Anda di halaman 1dari 154

PROMOSI KEPARIWISATAAN DAN PENINGKATAN

JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN


( Studi Korelasional Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008
dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Daerah
Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir )

SKRIPSI

Diajukan guna Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Sarjana


(S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Departemen Komunikasi

Diajukan Oleh

RANTO SITOHANG
040904050

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Promosi Kepariwisataan dan Peningkatan Jumlah
Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional tentang Efektivitas Kampanye Visit
Indonesia Year 2008 dalam meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana
efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong,
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional
yang bertujuan untuk melihat sejauhmana hubungan antara kampanye Visit
Indonesia Year 2008 terhadap peningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir.
Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan asing/mancanegara yang
berkunjung di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, yang berjumlah 12.008 orang
pada tahun 2007. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro
Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, sehingga jumlah
sampel dalam penelitian ini berjumlah 99 orang. Teknik penarikan sampel dalam
penelitian ini adalah Accidental Sampling (Sampel Takterduga).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien
Korelasi Rank Order oleh Spearman dengan menggunakan rumus SPSS versi
15.0. Dari hasil penelitian ini diperoleh rs sebesar 0,761. Untuk melihat kuat
lemahnya korelasi (hubungan) kedua variabel dalam penelitian ini digunakan
skala Guilford. Hasilnya adalah terdapat hubungan yang tinggi antara kampanye
Visit Indonesia Year 2008 dengan peningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir.
Dalam hal ini, Ha diterima dan Ho ditolak. Ini berarti media promosi
kepariwisataan telah efektif dan berhasil meningkatkan jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan
Simanindo Kabupaten Samosir.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR ISI
Abstraksi
Kata Pengantar ...
Daftar Isi ..
Daftar Tabel

BAB

BAB

BAB

i
v
vii

I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah .
1
I.2
Perumusan Masalah .
I.3
Pembatasan Masalah .
I.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian .
I.4.1
Tujuan Penelitian .
I.4.2
Manfaat Penelitian .
I.5
Kerangka Teori .
I.5.1
Komunikasi dan Komunikasi Efektif
I.5.2
Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Wisatawan
I.5.3
Program Visit Indonesia Year 2008
I.5.4
Teori AIDDA .
I.6
Kerangka Konsep .
I.7
Model Teoritis .
I.8
Variabel Operasional .
I.9
Defenisi Operasional .
I.10
Hipotesa .
II URAIAN TEORITIS
II.1
Komunikasi dan Komunikasi Efektif
II.1.1
Sifat Komunikasi .
II.1.2
Tujuan Komunikasi .
II.1.3
Fungsi Komunikasi .
II.1.4
Teknik Komunikasi .
II.2
Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Wisatawan
II.2.1
Jenis Pariwisata .
II.2.2
Promosi Pariwisata dan Wisatawan
II.3
Prongram Visit Indonesia Year 2008
II.3.1
Makna Logo Visit Indonesia Year 2008
II.3.2
Promosi dan Media Kampanye VIY 2008
II.3.3
100 Even Pariwisata Visit Indonesia Year 2008
II.3.4
Program VIY 2008 oleh Dinas Pariwisata, Seni
dan Budaya Samosir .
II.4
Teori AIDDA .
III METODOLOGI PENELITIAN
III.1
Deskripsi Lokasi Penelitian .
III.1.1
Letak Geografis dan Keadaan Alam
III.2
Metode Penelitian .
III.3
Populasi dan Sampel .
III.3.1
Populasi .
III.3.2
Sampel .

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

III.3.3
III.4
III. 5
III.5.1
III.5.3
III. 6
III.6.1
III.6.2
III.7

Teknik Penarikan Sampel .


Teknik Pengumpulan Data .
Teknik Analisa Data .
Analisis Tabel Tunggal .
Uji Hipotesa .
Pelaksanaan Pengumpulan Data
Tahap Awal .
Pengumpulan Data .
Proses Pengolahan Data .

BAB

IV PEMBAHASAN
IV.1
Analisis Tabel Tunggal .
IV.1.1
Karakteristik Responden .
IV.1.2
Kampanye Visit Indonesia Year 2008
IV.1.3
Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan
IV.2
Analisis Tabel Silang .
IV.3
Uji Hipotesis .
IV.4
Pembahasan .

BAB

V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan .
V.2
Saran .

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR TABEL
No. Tabel
Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10

Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21
Tabel 4.22

Halaman
: Tabel 1.1 Oprasional Variabel ................................................
: Jumlah Hotel/Penginapan .......................................................
: Arus Kunjungan Wisatawan ke Samosir
Tahun 2003 s/d 2007 ..............................................................
: Arus Kunjungan Wisatawan ke Samosir
Tahun 2007/Per Bulan ............................................................
: Usia Responden ......................................................................
: Jenis Kelamin Responden .......................................................
: Pekerjaan Responden ..............................................................
: Asal Negara Responden .........................................................
: Lama Kunjungan Responden .................................................
: Jumlah Kunjungan Responden ...............................................
: Tingkat Pengetahuan Responden
tentang VIY 2008 ...................................................................
: Media yang Digunakan Responden untuk
Mengetahui Kampanye VIY 2008 .........................................
: Tingkat Ketertarikan Responden terhadap
Kampanye VIY 2008 .............................................................
: Ketepatan Pemilihan Tema Celebrating 100 Years of National
Awakening dalam kampanye
Visit Indonesia Year 2008 ......................................................
: Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials
Promotion Brochure ...............................................................
: Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials
Promotion Tourism map .........................................................
: Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials
Promotion Guidebook ............................................................
: Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials
Promotion Exhibition .............................................................
: Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials
Promotion Internet ..................................................................
: Kepercayaan Terhadap Isi Pesan dalam
Materials Promotion ...............................................................
: Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain
Materials Promotion Brochure ...............................................
: Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain
Materials Promotion Tourism ................................................
: Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials
Promotion Guidebook ............................................................
: Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials
Promotion Exhibition .............................................................
: Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials
Promotion Internet ..................................................................
: Informasi Tentang Tuktuk Siadong dari Materials

24
68
69
71
77
78
79
80
81
82
83
84
85

86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tabel 4.23

Tabel 4.24

Tabel 4.25

Tabel 4.26

Tabel 4.27

Tabel 4.28

Tabel 4.29

Tabel 4.30

Tabel 4.31

Tabel 4.32
Tabel 4.33

Tabel 4.34

Tabel 4.35

Tabel 4.36

Tabel 4.37
Tabel 4.38

Promotion VIY 2008 .............................................................. 98


: Tingkat Pengetahuan Responden
Terhadap Objek Wisata Indonesia Setelah Membaca
Materials Promotion ............................................................... 99
: Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Responden Terhadap Informasi
Wisata Melalui Materials Promotion .....................................
100
: Manfaat Informasi Wisata yang Disajikan dalam
Materials promotion VIY 2008 ..............................................
102
: Tingkat Kejelasan Pesan dalam
Materials Promotion Brochure ...............................................
103
: Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials
Promotion Tourism map .........................................................
104
: Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials
Promotion Guidebook ............................................................
105
: Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials
Promotion Exhibition .............................................................
106
: Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials
Promotion Internet ..................................................................
107
: Pengertian Terhadap Maksud
Pesan yang Disampaikan ........................................................
108
: Nilai dari Pesan yang Disampaikan ........................................
109
: Menarik Perhatian Responden
untuk Berwisata ......................................................................
110
: Memunculkan Kebutuhan Responden
untuk Berwisata ......................................................................
111
: Termotivasi untuk Mencari Informasi yang Dibutuhkan untuk
Berwisata ................................................................................
112
: Memunculkan Keinginan yang Kuat
untuk Berwisata ......................................................................
114
: Memutuskan untuk Berwisata ................................................
115
: Melakukan Tindakan/Kunjungan Wisata ...............................
117

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tabel 4.39

Tabel 4.40

Tabel 4.41

Tabel 4.42

Tabel 4.43

Tabel 4.44

Tabel 4.45

Tabel 4.46

: Berwisata ke Tuktuk Siadong Setelah Adanya Kampanye Visit


Indonesia Year 2008 ...............................................................
118
: Hubungan antara Ketertarikan Terhadap Kampanye Visit Indonesia
Year 2008 dengan Motivasi
Mencari Informasi Lain ..........................................................
120
: Hubungan antara Kepercayaan Terhadap Isi Pesan dengan
Ketertarikan Akan Perhatian Terhadap Objek Wisata yang
Ditawarkan .............................................................................
122
: Hubungan antara Peningkatan Pengetahuan Terhadap Tuktuk
Siadong Setelah Menggunakan Materials Promotion dengan
Melakukan Kunjungan Wisata ...............................................
124
: Hubungan antara Pemenuhan Kebutuhan Informasi dengan
Memunculkan Kebutuhan untuk Berwisata ...........................
126
: Hubungan antara Kegunaan Materials Promotion dengan
Keputusan untuk Melakukan Kunjungan Wisata
.....................................
128
: Hubungan antara Pengertian Terhadap Maksud Pesan dalam
Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan Memunculkan
Keinginan yang Kuat untuk Berwisata ...................................
130
: Hasil Uji Korelasi Spearman dengan Menggunakan Piranti Lunak
SPSS versi 15.0 ......................................................................
132

Daftar Gambar
Gambar II.1 : Logo Visit Indonesia Year 2008 .............................................

51

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

BAB I
PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pertambahan populasi penduduk dunia yang cukup pesat,


mengakibatkan kecenderungan pasar potensial yang akan melakukan perjalanan.
Terlebih lagi perjalanan yang dilakukan bukan sekedar hiburan, akan tetapi
mempunyai tujuan tertentu yang akan membawa pengaruh yang cukup besar
terhadap pribadi, keluarga, maupun lingkungannya dalam dekade terakhir ini.
Adapun setiap perjalanan yang dilakukan tersebut tidak lain adalah karena
manusia ingin memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka yang beraneka ragam.
Salah satunya adalah dengan mencari pengalaman wisata atau bersantai, yaitu
melarikan diri dari lingkungan yang sifatnya rutin dan stress, kemudian mencari
kesempatan megadakan rekreasi demi kepuasan batin yang diperoleh.
Menurut Dann (dalam Ross, 1998 : 31) ada dua faktor atau tahap dalam keputusan
untuk melakukan perjalanan, yaitu faktor pendorong (faktor yang membuat kita
ingin bepergian) dan faktor penarik (faktor yang mempengaruhi ke mana kita akan
pergi setelah ada keinginan awal untuk bepergian). Jadi, terlihat bahwa manusia
menumbuhkan kebutuhan dalam dirinya untuk melakukan interaksi sosial yang
tidak ditemui di tempat tinggalnya sehingga ada kebutuhan untuk pergi jauh dari
lingkungan rumah.
Sedangkan Krippendorf mengemukakan alasan atau motif lainnya adalah karena
ulangan dari semua alasan yang ditampilkan dalam iklan dan yang diulang-ulang
kembali dalam semua brosur pariwisata dan katalog (dalam Ross, 1998:34).
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Dengan penyampaian informasi yang diulang-ulang tersebut maka calon


wisatawan secara lebih rinci mengetahui tentang daya tarik yang dimiliki oleh
suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW) tertentu. Dengan perkataan lain bahwa tidak
mungkin suatu DTW dikenal dan dapat dikunjungi jika tidak dipromosikan
kepada khalayak.
Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Kekayaan yang bukan semata-mata
karena potensi sumber daya alam berlimpah, melainkan juga aneka ragam adatistiadat, budaya, dan keindahan alamnya. Bahkan, Indonesia merupakan salah satu
negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, baik di daratan
maupun di udara atau perairan.
Semua potensi tersebut mempunyai peranan yang amat penting bagi
pengembangan kepariwisataan. Bila potensi berupa keanekaragaman hayati,
keunikan dan keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam
yang spesifik, peninggalan sejarah dan budaya itu dimanfaatkan secara optimal,
rakyat Indonesia tidak akan terpuruk seperti sekarang ini.
Pemerintah seyogianya meletakkan sektor pariwisata bersama-sama potensi
sumber daya alam lain yang menjadi andalan ekspor pada baris depan basis
ekonomi. Tujuannya, menggenjot roda perekonomian yang sangat bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Namun, harapan itu
belum juga menjadi kenyataan.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Indonesia malah anjlok 13 persen selama Oktober 2006, jika
dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Dan kemudian meningkat lagi pada

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

tahun 2007 dengan total wisatawan mancanegara sebanyak 5,5 juta orang.
(http://www.my-indonesia.info/page.php?ic=53&id=129)
Baru-baru ini, pemerintah Indonesia menggalakkan program pariwisata yang
dinamakan Visit Indonesia Year 2008. Secara garis besar, program ini bertujuan
untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara agar berkunjung ke
tempat-tempat wisata di Indonesia. Melalui program ini, pemerintah berharap
dapat memajukan Indonesia melalui sektor pariwisata dan promosi budaya.
Bahkan pemerintah Indonesia sendiri menargetkan akan menarik sekitar 7 juta
wisatawan tahun 2008 ini.
Berbagai kegiatan dan promosi pun dilakukan. Filosofi yang mendasari kampanye
ini adalah memikat orang luar sebanyak mungkin untuk datang ke Indonesia.
Karena itu, Indonesia harus mendandani diri. Benefit-nya jelas, semakin banyak
orang luar datang ke Indonesia, semakin banyak pula dolar (devisa) yang mengalir
ke sini. Karena itu, kehidupan masyarakat akan semakin membaik. Hal ini terkait
dengan kemajuan pariwisata suatu daerah, semakin maju industri kepariwisataan
di daerah masing-masing, maka akan semakin sejahtera kehidupan masyarakatnya
khususnya yang menggantungkan kehidupannya dari sektor pariwisata.
Menyambut Visit Indonesia Year 2008 yang bertepatan dengan momen 100 Tahun
Kebangkitan Nasional, pemerintah menyiapkan 100 kegiatan wisata di daerahdaerah yang menjadi Daerah Tujuan Wisata Utama (DTU) Indonesia, diantaranya
Bali, Yogyakarta, Sumbar, Sulsel, NTB, Sumut, Sumsel, Kepri, Kaltim dan Papua
(10 besar destinasi unggulan Indonesia).(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Propinsi Sumatera Utara)

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Dengan ditetapkannya Sumatera Utara menjadi 10 destinasi unggulan, maka


diharapkan kepada para stakeholder pariwisata di Sumut agar semakin serius
membangun dunia pariwisata dengan menggelar berbagai kegiatan (tahun ini
dengan menggelar Pesta Danau Toba). Sebab saat ini, sektor pariwisata sudah
semakin membaik dengan indikator semakin meningkatkan jumlah wisatawan
mancanegara (Wisman) berkunjung ke Sumut dari tahun ke tahun. Hal ini mulai
menunjukkan hasil dengan semakin meningkatnya angka kunjungan wisatawan
asing yang berkunjung ke Sumatera Utara khususnya Samosir.(Dinas Pariwisata,
Seni dan Budaya Kabupaten Samosir)
Target kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) Sumut pada tahun 2008
sebanyak 163.000 orang, sementara jumlah kunjungan Wisman dari berbagai
negara ke Sumut pada semester pertama 2008 sebanyak 145.000 orang (artinya
tinggal 18.000 wisman lagi untuk memenuhi target), sementara masih ada sekitar
satu semester lagi untuk mengejar jumlah wisman yang lebih banyak. Sumut
pernah mengalami kejayaan dimana jumlah wisatawan mencapai jutaan orang,
tapi pada tahun 1997 terjadi krisis moneter, situasi tidak kondusif sehingga
mengakibatkan sektor pariwisata terpuruk dan itu ditandai dengan jumlah Wisman
yang hanya mencapai 40.000 orang.
(http://www.hariansuarasumut.com/medan/1835.html)
Pemerintah agaknya menyadari pula keterbatasan pariwisata yang memerlukan
dukungan dana yang tak sedikit. Itu pula sebabnya hingga Kementerian Budaya
dan Pariwisata Indonesia menggalakkan sebuah program dalam membangkitkan
kepariwisataan di Indonesia.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Visit Indonesia Year diterjemahkan atau dikategorikan sebagai wilayah kerja


pariwisata. Dan, kalau berbicara tentang pariwisata, suka atau tidak, kita
sesungguhnya hanya berbicara tentang Bali. Padahal, Bali pada dasarnya tidak
memerlukan lagi kampanye apa pun tentang dirinya dan oleh dirinya. Bali, pada
namanya, telah termaktub sebagai pesona pikatan. Bali, dalam dirinya, telah
terbentuk energi yang menggiurkan.
Karena itu, Visit Indonesia Year, harus diorientasikan pada kampanye tentang
Indonesia. Bukan kampanye tentang Bali. Harus juga diubah dari inward looking
menjadi outward looking. Tidak sekadar mendandani Bali dan Lombok di dalam
negeri, tetapi harus mendandani Indonesia di luar negeri.
Salah satu kelemahan mendasar yang sampai sekarang terjadi adalah Indonesia
tenggelam dari pusat kesadaran global di tengah kampanye gencar tentang Visit
Indonesia. Karena kita hanya berteriak di dalam negeri tentang Indonesia.
Teriakan Indonesia tidak cukup kuat terdengar di luar negeri.
Indonesia tidak kalah cerdas soal menemukan slogan-slogan marketing.
Kekalahan Indonesia justru pada kelemahan berteriak di dunia tentang Indonesia.
Promosi Indonesia selama ini hanya menempuh jalur diplomatik. Tetapi duta-duta
kita tidak semuanya pintar dan gemar promosi. Yang diperlukan justru promosi
oleh segenap stakeholder Indonesia, baik swasta, maupun individu. Karena itu,
pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pernakah Anda melihat promosi Indonesia
di CNN, National Geographic Channel, dan pusat-pusat perhatian dan mobilitas
dunia, seperti di penerbangan-penerbangan internasional atau pusat-pusat
keramaian global?.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Harus diakui, Indonesia agak terlambat dan terkesan kurang peduli dalam
melakukan promosi serta pelestarian terhadap budaya dan pariwisata. Langkah
kita ini sudah didahului oleh negara tetangga, Malaysia dengan Malaysia Truly
Asia-nya, jauh sebelum program Visit Indonesia 2008 dicanangkan. Bahkan
Indonesia terkesan ikut-ikutan karena tahun sebelumnya (2007), Malaysia muncul
dengan program sejenis yaitu Visit Malaysia 2007. Malaysia waktu itu
menganggarkan dana sebesar US$80 juta atau sekitar Rp 800 miliar dengan target
wisman 17 juta orang (jauh dibandingkan Indonesia yang hanya US$15 juta
dengan target wisman 7 juta orang).
Selama ini, pemasukan devisa negara yang paling banyak dari sektor pariwisata
berasal dari pulau Bali yang terkenal akan kebudayaannya yang menarik dan
tempat-tempat eksotisnya. Jumlahnya juga jauh di atas devisa yang dihasilkan
objek wisata lain, seakan-akan objek wisata potensial di Indonesia hanya Bali.
Seharusnya Indonesia jangan cuma bergantung pada Bali saja untuk bidang
pariwisata. Akibatnya orang-orang luar tidak begitu mengenal tempat-tempat
menarik lain yang ada di Indonesia karena yang mereka tahu hanyalah Bali.
Padahal banyak sekali objek wisata yang menarik di Indonesia, salah satunya
adalah Samosir dengan Danau Toba yang mengelilinginya.
Sebagai kabupaten baru (terbentuk sejak Januari 2003), Samosir dengan
keunggulan objek wisatanya di seputaran Danau Toba, mulai berbenah. Unsur
pemerintah bersama masyarakatnya, bertekad mewujudkan Samosir menjadi
Kabupaten Pariwisata tahun 2010. Karenanya, pemerintah bersama seluruh
elemen masyarakat baik di bona pasogit (kampung halaman) maupun di
parserahan (rantau) serta pihak swasta, tengah menggodok serangkaian persiapan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

guna merealisasikan tekad Samosir menjadi kabupaten terdepan di Sumut, melalui


pengembangan sektor pariwisata, yakni mewujudkan Samosir menjadi Kabupaten
Pariwisata 2010, yang program kerjanya dijabarkan dalam 4 strategi, yakni
Peningkatan Aksesibilitas, Pembenahan Objek Wisata, mewujudkan Keamanan
dan Kenyamanan, serta mendorong masyarakat sebagai pelayan bagi
wisatawan.(http://www.silaban.net/2007/05/27/samosir-berbenah-2007)
Salah satu objek wisata unggulan Samosir adalah daerah Tuktuk Siadong, yang
berada di Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Kawasan Tuktuk
merupakan pusat pariwisata di Kabupaten Samosir.
Tuktuk adalah semenanjung kecil di Pulau Samosir yang menjorok ke Danau
Toba. Daerah ini sejak tahun 1960 berkembang menjadi lokasi wisata dan penuh
dengan tempat penginapan, caf, bar, warung, dan rumah makan. Dari sebanyak
79 buah penginapan dan hotel di Samosir, mayoritas atau sebanyak 72 buah
penginapan/hotel berada di kawasan Tuktuk dan sekitarnya (Simanindo) dengan
jumlah kamar lebih dari dua ribu (2.000 kamar), sisanya 5 penginapan/hotel di
Pangururan (ibukota Kabupaten Samosir), 1 penginapan/hotel di Kecamatan Onan
Ronggu dan 1 penginapan/hotel di Kecamatan Palipi.(Dinas Pariwisata, Seni dan
Budaya Kabupaten Samosir)
Tuktuk merupakan kawasan yang sangat tenang, sejuk, dan cocok untuk
bersantai.Pemandangan Danau Toba dari semenanjung ini cukup memukau.
Pantainya relatif bersih dan menjadi persinggahan bagi turis yang ingin
berkeliling Samosir. Penduduk Tuktuk sangat familiar terhadap wisatawan,
apalagi turis asing. Mereka menjaga lingkungan sekitar tetap bersih, membangun
rumah-rumah yang beberapa di antaranya berciri khas Batak. Di Tuktuk terdapat
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

beberapa toko yang menjual suvenir khas Batak, rental mobil, sepeda motor,
sepeda, dan travel biro. Harga-harga yang ditawarkan relatif tidak mahal, yang
terasa mahal hanyalah makanan dan minuman.
(http://www.kampungwisata.tuktuksamosir/profil/tuktuk).
Dua tahun lebih program tersebut berjalan, dengan target menjadi kabupaten
pariwisata tahun 2010 mulai menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini
ditandai dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan yang berkunjung ke
Samosir. Tahun 2004, jumlah wisatawan mencapai 26.734 orang (wisatawan
nusantara sebanyak 14.200 orang sementara wisatawan mancanegara sebanyak
12.334 orang), disusul 28.285 orang (16.217 wisnu/12.068 wisman) pada tahun
2005 dan 28.864 orang (17.242 wisnu/11.622 wisman) di tahun berikutnya (tahun
2006). Sementara, untuk tahun 2007 mencapai 29.688 orang (17.680
wisnu/12.008 wisman). (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir)
Pengembangan kualitas dan kuantitas objek pariwisata, ketangguhan kinerja
pemasaran, sikap mental masyarakat, dan kebijakan pemerintah yang kondusif
akan menentukan kemajuan pariwisata Indonesia. Lewat kepariwisataan, selain
kesejahteraan rakyat terangkat, martabat bangsa di antara pergaulan bangsabangsa akan semakin tinggi.
Meskipun program Visit Indonesia Year 2008 ini masih memiliki kekurangan
disana-sini, namun ini adalah sebuah langkah maju untuk melestarikan dan
mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Dan yang
perlu kita ingat, keberhasilan dalam sektor budaya dan pariwisata Indonesia tidak
dapat dicapai secara instan. Program-program budaya dan pariwisata seperti ini
harus tetap konsisten dijalankan agar memberikan perubahan yang berarti.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
meneliti sejauhmana efektivitas kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam
meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk
Siadong, Kecamatan Simanindo - Kabupaten Samosir.
Yang menjadi objek penelitian ini adalah para wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke daerah Tuktuk Siadong. Hal ini disebabkan karena program Visit
Indonesia Year lebih digalakkan untuk menggaet wisatawan mancanegara untuk
berkunjung ke Indonesia, tanpa mengabaikan wisatawan lokal. Selain itu,
berdasarkan pengamatan penulis dan data dari Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
Samosir, kunjungan wisatawan mancanegara dengan nusantara di daerah Tuktuk
Siadong tidak jauh berbeda.

I.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka


dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :
Sejauhmanakah efektivitas kampanye Visit Indonesia Year 2008 berpengaruh
dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara di Daerah Tujuan Wisata
Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo-Kabupaten Samosir ?.

I.3

Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas, terarah
dan tidak terlalu luas, maka dibuat suatu pembatasan masalah sebagai berikut :

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau


menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.
b. Penelitian ini hanya membahas mengenai efektivitas kampanye Visit
Indonesia Year 2008 dalam meningkatkan jumlah wisatawan
mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan
Simanindo - Kabupaten Samosir.
c. Penelitian ini hanya terbatas pada wisatawan yang berkunjung di
Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir
d. Wisatawan

yang

dimaksud

di

sini

adalah

wisatawan

asing/mancanegara
e. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Oktober - November 2008.

I.4

Tujuan dan Manfaat Penelitian

4.1 Tujuan Penelitian


a. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah khususnya
Dinas Pariwisata Indonesia dan Kabupaten Samosir dalam menggalakkan
Kampanye Visit Indonesia Year 2008.
2. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas kampanye Visit Indonesia Year
2008 dalam meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara di Daerah
Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo - Kabupaten
Samosir.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

3. Untuk

mengetahui

sejauhmanakah

hubungan

antara

promosi

kepariwisataan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

4.2 Manfaat Penelitian


a. Secar akademik, penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan kepada
FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka
memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti terhadap penelitian.
c. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan
penelitian ini.

I.5.

Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun suatu

kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk


menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti.
Menurut Singarimbun (1995 : 47), teori merupakan serangkaian asumsi, defenisi
dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan
cara merumuskan hubungan antar konsep. Dengan adanya kerangka teori akan
mempermudah peneliti dalam menganalisa masalah penelitian. Untuk itu perlu
disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan
dari sudut pandang mana penelitian akan disoroti.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah komunikasi
dan komunikasi efektif, pariwisata, promosi pariwisata, Visit Indonesia Year 2008
dan Teori AIDDA.

