Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nyalah ,sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah yang berjudul Teori Kontinjensi dan Sistem Pengendalian
Manajemen (Management Control Systems) ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok Mata Kuliah Seminar Akuntansi Manajemen. Selain untuk tujuan tersebut,
penulisan makalah ini juga untuk menjelaskan secara lebih luas mengenai Teori Kontinjensi
dan MCS serta kaitan keduanya dengan memberikan penjelasan dan informasi yang cukup
dapat diterima pada umumnya.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulita. Namun berkat
bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
sepantasnya jika penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung
dan berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena
itu, penulis memohon maaf atas kekurangan yang ada dan sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.
Terima Kasih.
Mataram, 14 Maret 2015
Penulis

Daftar Isi
Kata Pengantar

Daftar Isi

ii

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

Latar Belakang .
Rumusan Masalah
Tujuan
.
Manfaat
.

1
1
1
2

BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Kontinjensi
B. Variabel- Variabel Kontinjensi .....
C. Sistem Pengendalian Manajemen
(Management Control System)
D. Pengendalian Manajemen Organisasi..
E. Komponen Pengendalian manajemen ....
F. Hubungan Teori Kontinjensi dan Sistem Pengendalian Manajemen
(Management Control System)...........

3
3
6
6
10
12

BAB III PENUTUP


III.1 Kesimpulan

13

III.2 Saran

14

Daftar Pustaka

15

BAB I
PENDAHULUAN
2

A. LATAR BELAKANG
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan
individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang
sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai
keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan
organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi
atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga
tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal
tersebut adalah adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam pengendalian kegiatan organisasi adalah
dengan merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan memberi otoritas dan
pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada dan kelompok pegawai.
Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer hanya terfokus pada bagiannya saja
dan berakibat pada pengabaian terhadap tugas-tugas yang memerlukan koordinasi dengan
bagian lain yang ada di struktur organisasi.
Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah diformalisasikan
dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diperlukan dalam merancang sistem
pengendalian. Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri yang merupakan mekanisme awal
dari akuntansi manajemen. Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu
upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat
keadaan yang ada pada suatu organisasi.
Dalam kesempatan kali ini, penyusun makalah akan mencoba membahas lebih dalam
mengenai pendekatan kontinjensi yang diperlukan untuk mengevaluasi faktor-faktor
kondisional yang menyebabkan sistem pengendalian manajemen sehingga dapat berjalan
lebih efektif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan teori kontijensi dan bagaimana pandangan kontijensi
menurut para ahli?
3

2. Apa saja variabel-variabel kontijensi dalam hubungannya dengan aktivitas


3.
4.
5.
6.

pengendalian manajemen?
Apa yang dimaksud dengan system pengendalian manajemen?
Bagaimana pengendalian manajemen dalam organisasi ?
Apa saja komponen pengendalian manajemen ?
Bagaimana hubungan teori kontijensi dan system pengendalian manajemen?

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami definisi teori kontijensi.
2. Mengetahui dan memahami apa saja variable-variabel kontijensi dalam hubungannya
3.
4.
5.
6.

dengan aktivitas pengendalian manajemen


Mengetahui dan memahami definisi dari system pengendalian manajemen.
Mengetahui pengendalian manajemen organisasi
Mengetahui komponen pengendalian manajemen
Mengetahui dan memahami hubungan teori kontijensi dengan system pengendalian
manajemen.

D. MANFAAT
(1) Manfaat Teoritis
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi mengenai teori
kontinjensi dan sistem pengendalian manajemen (management control system)
serta memberi wawasan baru kepada pembaca.
(2) Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada pembaca

mengenai teori kontinjensi dan

sistem pengendalian manajemen (management control system) sehingga pembaca


dapat menanggapi dan berfikir serta melihat lebih tentang aplikasi teori kontinjensi
ataupun upaya pengendalian manajemen dalam konteks kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI KONTIJENSI
Teori kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi
manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai
macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan (Otley, 1980).
4

Pendekatan kontinjensi untuk akuntansi manajemen didasari oleh anggapan bahwa tidak
ada sistem akuntansi yang tepat secara universal yang dapat digunakan oleh semua organisasi
dalam berbagai keadaan. Sistem akuntansi yang tepat tergantung pada keadaan khusus
dimana

organisasi

tersebut

berada.

