Anda di halaman 1dari 14

Sifat koligatif

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Pengertian Sifat Koligatif


o

1.1 Penurunan tekanan uap

1.2 Kenaikan titik didih

1.3 Penurunan titik beku

1.4 Tekanan osmotik

2 Referensi

3 Gambar

Pengertian Sifat Koligatif[sunting | sunting sumber]


Sifat Koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi
tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Jadi sifat-sifat tersebut tidak
tergantung pada jenis larutan. Keempat sifat tersebut adalah penurunan tekanan uap, peningkatan
titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik. Sifat koligatif larutan dapat di bedakan menjadi
dua macam yaitu sifat larutan elektrolit dan non elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam
larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada
larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal
tersebut maka sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat larutan elektolit.

Penurunan tekanan uap[sunting | sunting sumber]


Pada tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M Roult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut
mempunyai efek penurunan tekanan uap dari pelarut. Banyaknya penurunan tekanan uap (P)
terbukti sama dengan hasil kali fraksi mol terlarut (Xb) dan tekanan uap pelarut murni (PAo), yaitu :
P : XB.PAo

Dalam larutan dua komponen, XA+XB = 1, maka XB = 1- XA. Juga apabila tekanan uap pelarut di atas
larutan di lambangkan PA, maka P = PAo - PA. Persamaan P = XB.PAo dapat di tulis kembali
menjadi :
PAo - PA = (1-XA).PAo
dan penataan ulang persamaan ini menghasilkan bentuk umum yang di kenal dengan hukum Roulth
PA = XA.PAo

Kenaikan titik didih[sunting | sunting sumber]


Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama
gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan
tekanan atmosfir, karena tekanan uap adalah knstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan
tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang di berikan pada cairan yang mendidih hanya
menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi
suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya atmosfer.
Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat di gunakan untuk memperkirakan secara tak
langsung berapa kuatnya gaya tarik antar molekul dalm cairan. Cairan yang gaya tarik antar
molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebalikny bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah.

Penurunan titik beku[sunting | sunting sumber]


Pelarut padat murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut,
sebagaimana di tentukan oleh suhunya. Pelarut dalam larutan demikian pula, berada dalam
kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika pelarut padat dan pelarut dalam
larutan berada bersama-sama, mereka harus memiliki tekanana uap sama. Jika zat terlarut di
tambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan dan titik beku, yaitu suhu ketika kristal
pertama pelarut murni mulai muncul, turun. Selisih Tf = Tfo Tf dengan demikian bertanda negatif,
dan penurunan titik beku dapat diamati.
Perubahan suhu Tf sekali lagi berbanding lurus dengan uap P1 . Untuk konsentrasi zat terarut
yang cukup rendah, penurunan titik beku berkaitan dengan molalitas molal m melalui
Tf = Tfo Tf = -Kfm
dengan Kf adalah tetapan tetapan positif hanya bergantung pada sifat pelarut.

Tekanan osmotik[sunting | sunting sumber]


Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya tergantung pada jumlah
partikel zat terlarut persatuan volume larutan. Tekanan osmotik tidak tergantung pada jenis zat

terlarut. Persamaaan untuk tekanan osmotik dikenal sebagai persamaan Van't Hoff, cocok di
gunakan untuk menghitung tekanan osmotik dari larutan encer. Tekanan di lambangkan , R adalah
tetapan gas (0,0821 Latm/mol K); dan T adalah suhu dalam kelvin. Tanda n mengatakan mol zat
terlarut dan V adalah volume (dalam liter)larutan, sehingga hasilnya n/V adalah molalitas larutan (M)
= (n/V).R.T = M.R.T

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. Brady, J E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
2. Oktoby,dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 3 Edisi 1. Jakarta: Erlangga.
3. Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. alih
bahasa Suminar. Jakarta :Erlangga
4. Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakrta : UGM Press
5. Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung : ITB.
6.

