Anda di halaman 1dari 8

Maharaufa Fathmanda

0606102700

Kelas B

UTS Komputer dalam Keperawatan


(22 Oktober 2008)

1. Dampak positif dan negatif teknologi informasi jika dipandang dari sisi
peran dan fungsi perawat antara lain:
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan
untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai
dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat
disebar dan diakses secara global. (Wawan Wardiana, 2002)
Perkembangan teknologi informasi diharapkan akan memberengi
perkembangan dunia keperawatan, khususnya di Indonesia. Akan tetapi, bila
dipandang dari sisi peran dan fungsi perawat baik sebagai pelaksana, pendidik,
pengelola, ataupun peneliti, teknologi informasi memiliki dampat positif dan
negatif, antara lain:
a. Dampak Positif
Teknologi informasi dapat mempermudah dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Misalnya dengan pembuatan suatu sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputer dengan
berdasarkan pada diagnosa NANDA (seperti yang telah diterapkan
oleh RSUD Banyumas). Tentunya hal ini akan mempermudah
perawat dalam mendokumentasikan serta membuat diagnosa
keperawatan yang tepat kepada klien, sehingga terjadi peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Selain dalam hal pelayanan kesehatan, penerapan teknologi informasi
ini dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi, serta jaringan
yang luas bagi perawat. Dengan akses yang lebih mudah dalam
memperoleh ilmu-ilmu baru, diharapkan terjadi pemerataan
pengetahuan dan informasi baik bagi perawat di Ibukota ataupun
yang berada di daerah pelosok. Hal ini karena informasi dapat
diakses mudah lewat internet.
b. Dampak Negatif
Perkembangan teknologi selalu ada hal positif dan negatif. Dengan
berkembangnya teknologi informasi, perawat dengan mudah
mengakses pengetahuan dan ilmu-ilmu baru dalam dunia kesehatan.
Namun dengan mudahnya memperoleh sumber-sumber informasi
tersebut, dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis
dari perawat tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk
diakses. Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara
perawat yang satu dengan yang lain ataupun antara perawat dengan
klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara online (misal
tele-health), tanpa harus tatap muka.

2. Setelah mempraktikkan distance learning dan belajar konsep distance


learning, maka:
a. Perbedaan metode distance learning, metode conventional
learning, dan metode blended learning antara lain:
Distance learning
Distance learning mempunyai beberapa definisi antara lain yang
dikemukakan oleh Keegan, D.1995,”distance education & training
result from the technological separation of teacher & learner which
frees the student from the necessity of traveling to “a fixed place, at a
fixed time, to meet a fixed person, in order to be trained” . Sedangkan e-
learning mempunyai difinisi: the systematic use of networked
multimedia computer technologies to empower learners, improve
learning, connect learners to people and resources supportive to their
needs, and to integrate learning with performance and individual with
organizational goals”. (Tutik S., 2007)
Distance learning merupaka metode pembelajaran yang tidak
mengharuskan siswa untuk menghadiri perkuliahan secara langsung
(tatap muka) atau secara fisik berada di tempat yang sama dengan
pengajar.
Metode pembelajaran distance learning, yakni:
• Memanfaatkan teknologi informasi
• Metode belajar jarak jauh (siswa tidak dituntut hadir secara fisik)
• Jumlah siswa tidak terbatas
• Siswa dituntut aktif dan mandiri dalam belajar
• Sharing resource antar lembaga pendidikan/latihan dalam sebuah
jaringan
• Perpustakaan online
• Jadwal belajar dapat diatur mandiri oleh siswa

Conventional learning
Conventional learning merupakan metode pembelajaran dengan
masih menerapkan teacher center, yaitu guru sebagai pusat
pengetahuan belajar. Metode pembelajarannya, yakni:
• Metode belajar tatap muka antara siswa dan pengajar, ceramah,
dan diskusi langsung
• Memanfaatkan teknologi informasi hanya untuk sumber informasi
tambahan
• Jumlah siswa terbatas
• Ada tempat khusus untuk proses belajar-mengajar
• Perpustakaan manual (rak-rak buku)
• Jadwal belajar diatur sesuai kurikulum
Dengan penggunaan metode conventional learning, interaksi dan
diskusi antara siswa dengan pengajar ataupun siswa yang satu dengan
yang lainnya dapat dilakukan secara tatap muka, dan lebih terstruktur
dan terkontrol. Sehingga pengajar dapat mengevaluasi kegiatan
belajar secara langsung.

