Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Penyakit/Kelainannya
Foresta Dipo Nugraha
Ibnu Ludi Nugroho
Laboratorium ilmu kesehatan THT
Fakultas kedokteran universitas mulawarman
Samarinda 2015
Anatomi Hidung
Anatomi Hidung
Vaskularisasi Hidung
Faal Hidung
Hidung merupakan pintu gerbang
bagi saluran pernafasan:
Fungsi
Fungsi
Fungsi
Fungsi
respiratorius
Olfactorius
Resonansi
Dranage- Ventilasi
Fungsi Respiratorius
1. Mengatur banyaknya udara yang
masuk
2. Menyiapkan udara, supaya udara
yang masuk ke paru-paru sesuai
dengan keadaan paru-paru:
Menyaring
Membasahi
Memanasi
Fungsi Olfactoria
Udara inspirasi masuk ke rongga hidung
tumor hiposmia/anosmia
Obstruksio Nasi
Obstruksi nasi adalah keadaan dimana
masuknya udara inspirasi mealuli hidung
mengalami penghambatan
Penyebab obstruksi nasi:
Kelainan bawaan, eg. Atresi Koane
Radang, eg. Rinitis Akut, Rinitis Alergi
Kelainan anatomis, eg. Debiasi septum nasi
Adanya masa dalam rongga hidung, eg.
Polip, tumor
5. Benda Asing
1.
2.
3.
4.
Rhinitis Acuta
Radang akut mukosa cavum nasi yang
ditandai dengan gejala obstruksio nasi
Etiologi: Virus, Bakteri
Faktor Predesposisi:
Pengaruh dengan cuaca
Ventilasi ruangan
Debu, gas
Daya tahan tubuh turun
Kurang makan
Defisiensi Vitamin
Gambaran Klinis
Ada 3 Stadium rhinitis acuta:
Stadium Prodormal, pada hari pertama:
Bersin, hidung buntu, cavum nasi sempit,
terdapat sekret serous, mukosa concha udem
dan hyperemis
1-2 hari
(prodormal)
Sifat sekret
Mengantal
sesudah 3-4 hari
Encer terus
Gejala Umum
Malaise, demam
Tidak ada
Allergen
Tidak ada
Anamnese, skin
test pada rhinitis
allergica
Terapi
Lokal:
Tetes hidung, HCL efedrin 1%,
Umum:
Hindari: cuaca dingin, mandi air hangat,
pakaian hangat, jangan berangin-angin
Systemik: Preparat Asetosal
Rhinitis Allergica
Spesifik, sensitif terhadap suatu alergen
Gejala utama : bersin dan pilek (rhinorea)
Pada Rhinoskopi : tampak mukosa yang pucat
kebiruan dan edema
Terapi :
Hindari alergen
Antihistamin
Rhinitis Diphterica
Radang akut yang spesifik mukosa
cavum nasi dengan Coryne bacterium
diphterica. Khas ditandai dengan
pembentukan pseudomembran
Terapi:
Isolasi
A.D.S 20.000 IU
Antibiotik: Penicillin Procain 300.000600.000 IU selama 10 hari
Syndroma Allergi
Kumpulan gejala pada cavum nasi,
yang pada dasarnya timbul sebagai
reaksi allergi
Patomekanisme
Rhinitis Hyperemica
(Rhinitis Medica Mentosa)
Rhinitis yang berulang dan riwayat penggunaan obat
pasien berbaring
Rhinoskopi Anterior : tampak mukosa udem hiperemis
Rhinitis Vasomotorica
Inflamasi hidung akibat ketidkseimbangan
vasomotor
Sensitif terhadap perubahan hawa dingin
dan kelembapan udara yang tinggi
Klinis : gejala akan terjadi pada bangun
tidur pada pagi hari, pilek encer dan
akhirnya hidung terasa buntu.
Polip Nasi
Polip adalah pengertian morphologis (bentuk)
yang berarti panjang dan bertangkai.
Teori penyebab timbul polip:
Faktor radang kronis
Faktor Alergi
Patofisologi
Infeksi berulang degenerasi mukosa
periplebitis (congesti nasi) oedema oedema
yang berlangsung lama penonjolan mukosa
makin panjang berbentuk polip/ kista
Terapi:
Ekstraksi polip
Ethmoidectomi bila polip berasal dari
sinus ethmoidalis
Operasi Calwell Luc apabila polip berasal
dari sinus maksilaris
FESS (functional endoscopy sinus
surgery)