Oleh

karenanya

teori

kontinjensi

harus

mengidentifikasikan aspek khusus dari sistem akuntansi perusahaan dimana keadaan dapat
didefinisikan dengan pasti dan sistem dapat dicobakan dengan tepat.
Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu upaya dalam penentuan
sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang ada pada
suatu organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah :

LINGKUNGAN. Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen ini
adalah adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.

TEKNOLOGI. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan
juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.

UKURAN ORGANISASI. Ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi


baik struktur maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.

STRATEGI. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadapsistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.

B. VARIABEL-VARIABEL KONTINJENSI
Terdapat banyak penelitian yang telah dilakukan dalam menentukan variabel-variabel
kontinjensi dalam hubungannya dengan aktivitas pengendalian. Penelitian yang dilakukan
Hofer (1954) mengungkapkan bahwa ada 54 variabel kontinjensi yang berbeda-beda dalam
lingkup bisnis. 54 variabel kontinjensi ini dapat berpengaruh dalam pembentukan suatu
pengendalian ataupun tindakan-tindakan yang diperlukan terkait dengan peningkatan kinerja
perusahaan.
Beberapa variabel kontinjensi yang dapat terjadi dalam suatu sistem pengendalian
manajemen sebuah perusahaan dapat dibagi ke dalam lima kategori (Fisher, 1998):
1. Variabel yang terkait dengan unsur ketidakpastian (Uncertainly)

Sumber utama dariketidakpastian tugas dan lingkungan eksternal.


Menurut Hirst (1981) ketidakpastian tugas merupakan perluasan dari aktivitas
yang dilakukan manajer untuk mencapai hasil (outcome) yang diharapkan.
Ketidakpastian tugas serupa dengan pengetahuan proses transformasi yang
didefinisikan oleh Ouchi (1977). Jika seorang evaluator dapat merinci tindakan
yang dibutuhkan evaluatee dan hal membawa implikasi bahwa proses
transformasi pengetahuan adalah tinggi. Variasi sifat-sifat yang diajukan oleh
peneliti untuk menggambarkan lingkungan eksternal termasuk seperti pasti vs
tidak pasti, statis vs dinamis, sederhana vs kompleks, dan sebagainya. Sebagai
tambahan variabel ketidakpastian lingkungan misalnya hubungan dengan
pelanggan, pemasok, pasar kerja dan perwakilan pemerintah. Sedangkan
Zainuddin (2003) memaparkan taksonomi variabel lingkungan eksternal dalam :
a. Turbulence (risky, unpredictable, fiuctuating)
b. Hostility (Stressful, dominating, restrictive)
c. Deversity (Variety of product, input, customer)
d. Complexity (rapidly developing technologies)
2. Variabel yang terkait dengan teknologi dan interdependensi perusahaan
Teknologi menurut Zainuddin (2003) menyangkut bagaimana proses
operasi organisasi (mengubah input menjadi output) dan termasuk hardware,
mesin-mesin, alat-alat, software, dan pengetahuan. Hal ini juga termasuk definisi
teknologi yang dikembangkan oleh Woodward (1956) dan Perrow (1967).
Woodward (1956) mengklasifikasikan teknologi dalam small batch, large batch,
proses teknologi dan produksi massal. Perrow (1967) menghasilkan teknologi
berdasarkan number of exception dan nature of the search process. Thompson
(1967) berpendapat bahwa salah satu kunci komponen teknologi perusahaan
adalah interdependensi antar sub unit perusahaan. Pooled, sequential dan
receprocal merupakan tipe katagori dalam kerangka interdependensi tersebut
(Fisher, 1994).
3. Variabel yang terkait dengan industri, perusahaan, unit bisnis
Diversifikasi, struktur dan ukuran perusahaan adalah contoh dari variabel
ini. Diversifikasi berkaitan dengan kompleksitas produk maupun struktur
perusahaan. Struktur menurut Zainuddin (2003) merupakan spesifikasi formal
dari peran yang berbeda untuk anggota organisasi atau tugas-tugas untuk
6

kelompok dalam rangka menjamin bahwa aktivitas organisasi dilaksanakan.


