Anda di halaman 1dari 10

Diskusi Kasus

MORBUS HANSEN TIPE BT

Oleh:
Erinnah Yunvina Permatasari
04124705058

Pembimbing:
Dr. Nopriyati, SpKK

BAGIAN/DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA/
RSUP DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
2014

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Diskusi Kasus


MORBUS HANSEN TIPE BT
Oleh:
ERINNAH YUNVINA PERMATASARI
04124705058
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan
klinik senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode
10 Oktober 2014 17 November 2014.

Palembang, Oktober 2014


Pembimbing,

Dr. Nopriyati, SpKK

STATUS PASIEN
I.

IDENTIFIKASI
Nama
: Tn. S
Usia
: 42 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: Perguruan Tinggi
Status
: Menikah
Pekerjaan
: PNS
Bangsa
: Indonesia
Alamat
: Komplek Serumpun Indah Blok D5 LK. III, Palembang
Rekam medik
: 848670
Kunjungan ke poliklinik IKKK RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada
hari Rabu, 15 Oktober 2014.

II.

ANAMNESIS (autoanamnesis, tanggal 15 Oktober 2014, pukul 10.00 WIB)


Keluhan Utama:
Bercak merah disertai rasa kebas di kedua pipi yang melebar sejak 1 bulan
yang lalu.
Keluhan Tambahan:
Rasa kebas dan bengkak pada pipi
Riwayat Perjalanan Penyakit:
Kisaran 1 tahun yang lalu timbul bercak merah di kedua pipi seukuran uang
logam. Bercak disertai rasa kebas. Kurang rasa pada bercak di kedua pipi ada, rasa
gatal pada bercak di kedua pipi tidak ada. Pasien belum berobat.
Kisaran 6 bulan yang lalu pasien mengeluh bercak merah di pipi seukuran
uang logam disertai rasa kebas dan bengkak. Kurang rasa pada bercak di kedua
pipi ada, rasa gatal pada bercak di kedua pipi tidak ada. Bercak merah menyebar
ke kedua daun telinga seukuran biji jagung. Tidak disertai rasa kebas, kurang rasa
ataupun gatal.
Kisaran 2 bulan yang lalu muncul bercak merah baru seukuran biji jagung di
kedua telapak tangan. Rasa gatal pada bercak tidak ada. Rasa kebas pada kedua
tepalak tangan tidak ada, kurang rasa pada kedua telapak tangan tidak ada, nyeri
pada sendi tidak ada, kemampuan menggenggam tidak berkurang, kelemahan
pada lengan dan tungkai tidak ada.
Kisaran 1 bulan terakhir, bercak merah di pipi terasa semakin bengkak dan
melebar lebih dari ukuran uang logam. Kurang rasa pada bercak di kedua pipi ada,
rasa gatal pada bercak di kedua pipi tidak ada. Pasien tidak mengeluh badannya

sering lemas ataupun napsu makan yang menurun. Pasien tidak merasakan adanya
penurunan berat badan. Pasien tidak megeluh rambut atau alis rontok, penglihatan
berkurang tidak ada, penciuman berkurang tidak ada. Pasien berobat ke SpKK dan
mengaku diberi vitamin satu kali sehari selama 3 hari (pasien lupa namanya).
Pasien lalu diminta berobat ke poliklinik IKKK RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang untuk pemeriksaan dan terapi lanjutan.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat timbul bercak merah di kedua pipi seukuran uang logam disertai rasa
kebas 15 tahun yang lalu. Pasien mengolesi bercak dengan Kalpanak 2 kali
sehari namun keluhan tidak berkurang.
- Riwayat timbul bercak merah atau kaligata setelah mengkonsumsi makanan
atau obat tertentu disangkal.
- Riwayat asma dan bersin-bersin pada pagi hari disangkal
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
- Riwayat timbuk bercak merah disertai rasa kebas pada anggota keluarga atau
tetangga disangkal.
- Riwayat timbul bercak merah atau kaligata setelah mengkonsumsi makanan
atau obat tertentu pada anggota keluarga disangkal.
- Riwayat asma dan bersin-bersin pada pagi hari pada anggota keluarga
disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai PNS. Ia tinggal bersama seorang istri dan 2 anak.
Kesan: status sosial ekonomi menengah.
III.