5.1 Komunikasi dan Komunikasi Efektif


Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada kelompok
lain untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku orang
lain baik secara langsung, yakni secara lisan, maupun secara tidak langsung
melalui media.
Ditinjau dari segi penyampaian pernyataan, komunikasi bertujuan bersifat
informative dan persuasive. Komunikasi persuasive (persuasive communication)
lebih sulit dari komunikasi informative (informative communicaation), karena
memang tidak mudah untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang atau
sejumlah orang. (Effendy, 2000 : 5)
Menurut Carl I. Hovland (dalam Lubis, 2005: 9) dalam karyanya Social
Communication, menjelaskan komunikasi adalah proses seseorang
menyampaikan rangsangan (biasanya dengan lambang, kata/gambar) guna
merubah sikap dan tingkah laku orang lain. Sifat komunikasi ada dua, yaitu:
a. Komunikasi tatap muka (face to face communication)
Komunikasi tatap muka dipakai apabila kita mengharapkan efek perubahan
tingkah laku dari komunikan secara langsung. Dengan saling berpandangan,
komunikator dapat melihat dan menilai proses komunikasi, apakah komunikan
memperhatikan dan mengerti akan informasi yang disampaikan oleh komunikator
atau malah sebaliknya.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

b. Komunikasi bermedia (mediated communication)


Komunikasi bermedia pada umumnya banyak digunakan untuk komunikasi
informative karena tidak begitu ampuh dalam merubah tingkah laku orang lain.
Namun, tergantung pada situasi, kondisi dan efek yang diharapkan. Media mana
yang dipakai, apakah surat kabar, majalah, tv, radio, film, siapa sasaran yang
dituju, efek apa yang diharapkan, isi yang dikomunikasikan dan sebagainya (Carl
I. Hovland (dalam Lubis, 2005: 9)).
Sebagai model verbal awal dalam komunikasi dikemukakan oleh Harold
D.Laswell. formula ini umumnya digunakan untuk mengkaji masalah atau
menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi. Formula ini
mengindikasikan bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan dan
memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi .
Meskipun sangat sederhana, formula ini telah membantu mengorganisasikan dan
memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat
menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Laswell
menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis penelitian
komunikasi.
Laswell menyatakan jalan terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah
menjawab pertanyaan sebagai berikut: who says what in which channel to whom
and with what effect?.
Jika dikaitkan dengan penelitian, maka hubungan dengan Formula Laswell :
Who (Komunikator)

Pemerintah

Indonesia

Pariwisata

dan

Dinas

(Kementerian
Pariwisata

Kabupaten Samosir)
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Says What (pesan)

Kampanye Visit Indonesia Year 2008


berupa iklan paket wisata dan informasi
mengenai objek wisata di Indonesia

In Which Channel (media)


massa,

bahan-bahan

Media

promosi

dan

pameran ke Luar Negeri

To Whom (Komunikan)

Masyarakat Pariwisata Internasional


yang

menjadi

target

wisatawan

Indonesia

With What Effect


Wisatawan

:
untuk

Merangsang
berkunjung

ke

Indonesia
5.2 Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Wisatawan
Pariwisata secara singkat dapat dirumuskan sebagai segala kegiatan dalam
masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan (Soekadijo, 2000 :2).
Pengertian pariwisata secara etimologi terdiri dari dua suku kata yaitu pari
dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar. Wisata berarti
perjalanan, bepergian. Maka pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang
dilakukan berkali-kali dari satu tempat ke tempat lain (Yoeti, 1995 : 105).
E. Guyer Freuler mengartikan pariwisata dalam artian modern.
Menurutnya pariwisata merupakan fenomena dari zaman sekarang
yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,
penilaian yang sadar dan menumbuhkan cinta terhadap keindahan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

alam dan pada khususnya disebkan oleh bertambahnya pergaulan


berbagai bangsa dan kelas masyarakat manusia sebagai hasil dari
perkembangan perniagaan, industri, perdagangan serta
penyempurnaan dari alat-alat pengangkutan (Yoeti, 1995 : 70).

Institute of Touism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain)


ditahun 1976 mendefenisikan pariwisata sebagai berikut :
Kepergian orang-orang untuk sementara dalam jangka waktu pendek
ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja
sehari-hari, serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempattempat tujuan tersebut; ini mencakup kepergian untuk berbagai
maksud, termasuk kunjungan sehari atau darmawisata. Bergeraknya
(bepergiannya)orang-orang tersebut dapat dilukiskan dengan banyak
orang-orang meninggalkan tempat kediaman atau rumah mereka
untuk sementara waktu ke tempat lain dengan tujuan benar-benar
sebagai seorang konsumen dan sama sekali tanpa tujuan mencari
nafkah (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000 : 5).

Menurut Lunberg (1997), pariwisata adalah konsep umum yang sejarahnya


kembali kemasa lampau (tahun 1811), atau sebelumnya, dan defenisinya terus
berubah. Istilah tourism atau kepariwisataan mencakup orang-orang yang
melakukan perjalanan pergi dari rumahnya dan perusahaan-perusahaan yang
melayani mereka dengan cara membuatnya lebih menyenangkan.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Pariwisata tidak akan berkembang apabila orang lain enggan berkunjung


karena buta dengan informasi-informasi mengenai pariwisata tersebut, oleh sebab
itu diperlukan berbagai promosi-promosi pariwisata.
Pada hakekatnya promosi adalah salah satu kegiatan dalam pemasaran
(Yoeti, 1995 : 51).
Dengan demikian untuk melaksanakan kegiatan promosi perlu adaya
komunikasi pemasaran. Maka komunikasi pemasaran merupakan komunikasi
yang dilakukan oleh perusahaan/lembaga baik secara tatap muka maupun
bermedia dalam rangka upaya meningkatkan penjualan jasa atau hasil produksi
(Effendi, 2002 : 216).
Sedangkan promosi itu sendiri adalah usaha untuk memperbesar daya tarik
objek wisata terhadap calon wisatawan. Wisatawan dan kebutuhannya tidak
digarap akan tetapi produk wisatanya yang lebih disesuaikan dengan permintaan
wisatawan (Soekadijo, 2000 : 4).
Promosi ke luar negeri diperlukan untuk memberitahukan,
menginformasikan objek-objek dan atraksi wisata yang ada. Sehingga untuk
mengadakan promosi yang tepat harus disadari bahwa yang dipromosikan ke
pangsa pasar wisata sering bukan produk yang sudah jadi, akan tetapi sering
hanya komponen-komponennya seperti akomodasi, objek dan atraksi wisata.
Dengan disebarluaskannya alat-alat promosi di luar negeri maka diharapkan
orang-orang asing akan terangsang untuk melakukan kunjungan ke Indonesia,
khususnya ke Tuktuk - Samosir.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Promosi di dalam negeri pun tidak kalah pentingnya, sasarannya adalah


wisatawan mancanegara yang sudah berkunjung ke Indonesia termasuk Tuktuk Samosir, tetapi kedatangan mereka tidak diatur oleh suatu biro pejalanan.
Menurut Soekadijo (2000 : 241) promosi objek wisata dapat dibedakan
atas dua, yaitu:
1.

Promosi langsung adalah promosi yang ditujukan langsung kepada


mereka yang dianggap wisatawan aktual dan potensial.

2.

Promosi tidak langsung adalah promosi yang ditujukan kepada orangorang yang dianggap berpengaruh atas pengambilan keputusan calon
wisatawan dan juga pada biro perjalanan yang ada di luar negeri. Jadi
dalam hal ini seperti joint promotion.

Semua klasifikasi pariwisata tersebut tidak akan ada tanpa adanya


wisatawan, begitu pula semua kegiatan kepariwisataan dianggap gagal jika tidak
dapat mendatangkan wisatawan. Sebaliknya begitu ada wisatawan yang
mengunjungi objek-objek pariwisata dan memanfaatkan jasa-jasa yang ada pada
pariwisata, maka semua kegiatan itu mendapat arti kepariwisataan dan lahirlah
berbagai jenis dan macam pariwisata.
Defenisi wisatawan menurut Norval (dalam Yoeti, 1995 : 112) adalah
setiap orang yang datang dari suatu negara yang alasannya bukan untuk menetap
atau bekerja di situ secara teratur, dan yang di negara dimana ia tinggal untuk
sementara itu membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat.
Selanjutnya untuk kepentingan promosi objek wisata, G.A.Schmoll (dalam
Yoeti, 1995 : 127) mendefenisikan wisatawan sebagai individu atau kelompok
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga

beli yang

dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur yang tertarik pada perjalanan
umum dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah
pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan
wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.
Menurut World Tourism Organization (WTO) dan International Union of
Office Travel Organization (IUOTO), (dalam Soekadijo, 2000 : 14) juga
menyebutkan motif-motif apa yang menyebabkan orang itu harus disebut
wisatawan. Mereka yang termasuk wisatawan adalah :
1. Orang

yang

mengadakan

perjalalan

untuk

bersenang-senang

(pleasure), karena alasan keluarga, kesehatan dan sebagainya.


2. Orang yang mengadakan perjalanan untuk mengunjungi pertemuanpertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik,
keagamaan, atletik dan sebagainya).
3. Orang yang mengadakan perjalanan bisnis.
4. Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar, juga kalau ia
tinggal 1x24 jam.

5.3 Program Visit Indonesia Year 2008


Program Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebuah program
promosi pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan RI. Pemerintah Indonesia menetapkan
tahun 2008 sebagai Tahun Kunjungan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan
Visit Indonesia Year 2008 dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Nasional. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat memajukan Indonesia


melalui sektor pariwisata dan promosi budaya.
Secara garis besar, program Visit Indonesia Year 2008 bertujuan untuk
menarik wisatawan domestik maupun mancanegara agar berkunjung ke tempattempat wisata di Indonesia. Melalui program ini, pemerintah Indonesia
menargetkan akan menarik sekitar 7 juta wisatawan mancanegara tahun 2008 ini,
dengan pemasukan devisa negara berkisar antara US$ 6,4 miliar US$ 7 miliar.
Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah telah meyiapkan berbagai
program mulai dari pembenahan infrastruktur wisata, promosi ke berbagai negara
di dunia (dengan menganggarkan dana sebesar US$15 juta atau sekitar Rp 150
miliar dari total dana Rp 260 miliar untuk VIY 2008), serta mempersiapkan lebih
dari 100 even pariwisata berskala internasional yang tersebar di berbagai daerah
untuk menyambut kedatangan wisman (wisatawan mancanegara) di Indonesia.
Memanfaatkan momen 100 Tahun Kebangkitan Nasional, pemerintah
menyiapkan 100 kegiatan wisata di daerah-daerah yang menjadi Daerah Tujuan
Wisata Utama (DTU) Indonesia, diantaranya Bali, Yogyakarta, Sumbar, Sulsel,
NTB, Sumut, Sumsel, Kepri, Kaltim dan Papua (dalam 10 besar tujuan wisata
Indonesia), termasuk di dalamnya Pesta Danau Toba di Parapat dan Festival
Mejuah-juah di Brastagi yang keduanya berada di Sumatera Utara.

5.4 Teori AIDDA


Adapun model komunikasi yang dianggap sesuai dengan penelitian ini adalah
Teori AIDDA. Effendi (2005 : 304), menjelaskan bahwa pendekatan yang disebut
sebagai A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure, sebenarnya
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA yang merupakan


akronim dari
A

Attention : Perhatian

Interest

: Minat

Desire

: Hasrat

Decision : Keputusan

Action

: Tindakan

Hal ini berarti bahwa komunikator dalam melakukan kegiatan harus dimulai
dengan menumbuhkan perhatian. Berdasarkan formula AIDDA tersebut,
komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian, dapat
dilakukan dengan gaya bicara dan kata-kata yang merangsang khalayak. Apabila
perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kemudian menyusul upaya menumbuhkan
minat, dalam hal ini komunikator harus mengenal siapa komunikan yang
dihadapinya.
Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan
ajakan, bujukan atau rayuan komunikator. Disini imbauan emosional perlu
ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat
mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan.
Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa kampanye Visit Indonesia Year
2008 merupakan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada
komunikan (khalayak sasaran) yaitu masyarakat Internasional dengan tujuan
untuk menarik perhatian yang diharapkan dapat memunculkan minat, hasrat atau
keinginan, keputusan serta tindakan langsung untuk mengunjungi objek wisata
yang ada di wilayah Indonesia.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh kampanye Visit Indonesia Year


2008 kepada masyarakat Internasional adalah melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Perhatian (attention) ; yaitu kampanye Visit Indonesia Year 2008
memberikan

suguhan

dalam

berbagai

media

(cetak

maupun

elektronik), yang menarik perhatian dengan menampilkan gambar serta


visual berbagai objek wisata di Indonesia beserta kegiatan-kegiatan
yang ada di dalammya. Dengan menampilkan objek wisata dalam
kemasan audiovisual maka akan kelihatan lebih menarik.
2. Minat (interest) ; yaitu dengan adanya perhatian khalayak kepada
kampanye Visit Indonesia Year 2008, maka diharapkan perhatian
tersebut akan memunculkan minat atau ketertarikan terhadap objekobjek wisata di Indonesia. Hal ini akan terjadi apabila kemasan dalam
kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini menggunakan kata-kata atau
kalimat yang dapat merangsang serta menimbulkan rasa ingin tahu
lebih jauh.
3. Keinginan (desire) ; keinginan untuk merasakan, menikmati, memakai
dan menyaksikan langsung harus dapat dibangkitkan yaitu dengan
menimbulkan ketertarikan terhadap objek wisata indonesia untuk
menjadikannya menjadi kebutuhan khalayak.
4. Keputusan (decision) ; pada tahap ini, ketertarikan itu telah berhasil
diciptakan menjadi sebuah kebutuhan. Khalayak

harus dapat

diyakinkan agar dapat mengambil keputusan untuk dapat langsung


menikmati dengan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata
(DTW) tersebut.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

5. Kegiatan (action) ; tahapan ini merupakan tahap akhir yang akan


dilakukan oleh khalayak setelah melalui tahap perhatian, minat,
keinginan, dan keputusan. Kampanye Visit Indonesia Year 2008 harus
dibuat dengan kemasan yang menarik perhatian agar khalayak
bergerak dan melakukan respon yang sesuai dengan yang diaharapkan
yakni dengan tidakan atau kegiatan mengunjungi berbagai Daerah
Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia.

6.

Kerangka Konsep

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus


dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel (Singarimbun,
1995:49).
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam
memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dengan
kerangka konsep akan menuntun penelitian dalam memutuskan hipotesis
(Nawawi, 1995:40).
Adapun variabel tersebut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Variabel Bebas (X)

Adalah sejumlah gejala, faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi
munculnya gejala, faktor, atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:56). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah promosi pariwisata berupa kampanye Visit
Indonesia Year 2008.
2.

Variabel Terikat (Y)

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi
atau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah peningkatan jumlah kunjugan wisatawan asing.
3.

Variabel Antara (Z)

Adalah sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat
diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1995:58).
Variabel antara berada diantara variabel bebas dan variabel terikat, yang berfungsi
sebagai penguat atau pelemah hubungan diantara variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

7.

Model Teoritis

Berdasarkan variabel-variabel yang telah dikelompokkan dala kerangka konsep,


maka dibentuk menjadi suatu model teoritis, yaitu :

Variabel Bebas (X)


Kampanye Visit
Indonesia Year 2008

Variabel Terikat (Y)


Peningkatan Jumlah
Kunjugan Wisatawan

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Variabel Antara
(Z)
Karakteristik
Responden

8.

Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dapat dibuat
operasional variabel yang berfungsi untuk kesamaan dan kesesuaian dalam
penelitian, yakni sebagai berikut:
Tabel 1 Oprasional Variabel
No. Variabel Teoritis
1

Variabel Operasional

Variabel Bebas (X)

a. Bahasa dan Pemilihan Kata

Kampanye Visit Indonesia

b. Isi Pesan Kampanye VIY

Year (VIY) 2008

c. Pola dan Bentuk Kampanye VIY


d. Media Kampanye VIY
e. Frekuensi Kampanye VIY

Variabel Terikat (Y)

a. Perhatian

Peningkatan Jumlah

b. Minat

Kunjungan Wisatawan

c. Hasrat

Asing

d. Keputusan
e. Tindakan

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Variabel Antara (Z)


Karakteristik Responden

a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Pekerjaan
d. Asal Negara

9.

Definisi Variabel Operasional

Menurut Singarimbun (1995 : 46), defenisi operasional adalah unsur penelitian


yang memberitahukan bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel.
Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat
membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.
Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefenisikan sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Kampanye Visit Indonesia Year 2008)
a. Bahasa dan Pemilihan Kata, yaitu sistem daripada lambang yang
berupa bunyi yang dipakai untuk melahirkan pikiran dan perasaan
yang berfungsi sebagai identitas suatu bangsa. Pemilihan kata-kata
maksudnya adalah seleksi terhadap kata-kata yang akan digunakan
dalam menyampaikan maksud dari kampanye Visit Indonesia Year
2008 tersebut.
b. Isi Pesan Kampanye VIY, adalah stimulus/rangsangan yang diberikan
oleh suatu sumber (kampanye Visit Indonesia Year 2008) yang akan
direspon dengan cara tertentu oleh pihak yang menerimanya. Isi
pesannya yaitu menggambarkan keindahan dan keramahtamahan
bangsa Indonesia dalam mengundang dan menyambut masyarakat
dunia untuk berkunjung ke Indonesia.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

c. Pola dan Bentuk Kegiatan Kampanye VIY, yaitu format dalam


menampilkan suatu program. Dalam hal ini, kampanye Visit Indonesia
Year 2008 menyuguhkan berbagai atraksi menarik kepada khalayak
internasional dalam berbagai format baik visual maupun audiovisual,
yang memuat tempat-tempat wisata menarik di Indonesia. Selain itu
juga disuguhkan kekayaan dan keberagaman dalam alam dan budaya
Indonesia. Kampanye ini juga dilakukan secara langsung dengan
mengadakan pameran-pameran di berbagai negara di dunia.
d. Media Kampanye VIY, yaitu saluran atau channel yang digunakan
sebagai penghubung antara komunikator dan komunikan. Dalam hal
ini, media yang digunakan dalam menyampaikan kampanye Visit
Indonesia Year 2008 adalah dengan menggunakan media cetak dan
elektronik (contohnya, iklan di surat kabar global, TV, internet, dan
lain sebagainya) serta pameran langsung di berbagai negara.
e. Frekuensi Kampanye VIY, yaitu intensitas atau seberapa sering
kampanye Visit Indonesia Year 2008 dilakukan, misalnya seberapa
sering kampanye tersebut dimuat di media-media.

2. Variabel Terikat (Peningkatan Jumlah Wisatawan Mancanegara)


a. Perhatian, yaitu atensi yang diberikan oleh responden terhadap
program Visit Indonesia Year 2008 yang dikampanyekan ke berbagai
negara di dunia, sehingga mereka merasa tertarik untuk berkunjung.
b. Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat atau ketertarikan terhadap
program Visit Indonesia Year 2008 yang muncul dalam diri responden
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

setelah melihat dan menyaksikan program tersebut. Dalam diri


responden akan terdapat suatu pengertian tersendiri akan makna
program tersebut.
c. Hasrat, yaitu suatu keinginan atau dorongan untuk lebih dapat
menyaksikan, menikmati dan memakai secara langsung objek yang
dilihat dan disaksikan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008
tersebut. Keinginan yang kuat untuk bergabung dan terlibat secara
emosional dalam program Visit Indonesia Year 2008 ini dinyatakan
dalam hasrat untuk berkunjung langsung ke berbagai objek wisata di
indonesia.
d. Keputusan, yaitu suatu keinginan yang telah ditetapkan oleh
responden untuk berkunjung atau tidak terhadap berbagai objek wisata
yang ada di wilayah Indonesia, sesuai dengan yang disaksikan oleh
responden.
e. Tindakan, yaitu suatu perbuatan atau respon berupa tindakan langsung
yaitu dengan berkunjung ke berbagai wilayah/objek wisata yang ada
di Indonesia khususnya Tuktuk dan Danau Toba.
3. Variabel Antara (Karakteristik Responden)
a. Usia, yaitu tingkatan umur dari responden.
b. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin pria atau wanita yang dijadikan
sampel atau responden.
c. Pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan yang menjadi sumber kehidupan
responden.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

d. Asal Negara, yaitu identitas kebangsaan yang menjadi unsur pembeda


dan pengenal di dunia pergaulan internasional.

10. Hipotesa
Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan
karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun, 1995:43). Hipotesa
adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan
atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1995:44).
Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebgai berikut :
Ho

: Tidak terdapat hubungan antara promosi pariwisata melalui


kampanye Visit Indonesia Year 2008 terhadap peningkatan
jumlah kunjungan wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk
Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

Ha

: Terdapat hubungan antara promosi pariwisata melalui


kampanye Visit Indonesia Year 2008 terhadap peningkatan
jumlah wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong,
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

BAB II
URAIAN TEORITIS

II. 1

Komunikasi dan Komunikasi Efektif

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari
bahasa Latin communicatio dan perkataan ini bersumber dari kata communis. Arti
communis disini adalah sama, dalam arti, sama makna yaitu sama makna
mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang
terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain
kepadanya, maka komuniaksi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara
kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan diantara
mereka bersifat komunikatif (Effendy 2004 : 3 4).
Sementara secara paradigmatik, komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada
yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media
massa seperti surat kabar, radio, televisi atau film maupun media non massa,
misalnya surat, telepon dll. Jadi komunikasi dalam pengertian ini mengandung
tujuan karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar
perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada
komunikan yang djadikan sasaran. Jadi, komunikasi itu diartikan sebagai proses
penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu atau untuk mengubah pendapat, sikap atau perilaku baik
langsung secara lisan maupun secara tak langsun, melalui media. Dalam defenisi

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

itu tersimpul tujuan, komunikasi itu adlah memberitahu atau mengubah pendapat
(opinion), sikap (attitude), atau perilaku (behaviour).
Dari pegertian tersebut, tampak sejumlah komponen atau unsur yang dicakup
yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi (effendy 2004 : 30)
Komponen itu adalah :
a. Komunikator : orang yang menyampaikan pesan
b. Pesan : pernyataan yang didukung lambang
c. Komunikan : orang yang menerima pesan
d. Media : sarana atau saluran yang mendukung penyampaian pesan
e. Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan
II. 1. 1. Sifat Komuniasi
Ditinjau dari sifatnya, komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Komunikasi Verbal (verbal Communication)
a. Komunikasi lisan (Oral Communication)
b. Komunikasi Tulisan (Written Communication)
2. Komunikasi Nonverbal (Nonverbal Communication)
a. Komunikasi Tubuh (Body Communication)
b. Komunikasi Gambar (Picture Communication)
c. Dll
3. Komunikasi Tatap muka (Face to face Communication)
4. Komunikasi Bermedia (Mediated Communication)
II. 1. 2. Tujuan Komunikasi
a) Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
b) Mengubah sikap (to change attitude)
c) Mengubah perilaku (to change the behaviour)
d) Mengubah masyarakat (to change the society)
II. 1. 3. Fungsi Komunikasi
a) Menginformasikan (to inform)
b) Mendidik (to educate)
c) Menghibur (to entertain)
d) Mempengaruhi (to influence)
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

II. 1. 4. Teknik Komunikasi


Berdasarkan keterampilan berkomunikasi yang dilakukan oleh
komunikator, teknik komunikasi diklasifikasikan menjadi :
a) Komunikasi informasi (Informative communication)
b) Komunikasi persuasif (Persuasive communication)
c) Komunikasi pervasif (Pervasive communication)
d) Komuniaksi koersif (Coersive communication)
e) Komunikasi instruktif (Instructive communication)
f) Komunikasi manusiawi (Human communication)
Lalu apa yang dimaksud dengan komunikasi efektif dan apa kriteria
kriterianya?. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai
efektif bila rangsangan yang disampaikan dengan yang dimaksudkan oleh
pengirim atau sumber sama dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh
penerima. Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila mencakup 5 kriteria
yaitu pemahaman, kesenagan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik
dan tindakan (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss 1996 : 22 23).
1. Pemahaman
Arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan
rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini,
komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang
cermat atas pesan yang disampaikannya.
Kegagalan utama dalam berkomunikasi adalah ketidakberhasilan menyampaikan
isi pesan secara cermat. Semakin banyak jumlah orang yang terlibat dalam
komunikasi, semakin sulit pula untuk menentukan seberapa cermat pesan
diterima. Penggunaan sarana pendukung sangat membantu memperjelas materi
yang dibicarakan.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Dalam konteks organisasional, salah satu hasil yang terpenting adalah pemahaman
pesan secara cermat. Mustahil suatu perusahaan akan berfungsi dengan baik, bila
para pegawainya tidak memahami tugas yang harus mereka kerjakan. Untuk
mencapai hal ini, diperlukan pemahaman, baik atas petunjuk verbal dari atasan
maupun atas informasi yang disebarkan melalui memo perusahaan, buku
pedoman, media internal dan penjelasan lain yang merupakan kebijakan
perusahaan.
2. Kesenagan
Tidak semua komunikasi ditujukan untuk menyampaikan maksud tertentu.
Komunikasi bisa juga dilakukan hanya sekedar berkomunikasi dengan orang lain
untuk menimbulkan kesejahteraan bersama. Komunikasi ini disebut komunikasi
fatik, misalnya menanyakan kabar atau sekedar menyapa. Komunikasi ramah
tamah ini merupakan cara yang sengaja dirancang agar orang orang dapat
memperoleh kesenangan dari perjumpaan dan obrolan obrolan tersebut. Tingkat
kesenangn dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan kita terhadap
oran yang berinteraksi dengan kita.
3. Mempengaruhi Sikap
Menurut Acuff, sepanjang sejarah belum pernah ada yang demikian besar
akan keahlian berunding secara internasioanal, yakni kemampuan para perunding
untuk mempengaruhi pihak lain dengan cara positif dan konstruktif (Stewart L.
Tubbs dan Sylvia Moss 1996 : 25). Memahami dan menyetujui adalah dua hal
yang sangat berbeda. Ketika anda memahami seseorang, itu dapat saja berarti
anda dapat menyetujuinya, bahkan boleh jadi anda jauh lebih tidak setuju dari
sebelumnya.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan


sehari hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang
lain, dan berusaha agar orang lain memhami ucapan kita. Dalam menentukan
tingkat keberhasilan, kita bisa saja gagal mengubah sikap orang lain, namun orang
tersebut tetap dapat memahami apa yang anda maksudkan. Dengan perkataan lain,
kegagalan dalam mengubah pandangan seseorang jangan disamakan dengan
kegagalan dalam meningkatkan pemahaman.
4. Memperbaharui Hubungan
Keefektifan komunikasi secara keseluruhan tidak hanya sekedar
menyampaikan pesan dan dimengerti tetapi masih memerlukan suasana psikologis
yang positif dan penuh kepercayaan. Penyebab kegagalan komunikasi adalah
salah satunya muncul karena gangguan dalam hubungan inisiasi yang berasal dari
kesalahpahaman. Komunikasi juga dimaksudkan untuk memperbaiki hubungan
antar pesona. Kadang kadang, komunikas dilakukan bukan untuk
menyampaikan informasi atau mengubah sikap seseorang, tetapi hanya untuk
dipahami dalam pengertian untuk memperbaiki hubungan antar persona.
1. Tindakan
Banyak orang berpendapat, bahwa komunikasi apapun tidak ada gunanya bila
tidak memberi hasil sesuai dengan yang diinginkan. Tindakan menjadi penetu
utama bagi suatu proses komunikasi. Misalnya, ketika dosen memberikan tugas,
dosen tidak hanya menginginkan mahasiswanya menyukai tugas tersebut tetapi
juga ia ingin mahasiswanya mengerjakan tugas tersebut.
Mendorong orang lain untuk melakukan tidakan yang sesuai dengan yang kita
inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Terkadang, lebih mudah membuat orang menyukai olahraga daripada


membuatnya melakukan olahraga. Untuk lebih mudah membangkitkan tindakan
pada penerima pesan, hal hal yang mungkin bisa dilakukan adalah :
memudahkan pemahaman penerima tentang apa yang anda harapkan, meyakinkan
penerima bahwa tujuan anda masuk akal dan mempertahankan hubungan yang
harmonis dengan penerima. Tindakan yang kita harapkan, tidak terjadi secara
otomatis, namun ada kemungkinan jika ketiga hal tersebut dilakukan.
Sementara menurut Wilbur Schramm, (Effendy 2002 : 41 42) terdapat
beberapa kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan
membangkitkan tanggapan yang kita hendaki atau disebut the condition of
success in comminication, yaitu :
1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga
dapat menarik perhatian komunikan
2. Pesan harus menggunakan lambang lambang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga
sama-sama mengerti
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada
saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
Tidak mudah untuk melakukan komunikasi efektif. Ada banyak
hambatan yang bisa merusak komunikasi. Berikut beberapa hambatannya :
a) Gangguan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Gangguan disini terdiri dari 2 bagian yaitu :


1. Gangguan Mekanik (mechanical, channel noise)
Yang dimaksud dengan gangguan mekanik ialah gangguan yang
disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan bersifat fisik.
Sebagai contoh adalah bunyi mengaung pada pengeras suara atau
riuh hadirin bunyi kendaraan lewat ketika seseorang berpidato dalam
suatu pertemuan.
2. Gangguan Semantik (semantic noise)
Gangguan jenis ini berkaitan dengan pesan komunikasi yang
pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring ke dalam
pesan melalui penggunaan bahasa. Semakin banyak kekacauan
mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada
komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik pesan.
Gangguan semantik terjadi dalam salah pengertian.
Semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang
sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang
sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang -orang yang
berlainan. Ini disebabkan dua jenis penertian mengenai kata-kata :
ada yang mempunyai pengertian denotatif dan ada yang konotatif.
Pengertian denotatif adalah pengertian perkataan yang lazim terdapat dalam
kamus yang secara umum diterima oleh orang-orang dengan bahasa dan
kebudayaan yang sama.
Pengertian konotatif adalah pengertian yang bersifat emosional latar belakang dan
pengalaman seseorang.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

b) Kepentingan
Interest atau kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi
atau menghayati suatu pesan (Effendy 2002 : 47). Orang hanya akan
memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga
menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan
merupakan sifat reaktif terhadap segala perangsang yang tidak bersesuaian atau
bertentangan dengan suatu kepentingan.
Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar dengan
keinginan, kebutuhan dan kekurangan. Keinginan, kebutuhan dan kekurangan
seseorang berbeda dengan orang lainnya dari waktu ke waktu dan dari tempat ke
tempat, sehingga karenanya motivasi itu berbeda dalam intensitasnya. Demikian
juga intensitas tanggapan seseorang terhadap suatu komunikasi.
Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi seseorang semakin besar
kemungkinan komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh pihak yang
bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan mengabaikan suatu komunikasi yang
tidak sesuai dengan motivasinya.
c) Prasangka
Prejudice atau prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan berat
bagi suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang hendak
melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik
kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan pikiran rasioanal. Emosi
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

seringkali membutakan pikiran dan pandangan kita terhadap fakta yang nyata
bagaimanapun, oleh karena seringkali prasangka itu sudah mencekam, maka
seseorang tak akan dapat berpikir secara objektif da segala apa yang dilihatnya
selalu akan dinilai secara negatif. Prasangka bukan saja terjadi terhadap suatu ras,
melainkan juga terhadap agama, pendirian politik, kelompok dan lain-lain.

