Anda di halaman 1dari 58

ASKEP PASIEN

DENGAN VENTILASI
MEKANIK

OLEH
Nanik Cahyani

Pengertian
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan

untuk membantu sebagian atau seluruh


proses ventilasi untuk mempertahankan
oksigenasi melalui jalan napas buatan.
(Corwin,Elizabeth. 2001)
Ventilasi mekanik digunakan pada berbagai
keadaan misalnya pada pembedahan, pasca
bedah dan keadaan-keadaan yang dapat
menyebabkan kegagalan pernapasan baik
yang diakibatkan oleh SSP, paru-paru sendiri
maupun otot pernapasan.

VENTILATOR
Bagian-bagian ventilator

generator + panel
humidifier
sirkuit napas
konektor (penghubung)
sumber gas (O2+udara)
water trap

Indikasi Pemasangan Ventilator


Depresi pusat napas, misalnya pada trauma

capitis, intoksikasi obat, dll


Depresi dada (otot, tulang, dan saraf)
Pada keadaan disfungsi napas, kelelahan otot
napas, kelainan dinding thorax, penyakit
neuromuskuler seperti GBS, poliomyelitis,
myasthenia gravis, dll
Kegagalan pertukaran gas, misalnya pada
COPD, severe asma, dll

Indikasi Pemasangan Ventilator


Resusitasi otak pasca:

Henti jantung
Trauma kepala (contusion cerebri)
Terapi penunjang, misalnya pada syok
(hipovolemik, cardiogenik, dll).

Penyebab gagal napas


Penyebab sentral
Trauma kepala
Radang otak
:
Gangguan vaskuler
infark otak.
Obat-obatan
:
anestesi.

: Contusio cerebri.
Encepalitis.
: Perdarahan otak,
Narkotika, Obat

Penyebab gagal napas


Penyebab perifer
Kelainan Neuromuskuler:
Guillian Bare symdrom
Tetanus
Trauma servikal.
Obat pelemas otot.
Kelainan jalan napas.
Obstruksi jalan napas.
Asma broncheal.
Kelainan di paru.
Edema paru, atlektasis, ARDS
Kelainan tulang iga / thorak.
Fraktur costae, pneumothorak, haemathorak.
Kelainan jantung.
Kegagalan jantung kiri.

Kriteria pemasangan V.M


Frekuensi napas lebih dari 35 kali per menit.
Bradypneu
apneu
PaO2 kurang dari 60 dengan FiO2 60%
PaCO2 lebih dari 60 mmHg
Vital capasity kurang dari 15 ml / kg BB.
Volume tidal kurang dari 5 ml / kg BB

Macam-macam V.M
Volume Cycled Ventilator.
Perinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya
berdasarkan volume. Mesin berhenti bekerja
dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai
volume yang ditentukan. Keuntungan volume
cycled ventilator adalah perubahan pada
komplain paru pasien tetap memberikan
volume tidal yang konsisten.

Macam-macam V.M
Pressure Cycled Ventilator
Perinsip dasar ventilator type ini adalah
cyclusnya menggunakan tekanan. Mesin berhenti
bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai
tekanan yang telah ditentukan. Pada titik
tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi
terjadi dengan pasif. Kerugian pada type ini bila
ada perubahan komplain paru, maka volume
udara yang diberikan juga berubah. Sehingga
pada pasien yang setatus parunya tidak stabil,
penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.

Macam-macam V.M
Time Cycled Ventilator
Prinsip kerja dari ventilator type ini adalah
cyclusnya berdasarkan waktu ekspirasi atau
waktu inspirasi yang telah ditentukan. Waktu
inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan
inspirasi (jumlah napas permenit)
Normal ratio I : E (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2.

Mode V.M
Mode Control.
Pada mode kontrol mesin secara terus
menerus membantu pernafasan pasien. Ini
diberikan pada pasien yang pernafasannya
masih sangat jelek, lemah sekali atau bahkan
apnea. Pada mode ini ventilator mengontrol
pasien, pernafasan diberikan ke pasien pada
frekwensi dan volume yang telah ditentukan
pada ventilator, tanpa menghiraukan upaya
pasien untuk mengawali inspirasi.