Sifat koligatif larutan


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa

Larutan garam

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jeniszat terlarut tetapi hanya
bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya[1]. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis,
yaitu sifat koligatif larutan elektrolitdan sifat koligatif larutan nonelektrolit[1].
Daftar isi

1 Molalitas dan Fraksi Mol


o

1.1 Molalitas (m)

1.2 Fraksi Mol

2 Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit


o

2.1 Penurunan Tekanan Uap

2.2 Kenaikan Titik Didih

2.3 Penurunan Titik Beku

2.4 Tekanan Osmotik

3 Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


o

3.1 Penurunan Tekanan Uap Jenuh

3.2 Kenaikan Titik Didih

3.3 Penurunan Titik Beku

3.4 Tekanan Osmotik

4 Lihat Pula

5 Referensi

6 Pranala Luar

Molalitas dan Fraksi Mol[sunting | sunting sumber]


Dalam larutan, terdapat beberapa sifat zat yang hanya ditentukan oleh banyaknya partikel zat
terlarut[2]. Oleh karena sifat koligatif larutan ditentukan oleh banyaknya partikel zat terlarut, maka
perlu diketahui tentang konsentrasi larutan[2].

Molalitas (m)[sunting | sunting sumber]


Molalitas (kemolalan) adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1000 gram) pelarut[2]. Molalitas
didefinisikan dengan persamaan berikut [2]:

m = molalitas larutan (mol/kg)

n = jumlah mol zat terlarut (g/mol)

P = jumlah massa zat (kg)

Fraksi Mol[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Fraksi mol

Fraksi mol merupakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan
berdasarkan mol[2]. Fraksi mol komponen

jumlah mol komponen

Fraksi mol

adalah

, dilambangkan dengan

adalah

dibagi dengan jumlah mol semua komponen dalam larutan[2].

dan seterusnya[2]. Jumlah fraksi mol dari semua komponen

adalah 1[2]. Persamaannya dapat ditulis dengan:[2]

Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit[sunting | sunting sumber]


Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi antara
molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergatung pada jumlah zat terlarut yang larut pada suatu
larutan[3]. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmotik[3].

Penurunan Tekanan Uap[sunting | sunting sumber]

Marie Francois Raoult (1830 - 1901) ilmuwan yang menyimpulkan tentang tekanan uap jenuh larutan

Molekul - molekul zat cair yang meninggalkan permukaan menyebabkan adanya


tekanan uap zat cair[3]. Semakin mudah molekul - molekul zat cair berubah menjadi uap, makin
tinggi pula tekanan uapzat cair[3]. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan oleh zat terlarut
yang tidak menguap, maka partikel - partikel zat terlarut ini akan
mengurangi penguapan molekul - molekul zat cair[3]. Laut mati adalah contoh dari terjadinya
penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah
menguap.Air berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan
kering, serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya
semakin tinggi[3]. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis[3] :

P0 = tekanan uap zat cair murni

P = tekanan uap larutan

Pada tahun 1878, Marie Francois Raoult seorang kimiawan asal Perancis melakukan
percobaan mengenai tekanan uap jenuh larutan, sehingga ia menyimpulkan tekanan
uap jenuh larutan sama dengan fraksi mol pelarut dikalikan dengan tekanan uap jenuh
pelarut murni[3]. Persamaan penurunan tekanan uap dapat ditulis[3]. Kesimpulan ini
dikenal dengan Hukum Raoult dan dirumuskan dengan[3]. Persamaan penurunan
tekanan uap dapat ditulis[3] :

P = tekanan uap jenuh larutan

P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni

Xp = fraksi mol zat pelarut

Xt = fraksi mol zat terlarut

Kenaikan Titik Didih[sunting | sunting sumber]


Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih. Pada suhu ini,
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya [4]. Hal ini
menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat
cair diukur pada tekanan 1 atmosfer[4]. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih

larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya [4]. Hal ini disebabkan
adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan menghalangi peristiwa
penguapan partikel - partikel pelarut[4]. Oleh karena itu, penguapan partikel partikel pelarut membutuhkan energi yang lebih besar[4]. Perbedaan titik didih
larutan dengan titik didih pelarut murni di sebut kenaikan titik didih yang
dinyatakan dengan (