II. 2

Pariwisata, Promosi Pariwisata dan Wisatawan

Istilah pariwisata konon untuk pertama kali digunakan oleh mendiang Presiden
Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism.
Pada dasarnya kegiatan yang tidak mendatangkan wisatawan maka semua
kegiatan itu dianggap gagal. Tanpa adanya wisatawan, semua kegiatan
pembangunan dan pemugaran objek-objek kebudayaan, pembangunan hotel,
persediaan angkutan, itu tidak memiliki makna kepariwisataan.
Menurut Institute of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) di
tahun 1976 merumuskan : Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara
dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan
bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempattempat tujuan tersebut: mencakup kegiatan untuk berbagai maksud, termasuk
kunjungan seharian atau darmawisata/ekskursi (dalam Pendit, 1999 : 30).
A. J. Burkart dan S. Malik dalam bukunya yangb berjudul Tourism, Past, Present,
and Future, berbunyi Pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan
dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat di mana mereka
biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan merekaselama tinggal di
tempat tujua itu (dalam Soekadijo, 2000 : 3).
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Sedangkan menurut Profesor Salah Wahab (dalam Yoeti, 1995 : 107), Pariwisata
adalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat
pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri
(di luar negeri) meliputi pendiaman dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara
atau suatu benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka
ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya dimana ia bertempat tinggal.
Dalam pengertian kepariwisataan terdapat beberapa faktor penting yang mau tidak
mau harus ada dalam batasan suatu defenisi pariwisata. Faktor-faktor yang
dimaksud menurut Yoeti, (1995 : 109) antara lain :
1. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu
2. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain
3. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya, harus selalu dikaitkan
dengan pertamasyaan atau rekreasi
4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di
tempat yang dikunjunginya dan semata-mata sebagai konsumen di
tempat tersebut.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut diatas, beliau memberikan defenisi pariwisata
sebagai berikut :
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk
berusaha atau bisnis atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi
atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

II.2.1 Jenis Pariwisata


Beberapa jenis pariwisata yang sudah dikenal, antara lain (dalam Pendit,
1994 : 41) :
a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan
untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat,
kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan
seni mereka.
b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan
untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia
tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan
rohani.
c. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan
dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi
pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran
industri, pameran dagang dan sebagainya.
e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar
atau mahasiswa, atau orang=orang awam ke suatu kompleks atau daerah
perindsutrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan
atau penelitian.
f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan
olahraga air, seperti danau pantai atau laut.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak


diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan
usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar
alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang
kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
h. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi
pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu
dengan

fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan

perjalanan.

II.2.2 Promosi Pariwisata dan Wisatawan


Promosi merupakan kegiatan yang lebih banyak mencakup mendistribusikan
promotion materials, seperti film, slides, advertisement, brochures, booklets,
leaflets, folders, melalui bermacam-macam saluran (channel) seperti: TV, radio,
majalah, bioskop, direct-mail baik pada potential tourist, yaitu sejumlah orang
yanag memenuhi syarat minimal untuk melakukan perjalanan pariwisata, karena
memiliki banyak uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempuanyai
waktu senggang untuk bepergian sebagai wisatawan maupun actual tourist,
yaitu orang yang sedang melakukan perjalanan pariwisata ke suatu daerah tujuan
tertentu; dengan tujuan mentransfer informasi dan mempengaruhi calon-calon
wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.
Promosi pariwisata yang dimaksud di sini adalah kampanye dan propaganda
kepariwisataan yang didasarkan atas rencana atau program yang teratur dan secara
kontinyu. Ke dalam, promosi ini ditujukan kepada masyarakat dalam negeri
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

sendiri dengan maksud dan tujuan menggugah pandangan masyarakat agar


mempunyai kesadaran akan kegunaan pariwisata baginya, sehingga industri
pariwisata di negeri ini memperoleh dukungan.
Ke luar, promosi ini ditujukan kepada dunia luar dimana kampanye penerangan
ini benar-benar mengandung berbagai fasilitas dan atraksi yang unik dan menarik
yang dapat disajikan kepada sang wisatawan (dalam Pendit, 1999 : 23).
Adapun komunikasi dalam kegiatan promosi dapat dibagi dalam tiga bagian
penting, yaitu:
a. Harus ada komunikator yang bertindak sebagai sender
b. Harus ada reciever yang akan menerima berita dari komunikator
c. Harus ada alat untuk menyampaikan message berupa channel yang
bertindak sebagai media saluran berita.
Komuniaktor atau sender tidak lain adalah produsen perusahaan-perusahaan
industri pariwisata yang bekerjasama dengan tourist organization lainnya. Mereka
inilah yang bertanggung jawab terhadap pemasaran produk yang dihasilkan
industri pariwisata di daerahnya. Mereka harus tahu dan menyadari kualitas
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yang menjadi pasarannya. Selain
itu, mereka juga harus merumuskan berita (messages) yang akan disampaikan
kepada calon konsumen (reciever). Untuk itu pula perlu direncanakan pembuatan
promotional materials yang baik agar kesan terhadap produk yang dihasilkan
memenuhi keinginan potential concumers yang diharapkan akan membelinya
atau mengunjungi suatu daerah tujuan.
Satu lagi yang peranannya adalah sangat menentukan juga yaitu penyalur
(channel) yang diharapkan dapat menyampaikan message bagi potential
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

consumers. Dengan dapat dipengaruhinya potential tourist ini diharapkan mereka


menjadi actual tourist yang segera akan melakukan perjalanan pariwisata.
Sejalan dengan uraian tersebut diatas juga kita mengenal promotion intruments
yang paling banyak digunakan, antara lain (Yoeti, 1996 : 188) :
a. Advertising
Advertising merupakan cara yang tepat untuk memberikan hasil produk kepada
konsumen yang sama sekali belum mereka kenal. Keuntungan penggunaan
advertising ini terutama karena dapat menjangkau banyak orang melalui media
massa, seperti surat kabar, majalah, tv, radio dan bioskop.
Tugasnya adalah untuk melancarkan pekerjaan channel yang ditunjuk (travel
agent/tour operator) dan dapat memudahkan kegiatan personal selling pada
masing-masing perantara.
Dalam kepariwisataan, selain advertising yang kita kenal melalui media massa,
kita juga mengenal advertising lain yang peranannya besar untuk promosi
kepariwisataan, yaitu :
1) Outdoor Travel Advertising
Advertising ini sifatnya sangat statis, dia hanya ditempatkan pada
tempat-tempat yang dianggap strategis di sepanjang jalan, mulai dari
airport, stasiun, terminal, shopping center. Dalam advertising ini
digunakan kalimat-kalimat yang merupakan slogan yang mudah
diingat, karena dibaca sepintas lalu. Di sini Lambang/Brand atau merk
perusahaan memegang peranan penting untuk ditempatkan pada
poster-poster

atau

Billboard

Travel

Destination.

Adakalanya

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

advertising ini dibuat dengan cat yang mengandung phosphor sehingga


dapat kelihatan dengan jelas pada malam hari.
2) Point of Sale Advertising
Ini adalah suatu bentuk advertising yang pembuatannya disesuaikan
dengan tempat di mana pesan advertising dimuat. Biasanya jenis
advertising ini terbuat dari karton-karton yang dibentuk dengan
bermacam cara, yang diletakkan di meja atau digantung dalam ruangan
kantor, di jendela, atau berupa traveling bag, ball-point, map atau
untuk menyimpan travel documents.
b. Sales Support
Sales Support dapat diartikan sebagai bantuan pada penjual dengan memberikan
semua bentuk promotion materials yang direncanakan untuk diberikan pada
umum atau travel trade yang khusus ditujukan sebagai perantara. Promotion
materials dibuat secara lengkap dan mendetail semua informasi tentang transport,
akomodasi, bar dan restoran, hiburan, atraksi dan souvenir shop. Macam sales
support yang terpenting, misalnya brosur-brosur, leaflets, wall-poster, dan dapat
pula dengan jalan memberikan point of sale advertising. Semua promotion
material ini dikirim secara periodik kepada intermediateries (perantara) seperti
hotel representative, travel agent dan tour operator lainnya.
c. Public Relation
Dalam pengertian sehari-hari public realtion dikenal dengan arti hubungan
masyarakat, yaitu suatu bagian atau seksi dalam suatu perusahaan atau organisasi
yang tujuannya sebagai juru bicara bagi perusahaan dengan pihak lain yang
memerlukan keterangan tentang segala sesuatu mengenai perusahaan, tentunya
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

apa yang hendak diberitahukan tersebut haruslah atas sepengetahuan Dewan


Direksi atau pimpinan yang ditunjuk sepanjang release yang diberikan dapat
mengharumkan nama baik perusahaan tersebut. Public relation tugasnya adalah
memelihara hubungan dengan dunia luar perusahaan, memberi informasi yang
diperlukan, mengusahakan agar ada kesan baik terhadap perusahaan sehingga
mempunyai goodwill dalam masyarakat. Fungsinya ialah memberikan release
pada umumnya atau mereka yang memerlukan seperti wisatawan, petugas riset
atau pihak kejaksaan maupun kepolisian. Kegiatan dari public relation adakalanya
membagi-bagikan berita-berita yang dianggap perlu diketahui orang banyak,
adakalanya dengan, mengundang wartawan dan pejabat-pejabat tertentu untuk
menjelaskan dan men clear-kan suatu persoalan, atau mengadakan konferensi
pers.
Adapun promosi itu sendiri dapat diklasifikasikan kedalam dua bagian, yaitu :
1) Promosi langsung
Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orangorang yang akhirnya megeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan
wisata: si calon wisatwan atau wisatawan potensial. Berhasil-tidaknya
promosi kepariwisataan akan kelihatan dari banyaknya jumlah orang yang
sungguh-sungguh membeli produk pariwisata yang dipromosikan. Untuk
tujuan tersebut, makin besar daya tarik produk pariwisata makin baik.
Untuk keperluan itu pada waktu-waktu tertentu yang tepat diadakan
kegiatan promosi.
Cara-cara yang lazim digunakan untuk keperluan itu yang terpenting
adalah sebagai berikut :
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

a) Peragaan (display), misalnya ruma adat, pakaian tradisional,


gambar-gambar. Dengan peragaan itu produk dan tempat
penjualannya lebih mudah dapat dikenal oleh calon
konsumen/wisatawan.
b) Barang cetakan (prospectus, leaflet, folder, tourism map, guide
book, booklet, atau brochure) yang disebarkan ke pasar. Berbagai
informasi dan imbauan dapat dicantumkan didalamnya.
c) Pameran khusus dan event, berupa benda-benda kebudayaan,
pertunjukan kesenian dan sebagainya, yang dapat ditingkatkan
menjadi pekan atau bulan pariwisata, yang dapat diadakan di
daerah pasar maupun di daerah tujuan wisata sendiri.
d) Pemberian rabat selama jangka waktu tertentu, biasanya diberikan
selama waktu promosi
e) Pemberian hadiah khusus selama waktu promosi kepada
konsumen/wisatawan, misalnya tas perjalanan, karcis bebas untuk
atraksi di daerah pariwisata, dan sebagainya.
2) Promosi tidak langsung (dealer promotion)
Promosi tidak langsung pertama-tama ditujukan kepada penyalur
produk pariwisata, seperti biro perjalanan umum dan cabang-cabangnya,
agen perjalanan, organisasi-organisasi perjalanan, dan sebagainya.
Tujuan promosi kepada penyalur ialah :
1. Menarik perhatian mereka pada komponen-komponen produk
pariwisata yang ditawarkan dan membuat mereka bersedia untuk
menjualkannya dalam produk pariwisata yang mereka susun;
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

2. Menciptakan kondisi dan menyediakan sarana bagi mereka untuk


menyusun produk pariwisata yang tepat untuk dijual kepada
konsumen/wisatawan.
Cara-cara yang banyak digunakan untuk keperluan tersebut antara lain :
a) Pemberian informasi dalam bentuk barang cetakan
b) Publikasi dalam majalah-majalah profesi yang beredar di daerah
perusahaan penyalur
c) Kunjungan kepada perusahaan-perusahaan penyalur
d) Pertemuan-pertemuan dengan perusahaan penyalur untuk memberi
informasi
e) Menyelenggarakan temu-karya (workshop)
f) Mengundang wakil-wakil perusahaan penyalur untuk mengunjungi
daerah tujuan wisata.
Promosi dengan cara-cara semacam itu yang cocok juga dapat dilakukan terhadap
orang-orang yang berpengaruh atas pengambilan keputusan oleh wisatawan
potensial untuk mengadakan perjalanan, seperti politisi, artis dan bermacammacam tokoh umum nasioanal maupun internasional yang pernah mengunjungi
suatu atraksi wisata. Seringnya juga terdapat tokoh-tokoh yang menarik, seperti
artis-artis terkenal dalam suatu derah pariwisata akan membuat daerah pariwisata
yang bersangkutan menjadi lebih menarik.
Dari cara-cara promosi tersebut, jelaslah bahwa ada promosi yang diadakan di
daerah pasar dan ada yang diadakan di daerah tujuan wisata.
Berhasil tidaknya promosi dapat diukur dari banyakna informasi yang diminta dan
besarnya volume kedatangan wisatawan (Soekadijo, 1996:241-244). Semua
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

klasifikasi pariwisata tersebut tidak akan ada tanpa adanya wisatawan, begitu pula
semua kegiatan kepariwisataan dianggap gagal jika tidak dapat mendatangkan
wisatawan. Sebaliknya begitu ada wisatawan yang mengunjungi objek-objek
pariwisata dan memanfaatkan jasa-jasa yang ada pada pariwisata, maka semua
kegiatan itu mendapat arti kepariwisataan dan lahirlah berbagai jenis dan macam
pariwisata.
Defenisi wisatawan menurut Norval (dalam Yoeti, 1995 : 112) adalah setiap orang
yang datang dari suatu negara yang alasannya bukan untuk menetap atau bekerja
di situ secara teratur, dan yang di negara dimana ia tinggal untuk sementara itu
membelanjakan uang yang didapatkannya di lain tempat.
Salah satu defenisi yang telah diterima oleh banyak negara ialah defenisi United
Nations Convention Concerning Custom Facilities for Touring (dalam Soekadijo,
2000 : 16). Menurut defenisi itu yang disebut wisatawan adalah setiap orang yang
datang di sebuah negara karena alasan yang sah, kecuali untuk berimigrasi, dan
yang tinggal sedikit-dikitnya selama 24 jam dan selama-lamanya 6 bulan dalam
tahun yang sama.
Menurut Soekadijo (2000 : 16) wisatawan adalah pengunjung di negara yang
dikunjunginya setidak-tidaknya tinggal 24 jam dan yang datang berdasarkan
motivasi :
1. Mengisi waktu senggang atau untuk bersenang-senang, berlibur,
untuk alasan kesehatan, studi, keluarga, dan sebagainya.
2. Melakukan perjalanan untuk keperluan bisnis.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

3. Melakukan perjalanan untuk mengunjungi pertemuan-pertemuan


atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik, keagamaan,
olahraga dan sebagainya)
4. Dalam rangka pelayaran pesiar (sea cruise), jika kalau ia tinggal
kurang dari 24 jam.
Sedangkan dalam Instruksi Presiden RI No. 9 Tahun 1969 Bab I Pasal I (dalam
Soekadijo, 2000 : 17) tertulis bahwa wisatawan atau tourist adalah setiap orang
yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan
menikmati perjalanan dan kunjungan itu.

II. 3

Program Visit Indonesia Year 2008

Tahun 2008 ini ditetapkan Pemerintah sebagai tahun kunjungan pariwisata.


Kebijakan tersebut bertujuan menggairahkan kembali wisatawan mancanegara
untuk mengunjungi Indonesia, yang pada akhir-akhir ini terasa sedikit menurun
akibat beberapa peristiwa kurang menguntungkan yang terjadi di dalam negeri
seperti musibah bencana alam (tsunami, gempa bumi, banjir, dan lain-lain) serta
aktivitas terorisme dan kriminal di berbagai daerah yang kerap membuat orang
takut. Pada 5 tahun terakhir, jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia,
masih berkisar di angka lima juta. Angka ini jauh di bawah Malaysia, Thailand,
Singapura dan Hong Kong yang rata-rata di atas 10 juta pertahunnya.
Program Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebuah program promosi
pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Pariwisata dan Kebudayaan RI. Pemerintah Indonesia menetapkan tahun 2008


sebagai Tahun Kunjungan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Visit
Indonesia Year 2008 dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan
Nasional. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat memajukan Indonesia
melalui sektor pariwisata dan promosi budaya.
Peresmian program Visit Indonesia Year (VIY) 2008 dilakukan oleh Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik pada Rabu tanggal 26
desember 2007 di JCC, Jakarta. Jero Wacik mengatakan VIY 2008 dilakukan
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan
sektor pariwisata dengan mengajak seluruh komponen masyarakat berpartisipasi
mensukseskan tahun kunjungan wisata Indonesia 2008.
Secara garis besar, program Visit Indonesia Year 2008 bertujuan untuk menarik
wisatawan domestik maupun mancanegara agar berkunjung ke tempat-tempat
wisata di Indonesia. Melalui program ini, pemerintah Indonesia menargetkan akan
menarik sekitar 7 juta wisatawan mancanegara tahun 2008 ini, dengan pemasukan
devisa negara berkisar antara US$ 6,4 miliar US$ 7 miliar
(http://ariesaksono.wordpress.com/).
Untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah telah meyiapkan berbagai program
mulai dari pembenahan infrastruktur wisata, promosi ke berbagai negara di dunia
(dengan menganggarkan dana sebesar US$15 juta atau sekitar Rp 150 miliar dari
total dana Rp 260 miliar untuk VIY 2008), serta mempersiapkan lebih dari 100
even pariwisata berskala internasional yang tersebar di berbagai daerah untuk
menyambut kedatangan wisman (wisatawan mancanegara) di Indonesia.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Memanfaatkan momen 100 Tahun Kebangkitan Nasional, pemerintah


menyiapkan 100 kegiatan wisata di daerah-daerah yang menjadi Daerah Tujuan
Wisata Utama (DTU) Indonesia. Kesepuluh Daerah Tujuan Wusata Utama
(DTW) di Indonesia diantaranya adalah :
1. Propinsi Bali
2. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
3. Propinsi Sumbar (Sumatera Barat)
4. Propinsi Sulsel (Sulawesi Selatan)
5. Propinsi NTB (Nusa Tenggara Barat)
6. Propinsi Sumut (Sumatera Utara)
7. Propinsi Sumsel (Sumatera Selatan)
8. Propinsi Kepri (Kepulauan Riau)
9. Propinsi Kaltim (Kalimantan Timur)
10. Propinsi Papua.

II.4.1 Makna Logo Visit Indonesia Year 2008


Di tengah maraknya persaingan dalam menonjolkan keistimewaan tempat
pariwisata oleh berbagai negara, Pemerintah Indonesia mencanangkan Tahun
2008 ini menjadi tahun kunjungan pariwisata atau Visit Indonesia Year 2008
sebagai langkah strategis dalam menghadapi persaingan tersebut. Logo khusus
event ini dibuat secara khusus dengan mengambil lambang negara Burung Garuda

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

sebagai model utamanya, yang secara keseluruhan bermakna:

Gambar II.1 Logo Visit Indonesia Year 2008

Konsep logo Visit Indonesia Year 2008 mempunyai makna :


1. Bentuk atau gambar logo berbentuk siluet burung garuda mengambil
konsep Garuda Pancasila sebagai dasar negara
2. Lima sila dari Pancasila digambarkan berupa 5 garis warna yang berbeda
dan merupakan simbol diversity Indonesia yang penuh dengan
keanekaragaman.
3. Logo diolah menjadi bentuk dan warna yang dinamis sebagai perwujudan
dari Dinamika Indonesia yang sedang berkembang.
4. Jenis huruf dari logo mengambil dari elemen otentik Indonesia yang
disempurnakan dengan sentuhan modern.

II.4.2 Promosi dan Media Kampanye Visit Indonesia Year 2008


Banyak cara mempromosikan VIY 2008 yang dilakukan. Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata, Jero Wacik, sebagai menteri yang langsung menangani
kepariwisataan, telah melakukan kunjungan ke kantor-kantor media massa. Lebih
daripada itu, kedatangan Menteri Jero Wacik ke ruang-ruang media publikasi
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

dimaksud menjadi pertanda bahwa Bapak Menteri tahu betul apa yang mesti
dilakukan dalam menggenjot perolehan target 7 juta wisatawan ke Tanah Air
tahun 2008 ini.
Menbudpar bersama jajaran pariwisata perlu membangun Citra Indonesia yang
baik dan bersahabat di mata masyarakat internasional. Satu-satunya cara untuk
menciptakan wajah nusantara yang indah bagi para turis mancanegara adalah
mempublikasikan secara besar-besaran dan simultan tentang sisi lain dari
Indonesia, yang selama ini amat buruk di mata dunia. Oleh karena itu, media
diminta untuk memberitakan hal-hal yang positif dari bangsa dan negara ini.
Dengan dana promosi sebesar US$15 juta atau sekitar Rp 150 miliar dari total
dana Rp 260 miliar untuk VIY 2008, promosi akan lebih banyak dilakukan di luar
negeri, hal ini karena program Visit Indonesia Year 2008 lebih difokuskan untuk
wisatawan mancanegara (Explore Indonesia, 05 April 2008).
Adapun bentuk promosi kampanye Visit Indonesia Year 2008 adalah (Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Sumut) :
a) Peragaan (display), misalnya rumah adat, pakaian tradisional, gambargambar tentang berbagai alam dan keunikan budaya Indonesia.
b) Barang cetakan (prospectus, leaflet, folder, booklet, atau brochure) yang
disebarkan ke pasar tentang berbagai informasi pariwisata Indonesia.
c) Pameran khusus, berupa pertunjukan kesenian dan kebudayaan, yang
ditingkatkan menjadi pekan atau bulan pariwisata
Promosi Visit Indonesia Year 2008 telah dilakukan dalam berbagai
kesempatan khususnya dalam pameran pariwisata langsung di berbagai tempat di
negara-negara di dunia. Dalam pameran tersebut, pemerintah menampilkan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

berbagai bentuk promosi dan pertunjukan kebudayaan langsung. Berbagai


pameran atau festival pariwisata itu antara lain : (http://www.myindonesia.info/page.php?ic=53&id=129)
1. Moskow International Tourism Festival, Rusia
2. World Tourism Market (WTM), London, UK
3. China International Travel Market, Shanghai, China
4. Pameran Keris Indonesia, Mexico
5. Fantastic Indonesia Holiday Fair, Singapore
6. Japan International Travel Market, Japan
Media promosi yang digunakan dalam kampanye Visit Indonesia Year
2008 ini adalah :
1. Media cetak, berupa surat kabar (Times), majalah (Inside Sumatra),
brosur, dll.
7. Media elektronik, berupa radio (BBC), televisi (CNN, National
Geographic Channel), internet (www.my-indonesia.info), dll.
8. Media transportasi, seperti pesawat (Garuda Indonesia), bus (angkutan
umum di Beijing), kapal (pesiar/dagang), dll.