Penyusunan struktur mempengaruhi efisiensi kerja, motivasi individu, aliran
informasi dan sistem pengendalian serta membantu mengarahkan masa depan
organisasi. Hoskisson et al (1990) membagi struktur perusahaan menjadi bentuk
multidevisional (M form) dan fungsional (U form). Selain struktur, Fisher (1998)
dan Zainuddin (2003) juga mengkaitkan variabel ini dengan ukuran (size) unit
bisnis yang dapat membantu organisasi untuk memperbaiki efisiensi serta
penyedian peluang untuk spesialisasi. Size ini dapat diukur melalui laba, tingkat
penjualan, asset, penilaian saham dan karyawan organisasi.
4. Variabel misi dan strategi kompetitif
Porter (1980) mengklasifikasikan strategi menjadi differentiation strategy,
low cost strategy dan competitive strategy. Miles dan Snow (1976) unit bisnis
menjadi defenders, prospector dan analyze,r sedangkan Simon (1987)
menghubungkan dengan product life cycle yang terdiri dari build, hold, harvest
dan diverst strategy
5. Variabel terkait dengan faktor-faktor yang dapat diobservasi (observability)
Variabel ini ditujukan oleh Thompson (1967) dan Ouchi (1977) faktor ini
meliputi pengukuran, evaluasi dan umpan balik terhadap aktivitas personal dan
hasil (outcome) dalam sistem pengendalian manajemen. Pengukuran, evaluasi dan
umpan balik ini dilakukan dalam rangka menilai keefektifan sistem pengendalian
manajemen.
Beberapa variabel tersebut mungkin mempengaruhi efektivitas sistem pengendalian
sebagai tambahan, hubungan antara variabel kontinjensi belum dipahami secara baik. Sebagai
contoh ketidakpastian lingkungan eksternal merupakan variabel yang sangat luas dan
mungkin berkorelasi dengan beberapa faktor kontinjensi. Untuk mendukung pernyataan
tersebut Fisher dan Govindaraja (1993) menduga bahwa strategi yang dipilih oleh Strategic
Bussines Unit (SBU) akan mempengaruhi ketidakpastian lingkungan eksternal yang dihadapi
SBU tersebut.
C.

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (MANAGEMENT CONTROL


SYSTEM)
Sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repeatitif untuk melaksanakan suatu

atau sekelompok aktivitas. Sistem memiliki karakteristik berupa rangkaian langkah-langkah

yang berirama, terkoordinasi, dan berulang yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
tertentu.
Pengendalian digunakan untuk menciptakan kondisi yang dapat memotivasi organisasi
untuk mencapai hasil yang ditentukan atau diharapkan. Salah satu kesulitan dalam
mendiskusikan Sistem Pengendalian Manajemen adalah ambiguitas dan kontradiksi dalam
mendefinisikan sistem pengendalian.
.

Pengertian

manajemen

adalah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

kepemimpinan, dan pengendalian pekerja anggota organisasi , serta pengendalian sumber


daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
D. PENGENDALIAN MANAJEMEN ORGANISASI
Untuk memastikan bahwa tujuan strategi organisasi dapat tercapai maka suatu organisasi
harus dikendalikan. Sistem pengendalian manajemenlah yang membantu para manajer untuk
menjalankan organisasi kearah tujuan strateginya.
Seperti pengertian sistem pengendalian manajemen menurut Samryn dalam bukunya
Sistem Pengendalian Manajemen memaparkan sebagai berikut:
Sistem pengendalian manajemen adalah alat pengumpulan data untuk membantu dan
mengkoordinasikan proses pembuatan keputusan dalam organisasi. (2001 ; 2)
Sedangkan pengertian sistem pengendalian manajemen menurut Anthony dan
Govindarajan dalam bukunya Management Control System yang diterjemaahkan oleh
Kurniawan Tjakrawala menyebutkan sebagai berikut:
Suatu sistem merupakan cara tertentu untuk melaksanakan suatu atau serangkaian
aktivitas. Sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mengendalikan aktivitas suatu
organisasi disebut sistem pengendalian manajemen.(2004 ; 20)
Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian manajemen
berhubungan dengan cara yang dapat dilakukan oleh para manajer dalam merancang dan
menggunakan sistem perencanaan dan pengendalian untuk menerapkan strategi. Sistem
pengendalian manajemen terdiri atas struktur pengendalian manajemen dan proses
pengendalian manajemen. Dimana pengertiannya dipaparkan oleh Abdul Halim dan
Bambang Supomo dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Manajemen sebagai berikut:
8

