Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk semua berkat dan kasih-Nya juga
penyertaan-Nya kepada kami untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada dr. Suzanna Ndraha Sp.PD, KGEH, FINASIM
dan dr. Fendra yang telah membimbing dalam mengerjakan penelitian ini sehingga dapat
diselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa tulisan dalam makalah ini tidak terlalu mendalam maka dari
itu kami mengharapkan saran dan kritik terhadap tulisan yang kami buat ini sehingga kami
dapat menyempurnakannya. Semoga tulisan ini dapat menambah refrensi kepada peserta
didik dibidang medis dan paramedis.

Jakarta, 5 Mei 2011

(Penulis)

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

02

.. 03

BAB I: PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

. 04

I.2 Pertanyaan Penelitian


I.3 Tujuan Penelitian

... 06

.. 06

I.4 Hipotesis Penelitian

.. 06

I.5 Manfaat Penelitian

06

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Pendahuluan
II.2 Definisi

07

07

II.3 Klasifikasi

07

II.4 Faktor Epidemiologi


II.5 Diagnosis

. 08

. 08

II.6 Komplikasi

.. 09

II.7 Kerangka Teori

13

II.8 Kerangka Konsep

13

BAB III: METODE PENELITIAN


III.1 Disain

.......................................................................................................... 14

III.2 Tempat dan Waktu


III.3 Populasi dan Sampel

...................................................................................... 14
................................................................................... 14

III.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


III.5 Besar Sampel
III.6 Cara Kerja

....................................................................... 14

............................................................................................... 14
................................................................................................... 14

III.7 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

............................ 16

III.8 Analisis Data

............................................................................................... 19

III.9 Masalah Etika

.............................................................................................. 19

BAB IV: HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 20


BAB V: PEMBAHASAN ..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ... 26

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengalirkan atau mengalihkan.
Melitus dari bahasa Latin yang berarti madu. Penyakit diabetes mellitus dapat diartikan
individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes
mellitus adalah penyakit hiperglikemi yang ditandai dengan ketiadaan absolute insulin atau
penurunan relatif insentivitas sel terhadap insulin. Antara lain gejala diabetes adalah
kekurangan energi, mudah lelah, lemas, mudah haus dan lapar, sering kesemutan, sering
buang air kecil, gatal-gatal, dan sebagainya.
Berdasarkan bukti epidemiologi terkini, jumlah penderita diabetes di seluruh dunia
saat ini mencapai 200 juta, dan diperkirakan meningkat lebih dari 330 juta pada tahun 2025.
Alasan peningkatan ini termasuk meningkatkan angka harapan hidup dan pertumbuhan
populasi yang tinggi dua kali lipat disertai peningkatan angka obesitas yang dikaitkan dengan
urbanisasi dan ketergantungan terhadap makanan olahan. Intervensi dini sangat penting
karena pada saat didiagnosa diabetes tipe 2, 20% sudah mengalami kerusakan retina, 8%
mengalami disfungsi ginjal dan 9% mengalami gejala neurologik.
Pada tahun 1992, lebih dari 100 juta penduduk dunia menderita DM dan pada tahun
2000 jumlahnya meningkat menjadi 150 juta yang merupakan 6% dari populasi dewasa.
Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia
setelah India, Cina dan Amerika Serikat. Dengan prevalensi 8,4% dari total penduduk,
diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes dan pada tahun 2025
diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita.
Berdasarkan data Departemen Kesehatan jumlah pasien Diabetes Mellitus rawat inap
maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin
dan 4% wanita hamil menderita Diabetes Gestasional. Data Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (Perkeni) dari berbagai penelitian epidemiologis sebagaimana diungkapkan Ketua
Pengurus Besar Perkeni dari Sidartawan Soegondo SpPD KE menunjukkan, sekitar tahun
1980-an prevalensi diabetes pada penduduk di atas usia 15 tahun adalah 1,5-2,3%. Penelitian
tahun 1991 di kota Surabaya mendapatkan prevalensi 1,43% pada penduduk di atas 20 tahun.
Di pedesaan Jawa Timur tahun 1989, prevalensinya 1,47%. Hasil penelitian di Jakarta
menunjukkan adanya peningkatan prevalensi diabetes dari 1,7% (1982) menjadi 5,7% (1993).
4

Sementara di Depok dan Jakarta, tahun 2001 angkanya 12,8%. Prevalensi diabetes di
Makassar meningkat dari 1,5% (1981) menjadi 2,9% (1998).
Peneliti Departemen Kesehatan pada tanggal 18 Januari 2007, menyatakan bahwa di
Indonesia menempati urutan ke empat di dunia setelah India, China, Amerika Serikat dan
Indonesia (Harjosubroto, 2007). Jumlah penderita diabetes mellitus terus meningkat secara
siknifikan, karena dipicu oleh faktor-faktor seperti gaya hidup dan kurang gizi. Menurut
Badan Kesehatan Dunia (WHO) data jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia pada
tahun 2007 sekitar 24 juta orang jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat.
Berdasarkan Statistik RS Indonesia Edisi Tahun 2008, Dirjen Yanmed Depkes RI 2007
menunjukan bahwa kematian akibat penyakit diabetes mellitus pada pasien rawat inap
menduduki tingkat tertinggi yaitu sebesar 3.316. 1
Diabetes bukan seratus persen penyakit turunan. Diabetes mellitus bisa disebabkan
riwayat keturunan maupun disebabkan oleh gaya hidup yang buruk. Setiap orang bisa terkena
penyakit kencing manis baik tua maupun muda. Waspada bagi anda yang memiliki orang tua
yang merupakan pengidap diabetes, karena anda juga memiliki bakat gula darah jika tidak
menjalankan gaya hidup yang baik. Resiko terkena komplikasi diabetes dapat dikurangi
dengan mematuhi 4 pilar penatalaksanaan Diabetis Mellitus yaitu kepatuhan minum OHO /
insulin, rutinitas kontrol ke dokter, mengatur pola makan yang sehat dan rajin olahraga. 2
Diabetes mellitus apabila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya
komplikasi. Penyakit yang akan ditimbulkan oleh penyakit gula darah ini adalah gangguan
penglihatan mata, katarak, sakit ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk
atau gangren, gangguan pembuluh darah dan sebagainya. Kalau sudah positif menderita DM
maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter, selain itu cara yang efektif yang diterapkan
pada penderita DM adalah perencanaan makan (diit), olah raga, pemantauan glukosa darah,
dan pendidikan kesehatan (Smeltzer dan Bare, 2001). Minimumnya informasi tentang
penyakit DM membuat masyarakat tidak menyadari tentang bahayanya penyakit tersebut,
selain itu pola hidup masyarakan sekarang ini akan rentan sekali terkena penyakit DM karena
pola makan dan gaya hidup masyarakat yang tidak teratur atau tidak terkontrol. Tingkat
kesadaran yang rendah dapat membuat masyarakat tidak menyadari kalau dirinya sebenarnya
mengidap penyakit DM. 3
Di RSUD Koja, penderita diabetes yang rawat inap dan rawat jalan sangat banyak
dan sebagian besar dari mereka telah didiagnosa DM dan memiliki komplikasi kronis. Jadi
dilakukan penelitian pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi pada rawat jalan dan

