Rinitis Kronis
OLEH :
MEYLINDA KOMALA WARDHANI
H1A 009 037
PEMBIMBING:
DR. I GUSTI AYU TRISNA, SP.THT-KL
Outline...
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Laporan Kasus
Pembahasan
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Rinitis berasal dari dua kata bahasa Greek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIDUNG Anatomi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
HIDUNG Anatomi
Kerangka tulang terdiri dari:
Tulang hidung (os nasalis)
Prosesus frontalis os maksila
Prosesus nasalis os frontalis
HIDUNG Anatomi
Kerangka tulang rawan :3,4
Sepasang kartilago nasalis
lateralis superior
Sepasang kartilago nasalis
lateralis inferior (kartilago alar
mayor)
Kartilago alar minor
Tepi anterior kartilago septum
HIDUNG Anatomi
Dinding medial hidung ialah septum nasi
Septum nasi ini dibentuk oleh tulang dan tulang rawan.
HIDUNG Anatomi
Pada dinding lateral
terdapat 4 buah konka:
Konka superior
Konka media
Konka inferior
Konka suprema
(rudimenter)
HIDUNG - Fisiologi
Fungsi Hidung:
Sebagai Jalan Napas
Pengatur Kondisi Udara
Penyaring dan Pelindung
Indra Penghidu
Resonansi Suara
Membantu Proses Bicara
Refleks Nasal
RINITIS
Rinitis tergolong infeksi saluran napas yang dapat muncul
bulan.
Rinitis kronik o.k peradangan Rinitis hipertrofi, Rinitis
sika (sicca), dan Rinitis spesifik (difteri, atrofi, sifilis,
tuberkulosa, dan jamur).
Rinitis kronis yang tidak disebabkan oleh peradangan
Rinitis alergi, Rinitis vasomotor, dan Rinitis
medikamentosa.
RINITIS KRONIS
1. Rinitis Hipertrofi
- Etiologi : infeksi berulang atau
2. Rinitis Sika
- Etiologi : orang tua, bekerja di
3. Rinitis spesifik
a. Rinitis difteri
-
Etiologi
:
oleh
Corynebacterium diphteriae
Manifestasi Klinis : demam,
sekret
bercampur
darah,
pseudomembran
putih
mudah
berdarah,
krusta
coklat di nares dan kavum
nasi. Rinitis difteri kronik
gejalanya lebih ringan.
Terapi Kronis ADS (anti
difteri serum), penisilin lokal,
dan intramuskular. 5
b. Rinitis Atrofi
- Etiologi : infeksi kuman Klebsiella,
sinusitis kronis. 5
- Manifestasi Klinis : atrofi progresif
mukosa dan tulang hidung, krusta
berbau busuk, nafas berbau, ingus
kental berwarna hijau, ada krusta
hijau, gangguan penghidu, sakit
kepala, dan hidung tersumbat. 5
- Terapi : konservatif dengan
memberikan antibiotika
berspektrum luas, obat cuci
hidung.5
c. Rinitis Sifilis
d. Rinitis Tuberkulosa
- Etiologi : Mycobacterium
tuberculosis. 5
- Manifestasi klinis : hidung
tersumbat karena sekret yang
mukopurulen dan krusta.
Tuberkulosis pada hidung dapat
berbentuk noduler atau ulkus, jika
mengenai tulang rawan septum
dapat mengakibatkan perforasi. 5
- Terapi : Pengobatannya diberikan
antituberkulosis dan obat cuci
hidung. 5
e. Rinitis lepra
- Etiologi : Mycobacterium
leprae. 5
- Manifestasi klinis : hidung
tersumbat, gangguan bau, dan
produksi sekret yang sangat
infeksius. Deformitas dapat
terjadi karena adanya destruksi
tulang dan kartilago hidung. 5
- Terapi : dapson, rifampisin, dan
clofazimin selama beberapa
tahun atau dapat pula seumur
hidup. 5
f. Rinitis Jamur
- Etiologi : Aspergillus, Rhizopus
4. Rinitis Alergi
Definisi : Penyakit inflamasi pada mukosa hidung yang
Klasifikasi :
Gejala klinis
Patofisiologi
Diagnosis
1. Anamnesis
- pola gejala (hilang timbul, menetap) beserta onset dan
keparahannya, identifikasi faktor predisposisi, respon
terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan,
RPK alergen
- Gejala rinitis alergi yang khas adalah terdapatnya serangan
bersin berulang. keluar ingus yang encer dan banyak,
hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadangkadang disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi).
