Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nyalah ,sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul Teori Kontinjensi dan Sistem Pengendalian
Manajemen (Management Control Systems) ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen. Selain untuk tujuan tersebut,
penulisan makalah ini juga untuk menjelaskan secara lebih luas mengenai Teori Kontinjensi
dan MCS serta kaitan keduanya dengan memberikan penjelasan dan informasi yang cukup
dapat diterima pada umumnya.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulita. Namun berkat
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung
dan berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf atas kekurangan yang ada dan sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.
Terima Kasih.
Mataram, 14 Maret 2015
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang .
Rumusan Masalah
Tujuan
.
Manfaat
.
1
1
1
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Kontinjensi
B. Variabel- Variabel Kontinjensi .....
C. Sistem Pengendalian Manajemen
(Management Control System)
D. Pengendalian Manajemen Organisasi..
E. Komponen Pengendalian manajemen ....
F. Hubungan Teori Kontinjensi dan Sistem Pengendalian Manajemen
(Management Control System)...........
3
3
6
6
10
12
13
III.2 Saran
14
Daftar Pustaka
15
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. LATAR BELAKANG
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan
individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang
sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai
keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan
organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi
atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga
tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal
tersebut adalah adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam pengendalian kegiatan organisasi adalah
dengan merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan memberi otoritas dan
pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok pegawai.
Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer hanya terfokus pada bagiannya saja
dan berakibat pada pengabaian terhadap tugas-tugas yang memerlukan koordinasi dengan
bagian lain yang ada di struktur organisasi.
Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah diformalisasikan
dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diperlukan dalam merancang sistem
pengendalian. Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri yang merupakan mekanisme awal
dari akuntansi manajemen. Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu
upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat
keadaan yang ada pada suatu organisasi.
Dalam kesempatan kali ini, penyusun makalah akan mencoba membahas lebih dalam
mengenai pendekatan kontinjensi yang diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor
kondisional yang menyebabkan sistem pengendalian manajemen sehingga dapat berjalan
lebih efektif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teori kontijensi dan bagaimana pandangan kontijensi
menurut para ahli?
3
pengendalian manajemen?
Apa yang dimaksud dengan system pengendalian manajemen?
Bagaimana pengendalian manajemen dalam organisasi ?
Apa saja komponen pengendalian manajemen ?
Bagaimana hubungan teori kontijensi dan system pengendalian manajemen?
C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami definisi teori kontijensi.
2. Mengetahui dan memahami apa saja variable-variabel kontijensi dalam hubungannya
3.
4.
5.
6.
D. MANFAAT
(1) Manfaat Teoritis
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi mengenai teori
kontinjensi dan sistem pengendalian manajemen (management control system)
serta memberi wawasan baru kepada pembaca.
(2) Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI KONTIJENSI
Teori kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi
manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai
macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan (Otley, 1980).
4
Pendekatan kontinjensi untuk akuntansi manajemen didasari oleh anggapan bahwa tidak
ada sistem akuntansi yang tepat secara universal yang dapat digunakan oleh semua organisasi
dalam berbagai keadaan. Sistem akuntansi yang tepat tergantung pada keadaan khusus
dimana
organisasi
tersebut
berada.
Oleh
karenanya
teori
kontinjensi
harus
mengidentifikasikan aspek khusus dari sistem akuntansi perusahaan dimana keadaan dapat
didefinisikan dengan pasti dan sistem dapat dicobakan dengan tepat.
Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu upaya dalam penentuan
sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada
suatu organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah :
LINGKUNGAN. Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen ini
adalah adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
TEKNOLOGI. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan
juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
STRATEGI. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadapsistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.
B. VARIABEL-VARIABEL KONTINJENSI
Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan dalam menentukan variabel-variabel
kontinjensi dalam hubungannya dengan aktivitas pengendalian. Penelitian yang dilakukan
Hofer (1954) mengungkapkan bahwa ada 54 variabel kontinjensi yang berbeda-beda dalam
lingkup bisnis. 54 variabel kontinjensi ini dapat berpengaruh dalam pembentukan suatu
pengendalian ataupun tindakan-tindakan yang diperlukan terkait dengan peningkatan kinerja
perusahaan.
Beberapa variabel kontinjensi yang dapat terjadi dalam suatu sistem pengendalian
manajemen sebuah perusahaan dapat dibagi ke dalam lima kategori (Fisher, 1998):
1. Variabel yang terkait dengan unsur ketidakpastian (Uncertainly)
yang berirama, terkoordinasi, dan berulang yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Pengendalian digunakan untuk menciptakan kondisi yang dapat memotivasi organisasi
untuk mencapai hasil yang ditentukan atau diharapkan. Salah satu kesulitan dalam
mendiskusikan Sistem Pengendalian Manajemen adalah ambiguitas dan kontradiksi dalam
mendefinisikan sistem pengendalian.
.
Pengertian
manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
manajemen
seperti
yang
telah
dikemukakan
itu
adalah
pusat
pertanggungjawaban.
Sistem Pengendalian Manajemen terdiri atas proses pengendalian manajemen dan
struktur manajemen. Struktur pengendalian manajemen dipusatkan pada berbagai macam
pusat pertanggungjawaban, sedangkan proses pengendalian manajemen meliputi tahap-tahap
sebagai berikut :
a.Pemrograman
Pemograman adalah proses memilih program tertentu untuk kegiatankegiatan organisasi program menggambarkan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan organisasi dalam rangka pelaksanaan strategi. Pada perusahaan yang
berorientasi pada laba, setiap produk atau lini produk (product line) merupakan
program.
b. Penganggaran (budgeting)
juga
digunakan
sebagai
alat
pengendalian
beberapa
pengendalian
manajemen
akan
berpusat
pada
bermacam-macam
jenis
pusat
pertanggungjawaban.