Struktur pengendalian manajemen adalah unsur-unsur yang membentuk pengendalian


manajemen yang terdiri atas pusat-pusat pertanggungjawaban dan ukuran prestasi manajer
pusat pertanggungjawaban. Sedangkan proses pengendalian manajemen adalah proses
bekerjanya pengendalain manajemen, yang terdiri atas serangkaian proses (kegiatan) yang
meliputi: penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan, dan pengukuran,
pelaporan dan analisis.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian manajemen
terdiri atas struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen yang
meliputi tindakan untuk menuntun dan memotivasi usaha pencapaian tujuan dan tindakan
untuk mendeteksi dan memperbaiki pelaksanaan yang tidak efektif dan efisien.
Menurut Suadi (1999:10) konsep sistem pengendalian manajemen terkandung
pengertian proses pengendalian, dan straktur pengendalian sebagai sistem pengendalian
manajemen secara keseluruhan. Struktur diartikan sebagai suatu kerangka sistem yang terdiri
dari bagian-bagian yang membentuk sistem itu sendiri. Sedangkan proses di dalam konsep
sistem pengendalian manajemen adalah untuk menjelaskan bagaimana bekerjanya masingmasing bagian di dalam sistem tersebut dalam pencapaian tujuannya, dan untuk memastikan
bahwa hasil-hasil yang dicapai telah sesuai dengan rencana. Salah satu elemen struktur
pengendalian

manajemen

seperti

yang

telah

dikemukakan

itu

adalah

pusat

pertanggungjawaban.
Sistem Pengendalian Manajemen terdiri atas proses pengendalian manajemen dan
struktur manajemen. Struktur pengendalian manajemen dipusatkan pada berbagai macam
pusat pertanggungjawaban, sedangkan proses pengendalian manajemen meliputi tahap-tahap
sebagai berikut :
a.Pemrograman
Pemograman adalah proses memilih program tertentu untuk kegiatankegiatan organisasi program menggambarkan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan organisasi dalam rangka pelaksanaan strategi. Pada perusahaan yang
berorientasi pada laba, setiap produk atau lini produk (product line) merupakan
program.
b. Penganggaran (budgeting)

Anggaran operasi sebenarnya adalah rencana tindakan yang dinyatakan


dalam satuan uang, pada proses penganggaran, penyusunan dilakukan dengan
mengumpulkan anggaran bagian dan divisi yang merupakan tanggungjawab
para managernya.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan negosiasi antara
manajer pusat pertanggungjawaban dengan atasannya untuk menerapkan apa
yang harus dilakukan manajer dan bagaimana caranya.
c.Operasi dan pengukuran
Selama periode operasi aktual, pencatatan dilakukan terhadap sumber
daya yang digunakan, dinyatakan sebagai biaya dan pendapatan yang diperoleh.
Catatan ini dilakukan sedemikian hingga setiap data biaya dan pendapatan
diklasifikasikan menurut program dan pusat pertanggungjawaban data yang
diklasifikasikan digunakan sebagai dasar pemrograman yang akan datang.
Untuk tujuan terakhir data aktual dari hasil dilaporkan dengan cara yang
memungkinkan perbandingan dengan anggaran.
d. Pelaporan dan analisis
Sistem pengendalian manajemen berfungsi sebagai alat komunikasi.
Informasi yang dikomunikasikan terdiri dari data akuntansi maupun nonakuntansi.
Pelaporan

juga

digunakan

sebagai

alat

pengendalian

beberapa

diturunkan dari analisis yang mengembangkan rencana dan membandingkan


hasil aktual dengan hasil yang direncanakan. Berdasarkan laporan formal ini dan
juga berdasarkan informasi yang diterima lewat saluran non-formal, manajer
memutuskan apa yang harus dilakukan.
Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh
seorang manajer yang bertanggung jawab. Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang
sebagai suatu sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran.
Sistem pengendalian manajemen terdiri dari Struktur pengendalian manajemen dan
proses pengendalian manajemen. Struktur pengendalian manajemen dinyatakan dalam bentuk
unit organisasi dan sifat informasi yang ada diantara unit-unit ini. Secara umum sistem
10

pengendalian

manajemen

akan

berpusat

pada

bermacam-macam

jenis

pusat

pertanggungjawaban.
Secara sederhana, istilah pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukan unitunit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab.
Pusat-pusat pertanggungjawaban dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Pusat biaya (cost center)
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggung jawab
terhadap masukan atau biaya pada unit organisasi yang dipimpin, oleh karena itu
prestasi manajer tersebut diukur atas dasar masukan atau biayanya. Pusat biaya
dikelompokan menjadi dua, yaitu:

Pusat biaya enginery, adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya

mempunyai hubungan yang proposional atau mempunyai hubungan phisik yang


eksplisit dengan keluaran.

