Maritim Indonesia
Disusun oleh:
Bayu Rohman Hakim
Ikhwanurdien Bahalwan
Muhammad Bestari
Yustiar Kurniawan
Definisi Maritim
laut;
Kedaulatan Maritim
Kedaulatan Maritim
(diambil dari
https://madeandi.files.wordpress.com/
2014/12/kepulauan.jpg)
Delimitasi
suatu negara tidak bisa mengatakan Ini laut saya sebelum adanya
proses delimitasi yang disepakati semua pihak
Delimitasi
Ilustrasi delimitasi maritim:
(diambil dari
https://madeandi.files.wordpress.com/2014/12/d
elimitasi.jpg)
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional
1.
2.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsabangsa Asia lainnya dengan membangun
10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama
1.
2.
Kementerian Perhubungan;
3.
4.
Kementerian Pariwisata
Kemenko Maritim juga akan mendukung agar kebijakan politik luar negeri di bidang
kemaritiman dapat dilaksanakan, yaitu mengedepankan identitas Indonesia sebagai
negara kepulauan (archipelagic state) dalam pelaksanaan diplomasi dan membangun
keriasama internasional. Politik luar negeri yang mencerminkan identitas negara
kepulauan ini diwujudkan melalui 5 (lima) agenda aksi:
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mendesain tata ruang wilayah pesisir dan lautan yang mendukung kineria
pembangunan maritim dan perikanan,
9.
Meningkatkan produksi perikanan dua kali lipat, menjadi sekitar 40-50 juta
ton per tahun pada tahun 2019.
Contoh Pengelolaan :
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.
Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2
(dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan Ekosistemnya.
Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah sumber daya hayati, sumber
daya nonhayati; sumber daya buatan, dan jasa-jasa lingkungan; sumber daya
hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan biota laut
lain; sumber daya nonhayati meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut; sumber
daya buatan meliputi infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan
perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar
laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta
energi gelombang laut yang terdapat di Wilayah Pesisir
Contoh Pengelolaan :
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
1.
Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RSWP-3K;
2.
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RZWP-3-K;
3.
Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut
RPWP-3-K; dan
4.
Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut
RAPWP-3-K.
Contoh Pengelolaan :
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Pemanfaatan
1.
Izin Lokasi : izin yang diberikan untuk memanfaatkan ruang dari sebagian Perairan Pesisir
yang mencakup permukaan laut dan kolom air sampai dengan permukaan dasar laut pada
batas keluasan tertentu dan/atau untuk memanfaatkan sebagian pulau-pulau kecil.
2.
Izin Pengelolaan : izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pemanfaatan sumber daya
Perairan Pesisir dan perairan pulau-pulau kecil.
3.
Pemanfaatan PulauPulau Kecil dan Perairan di Sekitarnya dalam rangka PMA : harus dapat
izin dari Menteri
4.
Konservasi : Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ditetapkan dengan
Peraturan Menteri, pengelolaannya dilaksanakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
berdasarkan kewenangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5.
Contoh Pengelolaan :
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Pemanfaatan
5.
6.
Contoh Pengelolaan :
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Pengendalian :
1.
Akreditasi
2.
Mitra Bahari
Contoh Pengelolaan :
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Bupati/wali kota berwenang memberikan dan mencabut Izin Lokasi dan Izin
Pengelolaan di wilayah Perairan Pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan
kewenangannya.
2.
Pengambilan hasil laut dengan cara yang merusak ekosistem (bom ikan,
pukat harimau, dll)