rawat inap di RSUD Koja bagi mengetahui bagaimana profil pasien diabetes mellitus dengan
komplikasi pada rawat jalan dan rawat inap.
I.2 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana proporsi pasien dengan Diabetes Mellitus berdasarkan usia dan jenis
kelamin di RSUD Koja?
2. Apakah pasien dengan diabetes mellitus di RSUD KOJA mengikuti pilar-pilar
penatalaksaan Diabetes Mellitus yang terdiri dari minum OHO/insulin secara teratur,
rutinitas kontrol ke dokter, diet DM, dan berolahraga?
3. Bagaimana profil pasien Diabetes Mellitus dengan komplikasi kronik di RSUD Koja?
I.3 Tujuan Penelitian
1. Diketahuinya proporsi pasien Diabetes Mellitus berdasarkan usia dan jenis kelamin di
RSUD Koja.
2. Diketahuinya keteraturan mengikuti pilar-pilar penatalaksaan Diabetes Mellitus yang
terdiri dari minum OHO/insulin secara teratur, rutinitas kontrol ke dokter, pola makan
seharian dan latihan jasmani di RSUD Koja.
3. Diketahuinya profil pasien Diabetes Mellitus dengan komplikasi kronik di RSUD
Koja.
I.4 Hipotesis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif sehingga tidak memerlukan hipotesis.
I.5 Manfaat Penelitian
1. Dengan diketahuinya proporsi pasien Diabetes Mellitus berdasarkan usia dan jenis
kelamin di RSUD Koja, maka dapat diketahui faktor predisposisi dari penyakit
Diabetes Mellitus.
2. Dengan diketahuinya keteraturan mengikuti pilar-pilar penatalaksaan Diabetes
Mellitus yang terdiri dari minum OHO/insulin secara teratur, rutinitas kontrol ke
dokter, diet DM dan berolahraga dapat melambatkan progresivitas komplikasi
Diabetes Mellitus.
3. Dengan diketahuinya profil pasien Diabetes Mellitus dengan komplikasi kronik di
RSUD Koja dapat meningkatkan program edukasi dan pelayanan konsultasi gizi pada
pasien Diabetes Mellitus.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pendahuluan
Di antara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular
yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes sudah merupakan salah satu
ancaman utama bagi kesehatan umat manusia abad 21.
Hiperglikemik kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan
pembuluh darah.
Diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya diabetes adalah
7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada
kasus yang tidak terdeteksi ini. Penelitian lain, mengatakan dengan adanya urbanisasi,
populasi diabetes tipe 2 akan meningkat 5-10 kali lipat karena terjadi perubahan perilaku
rural-tradisional menjadi urban. Faktor resiko yang berubah secara epidemiologi diperkirakan
adalah bertambahnya usia, lebih banyak dan lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh,
kurangnya aktifitas jasmani dan hiperinsulinemia.4
II.2 Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, diabetes mellitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO 1980
dikatakan bahwa diabetes mellitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam
satu jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu
kumpulan problema anatomic dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor
dimana didapat defisiensi insulin absolute atau relatif dan gangguan fungsi insulin.5
II.3 Klasifikasi
Klasifikasi DM menurut etiologis DM (ADA 2005)5:

Tipe 1

Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut:

Tipe 2

autoimun, idiopatik
Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi
7

insulin relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai

resistensi insulin
Tipe lain
Defek genetic fungsi sel beta
Defek genetic kerja insulin
Penyakit eksokrin pancreas
Endokrinopati
Karena obat atau zat kimia
Infeksi
Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM
Diabetes kehamilan

II.4 Epidemiologi
Prevalensi DM tipe 2 pada bangsa kulit putih berkisar antara 3-6% dari orang dewasanya.
Angka ini merupakan baku emas untuk membandingkan kekerapan diabetes antar berbagai
kelompok etnik diseluruh dunia, hingga dengan demikian kita dapat membandingkan
prevalensi disuatu Negara atau suatu kelompok etnik tertentu dengan kelompok etnik kulit
putih pada umumnya.
Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, kekerapan
di Indonesia berkisar antara 1,4%-1,6%, kecuali di dua tempat yaitu Pekajangan, suatu desa
dekat Semarang, 2,3% dan di Manado 6%. Dari tahun ke tahun prevalensi DM semakin
meningkat, ini sesuai dengan perkiraan yang dikemukakan WHO bahwa Indonesia akan
menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah pengidap diabetes sebanyak 12,4 juta
orang pada tahun 2025, naik dua tingkat dibanding tahun 1995.4
II.5 Diagnosis
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Berbagai keluhan
dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila
terdapat keluhan klasik DM seperti dibawah ini.
-

Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan

yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.


Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:

1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu > 200
mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis.
2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa > 126 mg/dL (puasa = pasien tidak mendapat
kalori tambahan minimal 8 jam)
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (TTGO dengan standart WHO
menggunakkan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukkosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air)4
II.6 Komplikasi
Diabetes melitus bila tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan timbulnya komplikasi
pada berbagai organ seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh darah kaki, saraf, dll. Komplikasi
pada diabetes mellitus dibagi menjadi:
A. Komplikasi akut
Koma hipoglikemik
Koma keto asidosis
Hipoglikemi
B. Komplikasi kronik
Mikrovaskular (ginjal, mata, disfungsi ereksi dan pembuluh darah kaki)
Makrovaskular ( jantung koroner, pembuluh darah otak)
Mikrovaskular dan makrovaskular (neuropati, mudah timbul infeksi)
1. Nefropati diabetik
Sekitar 20-40% penyandang diabetes akan mengalami nefropati diabetik.
Diagnosis nefropati diabetikk ditegakkan jika didapatkan kadar albumin > 30 mg
dalam urin 24 jam pada 2 dari 3 kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3-6 bulan,
tanpa penyebab albuminuria lainnya. Didapatkannya albuminuria persisten pada
kisaran 30-299 mg/24 jam (albuminuria mikro) merupakan tanda dini nefropati
diabetic. Pasien yang disertai dengan albuminuria mikro dan berubah menjadi
albuminuria makro (> 300 mg/24 jam), pada akhirnya sering berlanjut menjadi
gagal ginjal kronik stadium akhir. 5
Pada saat diagnosis diabetes mellitus ditegakkan, kemungkinan adanya
penurunan fungsi ginjal juga harus diperiksa, demikian pula saat pasien sudah
menjalani pengobatan rutin. Pemantauan yang dianjurkan oleh American Diabetes
Association (ADA) adalah pemeriksaan terhadap adanya mikroalbuminuria serta
penentuan kreatinin serum dan klirens kreatinin. Untuk mempermudah evaluasi,
National Kidney Foundation (NKF) menganjurkan perhitungan laju filtrasi
glomerulus dengan menggunakan rumus dari Cockroft-Gault, yaitu:4
Klirens kreatinin* = (140 Umur) X Berat Badan X (0,85 untuk wanita)
9

*Glomerular

72 X Kreatinin serum
Filtration Rate / laju filtrasi

glomerulus

(GFR)

dalam

ml/menit/1,73m5
2. Neuropati diabetik
Neuropati diabetes adalah gangguan neuropatik yang berkaitan dengan
diabetes mellitus. Kondisi ini diperkirakan akibat dari cedera mikrovaskuler
diabetes yang melibatkan pembuluh darah kecil yang memasok saraf (nervorum
vasa). Diantara gambaran komplikasi menahun, yang sering ditemukan ialah
neuropati perifer, yang jumlahnya berkisar antara 10%-60% pasien diabetes
mellitus. Keluhan yang tersering adalah berupa kesemutan, rasa lemah, dan baal.3
Secara umum neuropati diabetik yang dikemukakan bergantung pada 2 hal,
pertama menurut perjalanan penyakitnya (lama menderita DM) dan kedua,
menurut jenis serabut saraf yang terkena lesi.
Menurut perjalanan penyakitnya, neuropati diabetik dibagi menjadi:
- Neuropati fungsional/subklinis, yaitu gejala yang muncul sebagai akibat
perubahan biokimiawi. Pada fase ini belum ada kelainan patologik sehingga
-

masih reversible.
Neuropati struktural/klinis, yaitu gejala timbul sebagai akibat kerusakan

structural serabut saraf. Pada fase ini masih ada komponen yang reversible.
Kematian neuron/tingkat lanjut, yaitu terjadi penurunan kepadatan serabut
saraf akibat kematian neuron. Pada fase ini sudah irreversible. Kerusakan saraf
biasanya dari distal menuju proksimal, sedangkan proses perbaikan mulai dari
proksimal ke distal. Oleh karena itu lesi distal paling banyak ditemukan,
seperti polineuropati simetris distal.

Menurut jenis serabut saraf yang terkena lesi:


-

Neuropati difus
Polineuropati sensori motor simetris distal
Neuropati otonom : neuropati sudomotor,

neuropati

otonom

kardiovaskular, neuropati gastrointestinal, neuropati genitourinaria


Neuropati lower limb motor simetris proksimal (amiotropi)
Neuropati fokal
Neuropati kranial
Radikulopati/pleksopati
Entrapment neuropathy
Mengingat jenis serabut saraf yang terkena lesi bisa kecil atau besar, lokasi

proksimal atau distal, fokal atau difus, motorik atau sensorik atau otonom, maka

10

manifestasi klinis neuropati diabetic menjadi bervariasi, mulai kesemutan, kebas,


tebal, mati rasa, rasa terbakar, seperti ditusuk.
Polineuropati sensori-motor simetris distal merupakan jenis kelainan neuropati
diabetic yang sering terjadi, ditandai dengan berkurangnya fungsi sensorik secara
progresif dan fungsi motorik yang berlangsung pada bagian distal yang
berkembang kearah proksimal. Pada fungsi motorik keluhan yang paling menonjol
adalah berkurangnya tenaga dan cepat lelah. Pada pemeriksaan kekuatan otot
terjadi penurunan atau kelemahan karena terputusnya akson sehingga terjadi
hambatan pada konduksi hantaran saraf. Tanda-tanda yang timbul berupa
hilangnya refleks tendo Achilles dan sendi lutut. Pada evaluasi tahunan perlu
dilakukan pengkajian terhadap4:
Reflex motorik
Fungsi serabut saraf besar dengan tes kuantifikasi sensasi kulit seperti tes
getar dan rasa tekan dengan monofilament
Fungsi serabut saraf kecil dengan tes sensasi suhu
Elektromiografi untuk mengetahui lebih awal kerusakan.
3. Kaki diabetik
Kaki diabetik merupakan komplikasi kronik DM yang paling ditakuti karena
tindakan amputasinya. Kasus ulkus dan gangren diabetik merupakan kasus DM
yang paling banyak dirawat di rumah sakit. Diperkirakan sepertiga dari pasien
DM akan mengalami masalah kaki. 7
Menurut Wagner kaki diabetik dibagi menjadi 8:
Derajat 0 :

Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh disertai dengan


pembentukan kalus claw

Derajat I :

Ulkus superfisial terbatas pada kulit

Derajat II :

Ulkus dalam dan menembus tendon dan tulang

Derajat III :

Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis

Derajat IV :

Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau


tanpa selullitis

Derajat V :

Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai bawah


11

4. Diabetes dengan disfungsi ereksi (DE)


Prevalensi DE pada penyandang DM tipe 2 lebih dari 10 tahun cukup tinggi
dan merupakan akibat adanya neuropati autonom, angiopati dan problem psikis. DM
merupakan salah satu faktor resiko utama terjadiya DE (Musicki B and Burnett AL,
2006). Pada penelitian oleh Newman dan Marcus (1985) dalam Agarwal A et al.
(2006), DE ini terjadi lebih sering pada laki-laki yang menderita DM dibandingkan
dengan populasi umum. Dimana sekitar 75 persen laki laki yang dengan diabetes
mengalami DE, yang terjadi pada usia yang lebih muda. 5

II.7 Kerangka Teori

II.8 Kerangka Konsep

12

BAB III
METODA PENELITIAN
III.1. Desain
Penelitian observasional Kros Seksional
III.2. Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di RSUD Koja pada tanggal 28 Maret 2011 s.d. 20 Mei 2011.
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi terjangkau adalah semua pasien rawat inap dan rawat jalan dengan keluhan
3P (polidipsi,poliuri,polifagi) dan mempunyai GDS>200mg/dl atau yang memiliki
riwayat DM di RSUD Koja. Subjek penelitian adalah mereka yang termasuk ke dalam
populasi terjangkau dan memenuhi kriteria penelitian. Metoda pengambilan sampel
adalah dengan cara non-probability sampling yaitu consecutive sampling.
III.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
13

Kriteria inklusi:
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan dalam periode waktu 28 Maret 2011 s.d. 20
Mei 2011 dengan diagnosis DM tipe 2 dari dokter spesialis penyakit dalam di RSUD
Koja.
Kriteria eksklusi:
-

DM tipe 1

Pasien tidak sadar

Pasien yang menolak untuk diikutsertakan dalam penelitian.

III.5. Besar Sampel


Penelitian ini bersifat survei, sehingga tidak memerlukan perhitungan besar sampel.
III.6. Cara Kerja
-

Semua pasien yang berobat jalan di poliklinik penyakit dalam dan pasien yang
dirawat di Ruang Rawat Lantai VI, IW dan VIII penyakit Dalam RSUD Koja yang
memenuhi kriteria inklusi didata dan dikeluarkan dari penelitian bila memenuhi
kriteria eksklusi.

Pasien diminta mengisi informed consent.

Pasien didata:
a. Nama
b. Alamat
c. Jenis kelamin
d. Usia
e. Pilar- pilar DM
-

Minum diabetik oral/insulin teratur atau tidak, nama obat apa:

Kontrol DM teratur/tidak teratur

Diet DM ya/ tidak

Olahraga ya/ tidak

g. Gagal ginjal kronik ec nefropati DM


-

ureum

kreatinin

h. Neuropati DM
-

Kesemutan ya/tidak
14

Baal ya/tidak

Rasa terbakar ya/tidak

Rasa tertusuk ya/tidak

Sensitive kulit ya/tidak

Menunjukkan titik benar/salah

Tajam/ tumpul benar/tidak

Reflex motorik normal/tidak normal

i. Kaki diabetik, Wagner 0/1/2/3/4/5


j. Disfungsi ereksi ya/tidak

III.7. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel


Nama
Variabel
Usia

Jenis Kelamin

Definisi
Lama hidup seseorang

Cara Ukur/

Jenis Variabel/ Hasil

Alat Ukur
Anamnesis

variable
Numerik dan kategorik

dalam satuan tahun yang

>45 tahun

sudah genap satu tahun.

45-60 tahun

Anamnesis

>60 tahun
Kategorik

Anamnesis

Kategorik

Sifat jasmani yang


membedakan dua
manusia sebagai wanita

Kepatuhan

atau pria.
Rutin minum obat

minum obat

sesuai instruksi dokter


selama pertama kali
didiagnosa DM
Tidak rutin: tidak

15

minum obat sesuai


Diet DM

instruksi dokter
Adalah mengurangi dan

Anamnesis

Kategorik

Anamnesis

Kategorik

Berdasarkan

Kategorik

mengatur konsumsi
karbohidrat sehingga
tidak menjadi beban
bagi mekanisme
pengaturan kadar gula
darah dengan anjuran
karbohidrat kompleks
dan mengandung serat
dengan makan dalam 3
porsi besar diselingi
makan buah/snack
diantara waktu makan,
tidak makan-makanan
Olahraga

manis
Latihan jasmani yang
dilakukan dengan
teratur 3-5 kali
perminggu selama 3060 menit yang terdiri
dari aktivitas aerobik
yang merangkumi jalan,
jogging, berenang,
bersepeda atau

Nefropati DM

mengikuti PERSADIA
Komplikasi Diabetes
mellitus pada ginjal

stadium gagal

yang dapat berakhir

ginjal kronik

Penyakit ginjal

sebagai gagal ginjal


Merupakan satu proses

kronik

patofisiologis dengan
etiologi yang beragam,
mengakibatkan

Berdasarkan nilai
LFG menurut
perhitungan rumus
Kockcroft-gault

Kategorik
Dalam
ml/menit/1,73m2
-CKD derjat 1: > 90
16

Ureum

penurunan fungsi ginjal

-CKD derajat 2: 60-89

yang progresif dan pada

-CKD derajat 3: 30-59

umumnya berakhir

-CKD derajat 4: 15-29

dengan gagal ginjal


Merupakan hasil akhir

Kadar ureum

-CKD derajat 5: < 15


Numerik

metabolisma protein.

(BUN) diukur
dengan metode
kolorimetri
menggunakan
fotometer atau

Kreatinin

Merupakan produk sisa

analyzer kimiawi.
Kadar kreatinin

dari perombakan kreatin

diukur dengan

fosfat yang terjadi di


otot.

