Bab II
Bab II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Anatomi dan Fisiologi Saluran Pernapasan
II.1.1 Anatomi Saluran Pernapasan
akan
mengalami
penyaringan
partikel
dan
II.1.1.5 Bronkus
dalam
mukosanya
(Luiz
Carlos
Junqueira,
2007).
atau
susunan
bronkus,
bronkiolus,
bronkiolus
10
utama
pengambilan
oksigen
paru
adalah
oleh
darah
menyelenggarakan
dan
pembuangan
gas
adalah
pengangkutan
oksigen
dan
11
tempat
terjadinya
pertukaran
udara
dari
12
saat ekhalasi,
otot-otot
respirasi
berelaksasi
13
14
melakukan
ekspirasi
maksimum
15
restriktif,
yaitu
gangguan
berupa
kegagalan
maupun
tempat
kerja
disebut
pneumokoniasis.
16
Asbestosis
Penyakit ini timbul sebagai akibat inhalasi debu asbestos.
Umumnya asbestosis berupa fibrosis interstitial paru. paparan
debu asbestos sering terjadi pada pekerja pabrik yang
mengunakan bahan baku yang mengandung asbestos. Nilai
ambang batas debu asbestos adalah 2serabut/
/ berat badan/
tidak
sempurna,
timbul
reaksi
berupa
Silikosis
Silikosis merupakan suatu penyakit paru berupa fibrosis
paru difus akibat inhalasi, retensi dan reaksi parenkim paru
terhadap debu atau kristal silika. Dikenal ada tiga macam
silikosis yaitu silikosis kronis (terpapar debu silika selama >15
tahun sebelum timbul gejala), silikosis cepat (perubahan terjadi
dalam waktu 5-15 tahun), silikosis akut (perubahan terjadi
dalam waktu <5tahun (Pasiyan Rahmatullah, 2009).
17
tersebut.
18
Beryliosis
Merupakan suatu kelainan paru akibat paparan debu
berilium. Debu berilium merupakan debu yang paling halus dari
sejenis metal. Efek debu berilium pada paru ada dua macam,
efek akut dan efek kronis. Efek akut berupa bercak infiltrat paru,
bronkopneumoni. Efek kronis bisa timbul beberapa kerusakan
paru berupa granulom pada septum alveoli dan timbul nodul
halus, fibrosis, kerusakan jaringan elastis dan emfisema (Pasiyan
Rahmatullah, 2009).
Gambaran klinis berilosis akut berupa suatu keadaan
toksis,doserelated berylliosis injury syndrome,
umumnya
19
zat-zat,
energi
dan
atau
komponen-
udara
menghasilkan
komponen
polutan.
Beberapa
Kebakaran hutan
Hutan terdiri atas tumbuhan dari berbagai jenis
kayu apabila terbakar akan terjadi asap bahkan kabut
asap.
Asap
tersebut
memiliki
komponen
20
2.
Emisi kendaraan
Asap knalpot mengandung CO, NO,
Kegiatan industri
Kegiatan industri seperti proses pertambangan
(batu kapur, batu bara, gas alam), industri keramik,
industri logam (baja, seng, aluminium, dan lain-lain),
industri patrokimin, industri obat-obatan dan lain-lain
dapat mencemari udara lingkungan.
Benda buang dari pabrik yang komponennya
bermacam-macam dapat mencemari udara lingkungan.
Benda buang tadi dapat dikategorikan sebagai bahan
toksis
berarti
sengaja
mencemari
udara
21
2.
napas.
Hal
ini
dipengaruhi
oleh
sifat
22
Rerata Dalam
24 jam
1 tahun
150 g/m
24 jam
50 g/m
1 tahun
1 tahun
1 jam
8 jam
1 jam (maks)
1,5 mg/m
8 jam (maks)
Polutan
CO
Lead (Pb)
dan
penyakit
perinatal
(Pasiyan
Rahmatullah, 2009)
II.3.3 Paparan debu Organik
Debu organik berasal dari bahan-bahan organik umumnya dari
tanaman atau hewan. Pengolahan bahan tersebut secara mekanis
dapat menimbulkan debu yang bila terhirup dapat mengakibatkan
penyakit paru lingkungan. Debu organik yang terinhalasi berlaku
sebagai
antigen
menimbulkan
atau
hapten
dapat
Pneumonitis hipersensitif
Adalah penyakit paru lingkungan yg timbul sebagai
respon imunnologis paru terhadap inhalasi bahan atau antigen
biologis dan khemical. Penyakit ini merupakan sindron respirasi
23
Mekanisme
yang
mendasari
pneumonitis
nonproduktif,demam,
menggigil,
myalgia,
banyak
24
Byssinosis
Adalah penyakit paru berupa bronchitis kronis akibat
terpapar debu kapas, rami, sisal, nenas. Kelainan peru pada
pasien bysinosis berupa bronchitis kronis disertai whezing
diduga erat hubungannya dengan adanya endotoksin yng
dikeluarkan oleh bakteri yang menhgkontaminasi partikel debu
kapas.
Gambaran klinis penyakit ini adalah sesak nafas setiap
kembali ke tempat kerja sesudah beberapa hari tidak bekerja
disertai dengan demam. Tidak ada pengobatan spesifik untuk
bysinosis, bila ada tanda obstruksi bronchus dapat diberikan
bronchodilator.