II.4.3 100 Even Periwisata Visit Indonesia Year 2008


Sementara untuk program VIY 2008 ini, dengan memanfaatkan momen 100
Tahun Kebangkitan Nasional, pemerintah menjadwalkan 100 even pariwisata di
daerah-daerah yang menjadi Daerah Tujuan Wisata Utama (DTU) Indonesia,
diantaranya Bali, Yogyakarta, Sumbar, Sulsel, NTB, Sumut, Sumsel, Kepri,
Kaltim dan Papua.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Keseratus kegiatan wisata dan budaya ini telah dipersiapkan dengan baik agar
mampu menggaet dan mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara
dengan keunikan dan kekhasan setiap daerah di Indonesia. Semua ini diharapkan
dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara untuk mengunjungi
Indonesia. Adapun ke-100 even pariwisata tersebut adalah (Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Sumatera Utara):
KALENDER 100 FESTIVAL SEPANJANG TAHUN
DI INDONESIA
JANUARI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Wayang Golek (Bandung, Jawa Barat)


Wayang Kulit (Yogyakarta)
Festival Keraton Nusantara (Gowa, Sulawesi Selatan)
Festival Budaya Tradisional Minangkabau (Padang, Sumatera Barat)
Adu Kerbau Air (Sumatera Barat)
Grand Launching VIY 2008 (Jakarta)
Festival Tabot (Bengkulu)
FEBRUARI

8. Putri Bau Nyale Mandalika (Lombok, Nusa Tenggara Barat)


9. Enjoy Jakarta Indonesia Open Golf (Jakarta)
10. Festival Arak Tabuik (Pariaman, Sumatera Barat)
11. Upacara labuhan Laut (Cilacap, Jawa Tengah)
12. Tourism Fun Day Anyer (Banten)
13. Upacara Persembahan Laut (Cilacap, Jawa Tengah)
14. Upacara Pasola (Sumba, Nusa Tenggara Timur)
MARET

15. Hajat laut (Pangandaran, Jawa Barat)


16. International Furniture & Craft Fair (Jakarta)
17. Festival Budaya Bumi Khatulistiwa (Pontianak, Kalimantan Barat)
18. Jakarta International Java Jazz Festifal (Jakarta)
19. Parade Budaya dan Tari Tradisional (Batam, Kepulauan Riau)
20. Agrinex Expo (Jakarta)
APRIL

21. Woodworking Indonesia 2008 (Jakarta)


22. Perayaan Sekaten (Yogyakarta)
23. Indonesia 2nd International Diving, Aventure Travel, Water Sport
(Jakarta)
24. Pasar Malam Sekaten (Solo, Jawa Tengah)
25. Legu Gam (Ternate, Maluku Utara)
26. Festival Keraton (Ternate, Maluku Utara)
27. Mappanretasi/Upacara Labuhan Laut (Pagatan, Kalimantan Selatan)
28. Konferensi Internasional Tentang Budaya Lokal dan
Pariwisata
Kerakyatan (Padang, Sumatera Barat)
MEI
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

29. Perlombaan Perahu Tradisional (Jambi)


30. SMEs Co Gift Show (Jakarta)
31. Festival Budaya Gorontalo (Gorontalo)
32. Festival Galesong (Takalar, Sulawesi Selatan)
33. Festival Menee (Talaut, Sulawesi Utara)
34. Festival Budaya Isen Mulang (19-24, Palangkaraya - Kalimantan Tengah)
35. Sendratari Ramayana (Saat Bulan Purnama dari Mei-Oktober, Prambanan
Yogyakarta)
JUNI

36. World Batik Summit (Jakarta)


37. Indonesia Performing Art Marts (IPAM), (05-06 Juni 2008, Jakarta)
38. Jakarta Great Sale, (Juni-Juli, Jakarta)
39. Upacara Waisak (Magelang, Jawa Tengah)
40. Pekan Raya Jakarta Kemayoran (Jakarta)
41. Festival Sriwijaya, (16-23 Juni, Palembang-Sumatera Selatan)
42. Festival Kesenian Jogyakarta (Yogyakarta)
43. Balap Kuda Tradisional (Agam, Sumatera Barat)
44. Rafting Sungai Batang Asai (Jambi)
45. Stabas by Festival Surfing Exhebition (Lampung)
46. Festival Bakar Tongkang (Bagansiapiapi, Riau)
47. Balap Kuda (Juni-Desember, Sragen - Jawa Tengah)
JULI

48. Festival Budaya Danau Kerinci (Jambi)


49. Festival Layang-layang Kertas Pantai Pandanggalak (Sanur, Bali)
50. Festival dan Kontes Layang-Layang Kertas Pantai Pangandaran
(Pangandaran, Jawa Barat)
51. Festival Danau Toba (Parapat, Sumatera Utara)
52. Rambu Solo/Rambu Tuka (Tana Toraja, Sulawesi Selatan)
53. Festival Seni Tahunan Bali (Bali)
54. Balap Yacht Internasional Darwin-Ambon (Ambon, Maluku)
55. Bali Fashion Week (Bali)
56. International Surfing Competition (Huu, Dompu, Nusa Tenggara Barat)
57. Festival Pagaruyung (Batusangkar, Sumatera Barat)
58. Festival Bunga Tomohon (Tomohon, Sulawesi Utara)
59. Festival Senggigi (Senggigi Lombok Nusa Tenggara Barat)
60. Festival Apntai Manado (Manado, Sulawesi Utara)
61. Balap Perahu Elang Laut (Batam, Riau)
62. Konferensi Internasional Tentang Masyarakat Melayu dan Pariwisata
Kebudayaan (Sumatera Barat)
63. Spectaculer of di Candi Cetho (Karanganyar, Jawa Tengah)
64. Perayaan Suran Jamas Langse (1 Muharam), (Makam P. Samodro, Sragen,
Jawa Tengah)
65. Festival serumpun Sebalai (31 Juli-3 Agustus, Pangkal Pinang Belitung)
AGUSTUS

66. Pacu Jalur, Teluk Kuantan (Riau)


67. Jakarta Wedding Festival (Jakarta)
68. Festival Krakatau (Lampung)
69. Festival Perahu Naga (Sumatera Barat)
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

70. Semarang Pesona Asia (Semarang, Jawa Tengah)


71. Balap Sandeg (Majene, Sulawesi Barat)
72. Festival Sungai Musi (Palembang Sumatera Selatan)
73. Kompetisi Kano Tradisional (Banjarmasin, Kalimantan Selatan)
74. Parade Budaya Nasional (Jakarta)
75. Festival Budaya Papua (Papua)
76. Port Numbay Festival (Papua)
77. Festival dan Expo Flora dan Fauna (Jakarta)
78. Aceh Culture Week (Aceh)
79. Yadnya Kasarfa (Agustus-September, Probolinggo Jawa Timur)
SEPTEMBER

80. Karapan Sapi (Madura, Jawa Timur)


81. Festival Bunaken (Manado, Sulawesi Utara)
82. Festival Erau, Sungai Mahakam (Samarinda, Kalimantan Timur)
83. Indonesi International Travel Fair (Jakarta)
84. Festival Sam Po Kong/Cheng Ho (Semarang, Jawa Tengah)
85. International Surfing Exhebition Championship (Bali)
86. Sail Indonesia (September-Oktober, Jepara Jawa Tengah)
87. Kuta Karnival (1-9 September, Pantai Kuta Bali)
88. Festival Mejuah-juah (Brastagi, Karo, Sumatera Utara)
89. Festival Dungderan Warak Ngendong (23 September, Semarang Jawa
Tengah)
OKTOBER

90. World Culture Forum Exhebition (Bali)


91. Festival Perahu Naga, Tanjung Pinang (Riau)
92. Sangiran Pre Historic Javaensis Exhebition
93. Balap Sapi dan Kerbau (Buleleng dan Jembaran, Bali)
94. Pertandingan Kora-Kora (Banda Neira, Maluku Tengah)
95. Upacara Grebeg Syawal (13-14 Oktober, Yogyakarta)
96. World Culture Forum & Exhebition (8-9 Oktober, Bali)
NOVEMBER

97. International Ecotourism Business Forum (Sulawesi Utara)


98. Festival Danau Tondano (Sulawesi Utara)
99. Indonesia 10 K (11 November, Jakarta)
DESEMBER

100. Festival Way Kambas (Lampung)


II.4.4 Program VIY 2008 oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya
Samosir
Untuk menyambut program Visit Indonesia Year 2008 ini, pemerintah Kabupaten
Samosir menyiapkan diri dengan serius. Berbagai pembenahan dilakukan, mulai
dari infrastruktur wisata, perbaikan pelayanan sampai dengan peningkatan
promosi ke berbagai daerah di dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini sejalan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

dengan visi Samosir menjadi Kabupaten Pariwisata 2010. Karena itu, program
VIY 2008 ini juga dilakukukan pemerintah samosir sebagai tonggak kebangkitan
pariwisata di Samosir.
Karenanya, pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat dan pihak swasta,
tengah menggodok serangkaian program guna menyukseskan program Visit
Indonesia Year 2008 dan merealisasikan tekad Samosir menjadi kabupaten
terdepan di Sumut, melalui pengembangan sektor pariwisata, yakni mewujudkan
Samosir menjadi Kabupaten Pariwisata 2010.
Adapun program-program tersebut diantaranya :
1. Peningkatan aksesibilitas
2. Pembenahan Objek Wisata dan pendukungnya (seperti perhotelan,
restoran, dan rumah makan)
3. Peningkatan keamanan dan kenyamanan
4. Mendorong masyarakat sebagai pelayan bagi wisatawan.
Sementara untuk menyukseskan program Visit Indonesia Year 2008 ini,
pemerintah Samosir melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten
Samosir meyelenggarakan berbagai kegiatan diantaranya pameran/festival
kebudayaan dan teknologi serta menyelenggarakan berbagai promosi pariwisata
ke berbagai daerah di Indonesia dan di luar negeri. Adapun berbagai pameran dan
promosi tersebut adalah (Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir):
1. Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), di Medan, Sumatera Utara (19 Maret
s/d 15 April 2008)
Pekan Raya Sumatera Utara adalah merupakan salah satu arena Promosi/Pameran
Hiburan dan Rekreasi yang diikuti oleh Pemkab/Pemko se-Sumatera dengan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

menampilkan produk-produk unggulan dan peluang investasi di bidang agribisnis,


perdagangan, pariwisata dari setiap kabupaten/kota yang diselenggarakan setiap
tahun.
Disamping menampilkan produk-produk unggulan tersebut, juga sebagai arena
untuk menampilkan berbagai pagelaran seni budaya yang dimiliki oleh
masyarakat Sumatera Utara.
Partisipasi Pemkab. Samosir pada PRSU ke-37 tahun 2008 tersebut, adalah
sebagai upaya untuk lebih memperkenalkan Samosir ke tingkat Sumatera Utara,
Nasional maupun Internasional yang memiliki berbagai potensi, kondisi serta
peluang-peluang investasi di bidang pertanian (agribisnis), pariwisata,
perdagangan, dengan tujuan untuk lebih memacu pembangunan demi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Lake Toba Eco Tourism Sports (LTETS) di Tuktuk Siadong, Kecamatan
Simanindo (5-9 Mei 2008, 19-25 Mei 2008)
Lake Toba Eco Tourism Sports (LTETS) 2008 merupakan sebuah even
internasional yang menggabungkan olahraga dan pariwisata di Samosir. Hal ini
dilaksanakan guna menunjang kepariwisataan di Samosir, sekaligus sebagai
sarana pembenahan infrastruktur yang ada dikawasan tersebut dengan kerja sama
beberapa kabupaten di sekitar Danau Toba.
Lake Toba Eco Tourism Sports (LTETS) dilaksanakan pada tanggal 5-9 Mei dan
selanjutnya pada 19-25 Mei 2008 di Tuktuk Siadong Pangururan, dengan
mempertandingkan 11 cabang olahraga diantaranya: Paralayang (peserta negara
ASEAN), Bina Raga, Tinju, Festival Gondang Tradisional anak sekolah dan
Lomba Trio Batak, Lomba Lari 10 K (peserta Nasional), Lomba Renang di Alam
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Terbuka, Pertandingan Volley Pantai, Lomba Solu/Dragon Boat, Lomba Sepeda


Sehat, Jambore Motor Mercy Club (Nasional), dan BMX-fun bike.
3. Gebyar Wisata Nusantara (GWN) 2008, di Jakarta (29 Mei - 1 Juni 2008)
Gebyar Wisata Nusantara (GWN) merupakan forum pariwisata terbesar yang
diselenggarakan untuk mempertemukan industri pariwisata dengan masyarakat
konsumen yang ingin memperoleh informasi aktual, akurat dan komprehensif
yang berguna dalam menetapkan rencana kunjungan wisata ke berbagai daerah di
Indonesia.
Gebyar Wisata Nusantara (GWN) berlangsung di Balai Kartini Expo Center pada
29 Mei 1 Juni dan dibuka secara resmi oleh Jero Wacik, Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata RI. GWN sudah berlangsung selama 6 tahun sejak 2002, diikuti
oleh lebih dari 140 institusi terdiri dari pemerintah daerah (termasuk Pemkab
Samosir), pengelola objek wisata, biro perjalanan wisata, hotel dan perusahaan
kerajinan dan cindera mata khas daerah. Pameran ini setiap tahunnya berhasil
dikunjungi oleh lebih dari 20.000 pengunjung yang berpotensi mengadakan
perjalanan wisata ke daerah. Hal ini membuktikan bahwa Gebyar Wisata
Nusantara (GWN) dipercaya oleh masyarakat pariwisata Indonesia sebagai
rujukan utama berpotensi dan memilih paket perjalanan wisata nusantara.
Gebyar Wisata Nusantara (GWN) dimeriahkan dengan berbagai acara yang
menarik dan bermanfaat bagi pengunjung dan peserta seperti: bursa paket wisata
daerah, dialog nasional pariwisata, lomba mewarnai, pentas seni dan budaya
daerah, festival pakaian adat, dll.
4. Jambore Tekhnologi Tepat Guna Sumatera Utara (Jambore TTG), di
Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo (24-27 Juni 2008)
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Jambore TTG tingkat Sumatera Utara ini diselenggarakan di Tuktuk


Siadong dengan maksud sebagai ajang pameran terhadap hasil tekhnologi tepat
guna se-Sumatea Utara. Tekhnologi Tepat Guna adalah teknologi yang
pemanfaatannya berwawasan lingkungan dan dapat dirasakan manfaatnya secara
langsung oleh masyarakat.
5. Sumatera International Travel Fair (SITF), di Padang Sumatera Barat (30
Juni 2008)
Sebagai salah satu upaya mempromosikan kepariwisataan Samosir, dan
menyukseskan Visit Indonesia Year 2008, Pemkab samosir melalui Dinas
Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir turut berpartisipasi dalam Sumatera
International Travel Fair (SITF), yang berlangsung pada tanggal 30 Mei s.d 1
Juni 2008 bertempat di Hotel Bumi Minang, Padang, Sumatera Barat.
Sumatera International Travel Fair (SITF) merupakan subregional event yang
berkembang dari hasil kerjasama antara negara-negara IMT-GT (Indonesia,
Malaysia, Thailand Growth Triagle) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan
dari kawasan regional dan internasional. SITF 2008 ini mengangkat tema
adventure diikuti oleh 44 buyers dari 9 negara yaitu, Belgia, Czech Republik,
Perancis, Netherlands, Slovakia, Jerman, India, China, dan Indonesia dan 19
sellers dari 4 negara yaitu, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia.
6. Pesta Danau Toba (PDT), di Parapat, Kabupaten Simalungun. (14-17 Juli
2008)
Pesta Danau Toba merupakan sebuah festival budaya tradisional yang
menampilkan kekayaan adat dan budaya suku bangsa Batak (Toba, Karo,
Simalungun, Mandailing, Pakpak) yang berada di sekitar Danau Toba. Festival ini
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

diikuti oleh semua masyarakat dari 7 kabupaten yang ada di sekitar Danau Toba.
Dalam festival ini, dilaksanakan berbagai atraksi budaya dan olahraga yang
bertaraf internasional, seperti lomba perahu naga/dragon boat, dan pertunjukan
kesenian daerah-daerah sekitar Danau Toba.
Pemerintah Kabupaten Samosir turut ambil bagian sebagai tuan rumah kedua
setelah Parapat dan turut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dalam festival ini.
Kegiatan Pesta Danau Toba selain di Parapat, juga dipusatkan di Tuktuk Siadong,
Kecamatan Simanindo - Kabupaten Samosir.
Festival ini, merupakan salah satu dari 100 even pariwisata yang dipersiapkan
pemerintah untuk menyukseskan program Visit Indonesia Year 2008. Pesta Danau
Toba ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumut Syamsul Arifin dan ditutup
oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 14 17 Juli 2008 di Open Stage Parapat, Kabupaten Simalungun.

II. 4

Teori AIDDA

Apabila kita hendak mengadakan kegiatan persuasi dalam usaha memperkuat,


mempengaruhi serta mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku, maka
seyogianya kita memperhatikan dengan seksama faktor-faktor determinan
internal, faktor-faktor hambatan persuasi, faktor-faktor evasi terhadap persuasi
dan faktor-faktor norma kelompok.
Banyak sarjana memberikan pikirannya tentang pendekatan dalam kegiatan
persuasi, yang umumnya mempunyai tendensi yang sama, yaitu yang disebut A-A
Procedure atau from Attention to Action Procedure. A-A Procedure ini adalah
proses pentahapan persuasi yang dimulai dengan usaha menumbuhkan perhatian
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

(attention) untuk kemudian akhirnya berusaha menggerakkan seseorang atau


orang banyak agar berbuat (action) seperti yang kita harapkan (dalam Effendi,
2000 : 304).
Adapun formula atau pendekatan yang disebut sebagai A-A Procedure dalam
AIDDA ini, dapat dijadikan sebagai landasan pelaksanaan. Formula AIDDA
merupakan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasi. Penjelasannya adalah
sebagai berikut :
A

Attention : Perhatian

Interest

: Minat

Desire

: Hasrat

Decision : Keputusan

Action

: Tindakan/Kegiatan

Dalam hal ini, komunikasi persuasi didahului dengan upaya membangkitkan


perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata
yang merangsang, tetapi juga dalam penampilan (appearance) ketika menghadapi
khalayak, senyum yang tersungging pada wajah yang cerah sudah bisa
menimbulkan perhatian pada khalayak.
Apabila perhatian sudah terbangkitkan, kini menyusul upaya menimbulkan minat.
Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut
kepentingan komunikan. Karena itu, komunikator harus mengenal siapa
komunikan yang dihadapinya, know your audience, kenalilah khalayakmu,
demikian nasihat ahli komunikasi.
Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan
ajakan, bujukan atau rayuan komunikator. Disini imbauan emosional perlu
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap berikutnya komunikan dapat


mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang diharapkan.
Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa kampanye Visit Indonesia Year
2008 merupakan sebagai komunikator yang menyampaikan pesan kepada
komunikan (khalayak sasaran) yaitu masyarakat Internasional dengan tujuan
untuk menarik perhatian yang diharapkan dapat memunculkan minat, hasrat atau
keinginan, keputusan serta tindakan langsung untuk mengunjungi objek wisata
yang ada di wilayah Indonesia.
Penerimaan pesan-pesan yang ditawarkan oleh kampanye Visit Indonesia Year
2008 kepada masyarakat Internasional adalah melalui beberapa tahapan yaitu :
11. Perhatian (attention) ; yaitu kampanye Visit Indonesia Year 2008
memberikan

suguhan

dalam

berbagai

media

(cetak

maupun

elektronik), yang menarik perhatian dengan menampilkan gambar serta


visual berbagai objek wisata di Indonesia beserta kegiatan-kegiatan
yang ada di dalammya. Dengan menampilkan objek wisata dalam
kemasan audiovisual maka akan kelihatan lebih menarik.
12. Minat (interest) ; yaitu dengan adanya perhatian khalayak kepada
kampanye Visit Indonesia Year 2008, maka diharapkan perhatian
tersebut akan memunculkan minat atau ketertarikan terhadap objekobjek wisata di Indonesia. Hal ini akan terjadi apabila kemasan dalam
kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini menggunakan kata-kata atau
kalimat yang dapat merangsang serta menimbulkan rasa ingin tahu
lebih jauh.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

13. Keinginan (desire) ; keinginan untuk merasakan, menikmati, memakai


dan menyaksikan langsung harus dapat dibangkitkan yaitu dengan
menimbulkan ketertarikan terhadap objek wisata indonesia untuk
menjadikannya menjadi kebutuhan khalayak.
14. Keputusan (decision) ; pada tahap ini, ketertarikan itu telah berhasil
diciptakan menjadi sebuah kebutuhan. Khalayak

harus dapat

diyakinkan agar dapat mengambil keputusan untuk dapat langsung


menikmati dengan mengunjungi berbagai Daerah Tujuan Wisata
(DTW) tersebut.
Kegiatan (action) ; tahapan ini merupakan tahap akhir yang akan dilakukan oleh
khalayak setelah melalui tahap perhatian, minat, keinginan, dan keputusan.
Kampanye Visit Indonesia Year 2008 harus dibuat dengan kemasan yang menarik
perhatian agar khalayak bergerak dan melakukan respon yang sesuai dengan yang
diaharapkan yakni dengan tidakan atau kegiatan mengunjungi berbagai Daerah
Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukakan di daerah Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo,
Kabupaten Samosir.
Tuktuk merupakan semenanjung kecil di Pulau Samosir yang menjorok ke Danau
Toba. Daerah ini sejak tahun 1960 berkembang menjadi lokasi wisata dan penuh
dengan tempat penginapan, caf, bar, warung, dan rumah makan.
Tuktuk merupakan kawasan yang sangat tenang, sejuk, dan cocok untuk bersantai.
Pemandangan Danau Toba dari semenanjung ini cukup memukau. Pantainya
relatif bersih dan menjadi persinggahan bagi turis yang ingin berkeliling Samosir.

III.1.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam


Secara geografis Kecamatan Simanindo terletak diatas permukaan laut
901-1.496 meter dengan luas wilayah 198,20 km2, dan berada diantara 2 33' - 2
48' Lintang Utara dan 98 42' - 98 56' Bujur Timur, dengan batas-batas sebagai
berikut :
1. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Onan Runggu, Kec. Palipi dan
Danau Toba
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Danau Toba
4. Sebelah Utara berbatasan dengan Kec. Pangururan dan Kec. Ronggur
Nihuta
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Secara administratif, Kecamatan Simanindo dibagi atas 16 desa/kelurahan yang


terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan, dengan klasifikasi 2 desa swadaya, 10 desa
swakarya,dan 4 desa swasembada. Sesuai dengan letaknya yang berada di garis
khatulistiwa, Kecamatan Simanindo tergolong ke dalam daerah beiklim tropis
basah dengan suhu berkisar antara 17C - 29C dan rata-rata kelembaban udara
85,04 persen. Rata-rata tinggi curah hujan yang terjadi pada bulan September
dengan 1.358 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 13 hari. Sedangkan curah
hujan terendah terjadi pada bulan Februari yaitu sekitar 19 mm, dengan jumlah
hari hujan 2 hari.
Penduduk Tuktuk Siadong yang terkenal dengan keramah-tamahan ini terdiri dari
berbagai suku, seperti Batak Toba (sebagai suku mayoritas), Simalungun, Jawa
dan Melayu. Walaupun Tuktuk merupakan kelurahan kecil dan dikelilingi
perbukitan, sarana jalan dan angkutan cukup lancar. Terutama untuk menunjang
aktivitas kepariwisataan. Tuktuk Siadong merupakan daerah lintasan ringroad
Samosir dan ringroad Danau Toba (pengangkutan danau). Jarak antara kota
kecamatan dengan kota kabupaten sekitar 48 Km ditunjang fasilitas jalan aspal
yang baik.
Selain itu, sebagai penunjang utama sebagai Daerah Tujuan Wisata, Tuktuk
Siadong telah dilengkapi berbagai Hotel/Penginapan dan Restoran/Rumah Makan.

Tabel 3.1
Jumlah Hotel/Penginapan
Kelas

Hotel/Penginapan

Kamar

Tempat Tidur

Melati 1/1Jasmine

224

443

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Melati 2/2Jasmine

171

339

Melati 3/3Jasmine

Melati 4/4Jasmine

Melati 5/5Jasmine

75

869

1.778

1.264

2.570

Jumlah

Dari keterangan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat sekitar
79 penginapan/hotel dan sebagian besar (sebanyak 75 buah) termasuk kategori
Hotel Melati 5 (5 Jasmine), sisanya 2 buah kategori Melati 1 dan 2 buah kategori
Melati 2, dengan jumlah kamar keseluruhan sebanyak 1.264 dan sebanyak 2.570
tempat tidur.

III. 2 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode korelasional, yaitu
metode yang berusaha meneliti sejauhmana variasi pada suatu variable hubungan
dengan variasi-variasi pada variable lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel tersebut dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu
(Nawawi, 1995 : 141). Dalam konteks penelitian ini, kedua variabel tersebut
adalah Kampanye Visit Indonesia Year 2008 (Variabel X) dan Peningkatan
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Variabel Y).
III. 3 Populasi dan Sampel
III. 3. 1 Populasi

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia,
benda, hewan dan tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa sebagai sumber
data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian (Nawawi, 1995 : 141).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Samosir selama tahun
2007 adalah sebanyak 29.688 orang, 12.008 orang diantaranya adalah wisatawan
asing, sementara wisatawan lokal sebanyak 17.680 orang. (Dinas Pariwisata, Seni
dan Budaya Kabupaten Samosir 2008)

Tabel 3.2
Arus Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2003 s/d 2007
Wisatawan
Tahun

Jumlah
Nusantara

Mancanegara

2003

19.192

5.739

24.931

2004

17.200

15.334

32.534

2005

16.217

12.068

28.285

2006

17.242

11.622

28.864

2007

17.680

12.008

29.688

Jumlah

87.531

56.771

144.302

Sumber : Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Samosir 2008


Dengan melihat data dari tabel arus kunjungan wisatawan di atas, didapat bahwa
kunjungan wisatawan asing yang mengunjungi Tuktuk Siadong dari tahun ke
tahun terdapat kecenderungan jumlah yang tidak sama, sehingga peneliti
mengambil rata-rata perbulan kunjungan wisatawan domestik dari 5 (lima) tahun,
yaitu :
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Rata-rata per tahun :


56.771
= 11.354,2
5

Sedangkan rata-rata per bulan :


11.354, 2
= 946,183
12

Dan berikut ini merupakan data kunjungan wisatawan yang mengunjungi


Samosir dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2007 :
Tabe 3.3
Arus Kunjungan Wisatawan ke Samosir Tahun 2007/Per Bulan
No.
1.

Bulan

Domestik

Mancanegara

Jumlah

Januari

1.816

1.168

2.984

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

2.

Februari

894

946

1.840

3.

Maret

912

891

1.803

4.

April

855

723

1.578

5.

Mei

1.098

817

1.915

6.

Juni

2.597

1.264

3.861

7.

Juli

2.167

960

3.127

8.

Agustus

1.583

904

2.487

9.

September

1.795

871

2.666

10.

Oktober

1.140

934

2.074

11.

November

921

857

1.778

12.

Desember

1.902

1.673

3.575

17.680

12.008

29.688

Jumlah

III.3. 2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi,
1995 : 144). Berdasarkan data yang diperoleh dalam pra penelitian, maka peneliti
menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dengan tingkat
kepercayaan 90%, yakni sebagai berikut :
n =

N
N (d 2 + 1)

N = Jumlah Populasi
n = Sampel
d2 = Presisi

Berdasarkan data yang ada maka sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak :

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

12.008
12.008(0,1) 2 + 1
12.008
120,08 + 1

= 12.008
121,08

= 99,17

= 99 orang

III.3. 3 Teknik Penarikan Sampel


Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah :
Accidental Sampling (Sampel Takterduga)
Sampel Takterduga merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan
dijumpai, atau siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan
dipergunakan sebagai sampel yang sesuai dengan syarat sebagai sumber data
(Rakhmad, (1999 : 81).
Penelitian ini mengambil sampel siapa saja yang kebetulan ditemui di lapangan,
yaitu wisatawan tersebut haruslah memenuhi syarat wisatawan yakni sedang
tinggal di lokasi penelitian minimal selama 1x24 jam.