Mode V.M
Mode IMV / SIMV: Intermitten Mandatory
Ventilation/Sincronized Intermitten Mandatory
Ventilation.
Pada mode ini ventilator memberikan bantuan nafas
secara selang seling dengan nafas pasien itu
sendiri. Pada mode IMV pernafasan mandatory
diberikan pada frekwensi yang disetting tanpa
menghiraukan apakah pasien pada saat inspirasi
atau ekspirasi sehingga bisa terjadi fighting dengan
segala akibatnya. Oleh karena itu pada ventilator
generasi terakhir mode IMVnya disinkronisasi (SIMV)

Mode V.M
Mode ASB / PS : (Assisted Spontaneus
Breathing / Pressure Suport)
Mode ini diberikan pada pasien yang sudah
bisa nafas spontan atau pasien yang masih
bisa bernafas tetapi tidal volumenya tidak
cukup karena nafasnya dangkal. Pada mode
ini pasien harus mempunyai kendali untuk
bernafas. Bila pasien tidak mampu untuk
memicu trigger maka udara pernafasan tidak
diberikan.
(PS: 3,5-14,5 cm H2O)

Mode V.M
CPAP : Continous Positive Air Pressure.
Pada mode ini mesin hanya memberikan
tekanan positif dan diberikan pada pasien
yang sudah bisa bernafas dengan adekuat.
Tujuan pemberian mode ini adalah untuk
mencegah atelektasis dan melatih otot-otot
pernafasan sebelum pasien dilepas dari
ventilator.
PEEP: Positive End Expiratory Pressure
sangat mirip dg CPAP kecuali tekanan
konstan hanya diberikan selama ekspirasi.

Sistem alarm
Ventilator digunakan untuk mendukung hidup.

Sistem alarm perlu untuk mewaspadakan perawat


tentang adanya masalah. Alarm tekanan rendah
(low pressure) menandakan adanya pemutusan
dari pasien (ventilator terlepas dari pasien),
sedangkan alarm tekanan tinggi (high pressure)
menandakan adanya peningkatan tekanan,
misalnya pasien batuk, cubing tertekuk, terjadi
fighting, dll. Alarm volume rendah menandakan
kebocoran. Alarm jangan pernah diabaikan tidak
dianggap dan harus dipasang dalam kondisi siap.

Pelembaban dan Suhu


Ventilasi mekanis yang

melewati jalan nafas


buatan meniadakan
mekanisme
pertahanan tubuh
untuk pelembaban dan
penghangatan. Dua
proses ini harus
digantikan dengan
suatu alat yang
disebut humidifier.

Pelembaban dan suhu


Semua udara yang dialirkan

dari ventilator melalui air dalam


humidifier dihangatkan dan
dijenuhkan. Suhu udara diatur
kurang lebih sama dengan suhu
tubuh. Pada kasus hipotermi
berat, pengaturan suhu udara
dapat ditingkatkan. Suhu yang
terlalu tinggi dapat
menyebabkan luka bakar pada
trachea dan bila suhu terlalu
rendah bisa mengakibatkan
kekeringan jalan nafas dan
sekresi menjadi kental sehingga
sulit dilakukan penghisapan.

Pengaturan VM
Parameter

Assist
control

Pressure
control

Pressure
suppot

SIMV dan
PS

FiO2

Frekwensi Nafas

Volume Tidal

Tekanan
Inspirasi

Inspirasi Flow

I : E Ratio

Inspirasi Pause

*
*

Periode SIMV

PEEP

Trigger

Fisiologi pernapasan V.M


Pada pernafasan spontan, fase inspirasi terjadi karena

diafragma dan otot intercostalis berkontraksi, rongga


dada mengembang dan terjadi tekanan negatif intra
thorax sehingga aliran udara masuk ke paru, sedangkan
fase ekspirasi dada mengempis terjadi tekanan positif
intra thorax sehingga udara napas keluar.
Pada pernafasan dengan ventilasi mekanik, inspirasi
diawali dengan ventilator mengirimkan udara dengan
memompakan ke paru pasien, sehingga tekanan selama
inspirasi adalah positif dan udara napas masuk sehingga
dada mengembang dan pada ekspirasi tekanan kembali
ke nol udara napas keluar pasif dada kembali pada
keadaan semula.

