.
6.

WD (pertemuan ke 2)
Etiologi (annes gaga)
Eidemiologi (kardiyus muchtar)
Faktor resiko (raisa aldika)

7. Manifestasi klinis (restya mona)

Tipe jinak (kasus):


- Discharge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk
- Gangguan pendengaran konduktif akibat kerusakan
-

tulang-tulang

pendengaran dan koklea selama infeksi nekrotik akut pada awal penyakit
Perforasi membran timpani sentral
Proses peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga
membran mukosa menjadi berbentuk garis

Tipe ganas:
-

Discharge purulen pada infeksi dengan kolesteatom beraroma khas


Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya
kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada

otitis media nekrotikans akut


Selain tipe konduktif dapat pua tipe campuran karena kerusakan pada
koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat
osteolitik kolesteatom

8. Patofisiologi (meylinda shella)

Diawali dari infeksi saluran napas atas berulang berupa:


a. Batuk : akibat invasi mikroorganisme yang masuk ke saluran napas lewat
inhalasi menginfeksi mukosa saluran napas rangsang reseptor batuk
di bronkus, laring, trakea dikirim ke pusat batuk di medulla rangsang
efektor inspirasi dalam lalu peningkatan udara dalam rongga thorax
glottis tertutup,peningkatan tekanan intrathorax glottis tiba-tiba terbuka,
udara keluar dengan kecepatan tinggi Batuk.
b. Pilek : inhalasi mikroorganisme nempel di mukosa hidung sekresi
mucus oleh membrane mukosa dan sel goblet dalam upaya membunuh
MO terbentuk secret putih kental yang disebut orang awam sebagai
ingus. Sekret tersebut bisa masuk ke tuba eustachius dan membentuk
sumbatan disana.
Selain itu, mikroorganisme tersebut bisa menyebar masuk dari nasofaring ke
tuba eustachius picu respon mukosa tuba eustachius reaksi radang.
MO itu juga bisa masuk lebih dalam ke telinga tengah yang juga akan memicu
respon radang mukosa disana terhadap allergen terbentuk secret hasil dari
produk radang.
Sekret yang terbentuk baik itu karena pilek, respon radang di tuba
eustachius maupun di telinga tengah akan menyebabkan oklusi tuba gagal
pembukaan tuba telinga tengah terisolasi dari dunia luar udara yang

terjebak di dalam telinga tengah akan diabsorbsi penurunan Oksigen dan


tekanan udara tekanan negative di telinga tengah membrane timpani
retraksi (stadium oklusi) dilatasi pembuluh darah di membrane timpani
(stadium hiperemis) membrane timpani hiperemis, edem mukosa
terbentuk eksudat purulen, membrane timpani menonjol ke luar (stadium
supurasi) perforasi membrane timpani secret (discharge) keluar ke liang
telinga luar.
Perforasi membrane timpani menyebabkan vibrasi suara yang sampai di
membrane timpani yang harusnya menggetarkan membrane timpani tidak
terjadi membrane timpani tidak bergetar tulang-tulang pendengaran
yang digetarkan oleh membrane timpani tidak bergetar suara tidak bisa
dihantarkan ke telinga dalam yaitu koklea, dimana disana ada organo corti
Tuli konduksi.
9. Tata laksana (meylinda kardiyus)

a. OMSK tipe benigna / aman:


1. Bila aktif, berikan cuci telinga berupa solutio H2O2 3 %, 2-3 kali
2.

Antibiotika
-

selama

hari

Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/ KgBB 4 x

sehari
-

:
atau

Amoksilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/ KgBB 3 x

sehari

atau

- Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari


3. Antihistamin apabila ada tanda-tanda alergi
4. Nasehatkan agar tidak berenang dan tidak mengorek telinga
5. Bila selama 2 bulan tidak kering atau hilang timbul, rujuk ke dokter
spesialis THT.
b. OMSK tipe maligna / bahaya

1. Apabila belum memungkinkan dirujuk ke spesialis THT, dilakukan


terapi sbb :
Berikan cuci telinga berupa Solutio H2O2 3 % 2-3 kali
Antibiotik selama 14 hari :

Ampisilin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 25 mg/KgBB 4 x


sehari atau

Amoksilin : Dewasa 500 mg 3 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 3 x


sehari atau

Eritromisin : Dewasa 500 mg 4 x sehari; Anak 10 mg/KgBB 4


x sehari

a.
b.
c.
d.
e.
10.
11.
12.
13.