III.4

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data-data dari
buku-buku serta bacaan yang relevan serta mendukung penelitian.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

2. Penelitian Lapangan (Field Research)


Yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data dari lapangan yang
meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, meliputi kegiatan :
a. Kuesioner, yaitu alat pengumpul data dalam bentuk sejumlah
pertanyaan tertulis yang dijawab dengan tertulis pula oleh
responden (Nawawi, 1995 : 17). Adapun kuesioner ini
diberikan pada saat para wisatawan menikmati dan bersantai
disekitaran Tuktuk.
b. Wawancara, yaitu alat pengumpul data yang berbentuk
sejumlah pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengumpul data
sebagai pencari informasi (Interviewer) yang dijawab secara
lisan pula oleh responden (Nawawi, 1995 : 111). Adapun yang
diwawancarai adalah para pelaku wisata (baik di hotel, guide
dan pegawai di Dinas Pariwisata, Budaya dan Seni Samosir),
serta para wisatawan asing/mancanegara yang melakukan
kunjungan wisata di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong,
Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

III.5. 1 Teknik Analisa Data


Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa table tunggal yang merupakan
suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variable penelitian ke
dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal
merupakan langkah awal dalam dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom,
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995
: 226). Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa
taap analisis, yaitu :

III.5.1 Analisis Tabel Tunggal


Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan
variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.
Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari
dua kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori
(Singarimbun, 1995 : 271)

III.5.2 Analisis Tabel Silang


Merupakan suatu Teknik untuk menganalisa dan mengetahui variabell
yang satu memiliki dengan variabel lainnya, sehingga dapat diketahui apakah
variabel tersebut bersifat positif atau negatif (Singarimbun, 1995 : 271).

III.5.3 Uji Hipotesa


Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat
hubungan diantara kedua variabel yang dikorelasionalkan, maka peneliti
menggunakan rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Kriyantono,
2006 : 174-175).
Spearman Rho Koefisien menunjukkan hubungan antara variabel X
dan variabel Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Koefisien korelasi non
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

parametik ini digunakan untuk menghitung data dua variabel yang ditetapkan
peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar (dirangkin) rumus untuk
koefisien korelasinya adalah : (Kriyantono, 2006 : 174)
Rs = 1

6 d2

N ( N 2 1)

Keterangan :
rs = koefisien korelasi
1

= bilangan konstan

= bilangan konstan

= perbedaan antara pasangan jenjang

= sigma atau jumlah


N = jumlah individu dalam sampel
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan
untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rs < O, maka hipotesa ditolak
Jika rs > O, maka hipotesis diterima

Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n > 10, digunakan rumus ttest
pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut :

Keterangan :

n2

= nilai thitung

1 rs2

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

rs

= nilai koefisien korelasi

= Jumlah Sampel

Selanjutnya, untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guildford


(Rakhmat, 2004 : 29) :
Kurang dari 0,20

: Hubungan rendah sekali

0,20 0,40

: Hubungan rendah tapi pasti

0,40 0,70

: Hubungan yang cukup berarti

0,70 0,90

: Hubungan yang tinggi

Lebih dari 0,9

: Hubungan sangat tinggi atau kuat sekali, bisa


diandalkan

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

BAB IV
PEMBAHASAN

IV.1. Analisis Tabel Tunggal


Analisa tabel tunggal dilakukan dengan membagi bagikan variabel penelitian ke
dalam kategori kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal
merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom,
sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori.
Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal ini terdiri dari 3 bagian yaitu,
karakteristik responden, kampanye Visit Indonesia Year 2008 dan peningkatan
jumlah kunjungan wisatawan. Tabel tunggal ini di analisis dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS versi 15.0.

VI.1.1. Karakteristik Responden


Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latarbelakang
responden. Karakter yang dipakai adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan,
kebangsaan, lama kunjungan, dan jumlah kunjungan ke Indonesia.
Tabel 4.1
Usia
Usia Responden
Valid 21-25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
41 keatas
Total

Frequency
6
12
19
37
25
99

Percent
6.1
12.1
19.2
37.4
25.3
100.0

Valid Percent
6.1
12.1
19.2
37.4
25.3
100.0

Cumulative Percent
6.1
18.2
37.4
74.7
100.0

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tabel 4.1 menunjukkan data usia responden wisatawan mancanegara


yang berkunjung di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan
Simanindo - Kabupaten Samosir. Responden yang berusia 21 25 tahun sebanyak
6 orang (6,1%), usia 26 30 tahun sebanyak 12 orang (12,1%), usia 31 35 tahun
sebanyak 19 orang (19,2%), usia 36 40 tahun sebanyak 37 orang (37,4%), dan
usia 41 tahun ke atas sebanyak 25 orang (25,3%).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wisatawan mancanegara
yang berkunjung di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan
Simanindo - Kabupaten Samosir lebih banyak berusia antara 36 40 tahun,
disusul wisatawan mancanegara yang berusia 41 tahun ke atas. Hal ini disebabkan
karena biasanya wisatawan melakukan perjalanan untuk menikmati masa tua dan
masa pensiun setelah bekerja lebih dari puluhan tahun di instansi/perusahaan
tempat mereka bekerja.

Tabel 4.2
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Pria

62

62.6

62.6

62.6

wanita

37

37.4

37.4

100.0

Total

99

100.0

100.0

Tabel 4.2 menunjukkan data jenis kelamin responden. Jumlah responden


pria sebanyak 62 orang (62,6%) dan jumlah responden wanita sebanyak 37 orang
(37,4%). Dengan demikian, jenis kelamin responden yang lebih banyak adalah
pria dibandingkan wanita. Hal ini mungkin disebabkan karena umumnya pria
lebih berani dalam melakukan perjalanan sendiri tanpa ditemani oleh orang lain,
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

berbeda dengan wanita yang umumnya harus mempunyai teman atau kelompok
tertentu.
Tabel 4.3
Pekerjaan
Pekerjaan Responden
Valid

Frequency

Pegawai
Pemerintah
Pegawai Swasta

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

21

21.2

21.2

21.2

21

21.2

21.2

42.4

Wiraswasta

30

30.3

30.3

72.7

Lain-lain

27

27.3

27.3

100.0

Total

99

100.0

100.0

Tabel 4.3 menunjukkan data pekerjaan responden. Jumlah responden


yang bekerja sebagai pegawai pemerintah sebanyak 21 orang (21,2%), bekerja
sebagai pegawai swasta sebanyak 21 orang (21,2%), bekerja sebagai
wiraswasta/pedagang sebanyak 30 orang (30,3%), dan yang bekerja lain lain
(seperti pelajar/mahasiswa, pariwisata, konsultan, enginer, music director,
olahragawan, dll) sebanyak 27 orang (27,3%).
Dari data tersebut diketahui bahwa responden terbesar adalah wisatawan
yang bekerja sebagai wiraswasta/pedagang, disusul kemudian pekerja (lain-lain)
dan di urutan ketiga dan keempat ditempati pegawai pemerintah dan pegawai
swasta yang memiliki jumlah yang sama. Hal ini dilatarbelakangi karena sebagian
besar budaya masyarakat di Eropa dan Amerika (responden terbesar) lebih suka
bekerja sebagai wiraswasta yang tidak mengikat terhadap suatu instansi dan lebih
memilih untuk berdiri sendiri.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tabel 4.4
Asal Negara
Asal Negara
Valid

Australia
Belanda
Inggris
Amerika S
Jepang
Lain-lai
Total

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

11

11.1

11.1

11.1

12
16
9

12.1
16.2
9.1

12.1
16.2
9.1

23.2
39.4
48.5

6
45

6.1
45.5

6.1
45.5

54.5
100.0

99

100.0

100.0

Tabel 4.4 menunjukkan data asal negara responden. Jumlah responden


yang berasal dari negara Australia sebanyak 11 orang (11,1%), kemudian
wisatawan yang berasal dari negara Belanda sebanyak 12 orang (12,1%),
wisatawan yang berasal dari negara Inggris sebanyak 16 orang (16,2%),
wisatawan yang berasal dari negara Amerika Serikat sebanyak 9 orang (9,1%),
wisatawan Jepang sebanyak 6 orang (6,1%) dan wisatawan (lain-lain) sebanyak
45 orang (45,5%).
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hampir setengah (45,5%) dari
responden berasal dari negara lain-lain (seperti Prancis, Jerman, Republik Ceko,
Selandia Baru, Swiss, Kanada, Belgia, dll). Disusul wisatawan dari negara
Inggris, Belanda, Australia, Amerika Serikat dan Jepang. Dengan demikian dapat
disimpulkan sebagian besar wisatawan berasal dari Eropa (Australia), disusul
Amerika dan Asia. Hal ini disebabkan karena masyarakat di benua Eropa dan
Amerika lebih suka berwisata ke berbagai negara, selain itu tingkat kesejahteraan
masyarakat Eropa dan Amerika sudah jauh lebih baik dibandingkan masyarakat
Asia serta dengan adanya empat musim (Panas, Semi, Dingin, dan Gugur)
membuat masyarakat di sana kerap bepergian ke berbagai negara.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tabel 4.5
Lama Kunjungan
Lama
Kunjungan
Valid

24 jam
48 jam (2h)
72 jam (3h)
> 72 jam
Total

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

2
6

2.0
6.1

2.0
6.1

2.0
8.1

42
49
99

42.4
49.5
100.0

42.4
49.5
100.0

50.5
100.0

Tabel di atas menunjukkan data lama berkunjung wisatawan. Jumlah responden


yang berkunjung dengan lama kunjungan 1 hari (24 jam) sebanyak 2 orang
(2,0%), wisatawan yang lama kunjungannya 2 hari (48 jam) sebanyak 6 orang
(6,1%), sementara wisatawan dengan lama kunjungan 3 hari (72 jam) sebanyak 42
orang (42,4%), dan wisatawan dengan lama kunjungan lebih dari 3 hari sebanyak
49 orang (49,5%).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden terbesar adalah wisatawan
yang lama kunjungannya lebih dari 3 hari (72 jam), disusul lama kunjungan 3
hari, 2 hari dan 1 hari. Hal ini disebabkan karena keinginan wisatawan untuk lebih
lama menikmati setiap objek wisata yang ditawarkan, sehingga mereka bisa lebih
menikmati keindahan objek wisata dengan tenang dan nyaman.

Tabel 4.6
Jumlah Kunjungan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Jumlah
Kunjungan
Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Pertama kali

62

62.6

62.6

Kedua kali

28

28.3

28.3

90.9

9.1

9.1

100.0

99

100.0

100.0

Lain-lain
Total

62.6

Tabel 4.6 menunjukkan data tentang jumlah kunjungan responden. Dari data
tersebut, wisatawan yang mengaku baru pertama kali berkunjung sejumlah 62
orang (62,6%), yang menjawab berkunjung yang kedua kali sebanyak 28 orang
(28,3%) dan wisatawan yang menjawab telah berkunjung tiga kali atau lebih
sebanyak 9 orang (9,1%).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah wisatawan
mengaku baru pertama kali berkunjung ke Indonesia. Hal ini disebabkan karena
mayoritas wisatawan mengatakan kurangnya promosi terhadap pariwisata
Indonesia, berbeda dengan negara Malaysia yang gencar mengadakan promosi
pariwisata ke berbagai negara di dunia, selain itu faktor keamanan serta
infrastruktur penunjang juga menjadi masalah yang perlu dibenahi oleh
pemerintah dan pengelola industri pariwisata.

IV.1.2 Kampanye Visit Indonesia Year 2008


Tabel 4.7
Tingkat Pengetahuan Responden tentang VIY 2008

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tingkat Pengetahuan
tentang VIY 2008
Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Jarang

49

49.5

49.5

49.5

Pernah

38

38.4

38.4

87.9

Sangat sering

12

12.1

12.1

100.0

Total

99

100.0

100.0

Tabel 4.7 di atas, menunjukkan data tentang tingkat pengetahuan


responden terhadap kampanye Visit Indonesia Year 2008. Berdasarkan data
tersebut, sebanyak 49 orang (49,5%) responden mengaku jarang mendengar atau
mengetahui tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008, sebanyak 38 orang
(38,4%) mengatakan pernah mendengar atau mengetahui, dan sebanyak 12 orang
(12,1%) mengatakan sangat sering mendengar atau mengetahui, sementara tidak
ada satupun responden (0%) yang mengatakan tidak pernah mengetahui atau
mendengar tentang adanya kampanye Visit Indonesia Year 2008.
Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa responden terbesar
(hampir setengah jumlah responden) adalah responden yang jarang mengetahui
atau mendengar, kemudian pernah mengetahui atau mendengar, disusul sangat
sering mengetahui atau mendengar. Hal ini diakui para wisatawan disebabkan
karena promosi tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008 masih kurang
maksimal dilakukan, sehingga masih banyak masyarakat dunia khususnya Eropa
dan Amerika yang kurang atau bahkan tidak mengetahui tentang kampanye VIY
tersebut. Hal ini juga terkait dengan terbatasnya dana yang dianggarkan oleh
pemerintah (sebesar 150 miliar rupiah) untuk mempromosikan program tersebut.
Sementara tidak seorangpun responden yang mengaku tidak tahu atau
tidak pernah mendengar sama sekali tentang kampanye Visit Indonesia Year 2008.
Hal ini disebabkan karena hampir di setiap objek wisata dan daerah/tempat yang
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

dilalui oleh wisatawan seperti bandara, pelabuhan, dan hotel terdapat sedikitnya
poster atau baliho dan stiker yang memuat promosi tentang kampanye Visit
Indonesia Year 2008, sehingga sedikit-banyak telah memberikan pengetahuan
akan kampanye pariwisata tersebut kepada para calon wisatawan.

Tabel 4.8
Media yang Digunakan Responden untuk Mengetahui Kampanye VIY 2008
Media yang
Digunakan
Responden
Valid
Lain-lain

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

20

20.2

20.2

20.2

Surat kabar

25

25.3

25.3

45.5

Internet

36

36.4

36.4

81.8

televisi

18

18.2

18.2

100.0

Total

99

100.0

100.0

Berdasarkan data di atas, sebanyak 20 orang (20,2%) responden


mengatakan mendapat informasi tentang Visit Indonesia Year 2008 melalui media
lain (seperti poster, baliho, brosur, dll), sebanyak 25 orang (25,3%) mengatakan
melalui media surat kabar/majalah, sebanyak 36 orang (36,4%) responden
mengatakan mendapat informasi melalui internet, dan sebanyak 18 orang (18,2%)
mengatakan mendapat informasi melalui media televisi.
Dari data tersebut diperoleh bahwa media internet menjadi media yang
paling banyak digunakan oleh responden untuk mendapatkan informasi tentang
kampanye Visit Indonesia Year 2008. Hal ini disebabkan karena media internet
merupakan media yang paling efisien dan mudah digunakan, serta memberikan
informasi yang lengkap. Selain itu masyarakat Eropa dan Amerika sebagai
responden terbanyak merupakan masyarakat yang sudah paham teknologi internet
dan menjadikan media internet sebagai media yang sering digunakan dalam
kehidupan bermedia. Demikian halnya dengan media surat kabar dan televisi.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Namun kedua media tersebut sangat terbatas dalam menjelaskan dan memuat
informasi tentang pariwisata yang ditawarkan, selain itu biaya untuk melakukan
promosi di kedua media tersebut sangat mahal sehingga promosinya terbatas pada
surat kabar dan televisi tertentu.

Tabel 4.9
Tingkat Ketertarikan Responden terhadap Kampanye VIY 2008
Tingkat Ketertarikan
terhadap Kampanye
VIY 2008
Valid

Tidak menyukai
Kurang menyukai
Menyukai
Sangat menyukai
Total

Frequency
14
24
38
23
99

Percent
14.1
24.2
38.4
23.2
100.0

Valid Percent

Cumulative
Percent

14.1
24.2
38.4
23.2
100.0

14.1
38.4
76.8
100.0

Dari tabel tingkat ketertarikan responden terhadap adanya kampanye Visit


Indonesia Year 2008 di atas, sebanyak 14 orang (14,1%) mengatakan tidak
menyukai, sebanyak 24 orang (24,2%) mengatakan kurang menyukai, sebanyak
38 orang (38%) mengatakan menyukai, dan sebanyak 23 orang (23,2%)
mengatakan sangat menyukai adanya kampanye pariwisata Visit Indonesia Year
2008 tersebut.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa responden terbesar sebanyak
61 orang (61,6%) mengatakan menyukai dan sangat menyukai program pariwisata
tersebut, sementara hanya 14 orang (14,1%) yang mengatakan tidak menyukai
program tersebut. Hal ini disebabkan karena dalam program pariwisata seperti
Visit Indonesia Year 2008 ini terdapat banyak keuntungannya seperti adanya
beragam atraksi pariwisata yang menarik dan telah terprogram.

Tabel 4.10
Ketepatan Pemilihan Tema Celebrating 100 Years of National
Awakening dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Ketepatan
Pemilihan Tema
Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Tidak tepat

19

19.2

19.2

19.2

Kurang tepat

12

12.1

12.1

31.3

Tepat

48

48.5

48.5

79.8

Sangat tepat

20

20.2

20.2

100.0

Total

99

100.0

100.0

Dari tabel ketepatan pemilihan tema Celebrating 100 Years of National


Awakening di atas, diketahui sebanyak 19 orang responden (19,2%) mengatakan
tidak tepat, sebanyak 12 orang (12,1%) mengatakan kurang tepat, sementara
sebanyak 48 orang (48,5%) responden mengatakan tepat, dan sebanyak 20 orang
(20,2%) responden mengatakan sangat tepat memilih Celebrating 100 Years of
National Awakening sebagai tema kampanye pariwisata VIY 2008 tersebut.
Diperoleh kesimpulan bahwa pemilihan momen Celebrating 100 Years of
National Awakening sebagai tema kampanye disambut baik oleh mayoritas
responden. Mereka mengatakan tepat dan bahkan sangat tepat memilih momen
tersebut sebagai tema kampanye, karena momen tersebut sangat spesial dan tepat
untuk bangsa Indonesia yang sedang bangkit menuju negara yang modern dan
dinamis.

Tabel 4.11
Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion
Brochure
Keseringan
Menggunakan
Brochure
Valid

Tidak pernah

Frequency
8

Percent

Valid Percent
8.1

8.1

Cumulative
Percent
8.1

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Jarang

49

49.5

49.5

Sering

33

33.3

33.3

90.9

9.1

9.1

100.0

99

100.0

100.0

Sangat sering
Total

57.6

Tabel di atas menunjukkan data tentang keseringan responden


menggunakan fasilitas brosur sebagai materials promotion Visit Indonesia Year
2008. Diketahui sebanyak 8 orang (8,1%) mengatakan tidak pernah menggunakan
brosur, sebanyak 49 orang (49,5%) mengatakan jarang, sementara yang
mengatakan sering menggunakan brosur sebanyak 33 orang (33,3%) dan
sebanyak 9 orang (9,1%) mengatakan sangat sering menggunakan brosur.
Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden
meggunakan brosur sebagai media mencari informasi tentang Visit Indonesia Year
2008. Informasi tentang Visit Indonesia Year 2008 tersebut bisa berupa informasi
objek wisata, sejarah, dan gambar objek wisata yang ditawarkan. Hal ini
disebabkan karena mereka mengaku brosur memberikan informasi yang tepat dan
dapat dibawa kemanapun. Sementara bagi wisatawan yang menjawab tidak
pernah menggunakan brosur, dilatar belakangi karena mereka lebih memilih
mencari informasi objek wisata dengan menggunakan media lain yang lebih
efisien.

Tabel 4.12
Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion Tourism
map
Keseringan
Menggunakan
Tourism map
Valid

Tidak pernah
Jarang

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

7.1

7.1

7.1

43

43.4

43.4

50.5

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Sering
Sangat sering
Total

41

41.4

41.4

91.9
100.0

8.1

8.1

99

100.0

100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang keseringan responden


menggunakan fasilitas Tourism map sebagai materials promotion Visit Indonesia
Year 2008. Dari tabel tersebut, diketahui sebanyak 7 orang (7,1%) responden
mengatakan tidak pernah menggunakan, sebanyak 43 orang (43,4%) responden
mengatakan jarang menggunakan, sebanyak 41 orang (41,1%) responden
mengaku sering menggunakan dan sebanyak 8 orang (8,1%) responden
mengatakan sangat sering menggunakan tourism map sebagai media untuk
mendapatkan informasi tentang Visit Indonesia Year 2008.
Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang
terbesar mengatakan jarang menggunakan torism map, kemudian hampir setengah
(49,5%) mengatakan sering dan sangat sering menggunakan tourism map sebagai
media informasi wisata. Hal ini disebabkan karena wisatawan biasanya langsung
mendapat informasi dari agen-agen perjalanan wisata dengan disertai tourism
map. Selain itu, pelaku industri pariwisata juga membatasi pembuatan media ini
dan lebih mengoptimalkan pada media lain seperti brochure dan guidebook.
Informasi dalam tourism map bisa berupa agenda-agenda pariwisata atau atraksi
pariwisata dan peta/letak objek wisata berada. Sementara wisatawan yang tidak
pernah menggunakan tourism map dilatar belakangi karena mereka lebih memilih
berwisata melalui agen perjalanan yang semua rencana perjalanan telah diprogram
oleh agen perjalanan tersebut.

Tabel 4.13
Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion
Guidebook
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Keseringan
Menggunakan
Guidebook
Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Tidak pernah

15

15.2

15.2

15.2

Jarang

37

37.4

37.4

52.5

Sering

35

35.4

35.4

87.9

Sangat sering

12

12.1

12.1

100.0

Total

99

100.0

100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang keseringan responden


menggunakan fasilitas guidebook sebagai materials promotion Visit Indonesia
Year 2008. Diketahui sebanyak 15 orang (15,2%) mengatakan tidak pernah
menggunakan guidebook, sebanyak 37 orang (37,4%) mengatakan jarang,
sementara yang mengatakan sering menggunakan guidebook sebanyak 35 orang
(35,4%) dan sebanyak 12 orang (12,1%) mengatakan sangat sering menggunakan
guidebook.
Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa responden yang
terbesar mengatakan jarang menggunakan guidebook, disusul kemudian
mengatakan sering menggunakan, tidak pernah menggunakan dan sangat sering
menggunakan guidebook sebagai media informasi wisata. Jumlah responden yang
mengatakan jarang menggunakan dan sering menggunakan guidebook hampir
sama. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa guidebook masih menjadi pilihan para
wisatawan untuk memulai kunjungannya walaupun guidebook tidak menjadi
pilihan utama dan sangat sering digunakan.

Tabel 4.14
Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion
Exhibition
Keseringan
Menggunakan
Exhibition

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Valid

Tidak pernah

39

39.4

39.4

39.4

Jarang

37

37.4

37.4

76.8

Sering

19

19.2

19.2

96.0

4.0

4.0

100.0

99

100.0

100.0

Sangat sering
Total

Tabel 4.14 di atas, menunjukkan data tentang tingkat keseringan


responden menggunakan media exhibition atau pameran sebagai materials
promotion Visit Indonesia Year 2008. Berdasarkan data tersebut, sebanyak 39
orang (39,4%) responden mengatakan tidak pernah menggunakan, sebanyak 37
orang (37,4%) responden mengatakan jarang menggunakan media tersebut,
sebanyak 19 orang (19,2%) responden mengatakan sering menggunakan dan
sebanyak 4 orang (4,0%) responden mengatakan sangat sering menggunakan
media exhibition.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbesar
mengatakan bahwa mereka tidak pernah menggunakan media exhibition atau
pameran, sebagai media mendapatkan informasi tentang pariwisata, disusul
wisatawan yang jarang menggunakan, kemudian sering menggunakan, serta yang
paling sedikit menjawab sangat sering menggunakan. Hal ini disebabkan karena
exhibition sangat terbatas dan hanya dilakukan pada waktu dan tempat tertentu.
Dalam hal ini tidak semua negara-negara di Eropa dan Amerika bahkan Asia
menjadi tempat penyelenggaraan pameran tersebut, sehingga banyak wisatawan
yang tidak dapat menyaksikan langsung pameran ini karena keterbatasan tersebut.
Exhibition biasanya dilakukan berupa pameran khusus dan event, pertunjukan
kesenian dan pertunjukan benda-benda kebudayaan, yang dapat diadakan di
daerah pasar maupun di daerah tujuan wisata sendiri.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Sementara untuk wisatawan yang mengatakan jarang, sering dan sangat


sering menggunakan media tersebut dilatar belakangi karena pameran (exhibition)
tersebut diadakan di negara masing-masing sehingga mereka mempunyai
kesempatan untuk menyaksikan langsung pameran tersebut. Selain itu, sebagian
wisatawan juga mengaku menyaksikan pameran itu ketika pameran diadakan di
suatu negara, dan dia sedang berkunjung di negara tersebut.

Tabel 4.15
Tingkat Keseringan Responden Menggunakan Materials promotion Internet
Keseringan
Menggunakan
Internet
Valid

Tidak pernah
Jarang
Sering
Sangat sering
Total

Frequency

Percent

1
9
46
43
99

1.0
9.1
46.5
43.4
100.0

Valid Percent
1.0
9.1
46.5
43.4
100.0

Cumulative
Percent
1.0
10.1
56.6
100.0

Dari tabel tingkat keseringan responden menggunakan materials


promotion internet di atas, sebanyak 1 orang (1,0%) responden mengatakan tidak
pernah menggunakan internet, sementara sebanyak 9 orang (9,1%) responden
mengatakan jarang menggunakan, sebanyak 46 orang (46,5%) responden sering
menggunakan dan sebanyak 43 orang (43,4%) responden mengatakan sangat
sering menggunakan media internet untuk mendapatkan informasi tentang
kampanye Visit Indonesia Year 2008.
Dari data tersebut di atas, responden terbesar mengatakan bahwa mereka
sering menggunakan media internet, disusul responden yang sangat sering,
kemudian responden yang jarang menggunakan dan hanya satu responden yang
tidak pernah menggunakan internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media
internet menjadi media yang paling banyak digunakan wisatawan untuk
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

mendapatkan informasi tentang pariwisata dan kampanye Visit Indonesia Year


2008. Hal ini mungkin disebabkan karena media internet bersifat praktis dan
kompleks, yang memuat informasi pariwisata yang lebih lengkap, mendalam,
serta dilengkapi dengan gambar dan bahkan video (gambar bergerak). Selain itu,
internet sekarang ini telah menjadi sebuah media yang sangat populer dan telah
menjadi kebutuhan bagi banyak orang, terutama masyarakat di benua Eropa dan
Amerika dan bahkan Asia.