Komplikasi V.M
Pada paru
Baro trauma: tension pneumothorax, empisema sub
cutis, emboli udara vaskuler.
Atelektasis/kolaps alveoli diffuse
Infeksi paru
Keracunan oksigen
Jalan nafas buatan: king-king (tertekuk),
terekstubasi, tersumbat.
Aspirasi cairan lambung
Tidak berfungsinya penggunaan ventilator
Kerusakan jalan nafas bagian atas

Komplikasi V.M
Pada sistem kardiovaskuler
Hipotensi, menurunya cardiac output dikarenakan
menurunnya aliran balik vena akibat meningkatnya
tekanan intra thorax pada pemberian ventilasi
mekanik dengan tekanan tinggi.

Pada sistem saraf pusat


Vasokonstriksi cerebral
Terjadi karena penurunan tekanan CO2 arteri
(PaCO2) dibawah normal akibat dari hiperventilasi.

Komplikasi V.M
Oedema cerebral
Terjadi karena peningkatan tekanan CO2 arteri diatas normal akibat dari

hipoventilasi.
Peningkatan tekanan intra kranial
Gangguan kesadaran
Gangguan tidur.

Pada sistem gastrointestinal


Distensi lambung, illeus
Perdarahan lambung.

Gangguan psikologi

Prosedur pemberian V.M


Fraksi oksigen inspirasi (FiO2) 100% selama 15-30 menit
Volume Tidal: 10-15 ml/kg BB
Frekwensi pernafasan: 12-15 kali/menit
Tekanan inspirasi < 35 -40 cmH2O
Rasio waktu inspirasi : ekspirasi (I/E) : 1 : 2
Setelah 30 menit segera periksa analisa gas darah
PEEP (Possitive End Expiratory Pressure) atau tekanan

positif akhir ekspirasi: 0-5 Cm, ini diberikan pada pasien


yang mengalami oedema paru dan untuk mencegah
atelektasis. Pengesetan untuk pasien ditentukan oleh
tujuan terapi dan perubahan pengesetan ditentukan oleh
respon pasien yang ditujunkan oleh hasil analisa gas darah

Perawatan pasien dg V.M


Kinerja mesin nafas (ventilator)
Respons pasien
Parameter respirasi baik mekanik maupun kimiawi
Parameter non respirasi (misalnya, tekanan darah, nadi

dll)
Hidupkan system alarm mesin
Awasi terjadinya diskoneksi atau power off
Pemberian sedatif dan analgetik adekuat, kalau perlu
berikan pelumpuh otot
Bersihkan jalan napas ( isap lendir, kalau perlu cuci
bronkus, sebelum menghisap oksigenasi adekuat)
dengan teknik suction yang benar

Perawatan pasien dg V.M


Pasien melawan mesin (fighting):
Antara pasien dengan mesin tidak sinkron, hal
ini bisa disebabkan oleh pasien sadar, nyeri,
hipoksia dll, atau disebabkan oleh setting
ventilator yang keliru/salah.
Jika hal tersebut terjadi maka lakukan ambil
alih ventilasi dengan pompa napas (ambu
bag), sambil mencari dan mengatasi kausa
misalnya dengan member sedatif/analgetik,
memeriksa analisa gas darah, atau melakukan
setting ulang ventilator.

Perawatan pasien dg V.M


Penggunaan ventilasi mekanik memiliki beberapa penyulit
yaitu:
Infeksi nosokomial
Pneumothorax (baro/volutrauma)
Atelektasis (akibat sumbatan bronkus atau pipa trakea salah
masuk)
Luka dekubitus (akibat imobilisasi)
Tunjangan nutrisi pada pasien dengan ventilator
Enteral melalui pipa nasogastrik
Parenteral total dan parsial
Resiko malnutrisi adalah kerja otot nafas lemah sehingga sulit
dalam penyapihan ventilator, dan penyembuhan terhambat.

