DASAR TEORI
2.1 METODE GRAVITASI
Metode gravitasi merupakan metode penyelidikan dalam geofisika yang didasarkan
pada variasi medan gravitasi di permukaan bumi. Dalam metoda ini yang dipelajari adalah
variasi gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan, sehingga dalam
pelaksanaannya yang diselidiki adalah perbedaan gravitasi dari suatu titik pengamatan
terhadap titik pengamatan lainnya.
Dalam metode gravitasi, pengukuran dilakukan terhadap nilai komponen vertikal dari
percepatan gravitasidi suatu tempat. Namun pada kenyataannya, bentuk bumi tidak bulat
sehingga terdapat variasi nilai percepatan gravitasi untuk masing-masing tempat. Hal-hal
yang dapat mempengaruhi nilai percepatan gravitasi adalah perbedaan derajat garis
lintang, perbedaan ketinggian (topografi), kedudukan bumi dalam tata surya, variasi rapat
massa batuan dibawah permukaan bumi, perbedaan elevasi tempat pengukuran dan hal
lain yang dapat memberikan kontribusi terhadap nilai gravitasi, misalnya bangunan dan
lain-lain.
Prinsip dari gravitasi bumi ini berkaitan erat dengan hokum newton. Hukum gravitasi
Newton :
M m ^
F =G
R
2
R
Dimana, konstanta gravitasi (G)= 6,67 x 10 -11 N.m2.kg-2. Sedangkan hukum Newton
lainnya adalah mengenai gerak yang menyatakan bahwa gaya ( F ) adalah perkalian
antara massa dengan percepatan. Hukum kedua Newton mengenai gerak, yaitu:
F =m g
Persamaan diatas disubstitusikan ke persamaan (10.2), maka didapat :
M
g=G 2
R
Persamaan terakhir ini menunjukkan bahwa besarnya percepatan yang disebabkan
oleh gravitasi di bumi (g) adalah berbanding lurus dengan massa bumi (M) dan berbanding
terbalik dengan kuadrat jari-jari (R) bumi.
Dalam teori, nilai gravitasi bumi besarnya sama diseluruh permukaan bumi. Dalam
kenyataannya nilai gravitasi bervariasi disetiap tempat karena bentuk bumi pepat akibat
rotasi bumi, bentuk topografi permukaan bumi yang tidak teratur serta distribusi massa
yang bervariasi terutama didekat permukaan.
Anomali medan gravitasi terjadi ketika terdapat perbedaan kerapatan massa batuan
bawah permukaan yang berakibat terjadinya perbedaan nilai medan gravitasi antara satu
titik terhadap titik lain di atas permukaan bumi. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah
posisi lintang ( ), bujur
( )
(Blakely, 1995) :
Dimana :
g( , ,h) adalah anomali medan gravitasi
gobs ( , , h) adalah medan gravitasi observasi,
gteori ( , ,h) adalah medan gravitasi teoritis.
Dalam metode gravity biasa dikenal sebuah anomali yaitu anomali Bouguer. Anomali
Bouguer merupakan suatu representasi dari medan gaya berat yang paling umum untuk
memeperkirakan gambaran kondisi bawah permukaan berdasarkan kontras rapat massa
batuan. Dengan demikian harga anomali Bouguer absolut dapat dirumuskan
BA = Gsta (g() + FAC + BC) + TC
Harga anomali yang diperoleh adalah harga anomali pada ketinggian titik amat yang
bersangkutan, tidak direduksi pada bidang MSL, untuk mereduksi anomali Bouguer ke
suatu bidang tertentu diperllukan proses. Pentingnya MSL sebagai bidang datum hanyalah
sebagai batas bahwa semua massa di atas MSL hanya terdeviasi dari keadaan ideal.
Untuk memperhitungkan harga anomali Bouguer diperlukan harga rapat massa batuan
rata-rata di daerah survei. Beberapa metoda yang dapat digunakan untuk memperkirakan
harga rapat massa batuan tersebut diantaranya adalah analisis rapat massa di laboratorium
terhadap contoh batuan permukaan dan hasil pemboran.