Tabel 4.16
Kepercayaan Terhadap Isi Pesan dalam Materials promotion
Kepercayaan
Terhadap Isi Pesan
Valid

Tidak percaya
Kurang percaya
Percaya
Sangat percaya
Total

Frequency
14
24
50
11
99

Percent
14.1
24.2
50.5
11.1
100.0

Valid Percent

Cumulative
Percent

14.1
24.2
50.5
11.1
100.0

14.1
38.4
88.9
100.0

Dari tabel 4.16 di atas, menunjukkan tentang tingkat kepercayaan


responden terhadap isi pesan yang disampaikan melalui materials promotion. Dari
data tersebut, sebanyak 14 orang (14,1%) responden mengatakan tidak percaya,
sebanyak 24 orang (24,2%) responden mengatakan kurang percaya, sebanyak 50
orang (50,5%) responden mengatakan percaya dan sebanyak 11 orang (11,1%)
responden mengatakan sangat percaya terhadap isi pesan dalam materials
promotion Visit Indonesia Year 2008.
Berdasarkan data di atas, lebih dari setengah responden mengatakan
percaya, disusul kurang percaya, tidak percaya dan sangat percaya terhadap isi
pesan dalam materials promotion VIY 2008. Hal ini disebabkan karena responden
mengaku sudah sering mendengar dari berbagai sumber lain tentang keindahan
alam dan budaya Indonesia, sehingga mereka akan percaya saja terhadap apa yang
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

terkandung dalam isi pesan materials promotion tersebut. Sementara responden


yang mengatakan kurang percaya dan tidak percaya dilatar belakangi karena
mereka mengaku isi dan gambar dalam materials promotion tersebut bisa saja
diedit dan dimanipulasi untuk mendapatkan hasil yang lebih menarik. Karena itu,
sebelum mereka melihat dan menyaksikan langsung berbagai objek wisata yang
ditawarkan dalam materials promotion tersebut, mereka akan kurang percaya dan
bahkan tidak percaya.

Tabel 4.17
Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion
Brochure
Ketertarikan
Terhadap Desain
Brochure
Valid

Tidak menarik

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

7.1

7.1

7.1

Kurang menarik

13

13.1

13.1

20.2

Menarik

70

70.7

70.7

90.9

9.1

9.1

100.0

99

100.0

100.0

Sangat menarik
Total

Data diatas, menunjukkan tingkat ketertarikan responden terhadap desain


materials promotion brosur. Diketahui sebanyak 7 orang (7,1%) responden
mengatakan media brosur tidak menarik, sebanyak 13 orang (13,1%) responden
mengatakan kurang menarik, sebanyak 70 orang (70,7%) responden mengatakan
menarik dan sebanyak 9 orang (9,1%) responden mengatakan sangat menarik.
Berdasarkan data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar wisatawan mengatakan bahwa desain atau tampilan materials promotion
brosur ini menarik. Hal ini dipengaruhi karena media ini dikelola secara
profesional oleh orang-orang dari tim yang memang berkecimpung di dalamnya.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Selain itu, dari segi pemilihan warna, gambar dan tata letak, tampilan media ini
mampu menarik perhatian para calon wisatawan untuk membacanya.

Tabel 4.18
Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion
Tourism map
Ketertarikan
Terhadap Desain
Tourism map
Valid

Tidak menarik
Kurang
menarik
Menarik
Sangat menarik
Total

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

10

10.1

10.1

10.1

37

37.4

37.4

47.5

45
7
99

45.5
7.1
100.0

45.5
7.1
100.0

92.9
100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat ketertarikan responden


terhadap desain materials promotion tourism map. Sebanyak 10 orang (10,1%)
responden mengatakan tidak menarik, 37 orang (37,4%) responden mengatakan
kurang menarik, sebanyak 45 orang (45,5%) responden mengatakan menarik dan
sebanyak 7 orang (7,1%) responden mengatakan sangat menarik.
Dari data tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa responden terbesar
mengatakan bahwa desain dari media tourism map ini menarik. Hal ini
dipengaruhi karena sebagian besar wisatawan mengaku media tersebut telah
dibuat sesuai dengan keinginan para calon wisatawan dan dapat menjelaskan
posisi dan tempat objek wisata dengan baik. Pewarnaan dan tata letak baik gambar
dan teks serta petunjuk wisata telah dibuat dengan baik. Disusul kemudian
responden yang mengatakan kurang menarik, hal ini karena media tersebut dibuat
dengan sederhana.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tabel 4.19
Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion
Guidebook
Ketertarikan
Terhadap Desain
Guidebook
Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Tidak menarik

16

16.2

16.2

16.2

Kurang menarik

39

39.4

39.4

55.6

Menarik

36

36.4

36.4

91.9
100.0

Sangat menarik
Total

8.1

8.1

99

100.0

100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat ketertarikan responden


terhadap desain guidebook. Sebanyak 16 orang (16,2%) responden mengatakan
tidak menarik, kemudian 39 orang (39,4%) responden mengatakan kurang
menarik, dan 36 orang (36,4%) responden lainnya mengatakan menarik.
Sementara hanya 8 orang (8,1%) responden mengatakan sangat menarik.
Berdasarkan data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar
responden mengatakan bahwa media guidebook ini kurang menarik. Kemudian
responden yang mengatakan media tersebut menarik, disusul tidak menarik serta
sangat menarik. Hal ini disebabkan karena media tersebut memang terkesan
sederhana. Penggunaan tata letak dan warna pada gambar dan teks kurang
menarik, sehingga calon wisatawan kurang terpikat.

Tabel 4.20
Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion
Exhibition
Ketertarikan
Terhadap Desain

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Exhibition
Valid

Tidak menarik

32

32.3

32.3

32.3

Kurang menarik

25

25.3

25.3

57.6

Menarik

39

39.4

39.4

97.0

3.0

3.0

100.0

99

100.0

100.0

Sangat menarik
Total

Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat ketertarikan responden


terhadap desain exhibition dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008. Sebanyak
32 orang (32,3%) responden mengatakan tidak menarik, sebanyak 25 orang
(25,3%) responden mengatakan kurang menarik, sebanyak 39 orang (39,4%)
responden mengatakan menarik dan hanya sebanyak 3 orang (3,0%) responden
mengatakan sangat menarik.
Dari data tersebut, secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa
sebagian besar responden mengatakan media exhibition tersebut menarik, disusul
tidak menarik, kurang menarik dan sangat menarik. Hal ini dilatar belakangi oleh
tampilan exhibition yang unik dan mengusung tema tradisional yang
menampilkan miniatur keberagaman budaya, bentang alam dan dalam kehisupan
sosial masyarakat Indonesia.
Sementara responden yang mengatakan tidak menarik juga cukup besar.
Hal ini disebabkan karena mereka mengaku media exhibition ini dibuat hampir
sama setiap kali diadakan dan kerap terlihat monoton. Selain itu, promosi terhadap
pameran ini juga kurang dioptimalkan sehingga wisatawan kurang berminat untuk
berkunjung ke pameran tersebut.

Tabel 4.21
Tingkat Ketertarikan Responden Terhadap Desain Materials promotion
Internet
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Ketertarikan Terhadap
Desain Internet
Valid

Kurang
menarik
Menarik
Sangat menari
Total

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

6.1

6.1

6.1

64
29
99

64.6
29.3
100.0

64.6
29.3
100.0

70.7
100.0

Tabel 4.21 di atas menunjukkan data tentang tingkat ketertarikan


responden terhadap desain internet dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008.
Diketahui sebanyak 6 orang (6,1%) responden mengatakan kurang menarik,
sebanyak 64 orang (64,6%) responden mengatakan menarik dan sebanyak 29
orang (29,3%) responden mengatakan desain media internet tersebut sangat
menarik, sementara tidak ada responden (0%) yang mengatakan tidak menarik.
Dari data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas responden
mengatakan bahwa tampilan atau desain dalam media internet Visit Indonesia
Year 2008 tersebut adalah menarik. Kemudian disusul oleh responden yang
mengatakan media tersebut sangat menarik serta hanya sebagian kecil responden
yang mengatakan kurang menarik, sementara tidak ada responden yang
mengatakan media tersebut tidak menarik. Hal ini disebabkan karena media
internet tersebut dibuat secara terprogram dengan melibatkan orang-orang dari tim
yang ahli dibidangnya. Dari segi pemilihan warna serta tata letak pada gambar,
logo VIY 2008, teks, serta video tentang objek wisata Indonesia ini mampu
menarik perhatian para calon wisatawan untuk membukanya.

Tabel 4.22
Informasi Tentang Tuktuk Siadong dari Materials promotion VIY 2008

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Informasi Tentang
Tuktuk Siadong
Valid

Frequency

Tidak benar
Kurang benar
Benar
Sangat benar
Total

19
32
44
4
99

Percent
19.2
32.3
44.4
4.0
100.0

Valid Percent

Cumulative
Percent

19.2
32.3
44.4
4.0
100.0

19.2
51.5
96.0
100.0

Tabel 4.22 di atas menunjukkan data tentang apakah responden


mengetahui informasi tentang Tuktuk Siadong setelah menggunakan materials
promotion dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008. Diketahui sebanyak 19
orang (19,2%) responden mengatakan tidak benar, sebanyak 32 orang (32,3%)
responden mengatakan kurang benar, sebanyak 44 orang (44,4%) responden
mengatakan benar, dan sebanyak 4 orang (4,0%) responden mengatakan sangat
benar mendapatkan informasi.
Berdasarkan data di atas, secara umum responden terbesar mengatakan
benar mengatakan bahwa mereka mengetahui dan mendapat informasi setelah
membaca dan menggunakan materials promotion dalam kampanye Visit
Indonesia Year 2008. Sebelumnya, mereka mengaku tidak pernah mendengar
nama Tuktuk Siadong baik dari teman maupun dari media lain. Hal ini disebabkan
karena sebelumnya Tuktuk Siadong jarang melakukan promosi karena terbatasnya
dana yang dimiliki. Sementara bagi mereka yang menjawab kurang benar
mendapat informasi tentang Tuktuk Siadong setelah menggunakan materials
promotion dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dilatar belakangi karena
mereka pada umumnya mengaku sudah pernah mendengar tentang Tuktuk
Siadong namun masih sangat terbatas. Biasanya mereka mengetahuinya saat
mencari informasi tentang Danau Toba dan sekitarnya. Selain itu, mereka juga
pernah mendengar objek wisata tersebut dari teman atau kerabat, kemudian
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

mereka mendapatkan informasi lain dari materials promotion Visit Indonesia Year
2008. Karena itu, mereka tidak sepenuhnya mendapat informasi tentang Tuktuk
Siadong dari materials promotion tersebut.

Tabel 4.23
Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Objek Wisata Indonesia Setelah
Membaca Materials promotion
Tingkat Pengetahuan
Terhadap Objek Wisata
Indonesia
Valid
Tidak bertambah

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

20

20.2

20.2

20.2

Kurang bertambah

30

30.3

30.3

50.5

Bertambah

36

36.4

36.4

86.9

Sangat bertambah

13

13.1

13.1

100.0

Total

99

100.0

100.0

Data tabel 4.22 di atas merupakan data tingkat pengetahuan responden


terhadap objek wisata Indonesia setelah membaca materials promotion. Dari data
tersebut diketahui sebanyak 20 orang (20,2%) responden mengatakan tidak
bertambah, sebanyak 30 orang (30,3%) responden mengatakan kurang bertambah,
sebanyak 36 orang (36,4%) responden mengatakan bertambah dan sebanyak 13
orang (13,1%) responden mengatakan sangat bertambah.
Dari data diatas, secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa responden
terbesar mengatakan bahwa setelah membaca dan menggunakan materials
promotion tersebut, pengetahuan mereka terhadap objek wisata Indonesia
khususnya Tuktuk Siadong di Kabupaten Samosir bertambah, disusul yang
mengatakan kurang brtambah, tidak bertambah dan sangat bertambah. Hal ini
dipengaruhi oleh isi pesan materials promotion yang mampu menjelaskan secara
rinci tentang berbagai objek wisata di Indonesia. Mereka mengaku informasi yang
disampaikan cukup menarik dan dapat membantu mereka mengetahui berbagai
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

objek wisata Indonesia termasuk Tuktuk Siadong. Sementara itu, seperempat dari
jumlah responden yang mengatakan tidak bertambah dilatar belakangi karena
mereka sebelumnya sudah mendapatkan informasi dari berbagai sumber lain
diluar materials promotion misalnya dari teman dan keluarga.

Tabel 4.24
Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Responden Terhadap Informasi Wisata
Melalui Materials promotion
Tingkat Pemenuhan
Kebutuhan Responden
Terhadap Informasi Wisata
Valid

Tidak memenuhi
Kurang memenuhi
Memenuhi
Sangat memenuhi
Total

Frequency
12
26
46
15
99

Percent
12.1
26.3
46.5
15.2
100.0

Valid Percent

Cumulative
Percent

12.1
26.3
46.5
15.2
100.0

12.1
38.4
84.8
100.0

Data tabel 4.23 di atas merupakan data tingkat pemenuhan kebutuhan


responden terhadap informasi wisata melalui materials promotion. Dari data di
atas, sebanyak 12 orang (12,1%) responden mengatakan tidak memenuhi
kebutuhan akan informasi wisata, sebanyak 26 orang (26,3%) responden
mengatakan kurang memenuhi, sebanyak 46 orang (46,5%) responden
mengatakan memenuhi, dan sebanyak 15 orang (15,2%) responden mengatakan
sangat memenuhi kebutuhan mereka akan informasi wisata melalui materials
promotion Visit Indonesia Year 2008.
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
mengatakan bahwa materials promotion VIY 2008 tersebut memenuhi kebutuhan
mereka akan informasi wisata Indonesia. Disusul wisatawan yang mengatakan
kurang memenuhi, sangat memenuhi dan tidak memenuhi. Hal ini disebabkan
karena wisatawan mengaku mendapatkan informasi yang cukup dan tidak
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

membutuhkan lagi informasi dari sumber lain seperti misalnya dari agen
perjalanan lain. Ketika para calon wisatawan membutuhkan informasi tentang
pariwisata Indonesia, cukup dengan membaca atau membuka menu menu yang
dimaksud, maka internet dan materials promotion lainnya akan menyajikan
informasi yang dibutuhkan. Pemenuhan kebutuhan akan informasi wisata ini
diharapkan dapat berdampak positif terhadap peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan ke indonesia.

Tabel 4.25
Manfaat Informasi Wisata yang Disajikan dalam Materials promotion VIY
2008
Manfaat Informasi Wisata
yang Disajikan
Valid
Tidak bermanfaat
Kurang bermanfaat
Bermanfaat
Sangat bermanfaat
Total

Frequency
6
24
42
27
99

Percent
6.1
24.2
42.4
27.3
100.0

Valid Percent
6.1
24.2
42.4
27.3
100.0

Cumulative
Percent
6.1
30.3
72.7
100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang manfaat informasi wisata yang


disajikan dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Sebanyak 6 orang
(6,1%) responden mengatakan tidak bermanfaat, sebanyak 24 orang (24,2%)
responden mengatakan kurang bermanfaat, sebanyak 42 orang (42,4%) responden
mengatakan bermanfaat dan sebanyak 27 orang (27,3%) responden mengatakan

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

informasi wisata yang disajikan dalam materials promotion tersebut sangat


bermanfaat bagi mereka.
Berdasarkan data di atas, diperoleh kesimpulan bahwa kehadiran materials
promotion ini disambut baik (bermanfaat) oleh wisatawan untuk menunjang
kelancaran perjalanan mereka. Selain untuk menambah referensi mereka tentang
berbagai objek wisata, fasilitas internet dan materials promotion ini juga sangat
membantu mereka untuk melakukan perjalanan wisata ke berbagai daerah di
Indonesia. Materials promotion menyajikan berbagai informasi wisata yang aktual
yang sangat bermanfaat bagi penggunanya. Misalnya, salah satu wisatawan akan
berkunjung ke Danau Toba, maka dia akan mencari infomasi tentang objek wisata
tersebut dalam materials promotion sehingga akan membantu kunjungannya dan
mendapat perjalanan yang menyenangkan.

Tabel 4.26
Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Brochure
Tingkat Kejelasan
Pesan Brochure
Valid

Tidak jelas
Kurang jelas
Jelas
Sangat jelas
Total

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

7
23

7.1
23.2

7.1
23.2

7.1
30.3

61
8
99

61.6
8.1
100.0

61.6
8.1
100.0

91.9
100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat kejelasan pesan yang


disajikan dalam materials promotion brochure. Dari data tersebut, sebanyak 7
orang (7,1%) responden mengatakan tidak jelas, sebanyak 23 orang (23,2%)
responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 61 orang (61,6%) responden
mengatakan jelas dan sebanyak 8 orang (8,1%) responden mengatakan penjelasan
pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Berdasarkan data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian


besar responden mengatakan bahwa pemaparan informasi yang disajikan dalam
brochure jelas. Hal ini dilatar belakangi karena penyajian informasi tersebut
mudah dimengerti sehingga maksud dan tujuan informasi itu dapat sampai kepada
responden sesuai dengan tujuan yang sesungguhnya. Sementara responden yang
mengatakan kurang jelas mempunyai alasan karena mereka merasa bahwa
informasi yang disajikan dalam materials promotion terkadang menggunakan
kata-kata yang sulit dimengerti sehingga mengaburkan maksud dan tujuan dari
informasi itu. Namun, secara keseluruhan, lebih dari setengah responden
mengatakan bahwa informasi yang disajikan sudah jelas.

Tabel 4.27
Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Tourism map
Tingkat Kejelasan
Pesan Tourism map
Valid

Tidak jelas

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

8.1

8.1

8.1

Kurang jelas

30

30.3

30.3

38.4

Jelas

53

53.5

53.5

91.9

8.1

8.1

100.0

Sangat jelas
Total

99

100.0

100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat kejelasan pesan yang


disajikan dalam materials promotion tourism map. Dari data tersebut, sebanyak 8
orang (8,1%) responden mengatakan tidak jelas, sebanyak 30 orang (30,3%)
responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 53 orang (53,5%) responden
mengatakan jelas dan sebanyak 8 orang (8,1%) responden mengatakan penjelasan
pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Rata rata responden mengatakan bahwa pemaparan informasi yang


disajikan dalam tourism map jelas, disusul responden yang mengatakan kurang
jelas, dan responden yang mengatakan sangat jelas serta kurang jelas. Hal tersebut
dilatar belakangi karena penyajian informasi tersebut mudah dimengerti dan
mampu memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Selain
itu, responden yang mengatakan kurang jelas mempunyai alasan karena mereka
merasa bahwa informasi yang disajikan dalam materials promotion terkadang
menggunakan kata-kata yang rumit untuk dicerna sehingga mengaburkan maksud
dan tujuan dari informasi itu.

Tabel 4.28
Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Guidebook
Tingkat Kejelasan
Pesan Guidebook
Valid

Tidak jelas
Kurang jelas
Jelas
Sangat jelas
Total

Frequency
14
35
43
7
99

Percent
14.1
35.4
43.4
7.1
100.0

Valid Percent

Cumulative
Percent

14.1
35.4
43.4
7.1
100.0

14.1
49.5
92.9
100.0

Tabel 4.27 di atas merupakan data tentang tingkat kejelasan pesan yang
disajikan dalam materials promotion guidebook. Dari data tersebut, sebanyak 14
orang (14,1%) responden mengatakan tidak jelas, sebanyak 35 orang (35,4%)
responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 43 orang (43,4%) responden
mengatakan jelas dan sebanyak 7 orang (7,1%) responden mengatakan penjelasan
pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas.
Dari data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar
responden mengatakan bahwa pemaparan informasi yang disajikan dalam
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

guidebook jelas. Hal ini dimungkinkan karena penyajian informasi tersebut sesuai
dengan kenyataan yang ada. Informasi secara online sama dengan informasi yang
mereka peroleh melalui media guidebook sehingga tidak menimbulkan
kesalahpahaman (misunderstanding) dalam melakukan perjalanan wisata.
Sementara responden yang mengatakan kurang jelas mempunyai alasan karena
mereka merasa bahwa informasi yang tersedia terkadang menggunakan bahasa
yang sulit dimengerti sehingga mengaburkan maksud dan tujuan dari informasi
tersebut.

Tabel 4.29
Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Exhibition
Tingkat Kejelasan
Pesan Exhibition
Valid

Tidak jelas
Kurang jelas
Jelas
Sangat jelas
Total

Frequency
35
21
40
3
99

Percent
35.4
21.2
40.4
3.0
100.0

Valid Percent

Cumulative Percent

35.4
21.2
40.4
3.0
100.0

35.4
56.6
97.0
100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat kejelasan pesan yang


disajikan dalam materials promotion exhibition. Dari data tersebut, sebanyak 35
orang (35,4%) responden mengatakan tidak jelas, sebanyak 21 orang (21,2%)
responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 40 orang (40,4%) responden
mengatakan jelas dan sebanyak 3 orang (3,0%) responden mengatakan penjelasan
pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008 ini sangat jelas.
Berdasarkan data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden mengatakan pemaparan informasi yang disajikan dalam
exhibition jelas, disusul responden yang mengatakan tidak jelas, kemudian
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

responden yang mengatakan kurang jelas dan sangat jelas. Hal tersebut dilatar
belakangi karena penyajian informasi, baik berupa pertunjukan kebudayaan
maupun seni tradisional tersebut, mudah dimengerti dan mampu memberikan
informasi yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Namun demikian, responden
yang mengatakan tidak jelas juga tergolong banyak (hampir 36%). Hal ini
disebabkan karena mereka merasa bahwa informasi yang disajikan dalam
materials promotion exhibition tersebut menggunakan kata-kata yang sulit untuk
dicerna sehingga menghilangkan maksud dan tujuan dari informasi itu.

Tabel 4.30
Tingkat Kejelasan Pesan dalam Materials promotion Internet
Tingkat Kejelasan
Pesan Internet
Valid
Kurang jelas
Jelas
Sangat jelas
Total

Frequency
3
67
29
99

Percent
3.0
67.7
29.3
100.0

Valid Percent

Cumulative Percent

3.0
67.7
29.3
100.0

3.0
70.7
100.0

Tabel 4.29 di atas merupakan data tentang tingkat kejelasan pesan yang
disajikan dalam materials promotion internet. Dari data tersebut, sebanyak 3
orang (3,0%) responden mengatakan kurang jelas, sebanyak 67 orang (67,7%)
responden mengatakan jelas, dan sebanyak 29 orang (29,3%) responden
mengatakan penjelasan pesan di dalam materials promotion Visit Indonesia Year
2008 ini sangat jelas, sementara tidak ada seorangpun (0%) yang mengatakan
tidak jelas.
Dari data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih dari setengah
jumlah responden (hampir mencapai 68%) mengatakan bahwa pemaparan
informasi yang disajikan dalam internet jelas, disusul responden yang mengatakan
sangat jelas (29,3%), sementara hanya 3 orang (3,0%) yang mengatakan kurang
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

jelas dan tidak seorangpun yang mengatakan tidak jelas. Hal ini disebabkan
karena penyajian informasi tersebut sesuai dengan kenyataan yang ada dan mudah
dimengerti sehingga maksud dan tujuan informasi itu dapat sampai kepada
responden sesuai dengan tujuan yang sesungguhnya. Selain itu, internet
menyajikan berbagai informasi yang lengkap dan mendalam dengan disertai
gambar yang menarik, serta video berbagai objek wisata, sehingga informasi yang
disajikan tersebut dapat langsung diterima dengan jelas oleh wisatawan.

Tabel 4.31
Pengertian Terhadap Maksud Pesan yang Disampaikan
Pengertian Terhadap
Maksud Pesan
Valid

Tidak mengerti
Kurang mengerti
Mengerti
Sangat mengerti
Total

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

9
25

9.1
25.3

9.1
25.3

9.1
34.3

53
12
99

53.5
12.1
100.0

53.5
12.1
100.0

87.9
100.0

Tabel 4.30 di atas merupakan data tentang tingkat pengertian responden


terhadap maksud dari pesan yang disampaikan dalam materials promotion
tersebut. Diketahui sebanyak 9 orang (9,1%) responden mengatakan bahwa
mereka tidak mengerti maksud dari pesan tersebut, sebanyak 25 orang (25,3%)
responden mengatakan kurang mengerti, sebanyak 53 orang (53,5%) responden
mengatakan mengerti dan sebanyak 12 orang (12,1%) responden mengatakan
sangat mengerti.
Berdasarkan data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa responden
terbesar mengatakan mengerti terhadap maksud pesan yang disampaikan. Hal ini
disebabkan karena penyampaian pesan tersebut menggunakan kata kata yang

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

tepat dan mudah dipahami, sehingga mereka langsung mengerti arah berbagai
penjelasan yang disajikan dalam materials promotion tersebut.

Tabel 4.32
Nilai dari Pesan yang Disampaikan
Nilai dari Pesan
Valid

Tidak bernilai
Kurang bernilai
Bernilai
Sangat bernilai
Total

Frequency
12
17
52
18
99

Percent
12.1
17.2
52.5
18.2
100.0

Valid Percent
12.1
17.2
52.5
18.2
100.0

Cumulative
Percent
12.1
29.3
81.8
100.0

Tabel 4.31 di atas menunjukkan data tentang nilai pesan yang disajikan
dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Sebanyak 12 orang
(12,1%) responden mengatakan tidak bernilai, sebanyak 17 orang (17,2%)
responden mengatakan kurang bernilai, sebanyak 52 orang (52,5%) responden
mengatakan bernilai dan sebanyak 18 orang (18,2%) responden mengatakan
informasi wisata yang disajikan dalam materials promotion tersebut sangat
bernilai bagi mereka.
Dari data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa lebih dari
setengah responden mengatakan bahwa pesan yang disampaikan mempunyai nilai
yang berati bagi mereka, disusul responden yang mengatakan sangat bernilai,
kemudian kurang bernilai dan tidak bernilai. Hal ini dipengaruhi karena responden
mengaku dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai fasilitas yang
tersedia di berbagai objek wisata tersebut, sehingga mereka tidak bingung
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

memilih tempat wisata yang sesuai dengan selera mereka. Selain itu, sebagian
besar responden mengaku bahwa pesan dalam materials promotion tersebut tentu
bernilai bagi mereka, karena dengan informasi tersebut akan dapat menuntun
rencana perjalanan wisata mereka. Degan kata lain, semakin banyak pesan pesan
yang disajikan akan semakin bernilai pesan tersebut bagi mereka.