Numerik

metode kolorimetri
menggunakan
spektrofotometer,
fotometer atau

*Laju filtrasi
glomerulus

Merupakan salah satu


indeks fungsi ginjal

analyzer kimiawi
Dengan

Numerik

menggunakan
rumus Kockroft

Neuropati DM

Komplikasi diabetes

Gault
Anamnesis dan

mellitus yang dapat

rekam medis/

berakhir dengan

Monofilament,

gangguan pada saraf


Kesemutan

yang menetap
Merupakan sensasi rasa

Kategorik

kapas, palu refleks


Anamnesis

Kategorik

Anamnesis

Kategorik

dingin atau panas di


suatu bagian tubuh
tertentu, atau sensasi
Baal

rasa dirambati sesuatu


Merupakan keadaan
dimana permukaan
tubuh tidak mampu

17

merasakan rangsangan
dari luar tubuh,
misalnya cubitan,
Rasa terbakar

sentuhan, tusukan
Rasa panas yang timbul

Anamnesis

Kategorik

Anamnesis

Kategorik

Pemeriksaan fisik/

Kategorik

sendiri tanpa
Rasa tertusuk

rangsangan dari luar


Rasa tertusuk-tusuk
dengan benda tajam
walaupun tidak ada

Sensivitas kulit

rangsangan dari luar


Pemeriksaan kulit yang
dilakukan dengan

kapas

Tes

menggunakan kapas
Pemeriksaan yang

Pemeriksaan fisik/

Monofilamen

dilakukan di telapak

monofilamen

Kategorik

kaki dengan
menggunakan
Reflex motorik

monofilamen
Pemeriksaan tendo
achiles dan sendi lutut

Pemeriksaan fisik/

Kategorik

palu refleks

dengan cara memukul


menggunakan palu
Kaki diabetik

refleks
Komplikasi diabetes

Pemeriksaan fisik

mellitus yang dapat

Kategorik
/Klasifikasi Wagner

menyebabkan kelainan
saraf dan pembuluh
darah yang
bermanifestasi di
Klasifikasi

tungkai bawah
Salah satu cara untuk

Pemeriksaan fisik

Kategorik

Wagner

menilai tingkat

dan foto rontgen

0: tidak ada luka, kaki

keparahan kaki diabetik

utuh
1: ulkus superfisial
terbatas pada kulit
18

2: ulkus menembus
tendon dan tulang
3: abses dalam,
denganatau tanpa
osteomielitis
4: gangren jari kaki
atau bagian distal kaki
dengan atau tanpa
selullitis
5 : gangren seluruh
kaki atau sebagian
Disfungsi

Keadaan di mana ereksi

ereksi

tidak bisa dicapai atau

Anamnesis

tungkai bawah
Kategorik

dipertahankan sampai
koitus selesai selama 3
bulan
*perhitungan LFR:

III.8. Analisis Data


Semua data kategori disajikan dalam n (%).
Semua data numerik yang berdistribusi normal disajikan dalam mean (SD), dan bila
tidak berdistribusi normal disajikan dalam median.
III.9. Masalah Etika
Akan dimintakan ETHICAL CLEARANCE dari Panitia Etik Penelitian Kedokteran FK
UKRIDA. Data rekam medik yang dipergunakan dijaga kerahasiaannya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN
19

Telah dilakukan penelitian terhadap sejumlah pasien rawat inap maupun rawat jalan
penyakit dalam RSUD Koja dengan diagnosis Diabetes Mellitus. Didapatkan 95 orang pasien
dengan karakteristik sebagaimana yang ditampilkan pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik dari pasien Diabetes Mellitus (n= 95)
Karakteristik
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
< 45 tahun
45 60 tahun
> 60 tahun
Rata-rata ( mean SD )
a. < 5 tahun
b. 5-10 tahun
c. > 10 tahun
Rata-rata (mean SD )
Pilar DM
a. Mematuhi pilar-pilar
b. Tidak mematuhi pilar-pilar
Nefropati (GFR)
a. > 90 (normal)
b. 68-89
c. 30 -59
d. 15 29
e. < 15
Median
Neuropati
a. ringan
b. sedang
c. berat
Kaki diabetic (Wagner)
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4
f. 5
Disfungsi ereksi (n=34)
a. ya
b. tidak

34
61

35,8
64,2

9
59
27
55,3
46
38
11
5,3

9,5
62,1
28,4
9,2
48,4
40.0
11,6
4,3

19
76

20,0
80,0

35
18
16
6
5
78,4

36,8
18,9
16,8
6,3
5,3

35
39
8

36,8
41,1
8,4

68
13
9
3
1
1

71,6
13,7
9,5
3,2
1,1
1,1

18
16

52,9
47,1

Jumlah pasien Diabetes Mellitus yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebesar 95
pasien yang merupakan pasien Diabetes Mellitus laki-laki dan perempuan yang rawat jalan
atau rawat inap di RSUD Koja. Lebih dari setengah pasien yang terpilih adalah pasien
20

perempuan dengan presentase 64.2% yaitu sebanyak 61 orang sedangkan laki-laki berjumlah
34 orang dengan persentase 35.8% seperti yang dilampirkan dalam Gambar 1.

Chart Title
36%
64%

laki
perempuan

Gambar 1 : Persentase Pasien DM berdasarkan Jenis Kelamin


Berdasarkan umur, mayoritas pasien DM dalam kelompok usia 45-60 tahun dengan
jumlah 59 pasien dan persentase sebanyak 62.1%. Kelompok umur < 45 tahun mempunyai
persentase pasien DM yang paling kecil yaitu hanya 9.5 % dengan jumlah 9 pasien.
Sedangkan kelompok umur > 60 tahun dengan jumlah 27 pasien dan persentase sebanyak
28.4%. Hasil ini seperti yang dilampirkan pada Gambar 2.

28%

10%
< 45 tahun

62%

45-60 tahun
> 60 tahun

Gambar 2. Kelompok Usia Pada Pasien Diabetes Mellitus


Pada gambar 3, menunjukkan jumlah pasien Diabetes Mellitus yang mengikuti pilarpilar penatalaksaan Diabetes Mellitus. Hasil yang didapatkan adalah pasien yang mematuhi
21

pilar-pilar Diabetes Mellitus sebanyak 19 orang ( 20,0% ) sedangkan pasien yang tidak
mematuhi pilar-pilar Diabetes Mellitus sebanyak 76 orang ( 80,0% ).

20%
Mematuhi pilar-pilar
Tidak mematuhi
pilar-pilar

80%

Gambar 3. Persentase Pasien DM berdasarkan Kepatuhan Pilar-pilar DM


Pada gambar 4, menunjukkan profil pasien Diabetes Mellitus dengan komplikasi
kronik di RSUD Koja. Komplikasi yang terbanyak adalah neuropati Diabetes Mellitus
dengan jumlah pasien sebanyak 47 pasien ( 49.4% ). Komplikasi dengan jumlah pasien
paling kecil yaitu kaki diabetik 27 pasien ( 28.4% ). Hasil komplikasi lain adalah penurunan
LFG dengan jumlah 45 pasien ( 47.4% ).