Secara sederhana, istilah pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukan unitunit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab.
Pusat-pusat pertanggungjawaban dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Pusat biaya (cost center)
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggung jawab
terhadap masukan atau biaya pada unit organisasi yang dipimpin, oleh karena itu
prestasi manajer tersebut diukur atas dasar masukan atau biayanya. Pusat biaya
dikelompokan menjadi dua, yaitu:
Pusat biaya enginery, adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya
Pusat biaya diskresionari, adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak
mempunyai hubungan yang proposional atau tidak mempunyai hubungan yang erat
dengan keluarannya.
2. Pusat pendapatan
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggungjawab
utama untuk memperoleh pendapatan penjualan (keluaran), oleh karena itu prestasi
manajer tersebut diukur atas dasar satuan moneter pendapatannya.
3. Pusat laba (profit center)
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggung jawab
terhadap biaya (masukan) dan pendapatan (keluaran) unit organisasi yang dipimpin,
oleh karena itu prestasi manajer tersebut diukur berdasarkan laba yang dihasilkan.
Laba suatu pusat laba dihitung sebesar pendapatan (keluaran) dikurangi biayanya
(masukan).
E. KOMPONEN PENGENDALIAN MANAJEMEN
11
Pendekatan terkini dari sistem pengendalian manajemen merujuk dari hasil kajian oleh
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) dalam bentuk
Integrated Framework pada tahun 1992 berupa 5 (lima) komponen dari sistem pengendalian
manajemen, yang meliputi :
a. Lingkungan Pengendalian (ControlEnvironment)
Agar tercipta lingkungan pengendalian yang memadai pimpinan instansi
harusmenciptakan:
penegakan integritas dan nilai etika;
komitmen terhadap kompetensi;
kepemimpinan yang kondusif;
pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengankebutuhan;
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yangtepat;
penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehattentang pembinaan
memastikan
dilaksanakannya
arahan
pimpinan
Instansi
pemisahan fungsi
otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern sertatransaksi
dan kejadian penting.
e. Monitoring
Sistem Pengendalian Internal dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan,
evaluasi terpisah dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviulainnya.
Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan
rutin,supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam
pelaksanaan tugas.
Keterkaitan kelima komponen tersebutdapat digambarkan sebagai berikut:
Lingkungan Pengendalian Penilaian risiko Komunikasi manajemen dan Informasi
Aktivitas Pengamatan Pengendalian Kelima komponen sistem pengendalian manajemen di
atas dikategorikan sebagaistandar sistem pengendalian manajemen oleh General Accounting
Office (GAO) sebagaimana yang tertuang pada publikasinya pada bulan November 1999
dengan judul Standards for Internal Control in the Federal Government. Standar sistem
pengendalian manajemen menggariskan tingkat kualitas minimum yang dapat diterima bagi
suatu sistempengendalian manajemen di lingkungan sektor publik (pemerintah) dan
memberikan suatudasar evaluasi atas sistem pengendalian manajemen. Standar ini
memberikan suatu kerangka umum. Dalam penerapannya, manajemen bertanggung jawab
atas pengembangan kebijakan, prosedur dan praktik yang terinci agar cocok dengan kegiatan
unit kerja dan untuk meyakinkan bahwa standar tersebut terpasang ke dalam dan menjadi
bagian yang terpadu dari kegiatan.
F. HUBUNGAN
TEORI
KONTINJENSI
DAN
SISTEM
PENGENDALIAN
MANAJEMEN
Dalam beberapa penelitian akuntansi manajemen, pendekatan kontinjensi diperlukan
untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang menyebabkan sistem pengendalian
manajemen lebih efektif. Teori kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan
sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan
untuk berbagai macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan (Otley, 1980). Merchant
(1982) menyatakan bahwa tidak terdapat sistem pengendalian yang secara universal selalu
tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Sistem
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian
organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan
bagaimana prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut.
Sistem Akuntansi Manajemen merupakan suatu pendekatan kontinjensi dari faktor
kondisional yang digunakan dalam penelitian sebagai variabel yang memoderasi suatu
hubungan. Sesuai dengan pendekatan kontinjensi Otley (1980), pendekatan kontinjensi
akuntansi manajemen didasarkan premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara
universal selalu tepat digunakan seluruh organisasi, namun sistem akuntansi manajemen
hanya sesuai (fit) untuk suatu konteks atau kondisi tertentu saja.
Menurut pertimbangan Otlley, variabel yang berpengaruh dalam menentukan
Management Control Systems adalah lingkungan, technologi, ukuran organisasi dan strategi
14
perusahaan.
penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang
ada pada suatu organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah :
Teknologi. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya
ditentukan juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. 2009. Manajemen Control System
12th edition, Penerjemah Drs. F.X. Kurniawan Tjakrawala, Jilid 1. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Arief, Suadi. 1999. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Fisher, G Joseph, 1998, Contingency Theory, Management Control System and Firm
Outcomes: Past Results and Future Directions, Behavioural Research in Accunting Vol. 10.
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN
Marani, Yohanes, 2003, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel Moderating
dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial,
Jurnal MAKSI Vol 3 Universitas Diponegoro.
16
Otley, David, 1980, The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and
Prognosis, Accounting and Organization Society 5
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://arenamateribelajar.blogspot.com/2012/11/fungsi-manajemen-pengendalian.html
Samryn, L. (2001). Akuntansi manajerial : suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
17