Masyarakat Madani Serta Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
Masyarakat Madani Serta Perkembangan Demokrasi Di Indonesia
SERTA PERKEMBANGAN
DEMOKRASI DI INDONESIA
Irene
Grace Tasin
Irma
Novia Astrilita
Wida
Zahra Novalina
Putriayu
Puspita Jayanti
MASYARAKAT MADANI
Masyarakat madani, yang merupakan kata lain
dari masyarakat sipil (civil society), kata ini
sangat sering disebut sejak kekuatan otoriter
orde baru tumbang selang satu tahun ini
Masyarakat madani (civil society) dapat
diartikan sebagai suatu masyarakat yang
beradab dalam membangun, menjalani, dan
mamaknai kehidupannya. Masyarakat madani
akan terwujud apabila suatu masyarakat telah
menerapkan prinsip-prinsip demokrasi dengan
baik.
KARAKTERISTIK MASYARAKAT
MADANI
Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat
memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka
berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan
pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan
informasikan kepada publik.
Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip
demokrasi sehingga mewujudkan masyarakat yang demokratis.
Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota
masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian
serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain
dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain. Demokratisasi
dapat terwujud melalui penegakkan pilar-pilar demokrasi yang
meliputi: (1) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
(2) Pers yang bebas
(3) Supremasi hukum
(4) Perguruan Tinggi
(5) Partai politik
PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI
INDONESIA
Demokrasi di Masa Orde Lama
a.
Demokrasi parlementer di masa RIS dan masa
berlakunya UUDS 1950
1. Periode 1945-1959 Demokrasi Parlementer
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan
demokrasi parlementer. Sistem parlementer ini
mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan
diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam
Undang-Undang Dasar 1949 (Konstitusi RIS) dan
Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.
Meskipun sistem ini dapat berjalan dengan memuaskan
di beberapa negara Asia lain, sistem ini ternyata kurang
cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS
1950, badan eksekutif terdiri dari Presiden sebagai
kepala negara konstitusional (constitutional head) dan
perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI
INDONESIA
ORDE
BARU