IV.1.3 Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan


Tabel 4.33
Menarik Perhatian Responden untuk Berwisata
Menarik Perhatian
Responden untuk
Berwisata
Valid
Tidak menarik

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

22

22.2

22.2

22.2

Kurang menarik

21

21.2

21.2

43.4

Menarik

39

39.4

39.4

82.8

Sangat menarik

17

17.2

17.2

100.0

Total

99

100.0

100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang tingkat kekuatan materials


promotion dalam menarik perhatian responden untuk mengunjungi objek wisata
yang ditawarkan. Sebanyak 22 orang (22,2%) responden mengatakan tidak
menarik, sebanyak 21 orang (21,2%) responden mengatakan kurang menarik,
sebanyak 39 orang (39,4%) responden mengatakan menarik dan sebanyak 17
orang (17,2%) responden mengatakan informasi wisata yang disajikan dalam
materials promotion tersebut sangat menarik perhatian mereka untuk mengunjungi
berbagai objek wisata yang ditawarkan.
Berdasarkan penjelasan di atas, secara garis besar responden mengatakan
bahwa materials promotion tersebut mampu menarik perhatian mereka untuk
mengunjungi objek wisata yang ditawarkan. Hal ini mungkin disebabkan karena
materials promotion yang disajikan menarik dengan penggunaan kata kata yang
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

dapat menggugah perhatian para calon wisatawan untuk berkunjung. Misalnya,


penyajian gambar gambar objek wisata yang sagat baik dan menarik, sehingga
dapat menggugah dan meningkatkan perhatian responden untuk dapat merasakan
keindahan yang sebenarnya dengan mengunjungi salah satu objek wisata tersebut.
Namun demikian, jumlah responden yang mengatakan tidak menarik
perhatian juga tergolong besar. Hampir seperempat dari jumlah responden
mengatakan tidak tertarik. Hal ini mungkin dilatar belakangi karena mereka
mengaku sudah terbiasa melihat dan mendengar tawaran wisata yang demikian
atau bahkan yang jauh lebih menarik baik dari segi objek wisata maupun dari segi
pengemasannya. Hal ini mungkin juga ditunjang dengan kemajuan teknologi yang
semakin pesat, sehingga gambar yang dianggap biasa saja bisa dirubah menjadi
luar biasa. Karena itu, mereka mengaku tidak akan percaya kalau tidak melihat
langsung dan merasakan keindahan keindahan tersebut.

Tabel 4.34
Memunculkan Kebutuhan Responden untuk Berwisata
Memunculkan Kebutuhan untuk
Frequency
Berwisata
Valid

Tidak memunculkan
Kurang memunculkan
Memunculkan
Sangat meunculkan
Total

9
22
52
16
99

Percent
9.1
22.2
52.5
16.2
100.0

Valid
Percent

Cumulative
Percent

9.1
22.2
52.5
16.2
100.0

9.1
31.3
83.8
100.0

Tabel 4.33 di atas menunjukkan data tentang tingkat kekuatan materials


promotion dalam memunculkan kebutuhan responden untuk mengunjungi objek
wisata yang ditawarkan. Sebanyak 9 orang (9,1%) responden mengatakan tidak
memunculkan, sebanyak 22 orang (22,2%) responden mengatakan kurang
memunculkan, sebanyak 52 orang (52,5%) responden mengatakan memunculkan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

dan sebanyak 16 orang (16,2%) responden mengatakan informasi wisata yang


disajikan dalam materials promotion tersebut sangat memunculkan keburuhan
mereka untuk mengunjungi berbagai objek wisata yang ditawarkan.
Berdasarkan data di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa responden
terbesar mengatakan mampu memunculkan kebutuhan mereka untuk berwisata.
Disusul responden yang mengatakan kurang memunculkan kebutuhan, kemudian
sangat memunculkan kebutuhan dan tidak memunculkan kebutuhan untuk
berwisata. Hal ini dipengaruhi oleh informasi yang disajikan materials promotion
sesuai dengan keinginan wisatawan, sehingga mampu menarik perhatian
responden dan selanjutnya memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Dengan
kemasan materials promotion yang baik dan mampu menggugah selera seperti
inilah responden terpikat sehingga ingin mengunjungi berbagai objek wisata
tersebut.

Tabel 4.35
Termotivasi untuk Mencari Informasi yang Dibutuhkan untuk Berwisata
Termotivasi untuk Mencari
Informasi
Valid
Tidak termotivasi
Kurang termotivasi
Termotivasi
Sangat termotivasi
Total

Frequency
10
42
34
13
99

Percent
10.1
42.4
34.3
13.1
100.0

Valid
Percent

Cumulative
Percent

10.1
42.4
34.3
13.1
100.0

10.1
52.5
86.9
100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang apakah responden termotivasi


untuk mencari informasi lain tentang objek wisata yang ditawarkan setelah
melihat dan mendengar dalam materials promotion Visit Indonesia Year 2008.
Dari tabel di atas, sebanyak 10 orang (10,1%) responden mengatakan tidak
termotivasi, sebanyak 42 orang (42.4%) responden mengatakan kurang
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

termotivasi, sebanyak 34 orang (34.3%) responden mengatakan termotivasi dan


sebanyak 13 orang (13,1%) responden mengatakan sangat termotivasi mencari
informasi lain terhadap objek wisata yang ditawarkan setelah menggunakan media
materials promotion tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden terbesar
mengatakan mereka kurang termotivasi lagi untuk mencari informasi yang lebih
terhadap objek wisata yang ditawarkan setelah menggunakan materials
promotion. Hal ini disebabkan karena mereka merasa bahwa informasi yang
disajikan dalam materials promotion tersebut sudah cukup jelas dan apabila
mereka mencari informasi yang lebih melalui media lain, maka usaha mereka
akan sia-sia saja karena mereka menganggap semua informasi yang disajikan
tersebut hampir sama dengan media media lain. Sementara bagi mereka yang
mengatakan termotivasi dilatar belakangi oleh usaha mereka untuk mendapatkan
informasi yang lebih jelas, mendalam, akurat dan terbaru. Mereka mengaku
setelah mendapatkan informasi melalui materials promotion dan tertarik terhadap
suatu objek wisata, maka mereka akan mencari informasi informasi lain tentang
objek wisata tersebut dari berbagai media lain sehingga informasi yang mereka
butuhkan cukup memadai untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum
memutuskan untuk berwisata.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tabel 4.36
Memunculkan Keinginan yang Kuat untuk Berwisata
Memunculkan Keinginan
yang Kuat untuk Berwisata
Valid

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

Tidak mempunyai

12

12.1

12.1

12.1

Kurang mempunyai

29

29.3

29.3

41.4

Mempunyai

41

41.4

41.4

82.8

Sangat mempunyai

17

17.2

17.2

100.0

Total

99

100.0

100.0

Tabel di atas menunjukkan data tentang apakah responden mempunyai


keinginan yang kuat untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan setelah
melihat dan menggunakan materials promotion Visit Indonesia Year 2008. Dari
tabel di atas, sebanyak 12 orang (12,1%) responden mengatakan tidak mempunyai
keinginan, sebanyak 29 orang (29,3%) responden mengatakan kurang mempunyai
keinginan, sebanyak 41 orang (41,4%) responden mengatakan mempunyai
keinginan dan sebanyak 17 orang (17,2%) responden mengatakan sangat
mempunyai keinginan setelah menggunakan media materials promotion tersebut.
Secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa setelah membaca materials
promotion tersebut, responden megatakan mereka mempunyai keinginan yang
kuat untuk melakukan kunjungan ke tempat wisata yang ditawarkan. Kemudian
responden yang mengatakan kurang mempunyai keinginan untuk berwisata,
disusul responden yang sangat mempunyai keinginan yang kuat dan responden
yang tidak mempunyai keinginan sama sekali. Hal ini dilatar belakangi karena
para calon wisatawan yakin dan percaya terhadap isi pesan yang disampaikan,
sehingga mereka mempunyai keinginan untuk melihat dan menyaksikan langsung
keindahan objek wisata yang ditawarkan tersebut. Sementara bagi yang
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

mengatakan kurang mempunyai keinginan dilatar belakangi karena mereka


sebelumnya tidak mempunyai rencana untuk berwisata, namun setelah membaca
materials promotion muncul sedikit keinginan untuk berwisata tapi tidak menjadi
sebuah kebutuhan yang kuat serta harus dilakukan.

Tabel 4.37
Memutuskan untuk Berwisata
Memutuskan untuk
Berwisata
Valid Tidak benar
Kurang benar
Benar
Sangat benar
Total

Frequency
34
24
23
18
99

Percent
34.3
24.2
23.2
18.2
100.0

Valid Percent

Cumulative
Percent

34.3
24.2
23.2
18.2
100.0

34.3
58.6
81.8
100.0

Tabel 4.36 di atas merupakan data tentang apakah responden langsung


memutusan untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan setelah mereka
mempunyai keinginan. Sebanyak 34 orang (34,3%) responden mengatakan tidak
benar, sebanyak 24 orang (24,2%) responden mengatakan kurang benar, sebanyak
23 orang (23,2%) responden mengatakan benar serta sebanyak 18 orang (18,2%)
responden mengatakan sangat benar.
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa responden terbesar
mengatakan mereka tidak benar memutuskan apakah mereka berwisata atau tidak
setelah mempunyai keinginan, kemudian wisatawan yang mengatakan kurang
benar, disusul wisatawan yang mengatakan benar serta wisatawan yang
mengatakan sangat benar. Sebagian besar responden merupakan calon wisatawan
yang tidak tidak benar memutuskan secara langsung. Hal ini dipengaruhi oleh
sikap mereka yang tidak ingin cepat mengambil suatu keputusan. Selain itu,
mereka juga masih tidak percaya terhadap kebenaran informasi yang disajikan
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

dalam materials promotion tersebut. Mereka tidak ingin tertipu atau mungkin
salah menanggapi sesuatu hal. Karena itu, mereka masih menjaga dan menunggu
apakah akan bersikap atau tidak. Sementara bagi mereka yang mengatakan kurang
benar dalam memutuskan berwisata, dilatar belakangi karena mereka tidak ingin
terburu-buru dalam memutuskan sesuatu hal terlebih dalam hal berwisata
walaupun sebenarnya mereka percaya namun masih tetap ragu-ragu (kurang
yakin) terhadap informasi yang disajikan dalam materials promotion tersebut.
Keputusan dalam berwisata harus benar-benar dimengerti dan direncanakan
dahulu, sehingga dalam berwisata nantinya, mereka telah memiliki programprogram yang telah terencana untuk dilaksanakan. Karena mereka mengaku jika
salah memutuskan, maka bukan kenikmatan dan kesenangan berwisata yang
mereka peroleh melainkan sebaliknya kekecewaan dan penyesalan. Sementara
bagi responden yang mengatakan benar memutuskan berwisata, dilatar belakangi
karena mereka merasa sudah percaya dengan informasi-informasi yang disajikan
dalam materials promotion tersebut, sehingga langsung memutuskan untuk
berkunjung ke berbagai objek wisata yang ditawarkan. Informasi yang mereka
anggap baik dan sangat menarik tersebut mampu membuat responden untuk tidak
ragu-ragu lagi dalam mengambil keputusan untuk berwisata.

Tabel 4.38
Melakukan Tindakan/Kunjungan Wisata

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Melakukan Kunjungan
Wisata
Valid Tidak benar
Kurang benar
Benar
Sangat benar
Total

Frequency

Percent
17
38
30
14
99

Valid Percent

17.2
38.4
30.3
14.1
100.0

Cumulative
Percent

17.2
38.4
30.3
14.1
100.0

17.2
55.6
85.9
100.0

Tabel 4.37 di atas merupakan data tentang tindakan langsung (action)


responden untuk mengunjungi objek wisata yang ditawarkan setelah membuat
keputusan sebelumnya. Sebanyak 17 orang (17,2%) responden mengatakan tidak
benar melakukan tindakan langsung, sebanyak 38 orang (38,4%) responden
mengatakan kurang benar, sebanyak 30 orang (30,3%) responden mengatakan
benar dan sebanyak 14 orang (14,1%) responden mengatakan sangat benar
langsung melakukan kunjungan setelah membuat keputusan.
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden mengatakan kurang benar melakukan kunjungan setelah mengambil
keputusan untuk berwisata. Hal ini dilatar belakangi karena mereka mengaku
masih bingung dan akan melakukan kunjungan setelah menunda terlebih dahulu.
Karena itu mereka akan mencari kunjungan pada kesempatan lain yang lebih baik.
Sementara bagi mereka yang menjawab benar melakukan kunjungan setelah
mengambil keputusan dilatar belakangi karena mereka mengaku setelah
mengambil keputusan dan mempelajarinya, maka nereka melakukan
tindakan/kunjungan ke tempat wisata yang ditawarkan.

Tabel 4.39
Berwisata ke Tuktuk Siadong Setelah Adanya Kampanye Visit Indonesia
Year 2008
Berwisata Setelah

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Kampanye VIY 2008


Valid

Tidak benar
Kurang benar
Benar
Sangat benar
Total

Percent
14
22
44
19
99

14.1
22.2
44.4
19.2
100.0

14.1
22.2
44.4
19.2
100.0

14.1
49.5
82.8
100.0

Tabel 4.39 di atas merupakan data tentang apakah benar atau tidak,
responden berwisata/mengunjungi Tuktuk Siadong setelah adanya pengaruh dari
kampanye Visit Indonesia Year 2008. Sebanyak 14 orang (14,1%) responden
mengatakan tidak benar, sebanyak 22 orang (22,2%) responden mengatakan
kurang benar, sebanyak 44 orang (44,4%) responden mengatakan benar serta
sebanyak 19 orang (19,2%) responden mengatakan sangat benar.
Dari data di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa responden
terbesar mengatakan benar mereka mengunjungi Tuktuk Siadong setelah
mendapatkan infomasi melalui kampanye Visit Indonesia Year 2008. Disusul
yang mengatakan kurang benar, sangat benar dan tidak benar. Hal ini dipengaruhi
karena penyajian informasi dalam materials promotion yang menarik, jelas, dan
mampu meyakinkan para calon wisatawan untuk mendapatkan pengalaman
berwisata yang menarik dan menyenangkan. Bagi responden yang mengatakan
kurang benar mereka berkunjung ke Tuktuk Siadong karena pengaruh kampanye
Visit Indonesia Year 2008 dilatar belakangi karena mereka megaku sudah
mempunyai rencana sebelumnya ke Tuktuk Siadong dan Danau Toba, namun
setelah mengetahui adanya kampanye Visit Indonesia Year2008, mereka semakin
memastikan kunjungannya tersebut. Sementara responden yang mengatakan tidak
benar mereka datang ke Tuktuk Siadong karena pengaruh kampanye Visit
Indonesia Year 2008 ini, dilatar belakangi karena sebelumnya mereka mengaku
sudah mempunyai rencana yang pasti untuk berkunjung ke Tuktuk Siadong.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Selain itu, sebagian dari mereka mengatakan berkunjung ke Tuktuk siadong


karena kebetulan (tidak berencana sebelumnya) dan karena ajakan teman/kerabat.

IV.2. Analisis Tabel Silang


Analisis tabel silang pada bagian ini, akan memuat tentang penilaian dan
data dalam satu tabel. Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang
dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki
hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut
bernilai positif atau negatif. Namun, analisa tabel ini bukanlah dapat dijadikan
sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi
ditujukan untuk melihat bagaimana penelitian data yang satu dan hubungannya
dengan data yang lain.

Tabel 4.40
Hubungan antara Ketertarikan Terhadap Kampanye Visit Indonesia Year
2008 dengan Motivasi Mencari Informasi Lain
Count

Menyukai
kampanye
visit
Indonesia
Year 2008
Total

Tidak
menyukai
Kurang
menyukai
Menyukai
Sangat
menyukai

Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total

Motivasi untuk mencari informasi wisata


Tidak
Kurang
Sangat
termotiva
termotiva termotiva
termotiva
si
si
si
si
9
1
3
1
9.1%
1.0%
3.0%
1.0%
1
4
16
1
1.0%
4.0%
16.2%
1.0%
0
20
18
2
.0%
20.2%
18.2%
2.0%
0
9
5
9
.0%
9.1%
5.1%
9.1%
10
34
42
13
10.1%
34,3%
42.4%
13.1%

Total
14
14.1%
24
22.2%
38
40.4%
23
23.2%
99
100.0%

Sumber : P.9/FC.11 P.23/FC.37

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Tabel 4.40 menjelaskan tentang hubungan antara ketertarikan terhadap


kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan motivasi dalam mencari informasi
lain tentang objek wisata yang ditawarkan. Dari 99 responden, 13 orang
mengatakan sangat termotivasi, 42 orang mengatakan termotivasi, 34 orang
mengatakan kurang termotivasi, dan 10 orang mengatakan tidak termotivasi.
Sebaran data tentang ketertarikan terhadap promosi pariwisata seperti
kampanye Visit Indonesia Year 2008 adalah 23 orang mengatakan sangat suka, 38
orang mengatakan suka, 24 orang mengatakan kurang suka, dan sebanyak 14
orang mengatakan tidak suka dengan promosi pariwisata yang demikian.
Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara ketertarikan terhadap
kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan motivasi dalam mencari informasi
lain tentang objek wisata yang ditawarkan. Dari 99 responden, sebanyak 42 orang
mengatakan termotivasi mencari informasi lain tentang objek wisata yang
ditawarkan. Karena rata rata responden mengatakan termotivasi, maka inilah
yang akan dibahas, seperti di bawah ini :
Sangat suka

Suka

Kurang suka :
Tidak suka

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat persentase responden yang


mengatakan termotivasi dalam mencari informasi lain. Sebanyak 18,2%
mengatakan termotivasi mencari informasi lain tentang objek wisata yang
ditawarkan karena mereka mengatakan menyukai/tertarik

terhadap promosi

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

pariwisata seperti kampanye Visit Indonesia Year 2008 tersebut. Jadi, terdapat
hubungan antara ketertarikan terhadap kampanye Visit Indonesia Year 2008
dengan motivasi dalam mencari informasi lain tentang objek wisata yang
ditawarkan. Penyajian informasi melalui materials promotion dalam kampanye
Visit Indonesia Year 2008, seperti brochure, tourism map, guidebook, exhibition,
dan internet ini mampu menarik perhatian para calon wisatawan sehingga
merekapun termotivasi untuk mencari informasi lain tentang objek wisata yang
ditawarkan sehingga mereka mendapat informasi yang lebih lengkap dan jelas.

Tabel 4.41
Hubungan antara Kepercayaan Terhadap Isi Pesan dengan Ketertarikan
Akan Perhatian Terhadap Objek Wisata yang Ditawarkan
Count
Menarik perhatian untuk berwisata
Tidak
tertarik

Kepercaya
an
terhadap
isi pesan

Tidak
percaya

Count
% of Total

Sangat
percaya

Count
% of Total

Total

Sangat
tertarik

Total

14

9.1%

5.1%

.0%

.0%

14.1%

13

24

13.1%

5.1%

6.1%

.0%

24.2%

Count
% of Total

Percaya

tertarik

Count
% of Total

Kurang
percaya

Kurang
tertarik

Count
% of Total

10

29

11

50

.0%

10.1%

29.3%

11.1%

50.5%

11

.0%

1.0%

4.0%

6.1%

11.1%

22

21

39

17

99

22.2%

21.2%

39.4%

17.2%

100.0%

Sumber : P.12/FC.18 P.21/FC.35


Tabel 4.41 menjelaskan tentang hubungan antara kepercayaan terhadap isi
pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan ketertarikan terhadap
objek wisata yang ditawarkan. Dari 99 responden, 17 orang mengatakan sangat

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

menarik, 39 orang mengatakan menarik, 21 orang mengatakan kurang menarik,


dan 22 orang mengatakan tidak menarik.
Sebaran data tentang kepercayaan terhadap isi pesan dalam kampanye
Visit Indonesia Year 2008 dengan ketertarikan terhadap objek wisata yang
ditawarkan adalah 11 orang mengatakan sangat percaya, 50 orang mengatakan
tertarik, 24 orang mengatakan kurang percaya, dan sebanyak 14 orang
mengatakan tidak percaya dengan isi pesan.
Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara kepercayaan terhadap
isi pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan ketertarikan terhadap
objek wisata yang ditawarkan. Dari 99 responden, sebanyak 39 orang mengatakan
tertarik terhadap objek wisata yang ditawarkan. Karena rata rata responden
mengatakan tertarik, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini :
Sangat percaya

Percaya

Kurang percaya

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat persentase responden yang


mengatakan tertarik terhadap objek wisata yang ditawarkan. Sebanyak 29,3%
mengatakan percaya terhadap isi pesan dalam materials promotion kampanye
Visit Indonesia Year 2008. Kepercayaan terhadap isi pesan ini memberikan
dampak bagi responden yaitu menarik perhatian mereka untuk mengunjungi objek
wisata yang ditawarkan. Hal ini sangat dimungkinkan karena, jika mereka percaya
dan yakin terhadap isi pesan tersebut, maka akan menarik perhatian para calon
wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tadi. Seorang calon wisatawan tidak
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

akan mungkin tertarik perhatiannya untuk mengunjungi objek wisata apabila


calon wisatawan tersebut tidak percaya dan tidak yakin terhadap isi pesan
materials promotion. Suatu perhatian terhadap suatu objek wisata akan muncul
apabila responden percaya dan memahami isi dalam materials promotion. Untuk
itu diperlukan kepercayaan terhadap informasi, serta mudah dimengerti oleh
responden.
Tabel 4.42
Hubungan antara Peningkatan Pengetahuan Terhadap Tuktuk Siadong
Setelah Menggunakan Materials Promotion dengan Melakukan Kunjungan
Wisata
Count
Mengunjungi Tuktuk Siadong setelah
mendapatkan informasi melalui kampanye
VIY 2008
Kurang
Tidak
Sangat
right
benar
benar
benar
Tingkat
pengetah
uan
tentang
Tuktuk
Siadong

Tidak bertambah

Kurang
bertambah
bertambah

Sangat
bertambah
Total

Count
% of
Total
Count
% of
Total
Count
% of
Total
Count
% of
Total
Count
% of
Total

11

Total

20

.0%

11.1%

9.1%

.0%

20.2%

16

13

30

1.0%

16.2%

13.1%

.0%

30.3%

13

10

11

36

13.1%

2.0%

10.1%

11.1%

36.4%

13

6.1%

.0%

1.0%

6.1%

13.1%

20

29

33

17

20.2%

29.3%

33.3%

17.2%

99
100.0
%

Sumber : P.15/FC25 P.27/FC.41


Tabel 4.42 menjelaskan tentang hubungan antara peningkatan pengetahuan
terhadap Tuktuk Siadong setelah menggunakan materials promotion dengan
melakukan kunjungan wisata. Dari 99 responden, 17 orang mengatakan sangat
benar, 33 orang mengatakan benar, 29 orang mengatakan kurang benar, dan 20
orang mengatakan tidak benar.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Sebaran data tentang peningkatan pengetahuan terhadap Tuktuk Siadong


setelah menggunakan materials promotion dengan melakukan kunjungan wisata
adalah 13 orang mengatakan sangat meningkat, 36 orang mengatakan meningkat,
30 orang mengatakan kurang meningkat, dan sebanyak 20 orang mengatakan
tidak meningkat.
Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara peningkatan
pengetahuan terhadap objek wisata Tuktuk Siadong setelah menggunakan
materials promotion dengan melakukan tindakan/kunjungan wisata. Rata rata
responden mengatakan benar mereka melakukan kunjungan wisata setelah
pengetahuan mereka meningkat terhadap Tuktuk Siadong dengan membaca
materials promotion tersebut. Oleh sebab itu, yang dibahas adalah responden
yang mengatakan benar, yaitu :
Sangat benar :
Benar

Kurang benar :
Tidak benar

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat persentase responden yang


mengatakan benar melakukan kunjungan wisata setelah pengetahuan mereka
meningkat tentang Tuktuk Siadong. Sebanyak 13,1% mengatakan mereka benar
melakukan kunjungan setelah pengetahuan mereka meningkat terhadap objek
wisata Tuktuk Siadong setelah membaca materials promotion tersebut. Jadi,
terdapat hubungan antara peningkatan pengetahuan tentang Tuktuk Siadong
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

setelah membaca materials promotion dengan kebenaran melakukan kunjungan


wisata ke Tuktuk Siadong. Penyajian informasi dalam materials promotion
kampanye Visit Indonesia Year 2008 tentang Indonesia dan termasuk di dalamnya
Tuktuk Siadong sudah dilakukan dengan cukup baik, jelas dan menarik sehingga
dapat menarik perhatian responden, dan menjadikannya menjadi sebuah
kebutuhan hingga mereka melakukan tindakan langsung atau melakukan
kunjungan langsung ke Tuktuk Siadong.

Tabel 4.43
Hubungan antara Pemenuhan Kebutuhan Informasi dengan Memunculkan
Kebutuhan untuk Berwisata
Meet_your_need_of_tour_information * Encourage_your_need_for_tourism Crosstabulation
Count
Memunculkan kebutuhan untuk berwisata

Tidak Kurang
Sangat
memun
memun memun
memun
culkan
culkan culkan
culkan
Pemenuh
an
kebutuha
n akan
informasi
wisata

Tidk
memenuhi

Count
% of Total

Kurang
memenuhi

Count
% of Total

Sangat
memenuhi

12

5.1%

4.0%

3.0%

.0%

12.1%

17

26

3.0%

17.2%

6.1%

.0%

26.3%

40

46

1.0%

1.0%

40.4%

4.0%

46.5%

12

15

.0%

.0%

3.0%

12.1%

15.2%

22

52

16

99

9.1%

22.2%

52.5%

16.2%

100.0%

Count
% of Total

Total

Count
% of Total

Memenuhi

Total

Count
% of Total

Sumber : P.16/FC.26 P.22/FC.36

Tabel di atas, menunjukkan tentang hubungan antara pemenuhan


kebutuhan informasi dengan memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Dari 99
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

responden, 16 orang mengatakan sangat memunculkan kebutuhan, 52 orang


mengatakan memunculkan, 22 orang mengatakan kurang memunculkan, dan 9
orang mengatakan tidak memunculkan.
Sebaran data mengenai pemenuhan kebutuhan terhadap informasi wisata
adalah 15 orang mengatakan sangat memenuhi, 46 orang mengatakan memenuhi,
26 orang mengatakan kurang memenuhi, dan sebanyak 12 orang mengatakan
tidak memenuhi kebutuhan mereka terhadap informasi wisata.
Dari data di atas menjelaskan tentang hubungan antara pemenuhan
kebutuhan informasi dengan memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Dari 99
responden, sebanyak 52 orang mengatakan memunculkan kebutuhan mereka
untuk berwisata. Karena rata rata responden mengatakan memunculkan
kebutuhan berwisata, maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini :
Sangat memunculkan :
Memunculkan

Kurang memunculkan :
Tidak memunculkan :

Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara pemenuhan kebutuhan


informasi dengan memunculkan kebutuhan untuk berwisata. Sebanyak 40,4%
responden mengatakan akan memunculkan kebutuhan mereka untuk berwisata
apabila informasi yang disajikan dalam materials promotion sudah memenuhi
kebutuhan mereka terhadap informasi wisata. Artinya, jika pemenuhan kebutuhan
mereka terhadap informasi pariwisata sudah tercukupi dan mampu menjawab
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

semua keraguan dan kekwatiran mereka, maka responden juga akan dengan
senang hati menjadikannya sebuah kebutuhan untuk segera dilakukan. Sehingga,
untuk dapat memunculkan kebutuhan berwisata itu, responden juga harus
didukung dengan informasi wisata yang jelas, baik dan menarik sehingga tidak
terjadi kesimpang siuran informasi yang pada akhirnya akan menimbulkan salah
penegertian dalam berwisata.