Pengukuran gaya berat dilakukan dengan cara looping, dimulai dari pengukuran di
titik pangkal (referensi) dilanjutkan pengukuran ke titik-titik yang ada di lapangan
kemudian kembali lagi ke titik-titik tersebut hingga berakhir di titik referensi (Pos PGA).
Cara ini dimaksudkan untuk mereduksi efek apungan (drift) dari gravitymeter. Koreksi
apungan itu disebabkan oleh sifat alat itu sendiri yang perubahannya dianggap linier
terhadap waktu untuk jangka pendek (beberapa jam), sehingga dengan pengukuran
looping ini kesalahan apungan bisa dikoreksi.
Data yang perlu dicatat dalam survei gravity ini adalah skala hasil pembacaan
gravitymeter, waktu pada saat pembacaan skala, dan diskripsi titik lokasi yang meliputi
nama desa, jalan, koordinat dan elevasi titik secara kasar. Pengukuran yang terbaca pada
gravitymeter masih berupa harga skala bacaan dengan harga bacaan dalam satuan miligal
(1 gal = 1cm/s2).
Dalam pemrosesan data pada metode Gravity, biasa dilakukan dengan beberapa
koreksi. Diantaranya adalah koreksi Tidal, awal pembacaan, Drift, Free Air(Udara Bebas),
koreksi medan, dan koreksi Bouguer.
Semua benda yang memliki suhu di atas suhu mutlak akan meradiasikan energi.
Besarnya energi yang diradiasikan oleh sebuah benda hitam per satuan luas diberikan oleh
hukum Stefan-Boltzmann :
Dimana :
adalah emisivitas dari benda,
adalah tetapan Stefan-Boltzmann
Ts adalah suhu permukaan (Kelvin)
BAB III
METODOLOGI
3.1
3.2
3. Software
Software yang digunakan pada praktikum ini adalah ms.excel dan surfer
Setelah diperoleh data penelitian, selanjutnya data tersebut diolah sesuai dengan
prosedur pengolahan data gravity. Pengolahan data awal yang dilakukan adalah
konversi nilai skala gravimeter ke miligal. Hal ini dilakukan karena data yang
diperoleh dari penelitian masih berupa skala gravimeter. Nilai gravitasi yang telah
dikonversi merupaakn hasil pengukuran variasi gaya berat dari titik pengukuran satu
ke titik pengukuran lain dan tidak mengukur gaya berat mutlak pada suatu titik ukur.
Selanjutnya adalah mereduksi nilai gravitasi yang terukur. Hal ini dilakukan karena
hasil pengukuran di lapangan masih terpengaruh kondisi geologis daerah penelitian.
Setelah didapatkan pengkonversian nilai gravity dan reduksi atau koreksi data dari
ms.excel kemudian diolah menggunakan surfer untuk membuat kontur persebaran
variasi nilai gravitasinya.
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
Dari data yang diolah pada surfer, didapatkan peta variasi gravitasi daerah Tiris. Peta
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari proses interpretasi yang dilakukan didapatkan bahwa daerah yang memiliki
potensi panas adalah daerah yang memiliki nilai gravitasi rendah. Hal ini dikarenakan batuan
tersebut kemungkinan tidak kompak sehingga uap panas akan mengisi rongga-rongga batuan
sehingga memunculkan nilai gravitasi rendah. Sedangkan pada nilai gravitasi tinggi berarti
daerah tersebut didominasi oleh batuan yang kompak, sehingga potensi panas tidak
memungkinkan muncul pada daerah ini.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini tidak terdapat data rekaman suhu, sehingga penganalisaan suhu hanya
didasarkan pendugaan saja. Diharapkan untuk praktikum selanjutnya dimasukkan data
pengukuran suhu, sehingga data yang diperoleh menjadi lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Burger, H.Robert. 1992. Exploration Geophysics of the Shallow Subsurface. New Jersey:
Prentice Hall
Jacobs,J.A, Russel,R.D, Wilson,J.Tuzo. 1974. Physics and Geology. New York: Mc GrawHill Book Company
Telford. 1990. Applied Geophysics. London : McgraHill