yang dapat membedakan komponen dalam jumlah besar. Metode ini cepat
dan sederhana dan reprodusibel digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
perbedaan sampel pada waktu dan kondisi yang berbeda. Jumlah dari semua
komponen dapat langsung dibandingkan, tidak perlu melakukan kalibrasi
kurva untuk setiap komponen senyawa. NMR juga memiliki keuntungan
reproduksibilitas
yang
tinggi
sebagai
spectra
yang
didasarkan
pada
dari
Plot nilai menggunakan PCA berdasarkan pada 1H NMR spectra hanya dapat
memisahkan sampel bir nomor 6 dari sampel 1-5.
Plot-plot menunjukkan sinyal adanya karbohidrat, analog choline, asam
suksinat, proline, asam laktat, dan isopropanol. Sampel 1-2 memiliki lebih
koline dan sedikit isopropanol, karbohidrat dan asam suksinat daripada
sampel 3-6. Dimana sampel 4-5 memiliki lebih banyak asam laktat, proline
dan isopropanol namun sedikit asam suksinta dan koline daripada sampel 13 dan sampel 6. Asam suksinat dan asam laktat merupakan produksi yeast
selama fermentasi. Asam suksinat memiliki pengaruh yang kecil pada rasa
bir kecuali untuk keasamannya. Di lain hal, asam laktat memegang peranan
yang paling penting dalam bir karena merupakan satu-satunya komponen
dalam bir yang kadarnya di atas ambang. Proline selalu ditemukan dengan
kadar yang tinggi dalam bird an mempengaruhi warna akhir dari bir.
Menggunakan analisis PCA pada bagian aromatic. Semua sampel bir
juga terpisah dengan baik. Dari plot menunjukkan sinyal adanya adenine,
uridin, xanthine, tyrosine, tyrosol. Sampel 3 dan 6 mengandung tyrosol yang
lebih dan sedikit uridin dan tyrosin daripada sampel lain. Sementara sampel
1-2 mengandung lebih uridin, xanthine, dan tyrosol tetapi sedikit adenine
daripada sampel lain. Komponen aromatic ini bertanggungjawab untuk
perbedaan dari kualitas bir. Turunan asam nukleat, purin (adenosine,
guanosine, adenine, hypoxanthine, dan xanthin) dan pirimidin (cytosine,
cytidine, uridin, thymine, dan uracil) diketahui memberikan rasa bir.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan J-resolved
Nuclear Magnetic Resonance Spektroskopi dibandingkan dengan
dalam menganalisis komponen kimia bir.
Manfaat Penelitian
H NMR
Kesimpulan
Fraksinasi dari sampel bir dengan partisi cair-cair menggunakan 2butanol menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam hal intensitas dari
komponen aromatic dalam spectrum NMR dimana bertanggungjawab untuk
kualitas bir. Analisis PCA menggunakan J-resolved spectra untuk ekstrak bir
menunjukkan peningkatan pemisahan dari sampel bir dibandingkan terhadap
NMR konvensional. Peningkatan resolusi oleh J-resolved spectra juga
memberikan informasi struktur dari komponen kimia dalam bir.
Berdasarkan profil kimia yang diperoleh dari spectra NMR satu dimensi
dan dua dimensi ditemukan bahwa adenine, uridin, xanthine, tyrosin, prolin,
asam suksinat, asam laktat, tyrosol, isopropanol, cholin, bersama-sama
dengan senyawa yang paling banyak, karbohidrat, bertanggungjawab dalam
diferensiasi evaluasi bir pilsner dalam penelitian ini.
Saran
Dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan metode J-resolved Nuclear
Magnetic Resonance Spektroskopi dua dimensi untuk menganalisis sampel
lain selain bir yang juga merupakan sampel dengan banyak komponen
senyawa kimia di dalamnya.