PEMERIKSAAN FISIK (tanggal 15 Oktober 2014, pukul 11.00 WIB)


A. Status Generalikus
a. Keadaan umum
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Kompos mentis
Tekanan darah
: 120/80 mmHg
Denyut nadi
: 86 x/menit
Frekuensi nafas
: 20 x/menit
Suhu
: 36,7oC
Tinggi badan
: 166 cm
Berat badan
: 69 kg
Indeks masa tubuh
: 25,04 kg/m2
Status gizi
: Overweight
b. Keadaan Spesifik
Kepala
: Alopecia tidak ada
Wajah
: Facies Loonina tidak ada
Mata
: Madarosis tidak ada, lagoptalmus tidak ada,
konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada

Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Kor
Pulmo
Abdomen

: Saddle nose tidak ada, sekret tidak ada


: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada kelainan
: Heart rate 86 x/menit, reguler, murmur tidak ada,
gallop tidak ada
: Vesikuler normal, rhonki tidak ada, wheezing tidak ada
: Datar, lemas, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan
tidak ada, bising usus normal

Ekstremitas
Superior
Inferior
KGB

: Clawing hand tidak ada, drop hand tidak ada


: Drop foot tidak ada
: Pada inspeksi dan palpasi tidak didapatkan pembesaran
KGB regio colli, axilla, dan inguinal.
B. Status Dermatologikus
Regio facialis:

Gambar 1: Tampak plak eritem, multipel, ireguler, numuler-plakat, diskret sebagian


konfluens.

Regio auricularis dextra et sinistra:

Gambar 2: Tampak plak eritem, multipel, bulat, lentikuler, diskret sebgaian konfluens

Regio palmar manus dextra et sinistra:

Gambar 3: Tampak plak eritem, multipel, bulat, lentikuler, diskret sebagian konfluens.

IV.

PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan Saraf Tepi
A. Palpasi
N. auricularis magnus : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
N. ulnaris
: Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
N. peroneus communis : Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
N. tibialis posterior
: Tidak ada pembesaran, tidak ada nyeri tekan.
B. Tes fungsi saraf
a. Sensorik
Rasa raba
: Hipoestesi pada pada lesi di wajah.
Rasa nyeri
: Tidak ada gangguan sensibilitas.
Rasa suhu
: Suhu dingin tidak ada gangguan sensibilitas.
Suhu panas tidak ada gangguan sensibilitas.
b. Motorik
N. ulnaris
: Kekuatan otot digiti V manus normal.
N. medianus
: Kekuatan otot digiti I manus normal.
N. radialis
: Kekuatan otot carpal normal.
N. tibialis posterior
: Kekuatan otot tarsal normal.
c. Otonom
Tidak dilakukan

V.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium: BTA 6 tempat dengan teknik pewarnaan ZiehlNeelsen.
Hasil: 5/6

VI.

RESUME
Tn. M, laki-laki, 42 tahun mengeluh timbul bercak merah di kedua pipi yang
disertai rasa kebas dan bengkak. Kisaran 1 tahun yang lalu, timbul plak eritem,
multipel, ireguler, numuler pada regio fasialis yang disertai hipoestesi pada regio

tersebut. Kisaran 6 bulan yang lalu, plak eritem melebar hingga ukuran plakat dan
diskret hingga konfluens pada regio fasialis disertai hipoestesi dan bengkak. Plak
eritem juga menyebar hingga regio aurikularis dextra et sinistra. Plak eritem pada
regio tersebut multipel, bulat, lentikuler, diskret hingga konfluens. Plak eritem
tidak disertai hipoestesi. Kisaran 2 bulan yang lalu timbul plak eritem, multipel,
bulat, lentikuler, diskret pada regio palmar manus dextra et sinistra. Pasien berobat
ke SpKK dan mengaku diberi vitamin yang pasien lupa namanya. Pasien lalu
diminta berobat ke poliklinik IKKK RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Status generalis dalam batas normal. Status dermatologikus pada regio fasialis
terdapat plak eritem, multipel, ireguler, numuler-plakat, diskret sebagian
konfluens. Pada regio aurikularis dextra et sinistra terdapat plak eritem, multipel,
bulat, lentikuler, diskret sebagian konfluens. Pada regio palmar manus dextra et
sinistra terdapat plak eritem, multipel, bulat, lentikuler, diskret sebagian
konfluens.
VII.