Ear Toilet
Ear Drops
Water should not enter
Polypectomy / Granulations removal
Systemic Rx: Antibiotic

Pencegahan (putri gaga)


Komplikasi (haniffah annes)
Prognosis (putri kiki)
KDU (aldika)

Hipotesis : Sarah, 7 tahun mengalami tuli.... et causa Otitis media supuratif kronis
LI
1.
2.
3.
4.
5.

Anatomi THT (shella, meylinda, putri mona)


Fisiologi THT (shella, meylinda, putri mona)
OMSK (restya kiki muchtar)
Tuli konduksi (aldika kardiyus, raisa)
Tuli Neural (hannifah , annes gaga)

Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)


a. Definisi

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba
eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi menjadi 2, yaitu:
Otitis media supuratif, terdiri dari otittis media akut (OMA) dan otitis media

supuratif kronis (OMSK)


Otitis media non-supuratif, terdiri dari otitis media serosa akut (barotrauma/aerotitis)
dan otitis media serosa kronis.

Otitis media supuratif kronis adalah peradangan kronis telinga tengah disertai dengan
perforasi membran timfani (MT) dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus
atau hilang timbul. Sekret yang keluar sekret dapat encer atau kental, bening atau berupa
nanah. Selain menimbulkan keadaan yang patologis pada membran timfani, OMSK juga bisa
merusak mukosa dan tulang-tulang yang ada pada telinga tengah.
Keadaan patologis yang timbul pada membran timfani adalah perforasi. Ada 3 jenis
perforasi, yaitu perforasi sentral, perforasi marginal, dan perforasi atik. Perforasi sentral
timbul pada pada pars tensa dan sedangkan diseluruh tepi perforasi masih ada sisa membran
timfani atau sekurang-kurangnya pada anulus.
Perubahan pada mukosa yang terjadi pada OMSK dapat berupa:
1. Hipertropi, dimana mukosa cavum timfani hanya mengalami pembesaran sel
2. Degenarasi, yaitu mukosa cavum timfani berdegenerasi sehingga terbentuk
granulasi atau polip
3. Metaplasia, dimana terjadi perubahan sel dari kuboid menjadi epitel squamous.
b. Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari
meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat
infeksi saluran nafas atas. Organisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk
staphylococcus, pseudomonas aeruginosa, B.proteus, B.coli dan aspergillus. Organisme dari
nasofaring diantaranya streptococcus viridans ( streptococcus A hemolitikus, streptococcus B
hemolitikus dan pneumococcus.
Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis sangat
majemuk, antara lain :
1. gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :
a. infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. Faktor usia juga
berpengaruh, dimana anak-anak memiliki tuba eustachius yang lebih pendek,

sehingga memungkin penyebaran infeksi ke telinga tengah menjadi lebih


cepat.
b. obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total. Obstruksi tuba eustachius
dapat mengurangi penutupan spontan pada perforasi membran timfani.
Gangguan pada tuba eustachius ini akan menyebabkan perubahan tekanan
udara di telinga dari tekanan positif menjadi tekanan negatif sehingga terjadi
efusi. Bila efusi terus berlangsung dan terjadi infeksi, maka akan terjadi otitis
media akut yang dapat terus berlanjut menjadi OMSK. Faktor predisposisi
yang menyebabkan OMA dapat berlanjut menjadi OMSK adalah sbb:
-

terapi yang terlambat


terapi yang tidak adekuat
virulensi kuman yang tinggi
daya tahan tubuh yang rendah
kebersihan yang kurang terjaga

2. perforasi membrane timpani yang menetap,


3. terjadinya metaplasia skuamosa / perubahan patologik menetap lainnya pada telinga
tengah,
4. obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid,
5. terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten di mastoid, dan
6. faktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme
pertahanan tubuh.
c. Klasifikasi
OMSK dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. OMSK tipe benign/jinak (tipe mukosa).
Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas pada mukosa saja dan
biasanya tidak mengenai tulang dan perforasinya terletak di sentral (gambar di bawah).
Perforasi sentral pada MT umumnya berbentuk ginjal. Gejalanya berupa discharge
mukoid yang tidak terlalu berbau busuk, dapat konstan ataupun intermiten. Discharge
terlihat berasal dari rongga timfani dan orifisum tuba eustachius. Cairan mukus yang
tidak terlalu bau datang dari perforasi besar tipe sentral dengan membrane mukosa yang
berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna.
Umumnya OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

