0606102700
Kelas B
1. Dampak positif dan negatif teknologi informasi jika dipandang dari sisi
peran dan fungsi perawat antara lain:
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini
menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan
untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai
dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat
disebar dan diakses secara global. (Wawan Wardiana, 2002)
Perkembangan teknologi informasi diharapkan akan memberengi
perkembangan dunia keperawatan, khususnya di Indonesia. Akan tetapi, bila
dipandang dari sisi peran dan fungsi perawat baik sebagai pelaksana, pendidik,
pengelola, ataupun peneliti, teknologi informasi memiliki dampat positif dan
negatif, antara lain:
a. Dampak Positif
Teknologi informasi dapat mempermudah dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. Misalnya dengan pembuatan suatu sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis komputer dengan
berdasarkan pada diagnosa NANDA (seperti yang telah diterapkan
oleh RSUD Banyumas). Tentunya hal ini akan mempermudah
perawat dalam mendokumentasikan serta membuat diagnosa
keperawatan yang tepat kepada klien, sehingga terjadi peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia.
Selain dalam hal pelayanan kesehatan, penerapan teknologi informasi
ini dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi, serta jaringan
yang luas bagi perawat. Dengan akses yang lebih mudah dalam
memperoleh ilmu-ilmu baru, diharapkan terjadi pemerataan
pengetahuan dan informasi baik bagi perawat di Ibukota ataupun
yang berada di daerah pelosok. Hal ini karena informasi dapat
diakses mudah lewat internet.
b. Dampak Negatif
Perkembangan teknologi selalu ada hal positif dan negatif. Dengan
berkembangnya teknologi informasi, perawat dengan mudah
mengakses pengetahuan dan ilmu-ilmu baru dalam dunia kesehatan.
Namun dengan mudahnya memperoleh sumber-sumber informasi
tersebut, dikhawatirkan akan adanya penurunan proses berpikir kritis
dari perawat tersebut, karena informasi yang didapat mudah untuk
diakses. Dimungkinkan pula terjadi penurunan kepekaan antara
perawat yang satu dengan yang lain ataupun antara perawat dengan
klien. Karena segala sesuatu dapat dilakukan secara online (misal
tele-health), tanpa harus tatap muka.
Conventional learning
Conventional learning merupakan metode pembelajaran dengan
masih menerapkan teacher center, yaitu guru sebagai pusat
pengetahuan belajar. Metode pembelajarannya, yakni:
• Metode belajar tatap muka antara siswa dan pengajar, ceramah,
dan diskusi langsung
• Memanfaatkan teknologi informasi hanya untuk sumber informasi
tambahan
• Jumlah siswa terbatas
• Ada tempat khusus untuk proses belajar-mengajar
• Perpustakaan manual (rak-rak buku)
• Jadwal belajar diatur sesuai kurikulum
Dengan penggunaan metode conventional learning, interaksi dan
diskusi antara siswa dengan pengajar ataupun siswa yang satu dengan
yang lainnya dapat dilakukan secara tatap muka, dan lebih terstruktur
dan terkontrol. Sehingga pengajar dapat mengevaluasi kegiatan
belajar secara langsung.
Blended learning
Metode Blended learning adalah suatu metode pembelajaran yang
menggabungkan antara pengajaran berbasis conventional learning
dengan metode distance learning.
Menurut The ASTD eLearning Handbook pada http://nwlink.com
disebutkan bahwa metode blended learning adalah penggunaan dua
atau lebih metode yang berbeda dalam pengajaran/pelatihan. Ini
dapat merupakan kombinasi dari:
• Gabungan classroom instruction dengan on-line instruction
• Gabungan on-line instruction dengan akses langsung dengan
pengajar atau siswa lain
• Gabungan simulasi dengan pengajaran.kursus yang terstruktur
• Gabungan dari on-the-job training dengan brown bag informal
sessions
• Gabungan managerial coaching dengan e-learning activities
Metode ini dapat saling mengisi keterbatasan masing-masing. Karena
dengan menggunakan misalkan dua metode (distance learning dan
conventional learning), siswa dapat memperoleh pengetahuan yang luas
dengan pemanfaatan teknologi informasi, namun tetap dapat
berinteraksi, baik dengan pengajar ataupun dengan siswa lain, dengan
komunikasi langsung.