Perawatan pasien dengan VM


Desaturasi

tidak
ya

Atur FiO 100%2


Pergerakan dada

Ventilasi manual

Mudah di ventilasi
Masalah ventilasi
mekanik

Cek setting dan


fungsi

Sulit di
ventilasi

Periksa pasien:
-pneumothoraks
-kolaps paru
-edema paru
-bronkospasme

Masalah
ETT/pasien
Atasi penyebab dan
penyesuaian setting

Penyapihan (weaning)
Kapasitas vital 15 ml/kgBB
Penyakit primer membaik
Volume tidal 10-15 ml/kg BB
Kekuatan inspirasi 20 cm H2O atau lebih

besar
Frekwensi pernafasan kurang dari 20
kali/menit.
Tonus otot napas adekuat
Parameter respirasi yang lain hasilnya
berlawanan dengan kriteria saat pemasangan
ventilator

Syarat tambahan
Memenuhi criteria tersebut di atas
Bebas dari pengaruh obat (sedatif, pelumpuh

otot atau narkotik)


Dimulai siang hari
Dipantau sangat ketat
Harus disiapkan aplikasi kembali bila gagal

Prosedur penyapihan
Dilakukan bertahap
Metode yang digunakan: IMV-SIMV, CPAP, T piece dengan humidifikasi
Pantau parameter

Respirasi (mekanik dan kimiawi melalui AGD)


Non respirasi (kesadaran, hemodinamik, dll)
Keberhasilan proses penyapihan ditandai dengan:
Selama 2 hari mampu bernapas spontan
AGD normal
Kemampuan batuk optimal
Pasien kooperatif
Kegagalan proses penyapihan disebabkan oleh:
Ketidaksiapan psikis pasien
Penyakit primer kambuh

Konsep dasar ASKEP


Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien yang
mendapat nafas buatan dengan ventilator adalah:
Biodata
Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku
bangsa, agama, alamt, dll.
Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui
latar belakang status sosial ekonomi, adat
kebudayaan dan keyakinan spritual pasien,
sehingga mempermudah dalam berkomunikasi dan
menentukan tindakan keperawatan yang sesuai.

Lanjutan pengkajian
Riwayat penyakit/riwayat keperawatan

Informasi mengenai latar belakang dan riwayat penyakit yang


sekarang dapat diperoleh melalui oranglain (keluarga, tim
medis lain) karena kondisi pasien yang dapat bentuan
ventilator tidak mungkin untuk memberikan data secara detail.
Pengkajian ini ditujukan untuk mengetahui kemungkinan
penyebab atau faktor pencetus terjadinya gagal
nafas/dipasangnya ventilator.
Keluhan
Untuk mengkaji keluhan pasien dalam keadaan sadar baik,
bisa dilakukan dengan cara pasien diberi alat tulis untuk
menyampaikan keluhannya. Keluhan pasien yang perlu dikaji
adalah rasa sesak nafas, nafas terasa berat, kelelahan dan
ketidaknyamanan.

Lanjutan pengkajian
Sistem pernafasan
Setting ventilator meliputi:
Mode ventilator
CR/CMV/IPPV (Controlled Respiration/Controlled
Mandatory Ventilation/Intermitten Positive Pressure
Ventilation)
SIMV (Syncronized Intermitten Mandatory Ventilation)
ASB/PS (Assisted Spontaneus Breathing/Pressure Suport)
CPAP (Continous Possitive Air Presure)
FiO2: Prosentase oksigen yang diberikan
PEEP: Positive End Expiratory Pressure

Lanjutan pengkajian
Frekwensi nafas
Gerakan nafas apakah sesuai dengan irama ventilator
Expansi dada kanan dan kiri apakah simetris atau tidak
Suara nafas: adalah ronkhi, whezing, penurunan suara nafas
Adakah gerakan cuping hidung dan penggunaan otot bantu
tambahan
Sekret: jumlah, konsistensi, warna dan bau
Humidifier: kehangatan dan batas aqua
Tubing/circuit ventilator: adakah kebocoran tertekuk atau
terlepas
Hasil analisa gas darah terakhir/saturasi oksigen
Hasil foto thorax terakhir

Pengkajian lanjutan
Sistem kardiovaskuler
Penkajian kardiovaskuler dilakukan untuk mengetahui
adanmya gangguan hemodinamik yang diakibatkan setting
ventilator (PEEP terlalu tinggi) atau disebabkan karena
hipoksia. Pengkajian meliputi tekanan darah, nadi, irama
jantung, perfusi, adakah sianosis dan banyak mengeluarkan
keringat.
Sistem neurologi
Pengkajian meliputi tingkat kesadaran, adalah nyeri kepala,
rasa ngantuk, gelisah dan kekacauan mental.
Sistem urogenital
Adakah penurunan produksi urine (berkurangnya produksi
urine menunjukkan adanya gangguan perfusi ginjal)

Pengkajian lanjutan
Status cairan dan nutrisi
Status cairan dan nutrisi penting dikaji karena bila
ada gangguan status nutrisi dn cairan akan
memperberat keadaan. Seperti cairan yang
berlebihan dan albumin yang rendah akan
memperberat oedema paru.
Status psycososial
Pasien yang dirawat di ICU dan dipasang ventilator
sering mengalami depresi mental lyang
dimanifestasikan berupa kebingungan, gangguan
orientasi, merasa terisolasi, kecemasan dan ketakutan
akan kematian.

Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan peningkatan produksi sekret


Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
sekresi tertahan, proses penyakitnya
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat,
obstruksi selang endotracheal
Cemas berhubungan dengan penyakit kritis, takut
terhadap kematian
Gangguan pemenuhan komunikasi verbal
berhubungan dengan pemasangan selang
endotracheal

Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas

berhubungan dengan pemasangan selang


endotracheal
Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera
berhubungan dengan ventilasi mekanis,
selang endotracheal, ansietas, stress
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan
ventilasi mekanis, letak selang endotracheal

Perencanaan dx 1
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
sehubungan dengan peningkatan produksi
sekret
Tujuan:
Meningkatkan dan mempertahankan
keefektifan jalan napas.
Kriteria hasil:
Bunyi napas terdengar bersih.
Ronchi tidak terdengar.
Tracheal tube bebas sumbatan.

Intervensi keperawatan
Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam dan kalau diperlukan.
Lakukan pengisapan bila terdengar ronchi dengan cara:
jelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan pengisapan.
Berikan oksigen dengan O2 100 % sebelum dilakukan pengisapan,

minimal 4 - 5 X pernapasan.
Perhatikan teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, kateter pengisap
steril.
Masukan kateter kedalam selang ET dalam keadaan tidak mengisap
(ditekuk), lama pengisapan tidak lebih dari 10 detik.
Atur tekanan isap tidak lebih dari 100 - 120 mmHg.
Lakukan oksigenasi lagi dengan O2 100 % sebelum melakukan
pengisapan berikutnya.
Lakukan pengisapan berulang-ulang sampai suara napas bersih.

Lanjutan intervensi
Pertahankan suhu humidifer tetap hangat

(35 - 37,8 o C
Monitor statur hidrasi pasien
Melakukan fisioterapi napas / dada sesuai indikasi
dengan cara clapping, fibrasi dan pustural
drainage.
Berikan obat mukolitik sesuai indikasi / program.
Kaji suara napas sebelum dan sesudah melakukan
tindakan pengisapan.
Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.

Perencanaan dx 2
Gangguan pertukaran gas sehubungan dengan
sekresi tertahan, proses penyakitnya
Tujuan: Pertukaran gas kembali normal.
Kriteria hasil:
Hasil analisa gas darah normal yang terdiri dari:
PH (7,35 - 7,45)
PO2 (80 - 100 mmHg)
PCO2 (35 - 45 mmHg)
BE (-2 - + 2)
Tidak sianosis

Intervensi keperawatan
Cek analisa gas darah setiap 10 - 30 menit

setelah perubahan setting ventilator.


Monitor hasil analisa gas darah (blood gas)
atau oksimeteri selama periode penyapihan.
Pertahankan jalan napas bebas dari skresi.
Monitor tanda dan gejala hipoksia

Perencanaan dx 3
Ketidak efektifan pola nafas sehubungan
dengan kelelahan, pengesetan ventilator yang
tidak tepat, obstruksi selang endotracheal
Tujuan: Pola napas efektif.
Kriteria hasil:
Napas sesuai dengan irama ventilator.
Volume napas adekuat.
Alarm tidak berbunyi.

Intervensi keperawatan
Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1 - 2 jam.
Evaluasi semua alarm dan tentukan penyebabnya.
Pertahankan alat resusitasi manual (bag & mask)

pada posisi tempat tidur sepanjang waktu.


Monitor selang / cubbing ventilator dari terlepas ,
terlipat, bocor atau tersumbat.
Evaluasi tekanan atau kebocoran balon cuff.
Masukan penahan gigi (pada pemasangat ETT lewat
oral)
Amankan selang ETT dengan fiksasi yang baik.
Monitor suara dan pergerakan dada secara teratur.

Perencanaan dx 4
Cemas sehubungan dengan penyakit kritis,
takut terhadap kematian
Tujuan: Cemas berkurang atau hilang
Kriteria hasil:
Mampu mengekspresikan kecemasan, tidak
gelisah, kooperatif.

Intervensi keperawatan
Lakukan komunikasi terapiutik.
Dorong pasien agar mampu mengekspresikan

perasaannya.
Berikan sentuhan kasih sayang.
Berikan support mental.
Berikan kesempatan pada keluarga dan orangorang yang dekat dengan klien untuk
mengunjungi pada saat-saat tertentu.
Berikan informasi realistis pada tingkat
pemahaman klien

Perencanaan dx 5
Gangguan pemenuhan komunikasi verbal
sehubungan dengan pemasangan selang
endotracheal
Tujuan: Mempertahankan komunikasi
Kriteria hasil:
Klien dapat berkomunikasi dgn menggunakan
metode alternatif.

Intervensi keperawatan
Berikan papan, kertas dan pensil, gambar

untuk komunikasi, ajukan pertanyaan dengan


jawaban ya atau tidak.
Yakinkan klien bahwa suara akan kembali bila
ETT dilepas

Perencanaan dx 6
Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran nafas
sehubungan dengan pemasangan selang
endotracheal
Tujuan:
Tidak terjadi infeksi saluran napas s/d
pemasangan selang ETT / ventilator
Kriteria hasil:
Suhu tubuh normal (36 - 37,5 C)
Warna sputum jernih.
Kultur sputum negatif.

Intervensi keperawatan
Evaluasi warna, jumlah, konsistensi dan bauh sputum

setiap kali pengisapan.


Lakukan pemeriksaan kultur sputum dan test sensitifitas
sesuai indikasi.
Pertahanakan teknik aseptik pada saat melakukan
pengisapan (succion)
Jaga kebersihan bag & mask.
Lakukan pembersihan mulut, hidung dan rongga faring
setiap shitf.
Ganti selang / tubing ventilator 24 - 72 jam.
Monitor tanda-tanda vital yang menunjukan adanya infeksi.
Berikan antibiotika sesuai program dokter.

Perencanaan dx 7
Resiko tinggi terjadinya trauma atau cedera
sehubungan dengan ventilasi mekanis, selang
endotracheal, ansietas, stress
Tujuan: Bebas dari cedera selama ventilasi
mekanik.
Kriteria hasil:
Tidak terjadi iritasi pada hidung maupun jalan
napas.
Tidak terjadi barotrauma.

Intervensi keperawatan
Monitor ventilator terhadap peningkatan volume

tidal /presure secara tajam.


Yakinkan napas pasien sesuai dengan irama ventilator
Mencegah terjadinya fighting kalau perlu kolaborasi
dengan dokter untuk memberi sedasi.
Observasi tanda dan gejala barotrauma.
Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati dan
gunakan kateter succion yang lunak dan ujungnya
tidak tajam.
Lakukan restrain / fiksasi bila pasien gelisah.
Atur posisi selang / tubing ventilator dengan cepat.

Perencanaan dx 8
Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan
ventilasi mekanis, letak selang endotracheal
Tujuan: Merasa nyaman selama dipasang
ventilator.
Kriteria hasil:
Klien tidak gelisah.
Klien dapat istirahat dan tidur dengan tenang.

Intervensi keperawatan
Atur posisi selang ETT dan Tubing ventilator.
Atur sensitivitas ventilator.
Atur posisi tidur dengan menaikkan bagian

kepala tempat tidur, kecuali ada kontra


indikasi.
Kalau perlu kolaborasi dengan dokter untuk
memberi analgesik dan sedasi.

THANKS

Anda mungkin juga menyukai