2. OMSK tipe maligna/berbahaya (tipe tulang)


OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi pada OMSK tipe ini terletak
di marginal atau di atik, kadang-kadang juga terdapat kolesteatoma pada OMSK
dengan perforasi subtotal. Sekret pada tipe ini beraroma sangat khas, bau, berwarna
kuning abu-abu, kotoran purulen juga dapat terlihat berwarna putih mengkilap.
Gangguan pendengaran tipe konduktif timbul akibat terbentuknya kolesteatoma
bersamaan degnan hilangnya alat pengantar udarapada otittis media nekrotikans akut.
Sebagian besar komplikasi timbul pada OMSK tipe ini.
Tanda-tanda klinis pada OMSK tipe maligna, yaitu sebagai berikut.
Abses fistula dibelakang daun telinga
Jaringan granulasi/polip dari cavum timfani
Perforasi atik/marginal
Terlihat kholesteatoma di epitel timfani
Pus berbau khas
Bayangan kholesteatoma pada foto rontgen mastoid.

Berdasarkan sekret yang dikeluarkan, OMSK dibagi menjadi 2, yaitu:


1. OMSK tipe aktif, dimana sekret keluar dari cavum timfani secara aktif
2. OMSK tipe tenang, merupakan keadaaan dimana cavum timfani telihat basah atau
kering.

d. Patogenesis
Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dengan perforasi membrane
timpani yang sudah terjadi lebih dari 2 bulan. Berdasarkan perubahan mukosa tengah maka
terdapat 5 stadium terjadinya Otitis Media Akut (OMA) yang bila berlangsung terus-menerus
selama 2 bulan dapat menjadi Otitis Media Supuratif Akut (OMSK).
1) Stadium oklusi tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba yaitu gambaran retraksi membrane timpani akibat
terjadinya tekanan negative di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Kadangkadang membrane timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh
pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini susah
dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau alergi.
2) Stadium hiperemis (pre-supuratif)
Pada stadium ini tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau
seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar dilihat.
3) Stadium supuratif
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel
superficial serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan
membrane timpani menonjol (bulging) kea rah liang telinga luar. Pada stadium ini
pasien tampak sangat sakit,, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga
bertambah hebat. Apabila tekanan pus di kavum tidak berkurang maka terjadi
ischemia akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada venavena kecil dan nekrosis mukosa dan sub-mukosa. Nekrosis ini pada membrane
timpani tampak sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan dan di
tempat ini akan terjadi rupture. Bila tidak dilakukan insisi membran timpani
(miringitomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan
rupture dan pus keluar ke liang telinga luar.
4) Stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya diberikan antibiotika atau virulensi
kuman yang tinggi, maka dapat terjadi rupture membrane timpani dan pus mengalir
keluar dari telinga tengah ke liang telinga luar. Anaknya yang tadinya gelisah menjadi
tenang, suhu badan turun, dan dapat tertidur nyenyak.

5) Stadium resolusi
Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani perlahanlahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi maka secret akan berkurang
dan akhirnya kering. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan
secret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul.
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK.
Perforasi membrane timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik.
1. Perforasi sentral = Perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi perforasi
masih ada sisa membrane timpani.

2. Perforasi marginal = Pada perforasi marginal ini maka sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan annulus atau sulkus timpanikum.

2. Perforasi atik = Perforasi ini adalah perforasi yang terletak di pars flaksida.
e. Manifestasi klinis
1) Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe
jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi
iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret
biasanya hilang timbul. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga.
Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena
rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan
adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang
mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan
tuberkulosis.
2) Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian
tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas
sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli
konduktif berat.
3) Otalgia (Nyeri Telinga)
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti
adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau
dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda
berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus
lateralis.
4) Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi
dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan
udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya
karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah

terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan
keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum.

f. Tatalaksana
1) tatalaksana OMSK benigna/jinak (kasus)
Prinsip terapi OMSK tipe benigna ialah konstervatif atau dengan medika mentosa. Bila
sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga, berupa larutan H2o2
3 % selama 3 5 hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga
yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting untuk
perencanaan terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau
puocyaneous. Secara oral, diberikan antibiotik dari golongan ampisilin, atau eritromisin,
sebelum hasil tes resistensi diterima. Pada infeksi yang dicurigai karena penyebabnya
ampisilin diberikan ampisilin asam klavulanat.
Bila sekret telah kering, tetapi perforasi masih ada setelah observasi selama sekitar 2
bulan, maka perlu dilakukan miringoplasti, atau timfanoplasti. Operasi ini bertujuan
menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki MT yang perforasi, mencegah
terjadinya komplikasi, dan memperbaiki fungsi pendengaran.
Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi
berulang, maka sumber infeksi harus diobati terlebih dahulu, dan perlu juga dilakukan
pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tonsilektomi

