TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepatuhan
1. Pengertian kepatuhan
Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju terhadap
intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan
dengan dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan adalah merupakan suatu
perubahan perilaku dari perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku
yang mentaati peraturan (Green dalam Notoatmodjo, 2003).
Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu
aturan dan perilaku yang disarankan (Smet, 1994). Kepatuhan ini
dibedakan menjadi dua yaitu kepatuhan penuh (total compliance) dimana
pada kondisi ini penderita hipertensi patuh secara sungguh-sungguh
terhadap diet, dan penderita yang tidak patuh (non compliance) dimana
pada keadaan ini penderita tidak melakukan diet terhadap hipertensi.
2. Faktor faktor yang mendukung kepatuhan
Menurut Feuer Stein ada beberapa faktor yang mendukung sikap
patuh, diantaranya : (Faktul, 2009).
a. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan, usaha manusia meningkatkan
kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan
penyempurnaan kehidupan manusia dengan jalan membina dan
mengembangkan potensi kepribadiannya, yang berupa rohni (cipta,
rasa, karsa) dan jasmani. Domain pendidikan dapat diukur dari
(Notoatmodjo, 2003) :
1) Pengetahuan terhadap pendidikan yang diberikan(knowledge).
2) Sikap atau tanggapan terhadap materi pendidikan yang diberikan
(attitude).
(2000)
berpendapat
bahwa
faktor-faktor
yang
positif
sehingga
penderita
tidak
mampu
lagi
Kesalahan pemahaman ini juga dapat terjadi pada lanjut usia penderita
hupertensi. Instruksi dokter untuk melakukan diet rendah garam ini
disalah artikan oleh lanjut usia penderita hipertensi dengan hanya
tidak boleh menambahkan garam pada makanan.
b. Tingkat pendidikan.
Tingkat pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang
bahwa pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang
diperoleh secara mandiri, lewat tahapan-tahapan tertentu. Gunarso
(1990 dalam Suparyanto, 2010) mengemukakan bahwa semakin tua
umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah
baik, akan tetapi pada umur umur tertentu, bertambahnya proses
perkembangan mental ini tidak secepat ketika berusia belasan tahun,
dengan demikian dapat disimpulkan faktor umur akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang yang akan mengalami puncaknya pada
umur umur tertentu dan akan menurun kemampuan penerimaan atau
mengingat sesuatu seiring dengan usia semakin lanjut. Hal ini
menunjang dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah. Lanjut
usia sebagai kelompok usia yang telah lanjut mengalami kemunduran
daya ingat, sehingga terkadang tidak dapat mencerna kepatuhan untuk
diet rendah garam dengan sempurna, namun hanya berkeinginan untuk
menuruti keinginannya yaitu makan dengan rasa yang diinginkannya.
c. Kesakitan dan pengobatan.
Perilaku kepatuhan lebih rendah untuk penyakit kronis (karena tidak
ada akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang jelas), saran
mengenai gaya hidup dan kebiasaan lama, pengobatan yang kompleks,
pengobatan dengan efek samping, perilaku yang tidak pantas sering
terabaikan.
d. Keyakinan, sikap dan kepribadian.
Kepribadian antara orang yang patuh dengan orang yang gagal
berbeda. Orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami
depresi, ansietas, sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki
kekuatan ego yang lebih lemah dan memiliki kehidupan sosial yang
lebih, memusatkan perhatian kepada dirinya sendiri. Kekuatan ego
yang lebih
ditandai
dengan
kurangnya
penguasaan
terhadap
B. Diet hipertensi
1. Hipertensi
a. Pengertian
Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg (Palmer, 2007). Tekanan darah manusia secara alami
berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah
hanya bila tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah tersebut
membuat sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah
(termasuk jantung dan otak) menjadi tegang (Palmer, 2007).
Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120140
mmHg tekanan sistolik dan 80 90 mmHg tekanan diastolik.
Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya >
140/90 mmHg. Sedangkan menurut JNC VII 2003 (The seventh report
of the joint National on Prevention, detection, evaluation, and treatment
of high blood pressure) tekanan darah pada orang dewasa dengan usia
terjadi
serangkaian
komplikasi
serius
dan
penyakit
10
b. Jenis hipertensi
Jenis tekanan darah tinggi terbagi menjadi dua jenis, yaitu
(Palmer, 2007) :
1) Hipertensi esensial (primer)
Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi,
sekitar 95%. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, walaupun
dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang
bergerak dan pola makan.
2) Hipertensi sekunder
Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya sekitar 5% dari seluruh kasus
tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi tipe ini disebabkan
oleh kondisi medis lain (misalnya penyakit ginjal) atau reaksi
terhadap obat-obatan tertentu (misalnya pil KB).
c. Penyebab hipertensi
Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar tidak diketahui
terutama yang esensial, namun demikian terdapat beberapa faktor
resiko terkena darah tinggi, misalnya kelebihan berat badan, kurang
berolahraga, mengkonsumsi makanan berkadar garam tinggi, kurang
mengkonsumsi buah dan sayuran segar dan terlalu banyak minu
alkohol.
d. Asupan garam terhadap tekanan darah tinggi
Penelitian ilmiah selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa
asupan garam dalam makanan kita sebenarnya terlalu banyak. Upaya
dengan membatasi asupan garam, akan dapat menurunkan tekanan
darah secara signifikan. Anjuran pengurangan asupan garam yang
terbaru adalah sampai di bawah 6 gram per hari (sekitar 1 sendok teh)
(Palmer, 2007).
Sebagian besar makanan yang diproses seperti roti, sereal,
makanan siap saji dan saus mengandung kadar garam yang tinggi.