)[4]. Persamaannya dapat ditulis [4]:

Tb = kenaikan titik didih (oC)

kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC kg/mol)

m = molalitas larutan (mol/kg)

Mr = massa molekul relatif

P = jumlah massa zat (kg)

Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut[5]

Pelarut

Titik Didih

Tetap

Aseton

56,2

1,71

Benzena

80,1

02,53

Kamfer

204,0

05,61

Karbon tetraklorida

76,5

04,95

Sikloheksana

80,7

02,79

Naftalena

217,7

05,80

Fenol

182

03,04

Air

100,0

00,52

Penurunan Titik Beku[sunting | sunting sumber]


Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku
larutan lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya
dapat ditulis sebagai berikut[5] :

Tf = penurunan titik beku (oC)

kf = tetapan perubahan titik beku (oC kg/mol)

m = molalitas larutan (mol/kg)

Mr = massa molekul relatif

P = jumlah massa zat (kg)

Tabel Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut[5]

Pelarut

Aseton

Titik Beku

-95,35

Benzena

5,45

Kamfer

179,8

Karbon tetraklorida

-23

Sikloheksana

6,5

Naftalena

80,5

Fenol

43

Air

Tekanan Osmotik[sunting | sunting sumber]

Van't Hoff

Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk


mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui selaput
semipermiabel ke dalam larutan[5]. Membran
semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat dilalui

molekul - molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh


zat terlarut. Menurut Van't Hoff, tekanan osmotik
larutan dirumuskan [5]:

= tekanan osmotik

M = molaritas larutan

R = tetapan gas (0,082)

T = suhu mutlak

Sifat Koligatif Larutan


Elektrolit[sunting | sunting sumber]
Pada konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan
elektrolit memliki nilai yang lebih besar daripada
sifat koligatif larutan non elektrolit[6]. Banyaknya
partikel zat terlarut hasil reaksi ionisasi larutan
elektrolit dirumuskan dalam faktor Van't Hoff[6].
Perhitungan sifat koligatif larutan elektrolit selalu
dikalikan dengan faktor Van't Hoff[6] :

Keterangan :
= faktor Van't Hoff

n = jumlah koefisien kation

= derajat ionisasi

Penurunan Tekanan Uap


Jenuh[sunting | sunting sumber]
Rumus penurunan tekanan uap jenuh dengan
memakai faktor Van't Hoff adalah[6] :

=P0

Kenaikan Titik Didih[sunting | sunting


sumber]
Persamaannya adalah[6]:
=

Penurunan Titik Beku[sunting | sunting


sumber]
Persamaannya adalah[6] :
=

Tekanan Osmotik[sunting | sunting


sumber]
Persamaannya adalah[6] :

Lihat Pula[sunting | sunting sumber]

Kelarutan

Kelarutan elektrolit

Kelarutan Nonelektrolit

Larutan

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ a b Kimia.Penulis Nana Sutresna.Penerbit
PT Grafindo Media Pratama
2. ^ a b c d e f g h i Praktis Belajar Kimia.Penulis
Imam Rahayu.Penerbit PT Grafindo Media
Pratama
3. ^ a b c d e f g h i j k Cerdas Belajar Kimia.Penulis
Nana Sutresna.Penerbit PT Grafindo Media
Pratama.ISBN 979-758-448-8,
9789797584481
4. ^ a b c d e f g Kimia Sma.Penerbit Galangpress
Group.ISBN 602-8276-35-9,
9786028276351
5. ^ a b c d e Kimia SMA/MA Kls XII
(Diknas).Penulis Suyatno.Penerbit
Grasindo.ISBN 979-025-027-4,
9789790250277

6. ^ a b c d e f g Jago Kimia SMA. Penulis


Esvandiari. Penerbit Niaga Swadaya. ISBN
979-3567-54-6, 9789793567549

Anda mungkin juga menyukai