Toilet teratur
H2O2/ obat
tetes telinga
- a.b. awal

Tenang ->
observasi, cegah
reinfeksi

OMSK
Benign
Tetap aktif ->
a
konsul dr THT ->
operasi
Aktif /
(oral/parenteral)
- (kultur
Sub
Observasi
OMSK
sekret
) / nasihat cegah
aktif
-reinfeksi
ganti a.b.
Benign
Bila sering kambuh /
a
perforasi menetap, idealnya
operasi ( > 10 th / dewasa )
Tenang
2) Tatalaksana OMSK maligna
Pengobatan untuk OMSK maligna adalah operasi. Pengobatan konservatif
dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan
pembedahan. Bila terdapat abses subperiosteal, maka insisi abses sebaiknya dilakukan

tersendiri sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi.

Tujuan operasi adalah

menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang


perforasi, mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat,
serta memperbaiki pendengaran. Ada beberapa jenis pembedahan atau tehnik operasi yang
dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna,
antara lain:

Mastoidektomi sederhana ( simple mastoidectomy)


Mastoidektomi radikal
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi
Miringoplasti
Timpanoplasti
Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)

Konsul ke dokter
OMS Toilet
teratur
THT di RS
K
H2O23 % /
terdekat
Malig obat tetes
operasi
na
Konsul
ke
dokter
THT di
OMS telinga
Aktif
awal
Terdekat operasi
K / - a.b.RS.
( oral
/
Sub
Sementara
: a.b.
Malig
perenteral
)
aktif
3) na
Pemberian antibiotik
- (kultur
Antibiotik topikal
Tenan sekret )
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan
g
dulu, adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang
mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan
berdasarkan kultur kuman penyebab dan uji resistensi. Pengobatan antibiotik topikal dapat
digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang dikombinasi dengan pembersihan telinga.
Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah:

Polimiksin B atau polimiksin E. bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif,


Pseudomonas, E. Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram
positif, Proteus, B.

Kloramfenikol, bersifat bakterisid

Antibiotik sistemik
Antimikroba dapat dibagi menjadi 2 golongan. Golongan pertama daya bunuhnya
tergantung kadarnya. Makin tinggi kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya
golongan aminoglikosida dengan kuinolon. Golongan kedua adalah antimikroba yang pada
konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya
bunuh antimikroba golongan ini, misalnya golongan beta laktam. Terapi antibiotik sistemik
yang dianjurkan pada Otitis media kronik adalah:

Pseudomonas

:Aminoglikosida karbenisilin

P. Mirabilis

:Ampisilin atau sefalosforin

P. Morganii

:Aminoglikosida Karbenisilin

Klebsiella

:Sefalosforin atau aminoglikosida

E. Coli

:Ampisilin atau sefalosforin

S. Aureus

:penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida

Streptokokus

:Penisilin, sefalosforin, eritromisin, aminoglikosida

Fragilis

:Klindamisin

g. Komplikasi
Komplikasi otitis media bisa terjadi secara:
Hematogen -> osteoromboflebitis
Erosi tulang
Penyebaran melalui jalan/saluran yang ada
Omsk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi.
Selain itu, dengan pengobatan local, otorea dapat mongering. Tetapi sisa perforasi sentral
yang berkepanjangan memudahkan infeski dari nasofaring atau bakteri dari meatus eksterna
khususnya terbawa oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan.
Komplikasi OMSK sering muncul pada tipe maligna. Pada tipe ini terbentuk
koleastoma yang dapat berupa:
1) erosi canalis semisirkularis

2) erosi canalis tulang


3) erosi tegmen timpani dan abses ekstradural
4) erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal
5) erosi pada sinus sigmoid
komplikasi OMSK terbagi menjadi, yaitu:
1) Komplikasi intrakranial, pada:
Ekstradural seperti: tromboflebitis sinus lateralis, abses ekstradural, petrositis
SSP seperti: meningitis, abses otak, hidrosefalus otitis
2) Komplikasi intratemporal/ekstracranial pada:
Telinga tengah seperti mastoiditis, paralisis N.VII, erosi tulang pendengaran.
Telinga dalam, seperti fistel labirin, labirinitis supuratif, tuli saraf
(sensorineural)
Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah ke intra kranial harus melewati 3 macam
lintasan:
Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
Menembus selaput otak.
Masuk kejaringan otak.

Anda mungkin juga menyukai