3.
25
26
27
Jenis debu.
Jenis debu terkait daya larut sifat kimianya hal ini berkaitan
dengan kemampuan pengendapan dan tingkat kerusakan yang
ditimbulkannya. Debu dikelompokkan menjadi dua yaitu debu
organik dan anorganik. (lihat tabel 2.2)
b. Ukuran Partikel
Partikel yang berukuran besar umumnya tersaring di hidung.
Partikel dengan diameter 3-5 bila terhisap akan tertahan dan
tertimbun pada bronkus yang kemudian dikeluarkan dengan
gerakan silia saluran napas. Debu yang berukuran 1-3 disebut
28
paparan
partikel
debu
terinhalasi
memberikan
29
berdasarkan
pengendapan
kemudian
terjadi
30
Tabel 2.2 Jenis debu yang dapat menimbulkan penyakit paru pada manusia
No.
Jenis Debu
1.
Organik
Contoh
b. Alamiah
1. Fosil
2. Bakteri
3. Jamur
Koksidimikosis,histoplasmosis,kriptokokus
thermophilic actinomycosis
4. Virus
5. Sayuran
6. Binatang
c. Sintesis
2.
1. Plastik
2. Reagen
Anorganik
a. Silika bebas
1. Cristaline
2. Amorphus
b. Silika
1. Fibrosis
2. Lain-lain
c. Metal
1. Inert
2. Lain-lain
Berilium
3. Bersifat
keganasan
Sumber : Sumamur, 1998
31
Kebiasaan merokok
Tembakau sebagai bahan baku rokok mengandung
bahan toksik dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
karena lebih dari 2000 zat kimia dan diantaranya sebanyak
1200 sebagai bahan beracun bagi kesehatan manusia. Dampak
merokok terhadap kesehatan paru menyebabkan perubahan
struktur dan fungsi saluran nafas. Pada saluran nafas besar, sel
mukosa akan mengalami hipertropi dan kelenjar mukus
mengalami hyperplasia. Pada saluran nafas kecil terjadi radang
ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan
penumpukan mukus (Dorce Mengkidi, 2006). Pada jaringan
paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan
alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran nafas pada perokok
akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala
macam gejala klinisnya.
Partikel asap rokok seperti onpyrene, dibenzapyrene dan
urethan dikenal sebagai bahan karsinogen (Khumaidah, 2009).
Bahan tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker paru.
Kebiasaan merokok dapat menimbulkan gangguan ventilasi
paru karena menyebabkan iritasi dan sekresi mucus yang
berlebihan pada bronkus. Keadaan seperti ini mengurangi
efektifitas mukosilier dalam membawa partikel-partikel debu
sehingga merupakan media yang baik tumbuhnya bakteri.
32
7-12
batang/hari
3. Perokok berat, jumlah rokok yang dihisap lebih dari
12 batang/hari
b. Status gizi
Status gizi adalah
keadaan
Kategori
IMT
< 17,0
17,0 18,4
Normal
Keadaan normal
18,5 25,0
Lebih
25,1 27,0
>27,0
33
berupa
oleh
pekerja
industri
yang
udaranya
banyak
debu
kedalam
saluran
pernapasan.
Walaupun
34
bernapas
seperti
m.intercostalis
externus,
m.
raga
yang rutin
akan
meningkatkan
kemampuan
35
Umur
Penurunan kekuatan
otot-otot pernapasan
Lama
Kerja
Peningkatan
lama paparan
Peningkatan jumlah
debu terhirup
Jumlah rokok
yang dikonsumsi
Kebiasaan
merokok
Jenis rokok
Reaksi inflamasi
jaringan paru
Lama
merokok
Status gizi
Reaksi
imun/pertahanan
tubuh terhadap
penyakit
IMT
Tipe masker
Penggunaan APD
Lama
penggunaan
Jenis olah raga
Kebiasaan
olah raga
Memproteksi
sistem pernapasan
dari paparan debu
Meningkatkan
kekuatan otot-otot
pernapasan
Intensitas
olah raga
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
FUNGSI
PARU
36
Fungsi paru
1. Normal
2. Terganggu
Umur
Masa kerja
Status gizi
Kebiasaan merokok
Jumlah rokok yang dikonsumsi perhari
Penggunaan APD
Kebiasaan olahraga
Keterangan :
Variable independen
Variable dependen
II.8 Hipotesis
H0: tidak ada hubungan antara usia dengan fungsi paru pekerja mebel
H1: ada hubungan antara usia dengan fungsi paru pekerja mebel
H0: tidak ada hubungan antara status gizi dengan fungsi paru pekerja
mebel
H1: ada hubungan antara status gizi dengan fungsi paru pekerja mebel
H0: tidak ada hubungan antara lama kerja dengan fungsi paru pekerja
mebel
H1: ada hubungan antara lama kerja dengan fungsi paru pekerja mebel
H0: tidak ada hubungan antara kebiasaan olah raga dengan fungsi paru
pekerja mebel
H1: ada hubungan antara kebiasaan olah raga dengan fungsi paru
pekerja mebel
H0: tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan fungsi paru
pekerja mebel
37
pekerja mebel
H0: tidak ada hubungan antara jumlah rokok yang dikonsumsi perhari
dengan fungsi paru pekerja mebel
H1: ada hubungan antara