47.4
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

49.4

28.4

Penurunan LFG

Nefropati DM

Kaki diabetik

Gambar 4 : Profil Komplikasi Kronik pada Pasien DM


22

Dari 34 orang pasien laki-laki yang menderita Diabetes Mellitus, didapatkan 18


pasien ( 52.9% ) dengan disfungsi ereksi dan 16 pasien ( 47.1% ) tanpa disfungsi ereksi.
Persentase pasien DM dengan komplikasi disfungsi ereksi dapat di lihat Gambar 5.

47%

53%

ya
tidak

Gambar 5 : Persentase Pasien Laki-Laki DM dengan Komplikasi Disfungsi Ereksi

BAB V
PEMBAHASAN
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, 95 sampel pasien Diabetes Mellitus yang di
rawat inap dan di rawat jalan, laki-laki 34 orang ( 35.8% ) dan perempuan 61 orang ( 64.2%).
Menurut penelitian Rusdi yang di kutip kembali oleh Hartati ( 1999 ), jenis kelamin yang
terbanyak pada pasien DM adalah perempuan ( 75% ). Hasil ini sesuai dengan kepustakaan 9,
di mana perempuan lebih banyak dari laki-laki.
Selanjutnya berdasarkan umur, mayoritas pasien DM adalah dalam kelompok usia 4560 tahun dengan jumlah 59 pasien dan persentase sebanyak 62.1%. Kelompok umur < 45
tahun mempunyai persentase pasien DM yang paling kecil yaitu hanya 9.5 % dengan jumlah
23

9 pasien. Sedangkan kelompok umur > 60 tahun dengan jumlah 27 pasien dan persentase
sebanyak 28.4%. Hal ini sesuai dengan kepustakaan 10, bahwa kelompok usia 20-45 tahun
yang menderita DM memiliki jumlah pasien terkecil. Sedangkan kelompok usia 45-64 tahun
memiliki jumlah pasien DM terbanyak, kurang lebih empat kali lipat kelompok usia 20-45
tahun. Pada kelompok usia > 65 tahun memiliki jumlah pasien DM dua kali lipat dar
kelompok usia 20-45 tahun.
Berdasarkan jumlah pasien Diabetes Mellitus yang

mengikuti pilar-pilar

penatalaksaan Diabetes Mellitus, hasil yang didapatkan adalah pasien yang mematuhi pilarpilar Diabetes Mellitus sebanyak 19 orang ( 20,0% ) sedangkan pasien yang tidak mematuhi
pilar-pilar Diabetes Mellitus sebanyak 76 orang ( 80,0% ). Jika dibandingkan dengan
kepustakaan 11, sebanyak 65,0% pasien tidak mematuhi pilar-pilar. Jadi, hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan di RSUD Koja di mana pasien yang tidak mematuhi pilar-pilar
lebih banyak dari pasien yang mematuhi pilar-pilar DM.
Berdasarkan profil pasien Diabetes Mellitus dengan komplikasi kronik di RSUD
Koja. Komplikasi yang terbanyak adalah neuropati Diabetes Mellitus dengan jumlah pasien
sebanyak 47 pasien ( 49.4% ). Berdasarkan kepustakaan

12

, prevelensi neuropati diabetik

berkisar antara 12-50%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada pasien
Diabetes Mellitus di RSUD Koja. Selanjutnya, komplikasi dengan jumlah pasien paling kecil
yaitu kaki diabetik 27 pasien ( 28.4%). Jika dibandingkan dengan kepustakaan 13, angka kaki
diabetik di RSCM yaitu sebanyak 25%.
Dari 34 orang pasien laki-laki yang menderita Diabetes Mellitus, didapatkan 18
pasien ( 52.9% ) dengan disfungsi ereksi dan 16 pasien ( 47.1% ) tanpa disfungsi ereksi.
Menurut kepustakaan 5, di mana sekitar 75% laki laki dengan diabetes mengalami disfungsi
ereksi. Hal ini disebabkan karena jumlah sampel pasien laki-laki yang dievaluasi lebih
sedikit.

24

DAFTAR PUSTAKA
1. Corwin, E.J. Diabetes Mellitus. Subekti, Nike Budhi, editor. Dalam: Buku Saku
Patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: ECG;2009.hlm624.
2. Gustaviani, Rino. Diabetes Melitus di Indonesia. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editor. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III.
Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2007.hlm.1873-9.
3. Agusta A YL. Deskripsi pasien Diabetus Melitus di suatu masyarakat di Jawa Barat.
Dalam: Buku Program dan Kumpulan Ringkasan Simposium Nasional Endokrinologi
II Bandung 1995.hlm.3
4. Gustaviani, Rino. Diagnosis dan klasifikasi diabetes mellitus. Sudoyo AW, Setiyohadi
B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam.
Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2007.hlm.1857-9.
25

5. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia


2006.hlm.4-8;43-4.
6. Neuropati diabetes. Diunduh dari http://www.news-medical.net/health/What-isDiabetic-Neuropathy-%28Indonesian%29.aspx. Diunduh dari 1 Mei 2011.
7. Mayfield JA, Reiber E, Sanders LJ, Janisse D, Pogach LM. Preventive foot care in
people with diabetes. 1998. Diunduh dari http://www.gensurg.co.uk/diabetic%20foot
%20-%20treatment.htm. Diakses tanggal 1 Mei 2011.l
8. Pedoman Penatalaksanaan Kaki Diabetik.hlm.5-6.
9. Rahmadilyani N, Muhlisin A. Hubungan antara pengetahuan tentang penyakit dan
komplikasi pada penderita Diabetes Mellitus dengan tindakan mengontrol kadar gula
darah di wilayah kerja Puskesmas 1 Gatak Sukoharjo. 2005.hlm.6-7.
10. Peringatan diabetes untuk yang berusia 40 tahun. Di

unduh

dari

www.tipskesehatankeluarga.com.30 Mar 2011


11. Bangun AV. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepatuhan pasien DMT2 dalam
konteks asuhan eperawatan di Poliklinik Endokrin RSHS Bandung.2009.hlm.77
12. Subekti Imam. Neuropati Diabetik Mellitus. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata M, Setiati S, editor. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III.
Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2007.hlm.1947.
13. Waspadji S. Kaki Diabetik. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati
S, editor. Dalam: Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi ke-4. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.hlm.1962.