Blended learning
Metode Blended learning adalah suatu metode pembelajaran yang
menggabungkan antara pengajaran berbasis conventional learning
dengan metode distance learning.
Menurut The ASTD eLearning Handbook pada http://nwlink.com
disebutkan bahwa metode blended learning adalah penggunaan dua
atau lebih metode yang berbeda dalam pengajaran/pelatihan. Ini
dapat merupakan kombinasi dari:
• Gabungan classroom instruction dengan on-line instruction
• Gabungan on-line instruction dengan akses langsung dengan
pengajar atau siswa lain
• Gabungan simulasi dengan pengajaran.kursus yang terstruktur
• Gabungan dari on-the-job training dengan brown bag informal
sessions
• Gabungan managerial coaching dengan e-learning activities
Metode ini dapat saling mengisi keterbatasan masing-masing. Karena
dengan menggunakan misalkan dua metode (distance learning dan
conventional learning), siswa dapat memperoleh pengetahuan yang luas
dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tetap dapat
berinteraksi, baik dengan pengajar ataupun dengan siswa lain, dengan
komunikasi langsung.

b. Kelebihan dan kekurangan dari metode distance learning


dan saran terhadap penyempurnaan kelemahan distance
learning
Keuntungan penggunaan metode distance learning:
(Amirudin Kamsin, 2005)
1. mudah digunakan secara perorangan dan fleksibel
2. memberikan instruksi secara perorangan
3. mengandalkan kecepatan/kemampuan individu
4. penyampaian opini yang tidak terbatas
5. penyampaian umpan balik yang lebih luas
6. lebih dapat dikontrol secara langsung
7. tingkat interaksi yang tinggi
8. tingkat partisipasi, persaiangan, dan konsentrasi yang tinggi
9. menghemat uang
10. dapat mengurangi penggunaan kertas
11. mobilitas yang tinggi dan portable
12. materi dari guru/dosen lebih mudah diberikan
13. konten materi lebih mudah dimengerti

Kelemahan penggunaan metode distance learning:


(Amirudin Kamsin, 2005)
1. isu teknologi
Mungkin saja penggunaan kompunen teknologi akan tidak sesuai
dengan pencapaian yang diharapkan.
2. isi materi yang kurang sesuai
Mungkin saja terdapat materi yang isinya kurang sesuai yang akan
diperolah siswa, misalnya isu yang sensitive (mengandung
SARA_red) ataupun isi yang tidak seharusnya diperoleh siswa.
3. penerimaan budaya
Faktor demografis dan psikografis yang akan menghalangi siswa
dalam penggunaan komputer.
4. interaksi antara siswa dan pengajar yang kurang
5. hanya tersedia untuk pengguna perangkat komputer ber-internet

Saran terhadap penyempurnaan kelemahan metode distance learning:


Faktor utama dalam distance learning yang selama ini dianggap
masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya.
Namun demikian, dengan media internet sangat dimungkinkan untuk
melakukan interaksi antara dosen dan siswa baik dalam bentuk real
time (waktu nyata) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan
misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio
atau real video, dan online meeting. Yang tidak real time bisa
dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan
buletin board. Dengan cara di atas interaksi dosen dan mahasiswa di
kelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%.
Bentuk-bentuk materi, ujian, kuis dan cara pendidikan lainnya dapat
juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat
dalam bentuk presentasi di web dan dapat di download oleh siswa.
Demikian pula dengan ujian dan kuis yang dibuat oleh dosen dapat
pula dilakukan dengan cara yang sama.
Tentunya diperlukan evaluasi secara berkala untuk pengunaan metode
distance learning ini. Karena diharapkan seluruh siswa yang
menggunakan metode ini akan mendapat umpan balik positif untuk
meningkatkan kemampuan mereka yang lebih terarah.