Pusat biaya diskresionari, adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak

mempunyai hubungan yang proposional atau tidak mempunyai hubungan yang erat
dengan keluarannya.
2. Pusat pendapatan
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggungjawab
utama untuk memperoleh pendapatan penjualan (keluaran), oleh karena itu prestasi
manajer tersebut diukur atas dasar satuan moneter pendapatannya.
3. Pusat laba (profit center)
Adalah pusat pertanggungjawaban dimana manajer mempunyai tanggung jawab
terhadap biaya (masukan) dan pendapatan (keluaran) unit organisasi yang dipimpin,
oleh karena itu prestasi manajer tersebut diukur berdasarkan laba yang dihasilkan.
Laba suatu pusat laba dihitung sebesar pendapatan (keluaran) dikurangi biayanya
(masukan).
E. KOMPONEN PENGENDALIAN MANAJEMEN

11

Pendekatan terkini dari sistem pengendalian manajemen merujuk dari hasil kajian oleh
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) dalam bentuk
Integrated Framework pada tahun 1992 berupa 5 (lima) komponen dari sistem pengendalian
manajemen, yang meliputi :
a. Lingkungan Pengendalian (ControlEnvironment)
Agar tercipta lingkungan pengendalian yang memadai pimpinan instansi
harusmenciptakan:
penegakan integritas dan nilai etika;
komitmen terhadap kompetensi;
kepemimpinan yang kondusif;
pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengankebutuhan;
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yangtepat;
penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehattentang pembinaan

sumber daya manusia;


perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;

b. Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Assessment)


Penilaian risiko dimulai dengan penetapan maksud dan tujuan Instansi
Pemerintah yang jelas dankonsisten. Selanjutnya Instansi pemerintahan
mengidentifikasi secara efisien dan efektif resiko yang dapat menghambat
pencapaian tujuan tersebut. Terhadap resiko yang telah teridentifikasi, dianalisis
untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan.Pimpinan instansi
pemerintah merumuskan pendekatan manajemen dan kegiatan pengendalian
risiko yang diperlukan untuk memperkecil resiko.
c. Sistem Informasi dan Komunikasi (Information and Communication System)
Instansi Pemerintah harus memiliki informasi yang relevan dan dapat
diandalkan baik informasi keuangan maupun non-keuangan, yang berhubungan
dengan peristiwaeksternal dan internal. Informasi tersebut harus direkam dan
dikomunikasikan kepada pimpinan Instansi Pemerintah dan lainnya di seluruh
Instasni Pemerintah yangmemerlukan dalam bentuk serta dalam kerangka waktu
yang memungkinkan yang bersangkutan melaksanakan pengendalian internal dan
tanggung jawab operasional.
d. AktivitasPengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang
dapatmembantu

memastikan

dilaksanakannya

arahan

pimpinan

Instansi

Pemerintah untuk mengurangi risiko yang telah diidentifikasi selama proses


penilaian risiko. Aktifitas pengendalian meliputi :
pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
12

pemisahan fungsi
otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern sertatransaksi
dan kejadian penting.
e. Monitoring
Sistem Pengendalian Internal dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan,
evaluasi terpisah dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviulainnya.
Pemantauan berkelanjutan diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan
rutin,supervisi, pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam
pelaksanaan tugas.
Keterkaitan kelima komponen tersebutdapat digambarkan sebagai berikut:
Lingkungan Pengendalian Penilaian risiko Komunikasi manajemen dan Informasi
Aktivitas Pengamatan Pengendalian Kelima komponen sistem pengendalian manajemen di
atas dikategorikan sebagaistandar sistem pengendalian manajemen oleh General Accounting
Office (GAO) sebagaimana yang tertuang pada publikasinya pada bulan November 1999
dengan judul Standards for Internal Control in the Federal Government. Standar sistem
pengendalian manajemen menggariskan tingkat kualitas minimum yang dapat diterima bagi
suatu sistempengendalian manajemen di lingkungan sektor publik (pemerintah) dan
memberikan suatudasar evaluasi atas sistem pengendalian manajemen. Standar ini
memberikan suatu kerangka umum. Dalam penerapannya, manajemen bertanggung jawab
atas pengembangan kebijakan, prosedur dan praktik yang terinci agar cocok dengan kegiatan
unit kerja dan untuk meyakinkan bahwa standar tersebut terpasang ke dalam dan menjadi
bagian yang terpadu dari kegiatan.
F. HUBUNGAN