26

LAMPIRAN
KUESIONER
FORMULIR ISIAN PENELITIAN

subjek ke :

Profil Diabetes mellitus dengan komplikasi pada pasien rawat inap dan
rawat jalan RSUD KOJA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

Nama
Gender
Usia
Alamat

:
:
:
:

_____________________________
No. MR :
L/P
_______ tahun
tanggal lahir : ./../.
Jalan
No. Rt
Rw
Kelurahan
kecamatan
Kota
No.telp/HP:
BB
:
kg. TB :
m
Rawat inap / rawat jalan
4 pilar DM
a. Minum obat diabetic oral : teratur / tidak , nama obat:
b. Kontrol DM : teratur / tidak teratur
c. Pola makan: dijaga / tidak dijaga
d. Olahraga : ya / tidak
CKD e.c Nefropati DM
a. Ureum :
b. Kreatinin :
Neuropati DM
27

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
10.
11.

Kesemutan
Baal
Rasa terbakar
rasa tertusuk
sensitive kulit
menunjukkan titik
tajam / tumpul
reflex motorik
Kaki diabetik,
disfungsi ereksi

ya / tidak
ya/ tidak
ya / tidak
ya / tidak
ya/ tidak
benar/ salah
benar/ tidak
normal / tidak normal
wagner
1/2/3/4/5
ya / tidak

Tabel 2. Hasil profil pasien diabetes melitus berdasarkan usia, jenis kelamin, IMT, rawat
jalan/inap, lama DM, pilar-pilar DM, obat DM, GFR, neuropati DM(ND), kaki diabetik
(KD), disfungsi ereksi (DE).

N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6

na
ma
Ny
L
Ny
S
Ny
R
Ny
Z
Ny
N
Ny
M
Ny
S
Ny
O
Ny
P
Ny
M
Ny
E
Ny
S
Ny
S
Ny
H
Ny
N
Ny
S

no. MR
00-11-8538
01-14-2827
01-08-4686
00-09-5050
00-09-4765
00-09-3976
01-59-1436
00-09-4675
00-09-4978
00-07-4965
00-09-6783
00-06-1823
00-07-2790
00-09-7935
00-09-8438
00-09-8251

us
ia
54
54
61
52
57
52
68
54
61
61
45
53
57
51
47
65

jenis
kelami
n
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan

IMT
24,
8
28,
4
24,
0
21,
4
21,
0
23,
4
18,
0
17,
0
34,
6
27,
0
24,
5
23,
8
24,
0
23,
9
21,
64
26,
37

ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
jala
n
ra
wat
jala
n
ra
wat
jala
n
ra
wat
jala
n
jala
n
ra
wat
jala
n
ra
wat
ra
wat
ra
wat

la
m
a

pila
r
DM
a,b,
c,d
a,b,
c
a,b,
c,d

a,b

12
2

0
1
14
1
10
1

a,b,
c
a,b,
c,d
a,b,
c
a,b,
c,d,
a,b,
c

0
5
4
5

SU
M
SU
M
M
SU
,I
M
M
I
SU
M

a,c
a,b,
c
a,b,
c

0
5

ob
at
d
m

a,c

GFR
96,
5
64,
3
131
61,
57
75
110
115
,3
46,
5
110
100
,69
27,
26

34
88,
61
67,
61

110

92

SU

ND
ring
an
ring
an
ring
an
ring
an
ber
at
ring
an

sed
ang
ring
an
ring
an
ring
an

K
D

DE

28

1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
2
3
2
4
2
5
2
6
2
7
2
8
2
9
3
0
3
1
3
2
3
3
3
4
3
5
3
6
3
7
3
8
3
9
4
0
4
1
4
2
4
3
4
4
4
5
4

Ny
U
Ny
P
Ny
S
Ny
E
Ny
F
Ny
S
Ny
A
Ny
D
Ny
B
Ny
S
Ny
A
Ny
A
Ny
S
Ny
N
Ny
H
Ny
S
Ny
S
Ny
F
Ny
I
Ny
M
Tn
S
Tn
M
Tn
T
Tn
S
Tn
P
Tn
R
Tn
U
Tn
T
Tn
T
Tn

01-05-3274
01-18-9031
00-07-5129
00-06-9360
00-08-9506
01-18-5035
01-19-0259
00-09-4250
00-03-6769
00-09-7958
01-10-6247
00-09-5038
00-09-2395
00-09-4071
00-09-8117
00-09-4516
00-09-8054
01-08-8730
00-09-8383
00-09-4495
01-09-9769
00-09-1448
00-07-4179
01-19-0973
00-09-7624
00-09-7757
00-09-5415
00-09-4777
00-08-3956
00-09-45-

48
52
61
61
68
44
53
69
56
79
47
52
41
47
48
70
43
58
22
49
64
60
67
65
52
53
57
59
59
63

perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
laki-

24,
45
23,
56
20,
9
21,
11
22,
48
26,
98
25,
78
15,
55
18,
9
21,
1
19,
12
20,
44
22,
5
20,
0
21,
95
19,
75
19,
53
20,
83
20,
44
21,
95
26,
67
19,
5
26,
2
21,
0
20,
1
20,
8
19,
0
22,
67
21,
0
23,

jala
n
jala
n
jala
n
ra
wat
ra
wat
ra
wat
jala
n
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
jala
n
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
jala
n
ra
wat
jala
n
ra
wat
ra