KU : hidung tersumbat.
2. Pemeriksaan Fisik
rinoskopi anterior tampak mukosa edema, basah,
berwarna pucat disertai adanya sekret encer yang banyak
Bila gejala persisten, mukosa inferior tampak hipertrofi
3. Pemeriksaan Penunjang
Sitologi hidung
IgE total
Skin test
Tes provokasi
Immunoassay
Penatalaksanaan
1. Non farmakoterapi2,4
Menghindari faktor alergen merupakan terapi yang pertama
kali perlu dilakukan. Menghindari alergen kausal merupakan
dasar pendekatan untuk mencegah munculnya gejala alergi.
2. Farmakoterapi
- Antihistamin lini 1
- Kortikosteroid
- Dekongestan
3. Pembedahan : konkotomi (pemotongan konka inferior)
Komplikasi
- Polip hidung
- Otitis media efusi yang sering rsidif
- Sinusitis paranasal
5. Rinitis Vasomotor
Definisi : suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa
Diagnosis
Penatalaksaan
Tergantung pada faktor penyebab dan gejala yang menonjol
1) Menghindari stimulus/faktor pencetus
2) Pengobatan simptomatis
Dekongestan oral
Cuci hidung dengan larutan garam fisiologi
Cauterisasi konka hipertrofi dengan larutan Ag NO3 25% atau
tiklor asetat pekat
Kortikosteroid topikal 100-200mikrogr/ml diberikan
selama 2 minggu, kortikosteroid topikal dalam aqua :
Flutikason propianat dan mometason furoat
Pada kasus dengan rinorea yang berat, ditambahkan
antikolinergik topik (Iprapropium bromida)
Operasi : Bedah beku, elektrokauter, konkotomi parsial konka
inferior, Neurektomi.
6. Rinitis Medikamentosa
Definisi : suatu kelainan hidung berupa gangguan respon
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Alamat
Pekerjaan
No Rekam Medis
Tanggal berobat
: Tn. J BJ. H
: 28 tahun
: Laki-laki
: Rembiga Mataram
: Wiraswasta
: 085776
: 28 Mei 2015
Anamnesis
- Keluhan Utama : Hidung tersumbat
- RPS : Pasien datang ke poli THT RSUP NTB dengan keluhan
hidung tersumbat yang dirasakan hilang timbul sejak 3 bulan
lalu yang lalu, memberat 2 minggu terakhir. Pasien mengatakan,
hidung tersumbat dirasakan terutama saat pagi hari dan udara
dingin disertai dengan keluhan bersin-bersin hampir 10 15 kali
tiap pagi, pilek (+) dan kadang menimbulkan rasa gatal pada
hidung. Bersin dan hidung tersumbat saat ada debu (-),
menggunakan kipas angin (-), karpet (-), kasur kapuk (+).
Keluhan lain, nyeri menelan (-), keluhan telinga terasa penuh (-),
nyeri daerah pipi (-), nyeri dahi (-), mata berair(-), penciuman
berkurang (-), demam (-).
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
Tensi
: 120/100
Nadi
: 88 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu
: 37.0c
2. Terapi
Medikamentosa
Cuci hidung dengan larutan garam fisiologis
Tablet Cetirizin 3x10mg
Tablet Pseudoefedrin HCL 3x60mg
Tablet Metilprednisolon 4 mg 2x1
Tablet Paracetamol 3x500mg (jika nyeri atau demam)
Edukasi
Hindari faktor-faktor penyebab alergi
Pasien dianjurkan untuk istirahat dan minum obat secara
teratur
Menghindari stimulus atau faktor pencetus
Prognosis
Quo ad vitam: bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Quo ad fungsional: dubia ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
Definisi menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and Its Impact on
Daftar Pustaka
1. Settipane RA, Lieberman P. Update on nonallergic rhinitis.
2.
3.
4.
5.
Terima Kasih
ALHAMDULILLAH..