TEORI

KONTINJENSI

DAN

SISTEM

PENGENDALIAN

MANAJEMEN
Dalam beberapa penelitian akuntansi manajemen, pendekatan kontinjensi diperlukan
untuk mengevaluasi faktor-faktor kondisional yang menyebabkan sistem pengendalian
manajemen lebih efektif. Teori kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan
sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan
untuk berbagai macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan (Otley, 1980). Merchant
(1982) menyatakan bahwa tidak terdapat sistem pengendalian yang secara universal selalu
tepat untuk bisa diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Sistem

13

pengendalian akan berbeda-beda di tiap-tiap organisasi yang berdasarkan pada faktor


organisasioris dan faktor situasional.
Teori kontinjensi berargumen bahwa desain dan sistem pengendalian adalah tergantung
pada konteks organisasi di mana pengendalian tersebut dilaksanakan (Fisher, 1998).
Sedangkan Otley (1991) beragumen bahwa teori akuntansi manajemen merupakan usaha
untuk mengidentifikasi sistem pengendalian berbasis akuntansi yang paling sesuai untuk
semua kondisi. Dalam .prinsip akuntansi manajemen akan selalu berusaha mengadopsi
sistemnya untuk lebih berguna dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu usaha untuk
mengidentifikasi variabel kontinjensi yang paling penting dan menduga efeknya terhadap
desain sistem pengendalian sangat diperlukan. Hubungan yang lebih baik antara sistem
pengendalian dengan variabel kontinjensi diduga akan meningkatkan kinerja organisasi.
Sedangkan Zainuddin (2003) berpendapat bahwa Sistem Pengendalian Manajemen (SPM)
yang berbasis kontinjensi ditujukan untuk menguji fit antara SPM dengan variabel
kontekstual dan variabel hasil (Outcome) sebagai variabel dependen Good fit berarti
peningkatan kinerja sedangkan Poor fit berarti penurunan kinerja.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian
organisasi di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan
bagaimana prosedur operasi pengendalian organisasi tersebut.
Sistem Akuntansi Manajemen merupakan suatu pendekatan kontinjensi dari faktor
kondisional yang digunakan dalam penelitian sebagai variabel yang memoderasi suatu
hubungan. Sesuai dengan pendekatan kontinjensi Otley (1980), pendekatan kontinjensi
akuntansi manajemen didasarkan premis bahwa tidak ada sistem akuntansi manajemen secara
universal selalu tepat digunakan seluruh organisasi, namun sistem akuntansi manajemen
hanya sesuai (fit) untuk suatu konteks atau kondisi tertentu saja.
Menurut pertimbangan Otlley, variabel yang berpengaruh dalam menentukan
Management Control Systems adalah lingkungan, technologi, ukuran organisasi dan strategi
14

perusahaan.

Teori kontinjensi akuntansi manajemen menunjukkan suatu upaya dalam

penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat keadaan yang
ada pada suatu organisasi. Beberapa variable yang perlu dipertimbangkan adalah :

Lingkungan. Satu hal yang mendasar dari sistem pengendalian manajemen


adalah adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut
beroperasi.

Teknologi. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya
ditentukan juga oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut.

Ukuran organisasi. ukuran organisasi merupakan faktor yang mempengaruhi


baik struktur maupun kesatuan pengendalian dalam organisasi.

Strategi. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang


besar terhadap sistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian
manajemennya.

Teori kontijensi dalam metoda penelitian mengargumenkan bahwa efektivitas desain


sistem akuntansi manajemen tergantung eksistensi perpaduan antara organisasi dengan
lingkungannya.
Sistem Akuntansi Manajemen sering digunakan untuk memotivasi dan mempengaruhi
perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan memaksimalkan kesejahteraan organisasi
dan karyawan. Sistem Akuntansi Manajemen sebagai alat kontrol organisasi dan alat yang
efektif menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang
mungkin terjadi pada berbagai aktivitas yang dilakukan.
B. SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila
ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena
kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf dan lupa.

15

DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. dan Govindarajan, Vijay. 2009. Manajemen Control System
12th edition, