Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
METODE CFD
Oleh
Ir. Tony BambangM,PGD 2), Edi Jadmiko,ST MT 2), Triyono 1)
1)
2)
ABSTRAK
Dalam setiap aliran air pada badan kapal sampai ke bagian buritan kapal, selalu terjadi
wake / arus ikut (w) yang merupakan perbedaan antara kecepatan kapal.wake inilah yang akan
menyebabkan besar Va akan selalu lebih kecil dari besar Vs.Semakin besar w yang terjadi akan
mengakibatkan Va akan menjadi lebih kecil.Dengan Va yang semakin kecil maka daya yang
diperlukan untuk mendorong kapal (T)agar mencapai kecepatan yang diinginkan akan menjadi lebih
besar.Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi yang diberikan pada bagian buritan kapal yang
bertujuan untuk yang bertujuan untuk menjaga stabilitas kapal saat kapal melaju pada kecepatan
tinggi dadmembantu fluida mengalir lebih smoth melewati hull dan propeller aft.Selain hal diatas
skeg juga berfungsi untuk menambah suport poros sehingga poros menjadi lebih rigid dan tidak akan
bengkok saat berputar pada putaran tinggi.Dalam tugas akhir ini akan diamati bagaimana pengaruh
penambahan skeg pada kapal patroli tipe 36 dengan bantuan software ANSYS CFD sebagi pengolah
data hingga didapat hasil yang diinginkan.
Kata kunci:Skeg,speed of advance(Va),Thrust(T),ANSYS CFD
1. Pendahuluan
Dalam setiap aliran air pada badan
kapal sampai ke bagian buritan kapal, selalu
terjadi wake / arus ikut (w) yang merupakan
perbedaan antara kecepatan kapal dengan
dengan kecepatan air yang melalui balingbaling (Sv.Aa Harvald. Tahanan dan
Propulsi Kapal.1983).wake inilah yang akan
menyebabkan besar Va akan selalu lebih
kecil dari besar Vs.Semakin besar w yang
terjadi akan mengakibatkan Va akan menjadi
lebih kecil.Dengan Va yang semakin kecil
maka daya yang diperlukan untuk
mendorong
kapal
(T)agar
mencapai
kecepatan yang diinginkan akan menjadi
lebih besar.
Skeg adalah salah satu bentuk
modifikasi yang diberikan pada bagian buritan
kapal(semacam sirip) yang bertujuan untuk
menjaga stabilitas kapal saat kapal melaju
pada kecepatan tinggi serta membantu fluida
mengalir lebih smoth melewati hull dan
propeller aft.Selain hal diatas skeg juga
berfungsi untuk menambah suport poros
sehingga poros menjadi lebih rigid dan tidak
akan bengkok saat berputar pada putaran
tinggi(Stuart Slade, www.navweaps.com)
Perumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan
dibahas pada tugas akhir ini antara lain :
2.Tinjauan Pustaka
Skeg
Skeg adalah salah satu bentuk
modifikasi yang diberikan pada bagian buritan
kapal(semacam sirip) yang bertujuan untuk
menjaga stabilitas kapal saat kapal melaju
pada kecepatan tinggi serta membantu fluida
mengalir lebih smoth melewati hull dan
propeller aft.Selain hal diatas skeg juga
berfungsi untuk menambah suport poros
sehingga poros menjadi lebih rigid dan tidak
akan bengkok saat berputar pada putaran
tinggi. (Stuart Slade, www.navweaps.com)
pada:
Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini
adalah:
Menganalisa dan Membandingkan secara
teknis hingga didapat Kecepatan yang
melewati propeller(Va),(Thrust)T,Pt(Thp).Dari
sistem propulsi dengan skeg dan sistem
propulsi tanpa skeg pada kapal patroli tipe 36.
1.4.
Manfaat
Manfaat dari penulisan tugas akhir ini
adalah sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan tugas akhir ini.
( 1 - wq )
= Va / Vs
Va
dapat
dirumuskan
Va = Vs ( 1 W )
Kapal Patroli ini akan menggunakan
3 mesin utama dan 3 poros serta 3
propeler.dan 2 daun kemudi Dimensi utama
Kapal Patroli ini adalah:
LOA
: 36
m
LWL
: 34.05 m
LPP
: 33.29 m
B
:7
m
Draft
: 3.35 m
T
: 1.9 m
Cb
: 0.4
Sistem Prop
: FPP
Panjang poros : 5.6 m
Panjang stern tube: 3.4 m
Propeler: diameter 1,04 m type
kWatt
berikut ;
Selanjutnya
dengan
mensubtitusikan
persamaan Vs akan didapat persamaan baru
yaitu:
Program CFD yang digunakan disini
adalah sebagai alat bantu pemodelan atas
konfigurasi sistem penggerak yang akan
dianalisa, baik itu untuk kondisi aktual /
sebenarnya maupun konfigurasi rancangan
yang akan dianalisa. Dari pemodelan ini
nantinya akan diperoleh data yang kemudian
akan dianalisa lebih lanjut sehingga hasil
akhirnya dapat diperoleh nilai daya terbesar
atas konfigurasi sistem penggerak kapal
Patroli Type 36 m yang 3 propeler.
2.4 Karakteristik Fluida
U = m/ dA
s
2.5.1 Autocad
Software untuk memberikan input
tambahan gambar. tambahan gambar
tersebut adalah skeg.selain itu autocad juga
membantu
dalam
menentukan
letak
koordinat yang akan digunakan pada
software CFX. Karena model yang dibuat
dalam 3 dimensi maka untuk titik- titik yang
diperlukan cukup banyak dan kompleks
sehingga software ini cukup membantu
untuk mengetahuinya.
2.5.1
Ansys ICEM
Software ini
digunakan untuk
memberikan surface dan berperan
dalam proses meshing,yang nantinya
akan di import ke dalam ANSYS CFX
Icem:
Pre
Processor
Solver :
CFX-Post :
Iteration
Analize
a. Pre Processor
Pada tahap awal pemrograman
ini terdiri dari input masalah aliran
untuk
CFD
melalui
interface
kemudian mengubahnya
Pre Processor
Tahap ini secara garis besar adalah membuat
model dengan tipe / bentuk yang dapat
dideskripsi oleh solver, meliputi :
Dimensi
dari
masing-masing
propeller yang digunakan diambil dari data
kapal patroli tipe 36 yang didapat dari tugas
akhir
3.3 Penggambaran Model
Simulasi model dimulai dengan
penentuan geometri skeg dan propeller.
Setelah diperoleh bentuk geometri, maka
penggambaran 3d model dapat dilakukan.
Terdapat beberapa program desain yang
digunakan yaitu program penggambaran CAD
dan penggambaran surface model dengan
program surface modeling and meshing.
Bentuk geometri dasar diperoleh
dengan program CAD, pada program ini hanya
dibuat bentuk dua dimensi model yang berupa
garis dan kurva. Geometri dua dimensi ini
selanjutnya diimport ke program surface
modeling and meshing untuk pembuatan
surface atau lapisan kulit (permukaan). Desain
yang diperoleh ini menjadi gambar tiga
dimensi yang memiliki permukaan.
Agar dapat dianalisa, geometri yang
telah dibuat harus memiliki boundary
condition dan domain. Boundary condition
merupakan kondisi atau jenis dari batas area
kerja fluida misal sisi masuk (inlet), sisi keluar
(outlet), objek simulasi. Sedangkan domain
LOA
: 36
m
LWL
: 34.05 m
LPP
: 33.29 m
B
:7
m
Draft
: 3.35 m
T
: 1.9 m
Cb
: 0.4
Sistem Prop
: FPP
Panjang poros : 5.6 m
Panjang stern tube: 3.4 m
Propeler
: diameter 1,04 m
type B4-40
4.3 Propeller
Data propeller yang digunakan :
- Type
: Propeller B-series(B4-40)-
-Diameter
: 1.05 m
- P/D
: 0,8
- Rotation
tengah)
- Blade
: 4 blade
4.4 Simulasi
Model kapal dan propeller yang telah
dibuat pada subbab sebelumnya disimulasi
dengan menggunakan software CFD. Data
yang didapat dari proses simulasi nantinya
juga digunakan sebagai validasi dengan
menggunakan perhitungan matematis. Ada
beberapa langkah yang harus dilakukan dan
ditentukan pada proses simulasi dengan
menggunakan software CFD ini, yaitu :
Domain
Domain merupakan daerah batas atau
ruang lingkup fluida dimana fluida tersebut
berada dan bekerja.Domain yang digunakan
adalah domain stationer dimana fluida yang
bekerja pada adalah airdan udara.
Pada domain stationer, area yang
meliputi ke dalam domain ini yaitu model
kapal . Aliran fluida yang bekerja pada saat
melewati domain ini bergerak translasi.
Boundary
Boundary atau bisa juga disebut kondisi
batas dibuat untuk mengetahui karakteristik
benda dan fluida agar mendekati dengan
kondisi yang sebenarnya. Pada simulai ini
benda diletakan pada sebuah kotak dengan
ukuran panjang P x L x T = 70 x 10 x 10
Kondisi batas yang dibentuk diantaranya
berupa inlet yaitu sebagai saluran masuknya
fluida, outlet sebagai saluran keluarnya fluida
dan wall (dinding pembatas) yang digunakan
sebagai boundary pada model kapal yang
berupa opening pada sisi kanan kiri dan atas
serta wall pada bagian dasarnya.
Inlet
Pada simulasi ini metode yang digunakan
adalah metode free surface sehingga ada dua
jenis fluida yang masuk ke dalam simulasi
yaitu air laut dan udara.Parameter kecepatan
yang dimasukan adalah kecepatan dinas kapal
yaitu sebesar 20 knot.
Outlet
Outlet merupakan bagian dari domain
stationer dengan parameter yang dipakai
adalah tekanan statis dengan ekspresi
Downpres atm yang bersifat relative terhadap
tekanan fluida pada domain.
Solver
Program solver CFD ini bertujuan untuk
melakukan proses pengolahan data dengan
perhitungan numerik komputer dari semua
parameter-parameter yang telah ditentukan
pada domain dan boundary condition di atas.
Pada tahap ini, parameter yang digunakan
adalah
Maximum iteration
= 50
Timescale control
Automatic time scale
Post
Tahap post ini bertujuan untuk
menampilkan hasil pengolahan data yang telah
dilakukan pada proses solver. Hasil yang
diperolah dapat berupa data numerik maupun
data visual. Data yang diperoleh akan
digunakan sesuai dengan tujuan dari
percobaan yang dilakukan dan sebagai
V
ar
ia
si
Nama
Variasi
Tanpa
Skeg
Berskeg
Tanpa
sudut
area 1
Berskeg
dengan
sudut
area 1
Berskeg
dengan
sudut
area 1
propeller
bersudut
Berskeg
Tanpa
sudut
Pene
mpat
an
pada
area
1
Pene
mpat
an
pada
area
2
Pemb
erian
sudut
pada
skeg
Pembe
rian
sudut
pada
propel
ler
area 2
Berskeg
dengan
sudut
area 2
Berskeg
dengan
sudut
area 2
propeller
bersudut
tanpa skeg
9.07
Propell
er
tengah
8.95
Prop
eller
tenga
h
9.109
8.379
9.15
8.37
9.16
9.313
3
Variasi
VA(advance
velocity)
merupakan
kecepatan
fluida
yang
menuju
propeller.Parameter ini didapat dari
proses runing pada lambung kapal
Va(m/s)
Propel
ler
sampi
ng
Prope
ller
tenga
h
9.054
8.48
8.86
8.565
Variasi
8.87
9.103
Wall
area 2
4.7 Simulasi pada propeller kapal.
Propeller dan yang telah dibuat
sebelumnya disimulasi dengan menggunakan
software CFD. Data yang didapat dari proses
simulasi nantinya juga digunakan sebagai
validasi dengan menggunakan perhitungan
matematis. Ada beberapa langkah yang harus
dilakukan dan ditentukan pada proses simulasi
dengan menggunakan software CFD ini, yaitu
:
Domain
Domain merupakan daerah batas atau
ruang lingkup fluida dimana fluida tersebut
berada dan bekerja. Pada simulasi ini akan
dibuat dua domain yaitu domain rotating
Dalam domain rotating, fluida kerja yang
melewati suatu model akan berputar pada
putaran tertentu. Dimana model yang termasuk
kedalam domain rotating ini yaitu propeller.
Pada simulasi ini direncanakan pada putaran
propeller sebesar 150 Rpm.
Pada simulasi digunakan domain rotating
dan digunakan parameter input berupa Va
(kecepatan yang menuju propeller yang akan
didapat dari proes simulasi dari bagian
lambung kapal)
Q
= VA. A
2
= VA. D m /s
Solver
Program solver CFD ini bertujuan untuk
melakukan proses pengolahan data dengan
perhitungan numerik komputer dari semua
parameter-parameter yang telah ditentukan
pada domain dan boundary condition di atas.
Pada tahap ini, parameter yang digunakan
adalah
Maximum iteration
= 50
Timescale control
Automatic time scale
Iterasi
diatas
digunakan
untuk
memperoleh konvergensi, yaitu kesesuaian
(matching) antara input simulasi (boundary
condition dan parameter lain) atau tebakan
yang diberikan dengan hasil perhitungan yang
diperoleh (kriteria output). Semakin kecil
selisih konvergensi maka hasil yang diperoleh
semakin akurat.
T(N)
Variasi
Propeller
samping
Tanpa
skeg
Propelle
r tengah
47717.4
46206.3
Variasi
Berskeg Tanpa
Sudut
Berskeg dengan
sudut 15 derajat
Berskeg dengan
sudut 15 derajat
dengan propeller
tengah bersudut 7
derajat
Propelle
r
samping
Propel
ler
tengah
43730.3
52707.
3
45106.6
50696.
9
Propeller
samping
Berskeg
Tanpa Sudut
44425.3
Propelle
r tengah
51431.5
1402
82.1
Berskeg
dengan sudut
15 derajat
46780.4
50542.8
1441
03.6
Berskeg
dengan sudut
15
derajat
dengan
propeller
tengah
bersudut
7
derajat
47956
43807.4
1393
90.8
140130
T(N)
T(N)
Variasi
T
total(
N)
T
total(N)
9 .Validasi
Validasi
yang
dilakukan
adalah
membandingkan data thrust yang didapat dari
hasil simulasi menggunakan software CFD
dengan hasil perhitungan manual karena tidak
ada cara perhitungan pada kasus triple screw
propeller maka digunakan perhitungan thrust
pada kapal single screw dan double screw
sebagai pembanding.Adapun perhitunganya
adalah sebagai berikut:
T = R/(1-t)
140167.9
140910.1
45068.1
40382.
3
130215.6
Dimana P C= b C/(Am/B.T)
=0.4/(10/6.319)
4.10 Pembahasan`
Data- data yang ditabulasikan dalam
bentuk tabel pada subbab sebelumnya,
kemudian akan di plot ke dalam bentuk grafik
untuk mengetahui karakteristik dari masing
masing model variasi yang telah dibuat.
=0.4788
Pada single screw prop
T = R/(1-t)
=148/(1-0.1194)
=168.067 kN
Pada double screw propeller
Va(m/s)
T = R/(1-t)
=148/(1-0.05)
Propel
ler
sampi
ng
Prope
ller
tenga
h
9.109
8.379
9.15
8.37
9.16
9.313
3
tanpa skeg
9.07
8.95
Variasi
=155.789 kN
Hasil analisa thrust pada CFD untuk
triple screw propeller
T
total(N)
T(N)
Variasi
Propeller
samping
Tanpa skeg
Propelle
r tengah
46206.3
47717.4
140130
dapat
kita
Gaya lift
Perhitungan
Manual
168067 N
Pada single screw prop
Perhitungan
Manual
155789 N
Pada double screw prop
Simulasi CFD
140130 N
Va(m/s)
Variasi
Propeller
samping
Propelle
r tengah
9.054
8.48
8.86
8.87
tanpa skeg
9.07
8.565
9.103
8.95
T
total(N)
T(N)
Variasi
Propeller
samping
Berskeg Tanpa
Sudut
43730.3
Propeller
tengah
52707.3
140167.9
Berskeg
dengan sudut
15 derajat
45106.6
50696.9
140910.1
Berskeg
dengan sudut
15
derajat
dengan
propeller
tengah
bersudut
7
derajat
45068.1
40382.3
130215.6
tanpa skeg
46206.3
47717.4
140130
Propelle
r
samping
T
total(N)
Propeller
tengah
51431.5
140282.
1
44425.3
Berskeg
dengan
sudut 15 derajat
46780.4
50542.8
144103.
6
47956
43807.4
139390.
8
46206.3
47717.4
140130
Berskeg
dengan
sudut 15 derajat
dengan
propeller
tengah bersudut 7
derajat
tanpa skeg
5.Kesimpulan.
Setelah melakukan semua simulasi
model yang direncanakan, dan berdasarkan
hasil analisa serta pembahasan maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
6. Saran
1.Agar didapat hasil yang lebih bagus
running sebaiknya dilakukan menjadi
satu,baik pada saat meshing maupun
pada saat iterasi dengan metode
interface pada ke 4 modelnya(3
propeller dan 1 buah lambung kapal).
2.Akan lebih baik jika jumlah variasi
diperbanyak sehingga akan didapat
perencanaan skeg yang paling optimal.
3.Sebaiknya jumlah iterasi diperbanyak
sehingga hasil yang didapatkan akan
lebih baik.
7.
Daftar Pustaka