Tabel 4.44
Hubungan antara Kegunaan Materials Promotion dengan Keputusan untuk
Melakukan Kunjungan Wisata
Count
Keputusan untuk berwisata

Tidak
benar
Manfaat
materials
promotio
n dalam
kampany
e VIY
2008

Tidak
bermanfaat

Count
% of Total

Sangat
bermanfaat

Total

6.1%

.0%

.0%

.0%

6.1%

12

12

24

12.1%

12.1%

.0%

.0%

24.2%

15

14

42

15.2%

9.1%

14.1%

4.0%

42.4%

14

27

1.0%

3.0%

9.1%

14.1%

27.3%

34

24

23

18

99

34.3%

24.2%

23.2%

18.2%

100.0%

Count
% of Total

Total

Sangat
benar

Count
% of Total

bermanfaat

benar

Count
% of Total

Kurang
bermanfaat

Kurang
benar

Count
% of Total

Sumber : P.17/FC.27 P.25/FC.39

Tabel 4.44 di atas, menunjukkan data tentang hubungan antara kegunaan


materials promotion dengan keputusan untuk melakukan kunjungan wisata. Dari
99 responden, 18 orang mengatakan sangat benar, 23 orang mengatakan benar, 24
orang mengatakan kurang benar, dan 34 orang mengatakan tidak benar.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Sebaran data mengenai kegunaan materials promotion dengan keputusan


untuk melakukan kunjungan wisata adalah 27 orang mengatakan sangat berguna,
42 orang mengatakan berguna, 24 orang mengatakan kurang berguna, dan
sebanyak 6 orang mengatakan tidak berguna.
Dari data tersebut, dapat diketahui hubungan antara kegunaan materials
promotion dengan keputusan untuk melakukan kunjungan wisata. Dari 99
responden, sebanyak 34 orang mengatakan tidak benar memutuskan langsung.
Karena rata rata responden mengatakan tidak benar langsung memutuskan,
maka inilah yang akan dibahas, seperti di bawah ini :
Sangat berguna

Berguna

Kurang berguna

Tidak berguna

Berdasarkan persentase di atas, dapat diketahui hubungan antara kegunaan


materials promotion dengan keputusan untuk melakukan kunjungan wisata.
Apabila informasi dalam materials promotion dianggap berguna, maka responden
pun tidak langsung memutuskan apakah mereka akan melakukan kunjungan
wsiata. Informasi dalam materials promotion ini akan mereka baca dan pelajari
terlebih dahulu. Dengan informasi itu, calon wisatawan akan mengetahui lebih
mendalam mengenai tujuan objek wisata yang ditawarkan, mulai dari
akomodasi/penginapan, sarana transportasi sampai dengan kemanan dan
kenyamanan. Sehingga dengan demikian, wisatawan akan memutuskan langsung
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

berwisata setelah mereka memahami dan mempelajari mareials promotion yang


mereka anggap berguna tersebut.
Tabel 4.45
Hubungan antara Pengertian Terhadap Maksud Pesan dalam Kampanye
Visit Indonesia Year 2008 dengan Memunculkan Keinginan yang Kuat
untuk Berwisata
Count

Pengertian
terhadap
maksud
pesan VIY
2008

Tidak
tahu
Kurang
mengeta
hui
Mengeta
hui
Sangat
mengeta
hui

Total

Count
% of Total

Mempunyai keinginan yang kuat untuk


berwisata
Tidak
Kurang Mempun Sangat
mempun mempun
mempun
yai
yai
yai
yai
5
3
1
0

Total

5.1%
7

3.0%
6

1.0%
11

.0%
1

9.1%
25

7.1%

6.1%

11.1%

1.0%

25.3%

0
.0%

16
16.2%

27
27.3%

10
10.1%

53
53.5%

12

.0%

4.0%

2.0%

6.1%

12.1%

12
12.1%

29
29.3%

41
41.4%

17
17.2%

99
100.0%

Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total
Count
% of Total

Sumber : P.19/FC.33 P.24/FC.38

Tabel 4.45 di atas, menunjukkan data tentang hubungan antara tingkat


pengertian terhadap maksud pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008
dengan memunculkan keinginan yang kuat untuk berwisata. Dari 99 responden,
17 orang mengatakan sangat mempunyai, 41 orang mengatakan mempunyai, 29
orang mengatakan kurang mempunyai, dan sebanyak 12 orang mengatakan tidak
mempunyai.
Sebaran data tentang pemahaman/pengertian terhadap maksud pesan
adalah 12 orang mengatakan sangat mengetahui, 53 orang mengatakan

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

mengetahui, 25 orang mengatakan kurang mengetahui, dan sebanyak 9 orang


mengatakan tidak mengetahui.
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden
mengatakan mempunyai keinginan yang kuat untuk berwisata. Dari 99 responden,
sebanyak 41 orang mengatakan mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk
berwisata setelah mengerti maksud dari pesan yang disajikan. Oleh sebab itu,
yang dibahas adalah responden yang mengatakan mempunyai, yaitu :
Sangat mengerti

Mengerti

Kurang mengerti

Tidak mengerti

Persentase di atas menunjukkan hubungan antara tingkat pengertian


terhadap maksud pesan dalam kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan
memunculkan keinginan yang kuat untuk berwisata. Dari data di atas, sebanyak
27,3% responden mengatakan mempunyai keinginan yang kuat untuk berwisata
apabila mereka mengerti akan maksud pesan yang disajikan. Ini artinya,
penyampaian informasi yang jelas dan mudah untuk dipahami responden akan
memunculkan keinginan yang kuat bagi responden untuk berwisata. Dengan kata
lain, karena responden mengerti terhadap maksud pesan yang disajikan sehingga
mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk berwisata.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

IV. Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data
hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji
hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang
dikorelasikan dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman. Uji
korelasi Spearman ini menggunakan piranti lunak SPSS versi 15.0. Hasil uji
korelasi bivariat Spearman diperoleh sebesar 0,761, seperti di bawah ini :
Tabel 4.46
Hasil Uji Korelasi Spearman dengan Menggunakan Piranti Lunak
SPSS versi 15.0
Correlations

Spearman's rho

Kampanye_visit_In
donesia_Year_2008

Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

Peningkatan_Jumla
h_Kunjungan_Wisat
awan

Correlation
Coefficient
Sig. (2-tailed)
N

Kampanye_v
isit_Indonesi
a_Year

Peningkatan
_Jumlah_Ku
njungan_Wis
atawan

1.000

.761(**)

.010

99

99

.761(**)

1.000

.010

99

99

** Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan skala Guilford, dengan hasil rs = 0,761 dinyatakan bahwa


terdapat hubungan yang tinggi. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan
bahwa Kampanye Visit Indonesia Year 2008 memiliki hubungan yang tinggi
terhadap Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di
Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten
Samosir.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

IV.4. Pembahasan
Mengunjungi Indonesia agaknya bukan menjadi mode lagi bagi
para pelancong mancanegara. Di hampir semua tempat pariwisata Indonesia yang
terkenal seperti Bali atau Yogyakarta lebih banyak disesaki oleh pengunjungpengunjung domestik atau wisdom (wisatawan domestik). Memang umumnya
kita selalu mengkambinghitamkan soal pemboman dan ancaman-ancaman teroris
lainnya. Tetapi apakah itu masalah yang sebenarnya?
Di sini, peneliti mencoba melihat pariwisata Indonesia dari sudut yang
lain. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ancaman terorisme merupakan pemicu
sehingga menurunnya pamor pariwisata Indonesia. Tetapi yang harus kita lihat
lebih jauh bagaimana sebenarnya prospek pariwisata di Indonesia itu sendiri.
Secara material, pariwisata Indonesia didukung oleh kondisi alam yang
indah serta budaya yang luhur. Namun sayangnya, kondisi tersebut tidak
didukung oleh sarana dan prasarana pariwisata yang kondusif. Hampir semua
sarana dan prasarana pariwisata tidaklah memadai, terutama di tempat wisata.
Memang untuk tempat menginap banyak dijumpai hotel-hotel berbintang lima
dengan fasilitas yang mewah.
Namun bila kita berkunjung ke tempat wisata, sungguh sangat
mengecewakan. Salah satu contoh yang nyata adalah Danau Toba. Danau Toba
merupakan salah satu danau terbesar di dunia yang saat ini dinominasikan dalam
tujuh keajaiban alam dunia oleh Badan Warisan Alam Dunia . Yang
mengecewakan adalah begitu banyaknya sampah (baik sampah industri maupun
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

rumah tangga) dan tanaman liar (seperti enceng gondok) yang berserakan di areal
Danau Toba. Keadaan seperti itu mungkin sudah dianggap jamak dan wajar bagi
orang Indonesia, tetapi adalah sangat mengganggu bagi wisatawan yang ingin
menikmati keindahan Danau Toba dengan tenang.
Hal pokok lain yang menjadi masalah utama dalam pengembangan
industri pariwisata Indonesia adalah minimnya promosi yang dilakukan para
pelaku industri pariwisata tersebut. Sangat disadari memang bahwa promosi yang
dilakukan baik pihak pemerintah sebagai pemegang kendali, maupun pihak swasta
diyakini sangat terbatas. Gaung Indonesia dalam pariwisata dunia sungguh jauh
tertinggal jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand
maupun Singapura. Setiap tahunnya, masing-masing negara tersebut dikunjungi
hampir 15 juta wisatawan asing yang datang dari berbagai belahan negara di
dunia, termasuk Indoensia.
Promosi pariwisata Indonesia memang sangat terbatas dilakukan di negara
luar. Hal ini tentu saja disebabkan karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh
pemerintah dalam mempromosikan keindahan alam dan budaya Indonesia.
Dengan menyadari keterbatasan inilah, pemerintah mengadakan sebuah program
kombinasi antara komunikasi dan pariwisata dengan menggalakkan sebuah
program promosi pariwisata yang dikenal dengan nama Visit Indonesia Year
2008.
Program Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebuah program promosi
pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Pariwisata dan Kebudayaan RI. Pemerintah Indonesia menetapkan tahun 2008
sebagai Tahun Kunjungan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Visit
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Indonesia Year 2008 dalam rangka memperingati 100 tahun Kebangkitan


Nasional. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat memajukan Indonesia
melalui sektor pariwisata dan promosi budaya. Di sini, pemerintah ingin
memanfaatkan keefektifan komunikasi pariwisata (dalam hal ini kampanye Visit
Indonesia Year 2008) untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
asing/mancanegara ke Indonesia. Sehingga pemerintah harus bekerja lebih keras
agar komunikasi tersebut dapat efektif sesuai dengan yang diharapkan.
Secara sederhana, komunikasi dapat dikatakan efektif bila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai
efektif bila rangsangan yang disampaikan dengan yang dimaksudkan oleh
pengirim atau sumber sama dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh
penerima. Suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila mencakup 5 kriteria
yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik
dan tindakan (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss 1996 : 22 23).
Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan rumus korelasi Spearman
antara dua variabel yaitu Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dan Peningkatan
Jumlah Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong,
Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, dengan memakai piranti lunak SPSS
15.0, maka diperoleh rs sebesar 0,76. Sesuai dengan kaidah Spearman, yaitu rs > 0,
maka hipotesa diterima. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan,
artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis
Alternatif) yaitu terdapat hubungan antara kampanye Visit Indonesia Year 2008
dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di daerah tujuan wisata
Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Untuk mengetahui kuat lemahnya hubungan di antara variabel yang


diteliti, digunakan skala 0,70 0,90. Hal ini menunjukkan hubungan yang tinggi.
Artinya terdapat hubungan yang tinggi antara kampanye Visit Indonesia
Year 2008 dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di daerah
tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir.
Materials promotion seperti brochure, tourism map, guidebook, exhibition
dan internet merupakan alat material yang digunakan untuk mengampanyekan
Visit Indonesia Year 2008. Masing masing dari materials promotion tersebut
menyajikan beragam informasi wisata Indonesia kepada masyarakat dunia sebagai
calon wisatawan. Materials promotion inilah yang menjadi komponen media yang
diharapkan dapat menciptakan komunikasi yang efektif antara program Visit
Indonesia Year 2008 dengan para calon wisatawan dunia.
Informasi informasi tersebut disajikan dengan pengemasan yang menarik
dan mudah dimengerti dengan harapan dapat menarik perhatian (attention) para
calon wisatawan yang nantinya dapat mengubah perhatian tersebut menjadi minat
(interest), kemudian setelah ada perhatian dan minat diharapkan akan
memunculkan hasrat atau keinginan (desire) untuk menikmati atau melihat
langsung objek wisata tersebut, dengan demikian diharapkan para calon
wisatawan dapat mengambil keputusan (decision) dengan tepat dan selanjutnya
mereka berwisata atau melakukan kunjungan wisata (action) ke berbagai objek
wisata di Indonesia termasuk Tuktuk Siadong dan Danau Toba di Kabupaten
Samosir, sehingga terjadi peningkatan dalam jumlah kunjungan wisatawan. Inilah
yang dinamakan dengan bentuk komunikasi AIDDA (Attention, Interest, Desire,
Decision, dan Action).
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Pencapaian keefektifan tersebut tidak hanya dilihat dari peningkatan


jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga berkaitan dengan keamanan dan
kenyamanan wisatawan selama berkunjung di Indonesia, peningkatan pendapatan
dari belanja wisatawan serta meningkatnya waktu/lama kunjungan wisatawan di
Indonesia. Setelah keberhasilan mencapai jumlah kunjungan wisatawan yang
meningkat, maka wisatawan tersebut perlu diyakinkan agar mereka mau dan ingin
kembali datang berkunjung ke Indonesia. Sehingga dengan demikian, mereka
tidak hanya datang untuk sekali saja melainkan datang untuk berkali-kali.
Berdasarkan hal tersebutlah, kampanye Visit Indonesia Year 2008 ini
sangat perlu dilakukan sebagai jembatan komunikasi pariwisata yang efektif
antara pelaku pariwisata Indonesia (swasta dan pemerintah) dengan para
wisatawan, baik domestik dan terutama wisatawan mancanegara.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Kampanye Visit Indonesia Year 2008 merupakan sebuah program promosi
pariwisata Indonesia dengan menggunakan materials promotion seperti
brochure, tourism map, guidebook, exhibition, dan internet sebagai media
promosi. Promosi dilakukan di berbagai negara yang dianggap memiliki
calon wisatawan potensial. Untuk mendukung kampanye ini, pemerintah
menyiapkan 100 even pariwisata berskala intenasional di berbagai daerah
di Indonesia. Dengan demikian, semua daerah dituntut untuk berbenah dan
bekerja keras untuk menyukseskan program tersebut. Demikian halnya
dengan

Sumatera

Utara,

khususnya

Kabupaten

Samosir.

Untuk

mendukung program pemerintah tersebut, Kabupaten Samosir melakukan


pembenahan di berbagai sarana dan objek wisata serta turut berpartisipasi
dalam berbagai even pariwisata, mulai dari Lake Toba Eco Tourism Sport,
Jambore Teknologi Tepat Guna, Festival Layang-layang & Gantole
Internasional sampai dengan Pesta Danau Toba yang merupakan salah satu
dari 100 even pariwisata tesebut. Selain itu, Kabupaten Samosir juga turut
serta dalam ajang promosi pariwisata, baik lokal, naional, maupun
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

internasional seperti Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), Medan Fair


(lokal), Gebyar Wisata Nusantara, (Nasional), Funtastic Indonesia Holiday
Singapore, Japan International Travel Market dan Sumatera Internationa
Travel Fair, Padang (internasional).
2. Penyelenggaraan kampanye Visit Indonesia Year 2008 sebagai media
promosi pariwisata Indonesia mampu memberikan informasi yang baik
dan jelas sehingga mampu menarik perhatian para calon wisatawan, yang
kemudian dapat mengubah perhatian tersebut menjadi minat (interest).
Setelah ada perhatian dan minat kemudian dapat memunculkan hasrat
(desire) untuk melihat langsung objek wisata tersebut, dengan demikian
para calon wisatawan dapat mengambil keputusan (decision) dengan tepat
dan selanjutnya mereka berwisata atau melakukan kunjungan wisata
(action) ke berbagai objek wisata di Indonesia termasuk Tuktuk Siadong
dan Danau Toba di Kabupaten Samosir. Dengan demikian, kampanye Visit
Indonesia Year 2008 ini telah efektif sebagai media promosi pariwisata
untuk mengundang dan mendatangkan jumlah kunjungan wisatawan yang
lebih banyak. Hal ini dapat dibuktikan dari tingkat keberhasilan kampanye
Visit Indonesia Year 2008 dalam mendatangkan wisatawan mancanegara
dimana hasil penelitian ini mencatat terdapat hubungan yang tinggi antara
promosi kepariwisataan tersebut dengan peningkatan jumlah kunjungan
wisatawan.
3. Terdapat hubungan/korelasi antara kampanye Visit Indonesia Year 2008
dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah
tujuan wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Samosir. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat dinyatakan bahwa terdapat


hubungan yang tinggi antara kampanye Visit Indonesia Year 2008 dengan
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan
wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Hal
ini berarti bahwa kampanye Visit Indonesia Year 2008 memiliki hubungan
yang besar atau tinggi akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di daerah tujuan wisata Tuktuk
Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.
V.2. Saran
Setelah melakukan penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran,
sebagai berikut :
1. Melihat antusiasme masyarakat pariwisata terhadap kampanye Visit
Indonesia Year 2008 ini cukup baik serta dapat memberikan manfaat yang
cukup berarti bagi industri pariwisata Indonesia, maka akan sangat baik
lagi jika program promosi pariwisata yang demikian dilakukan lagi pada
waktu mendatang. Namun demikian, harus dilakukan perbaikan dan
pembenahan terhadap kekurangan dalam pelaksanaan Visit Indonesia Year
2008 kali ini, seperti kurang gencarnya promosi, terbatasnya bahan
bahan materials promotion dan melakukan persiapan yang matang agar
tidak terkesan terburu buru.
2. Untuk memberikan pelayanan yang prima terhadap wisatawan, perlu juga
ditingkatkan pendidikan pariwisata kepada masyarakat yang terlibat di
dalamnya seperti etika pelayanan, kesopanan, kebersihan, kenyamanan

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

serta meningkatkan pemahaman masyarakat di sekitar objek wisata


terhadap penggunaan bahasa Inggris.
3. Perkembangan dunia industri pariwisata telah memberikan warna baru
dalam hal strategi pemasaran khususnya dalam hal mempromosikan
berbagai objek wisata yang diunggulkan. Di era sekarang ini, setiap negara
harus mampu melakukan strategi promosi yang baik dan mampu
meyakinkan para calon wisatawan akan keamanan dan kenyamanan.
Istilah Visit Indonesia Year, Visit Malaysia Year, Visit America Year, dan
lain-lain sudah tidak asing lagi dalam dunia pariwisata. Namun, penelitian
tentang strategi promosi yang demikian masih sangat terbatas. Oleh sebab
itu, pengkajian bertajuk promosi kepariwisataan yang demikian sangat
baik jika dijadikan sebagai penelitian bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi.
Pengkajian tentang strategi promosi dalam kampanye Visit Indonesia Year
2008 ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang
bermanfaat baik dalam bidang ilmu komunikasi maupun dalam dunia
pariwisata.

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1996, Prosedure Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek ,


Jakarta : PT Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2005, Metodologi Penelitian Kantitatif, Jakarta : Kencana.
. 2001, Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya : Airlangga
Press.

Effendy, Onong U. 2004, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
. 2002, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,Bandung: PT
Citra Aditya Bakti.
. 2000, Dinamika Komunikasi, Bandung: Rejama Rosda Karya.
Kriyantono, Rachmat. 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta : PT
Kencana Prenada Media Group.
Kusmayadi dan Sugianto Endar. 2000, Metodologi Penelitian Dalam Bidang
Kepariwisataan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kusman, Wawan. 1996. Komunikasi Massa, Sebuah Analisis Media Televisi,
Jakarta: Rineka Cipta.
Lubis, Suwardi. 2005. Metode Penelitian Komunikasi, Medan: USU Press.
Mooekijat. 1993, Teori Komunikasi, Bandung: Mandar Maju.
Munawir. H. 1992, Komunikasi dan Fungsinya, Bandung: Mandar Maju.
Nawawi, Hadari. 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah
Mada Unversity Press.
Pendit. S, Nyoman. 1999, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta:
Pradnya Paramita.
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Rakhmad, Jalaludin. 2004, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT Remaja


Rosda Karya.
. 1999, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Ross, Glenn F. 1998, Psikologi Pariwisata, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.
Singarimbun, Masri. 1995, Metode Penelitian Survei, Jakarta: PT Pustaka LP3ES.
Soekadijo. R. G. 2000, Anatomi Pariwisata, Memahami Pariwisata Sebagai
Sistematic Linkage, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Studi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Samosir. 2003, Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata, Samosir.
Tubs, L Stewart dan Sylvia Moss. 1996, Human Communication, Prinsip
Prinsip Dasar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Wasti Soemanto. 1994, Pedoman Teknik Penulisan Skripsi, Jakarta : bumi Aksara.
Widjaja, A. W. 1993, Komunikasi, Komunikasi dan Humas, Jakarta : Bumi
Aksara.
Yoeti, Oka. A. 1995, Pengantar Ilmu Pariwisata, Jakarta : Angkasa.

Bahan Kuliah :
Inon Beydha, Komunikasi Pariwisata, 2008.
Majalah :
Inside Sumatera Volume 29. 2007, Medan : CV Primedia Multi Utama.
Explore Indonesia, Edisi Sabtu, 05 April 2008
Website :
http://www.my-indonesia.info/page.php?ic=53&id=129
http://www.hariansuarasumut.com/medan/1835.html
http://www.samosir.go.id/dload/detail.php?id=2&kat=pariwisata&kliklayanan=2/t
empatwisata_samosir.htm
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

http://www.silaban.net/2007/05/27/samosir-berbenah-menuju-kabupaten-wisata2010/
http://www.kampungwisata.tuktuksamosir/profil/tuktuk
http://ariesaksono.wordpress.com/

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

QUESTIONNAIRE
TOURISM PROMOTION AND IMPROVEMENT OF TOURIST VISIT
(A Correlational Study About Campaign Effectiveness of Visit Indonesia Year
2008 in Improvement of Overseas Foreign Tourist Visit Number at Tour
Destination of Tuktuk Siadong, Subdistrict of Simanindo Samosir Regancy)

This questionnaire is employed for scientific importance, there will be no fault


answer, it just requires the real answer. And thank for the participation.

Instruction
1. Read every question carefully.
2. Answer each question carefully without any missing.
3. Mark the cross (X) for the best answer in your opinion.
4. Please dont fill the right-hand numbered-code box (

).

Name : .
Number of Respondent :

2
I.

Characteristic of respondents

1. Your age range now is :


1. 21 25 years
2. 26 30 years
3
3. 31 35 years
4. 36 40 years
5. 41 and more years.
2. Your Gender :
1. male
4
2. female
3. Your occuppation recently :
1. public clerk
5
2. a Private
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

3. trader/Entrepreneur
4. others, please state .
4. Your national origination :
1. Australia
2. Dutch
6
3. England
4. United State (USA)
5. Japan
6. others, please state
5. Length of visit :
1. less than 24 hours (a day)
2. 48 hours (2 days)
7
3. 72 hours (3 days)
4. more than 72 hours (more than 3 days)
6. This is your .th visit :
1. first
2. second
8
3. others, please state
II.

Campaign of Visit Indonesia Year 2008

7. Do you ever know or hear about tour promotion of Visit Indonesia Year
2008 campaign?
1. very often
3. seldom
9
2. ever
4. never
8. How can you know about campaign of Visit Indonesia Year 2008 ?
1. via television
3. via news paper
10
2. via internet
4. others, please state
9. Do you like a such tour promotion ?
1. prefer
3. less like
11
2. like
4. dislike
10. In your opinion, is it appropriate or not to select the Celebrating 100
Years of National Awakening as a theme in Visit Indonesia Year 2008
campaign ?
1. very appropriate
12
2. appropriate

3. inappropriate
4. very inappropriate

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

11. The following is some media or promotion materials used in campaigning


the Visit Indonesia Year 2008. So far, which media do you use ?

Types of Media
1.
2.
3.
4.
5.

Very often
(more than
2 times)

Frequency
Often
Rarely
(2 times on
(1 time on
avarage)
avarage)

Never
(0 time)

Brochure*
Tourism map
Guidebook
Exhibition**
Internet
12. Do you believe the content of message in materials promotion ?
1. believe so much
3. less believe
18
2. believe
4. not believe
13. In your opinion, is the design of materials promotion in Visit Indonesia
Year 2008 campaign attractive ?

Types of Media

Very
Attractivene
ss

Attractiveness
Attractivene
Less
ss
Attractivene
ss

No
Attractive
ness

1. Brochure*
2.
Tourism
map
3. Guidebook
4.
Exhibition**
5. Internet
14. Did you really get the information of Tuktuk Siadong after reading various
kind of materials promotion in Visit Indonesia Year 2008?
1. absolutely get

3. not really get

24
2. get
4. no, absolutely not
15. After reading the materials promotion, is your knowledge on tourism
object of Indonesia especially Tuktuk Siadong, improved ?
1. very improved
3. less improved
25
2. improved
4. not improved
16. Does materials promotion meet your need of tour information ?
Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

1. meet so much
3. less
26
2. meet
4. not meet
17. Is information presented in materials promotion useful for you ?
1. very useful
3. less useful
27
2. useful
4. useless
18. In your opinion, how to explain the message in materials promotion of
Visit Indonesia Year 2008 ?
Types of Media

Very
Clearness

Clearness
Clearness
Less
Clearness

No
Clearness

1. Brochure*
2.
Tourism
map
3. Guidebook
4.
Exhibition**
5. Internet
19. Do you know the intention of the message ?
1. know so much
3. less
33
2. know
4. do not know
20. Does the message presented bring you some value ?
1. bring so much
34
2. it does bring
III. Improvement of Tour Visit

3. less bring
4. not bring value

21. In your opinion, does the materials promotion attract your attention to visit
the tour object offered ?
1. very attractive
3. less attractive
35
2. attractive
4. not attractive
22. Does the information encourage your need for tourism ?
1. it encourages so much
3. less encourage
36
2. it encourages
4. not encourage
23. Through presentation of materials promotion, are you motivated to look
for more information of tourism ?
1. very motivated
37

3. less motivated

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

2. motivated
4. not motivated
24. After gaining the information of Indonesian tourism, did you have a strong
interest to visit the tourism object ?
1. yes, absolutely I have
3. not really
3
2. yes, I have
4. not at all
25. After receiving the information of materials promotion Visit Indonesia
Year 2008, did you decide immediately to visit tourism object ?
1. absolutely right
2. right

3. not really right


4. no, absolutely not

39
26. Is it right or not after making a decision, do you make a real visit ?
1. absolutely right
41
2. right

3. not really right


4. no, absolutely not

40
27. At last, do you visit Tuktuk Siadong after receiving the information by
Visit Indoneisia Year 2008 campaign ?
1. absolutely right
3. not really right
41
2. right
4. no, absolutely not
28. Please present some suggestions or inputs for improvement of Indonesian
Tourism Industry, especially Tuktuk Siadong !!
Suggestion :
a. About facilities : .
b. About Materilas Promotion : ..
c. Others : ...

--- Thank so much ----- for the best time and participation ---

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Ranto Sitohang : Promosi Kepariwisataan Dan Peningkatan Jumlah Kunjungan Wisatawan (Studi Korelasional
Tentang Efektivitas Kampanye Visit Indonesia Year 2008 dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan
Mancanegara di Daerah Tujuan Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir), 2008.
USU Repository 2009

Anda mungkin juga menyukai