DIAGNOSIS BANDING
A.
Morbus Hansen Tipe BT
B.
Morbus Hansen Tipe TT
C.
Urtikaria

VIII. DIAGNOSIS KERJA


Morbus Hansen Tipe BT
IX.

PENATALAKSANAAN
A. Umum
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit ini disebabkan oleh infeksi

bakteri dan dapat menular.


Menjelaskan cara penggunaan obat topikal dan sistemik.
Mejelaskan untuk tetap meneruskan obat walaupun efek samping obat

muncul, seperti kencing warna merah dan kulit menghitam.


Memberi informasi kepada keluarga pasien agar memeriksakan diri ke

tenaga kesehatan.
B. Khusus
Topikal:
o Losio desonide, 2 kali sehari dioleskan pada lesi
Sistemik:
o Pemberian MDT PB yang terdiri dari:
Tablet rifampicin 600 mg/bulan/oral
Tablet dapson 1x100 mg/hari/oral
X.

PROGNOSIS

A. Quo ad vitam
B. Quo ad functionam
C. Quo ad sanationam

: bonam
: bonam
: dubia ad bonam

LAMPIRAN
1. Tabulasi diagnosis banding
Sifat
Rasa
panas
Lesi

gatal

MH Tipe BT
dan Tidak ada

MH Tipe TT
Tidak ada

Urtikaria
Terasa sangat gatal

Patch-plak, less

Plak,

dan panas
Plak, pink

erythematous,

erythematous

erythematous

mungkin dengan
hipopigmentasi,

Onset

bisa terdapat papul


Bulan-tahun

Bulan-tahun

30 menitmenghilang tidak

Jumlah
Bentuk
Distribusi
Permukaan

Batas

Soliter-multipel

Soliter, multipel

> 24 jam
Multipel

Annular
Asimetris
Bersisik dengan

biasanya tidak > 3


Annular
Asimetris
Bersisik dengan

Lokal-general
Datar

elevasi kulit

elevasi kulit jelas

minimal
Berbatas tegas

dan kering
Berbatas tegas

Polisiklik

Jelas
(-)

Tidak ada
(-)

dengan atau tanpa


Anastesia
BTA

2. Foto lokasi lesi penderita

papul satelit
Ada
(-)/(+)

3. Ulasan dari sesi tanya jawab


A. Bagaimana cara pengambilan BTA pada pasien ini dan bagaimana klasifikasi MH pada
pasien ini berdasarkan WHO? Bagaimana cara menentukan hasil pemeriksaan apabila
hanya diambil dari 4 tempat?
Pemeriksaan BTA pada pasien ini diambil dari 6 tempat, yaitu pada cuping telinga kiri
dan kanan, 2 pada punggung jari, dan pada wajah bagian bawah kiri dan kanan dengan
hasil 5/6. Berdasarkan klasifikasi WHO ini merupakan MH tipe PB.
Cara menentukan hasil pemeriksaan BTA apabila BTA diambil dari 4 tempat adalah
tetap membagi akumulasi BTA/LPB dari masing-masing lokasi pengambilan BTA
dengan 4.
B. Mengapa pasien ini diklasifikasikan sebagai MH tipe PB padahal hasil pemeriksaan
BTA adalah 5/6?
Pasien ini diklasifikasikan sebagai MH tipe PB karena:
a. Distribusi lesi tidak simetris.
b. Berdasarkan kerusakan sarafnya terdapat hipoestesi yang jelas pada lesi di wajah dan
hanya mengenai satu cabang saraf saja.
c. Berdasarkan pemeriksaan BTA pasien ini merupakan MH tipe PB karena suatu MH
baru akan dikatakan MH tipe MB apabila hasil dari akumulasi pemeriksaan adalah
1.

Anda mungkin juga menyukai