3. Karir di bidang nursing informatics, kedepannya akan berkembang.


Bagaimana jenjang karir nursing Informatics? dan bagaimana kondisi
di Indonesia? apa saran dan tanggapan saudara?
a. Jenjang karir nursing informatics sangat terbuka lebar.
Perkembangannya akan terus mengiringi perkembangan
terknologi. Namun secara struktural mungkin tidak seperti
jenjang karir perawat pelaksana (mis. di Rumah Sakit)
pada umumnya. Perkembangan nursing informatics hanya
menjadi ilmu tambahan yang sangat diperlukan dan akan
terus berkembang sesuai perkembangan kebutuhan akan
fasilitas kesehatan yang baik.
b. Nursing informatics di Indonesia masih belum
berkembang luas. Hal ini dapat dilihat dari masih
jarangnya tele-health ataupun situs-situs konsultasi
keperawatan secara online yang dibuat oleh tenaga
kesehatan di Indonesia, khususnya oleh perawat.
c. Tanggapan:
Kurang berkembangnya nursing informatics ini mungkin disebabkan
oleh minimnya pengetahuan akan penggunaan teknologi informasi,
misalkan internet. Selama ini kita mengetahui penggunaan internet
untuk memperoleh data dan memperluas jaringan. Namun kesadaran
dan kemampuan untuk mengembangkan nursing informatics seperti
tele-health masih kurang.
Saran:
Untuk mengembangkan kemampuan nursing informatics, menurut
saya perlu dikembangkan kesadaran untuk menggunakan nursing
informatics itu sendiri. Misalkan dimulai sejak tahap kuliah.
Mahasiswa keperawatan dikenalkan akan pentingnya penggunaan
nursing informatics, baik untuk dirinya ataupun untuk perkembangan
ilmu keperawatan ke depannya. Untuk di luar institusi pendidikan,
sebaiknya diadakan seminar ataupun pelatihan untuk menarik minat
perawat yang ada, serta tentunya untuk mengembangkan kemampuan
mereka dalam penggunaan dan pemanfaatan nursing informatics.
Rujukan
Caroline Gray. Blended learning: Why everything old is new again.
http://www.motivaction.com/Media/Images/Blended%20Learning
%20Whitepaper.pdf. Diakses pada 22 Oktober 2008
Anonim. Blended learning.
http://nwlink.com/~donclark/hrd/elearning/blended.html. Diakses pada 22
Oktober 2008
Ristek RI. (2008). Pendayagunaan open source software.
http://www.beritanet.com/search.php?text=dampak%20positif%20dan
%20negatif%20teknologi%20informasi%20dan%20komunikasi
%20terhadap%20pelajar%20sma. Diakses pada 22 Oktober 2008
Wawan Wardiana. (2002). Perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
http://www.informatika.lipi.go.id/perkembangan-teknologi-informasi-di-
indonesia/. Diakses pada 22 Oktober 2008
Hariyati, R.T. (2007). Pemanfaatan proses pembelajaran berbasis teknologi
sebagai upaya peningkatan pengetahuan tenaga keperawatan.
http://www.fik.ui.ac.id/pkko/files/Edit%20pemanfaatan%20dl-JKI.doc.
Diakses pada 22 Oktober 2008
Kamsin, A. (2005). Is e-learning the solution and substitute for conventional
learning?.
http://www.journal.au.edu/ijcim/2005/sep05/ijcimv13n3_article7.pdf.
Diakses pada 22 Oktober 2008

Anda mungkin juga menyukai