M,
SU
M,
SU

a,b,
c,
a,b,
c
a,b,
c

105

SU

25

10

c
a,b,
c,d
a,b,
c,d
a,b,
c

SU

16

109

12

a,b
a,b,
c

SU

a,c

SU

138
85,
15
129
,16
34,
31
58,
71
117
,75
72,
5
123
,51
52,
78

15
12

6
10
3
6

0
0
7
8
3
1

SU

M
a,b,
c
a
a,b,
c,d
a,b,
c,d

SU
SU
SU
SU
,M
SU

156
101

125
58,
54

SU

10

18
75,
9

45

SU

118

SU
SU
,I

46

1
10

c,d

12

a,b,
c
a,c,
d
a,b,
c,d
a,b,
c
a,b,
c
a,b,
c

2
4

b
a,d

10
5
10
10
0

I
SU
,A
SU
,M
I
SU
,M
I
I

84
52,
6
9
13,
11
90,
67
99,
28
41,
90
7,0

ring
an
ring
an
sed
ang
ber
at
sed
ang
sed
ang
ber
at
sed
ang
sed
ang

sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed

ya

ya

ya

ya
tid
ak

1
1

ya
tid
ak

ya

ya
ya

29

6
4
7
4
8
4
9
5
0
5
1
5
2
5
3
5
4
5
5
5
6
5
7
5
8
5
9
6
0
6
1
6
2
6
3
6
4
6
5
6
6
6
7
6
8
6
9
7
0
7
1
7
2
7
3
7
4
7
5

I
Tn
R
Tn
A
Tn
J
Tn
T
Tn
S
Tn
T
Tn
K
Tn
H
Tn
D
Tn
M
Tn
Y
Tn
L
Tn
T
Tn
N
Tn
H
Tn
S
Tn
S
Tn
D
Tn
S
Ny
E
Ny
R
Ny
A
Ny
E
Ny
I
Tn
F
Ny
O
Tn
J
Ny
D
Ny
S

94
00-09-8123
00-08-5473
00-09-8412
00-06-1798
00-09-7972
00-09-5903
00-09-8076
00-09-7983
00-07-1353
00-05-2295
00-08-1761
00-08-1615
01-16-2140
00-09-6058
00-08-5950
01-16-5432
00-02-6221
00-09-8348
00-99-2563
00-09-4905
01-11-5066
00-06-8635
00-06-6932
00-09-5230
01-07-7675
00-09-4541
01-16-8586
01-00-6589

80
47
41
60
64
55
76
62
55
50
57
60
52
65
54
51
44
45
65
62
54
66
62
54
74
56
57
61
57

laki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
lakilaki
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
lakilaki
perem
puan
lakilaki
perem
puan
perem
puan

8
25,
71
19,
05
22,
65
21,
72
19,
05
20,
8
21,
9
21,
97
18,
36
27,
68
20,
95
20,
83
19,
84
20,
8
21,
09
21,
32
21,
86
19,
53
20,
41
23,
1
20,
8
21,
8
22,
4
23,
5
22,
0
22,
8
21,
67
26,
7
31,
2

wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
jala
n
jala
n
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
ra
wat
jala
n
ra
wat
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
ra
wat
jala
n
ra
wat
ra
wat
jala
n
jala
n

8
10

a,c

7
9
1
3
6
1

a,b,
c
b,d
b,c,
d
a,b,
c,d

5
10
4

a,b,
c

a,b
a,b,
c,d
a,b,
c,d

2
1
2

SU
I
M
I
M,I
SU
SU
,M
M,I
SU
,M
SU
,M
M,I
SU
,M
M
SU
SU

a
a,b,
c,d
a,b,
c,d

SU

a,b
a,b,
c,d

SU

SU

a
a,b,
c

18

a,b

a,c

M
SU
,M

4
7

1
10
6

a,b,
c
a,b,
c

SU
I

SU

SU

X
M
M,
SU

79
24,
09
11,
65
47,
78
148
,5
87,
3
167
76.
66
77,
77
57,
29
129
119
,5
96,
23
20,
14
113
,4
74,
67
82,
46
136
,5
72,
9
119
,7
101
,5
39,
7
119
,7

50,
0
90,
90
48,
58

ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
ring
an
ring
an
sed
ang
ring
an
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
sed
ang
ring
an
ring
an
sed
ang
ring
an
ring
an
ring
an
ring
an
ring
an
ring
an
ring
an
ber
at
sed
ang
sed
ang
ring
an
ring
an

2
1
1
2

ya
tid
ak
tid
ak
ya
tid
ak
tid
ak

ya
tid
ak

ya

ya
tid
ak

2
1

ya
tid
ak

ya
tid
ak
tid
ak
tid
ak
tid
ak
tid
ak

tid
ak

ya

30

7
6
7
7
7
8
7
9
8
0
8
1
8
2
8
3
8
4
8
5
8
6
8
7
8
8
8
9
9
0
9
1
9
2
9
3
9
4
9
5

Ny
R
Ny
R
Ny
Y
Ny
S
Ny
T
Ny
T
Ny
T
Ny
C
Ny
S
Tn
R
Ny
H
Ny
R
Ny
H
Ny
S
Ny
N
Ny
S
Ny
j
Tn
I
Ny
S
Ny
y

00-09-5631
01-10-6519
00-09-4445
00-09-6578
00-03-0843
00-09-5419
00-09-5312
01-19-1921
01-19-2379
00-09-6704
01-16-4733
00-89-7231
00-36-8650
00-06-6660

52
48
40
42
55
51
50
58
49
44
50
45
60
45
57

00-08-9398
00-08-9879
01-13-4960

47
51
65
60
49

perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
lakilaki
perem
puan
perem
puan
lakilaki
perem
puan
perem
puan
perem
puan
perem
puan
lakilaki
perem
puan
perem
puan

19,
9
26,
6
24,
7
18,
7
27,
0
22,
06
20,
7
26,
6
27,
3
20,
3
25,
0
23,
3
23,
5
25,
6
21,
6
24,
4
23,
1
22,
05
20,
8
23,
4

jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
ra
wat
ra
wat
jala
n
jala
n
ra
wat
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n
jala
n

15

a,c
a,c,
d

4
5

M
X

a,b,
c

SU

13

a,c

SU

d
a,c,
d

X
M,
SU

6
5

180
,03
74,
37
25,
08
8,7
0
70,
39

133
,33

a,b
a,b,
c,d
a,c,
d

SU
SU

140
,19

a
a,b,
c,d

SU

SU

c
a,b,
c,d

SU

2
10
2
14
10
1
10
1
1

49,
86

a,b,
c,d

sed
ang
ring
an
sed
ang
ber
at
ber
at
ring
an
ber
at
ring
an
sed
ang
ring
an
ring
an
ring
an
ring
an
sed
ang
sed
ang
ring
an
ber
at
ring
an
ring
an

tid
ak

ya

ya

31

Anda mungkin juga menyukai