Untuk itu kita perlu mengetahui berapa banyak asupan garam yang
secara tidak sadar telah kita konsumsi.
11
2. Diet
a. Pengertian
Diet hipertensi adalah salah satu cara untuk mengatasi
hipertensi tanpa efek yang serius, karena metode pengendaliannya
yang alami (Purwati, 1997). Hanya saja banyak orang yang
menganggap diet hipertensi sebagai sesuatu yang merepotkan dan
tidak menyenangkan. Banyak makanan kesukaan bisa masuk daftar
terlarang, misalnya garam penyedap, pop corn asin dan kentang.
b. Tujuan diet hipertensi menurut Purwati (1997) sebagai berikut :
1) Mengurangi asupan garam
Mengurangi garam sering juga diimbangi dengan asupan lebih
banyak kalsium, magnesium dan kalium. Puasa garam untuk kasus
tertentu dapat menurunkan tekanan darah secara nyata. Umumnya
seseorang mengkonsumsi lebih banyak garam daripada yang
dibutuhkan tubuh. Idealnya cukup menggunakan sekitar satu
sendok teh saja atau sekitar 5 gram per hari.
2) Memperbanyak serat
Mengkonsumsi lebih banyak sayur yang mengandung banyak
serat akan memperlancar buang air besar dan menahan sebagian
asupan natrium. Sebaiknya penderita hipertensi menghindari
makanan kalengan dan makanan siap saji dari restoran, yang
dikhawatirkan mengandung banyak pengawet dan kurang serat,
misalya semangkuk sereal mengandung sekitar 7 gram serat.
3) Menghentikan kebiasaan buruk
Menghentikan rokok, kopi dan alcohol dapat menguragi beban
jantung, sehingga jantung dapat bekerja dengan baik. Rokok dapat
meningkatkan
resiko
kerusakan
pembuluh
darah
dengan
12
13
C. Lansia
1. Pengertian Lanjut usia
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60
tahun keatas (Setiabudi dan Hardywinoto, 2005). Menurut UU No. 13
Tahun 1998 (BAB I Pasal 1 Ayat 2) tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
keatas.
Teori Genetik dan Mutasi menyebutkan bahwa menua terjadi sebagai
akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul atau DNA dan
setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Menua ini terjadi akibat
hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan selsel tubuh lelah dipakai (Sikhan, 2009). Menurut (Nugroho 2008)
menyebutkan bahwa pengertian usia lanjut adalah mereka yang telah berusia
60 tahun atau lebih.
Jadi lanjut usia dapat kita artikan sebagai kelompok penduduk yang
berusia 60 tahun ke atas proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya.
14
D. Dukungan keluarga
1. Pengertian
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan (Friedman, 1998).
Pada hakekatnya keluarga diharapkan mampu berfungsi untuk
mewujudkan proses pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih
sayang antara anggota keluarga, antar kerabat, serta antar generasi yang
merupakan dasar keluarga yang harmonis (Soetjiningsih, 1995).
Hubungan kasih sayang dalam keluarga merupakan merupakan suatu
rumah tangga yang bahagia. Dalam kehidupan yang diwarnai oleh rasa
15
kasih sayang maka semua pihak dituntut agar memiliki tanggung jawab,
pengorbanan, saling tolong menolong, kejujuran, saling mempercayai,
saling membina pengertian dan damai dalam rumah tangga (Soetjiningsih,
1995).
Pola keluarga tradisional pada saat ini dimana suami sebagai
pencaria nafkah, sedangkan istri yang mengurus rumah tangga dan anakanak, sudah banyak berubah. Pada saat ini banyak istri yang bekerja,
disamping bertujuan untuk membantu perekonomian keluarga juga untuk
mengembangkan kariernya. Hal ini akan menyebabkan tanggung jawab
istri menjadi menjadi sangat berat baik fisik maupun mental, tetapi hal
tersebut dapat diatasi dengan cara suami ikut bahu membahu dengan
penuh kesadaran untuk ikut serta mengatasi tugas istri (Soetjiningsih,
1995).
2. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Carpenito (2000) adalah :
a. Fungsi afektif
Gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki
dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain,
saling menghargai dan kehangatan di dalam keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi atau hubungan dalam keluarga, bagaimana keluarga belajar
disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c. Fungsi kesehatan
Sejauhmana keluarga menyediakan pangan, perlindungan dan
merawat anggota yang sakit, sejauhmana pengetahuan tentang
masalah kesehata, kemampuan keluarga untuk melakukan 5 tugas
kesehatan dalam keluarga serta kemauan keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan yang sedang dihadapi.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan. Keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
16
17
c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,
diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan
minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.
d. Dukungan emosional
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek
dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam
bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan
didengarkan.
Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan
nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga
individu dapat menghadapi masalah dengan baik. Dukungan ini sangat
penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat
dikontrol.
4. Sumber dukungan keluarga
Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang
dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan
untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial
keluarga dapat berupa dukungan sosial kelurga internal, seperti dukungan
dari suami atau istri serta dukungan dari saudara kandung atau dukungan
sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998).
5. Manfaat dukungan keluarga
Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi
sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda
dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam
semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai
18
19
E. Kerangka Teori
Pemahaman tentang instruksi
Tingkat pendidikan
Kepatuhan diet
hipertensi
Tingkat ekonomi
F. Kerangka Konsep
Variabel bebas
Variabel terikat
Dukungan keluarga
Kepatuhan diet
20
G. Variabel penelitian
1.
2.
H. Hipotesis penelitian
Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet rendah garam
pada lansia penderitan hipertensi di Desa Bakarejo Kecamatan Guntur
Kabupaten Demak.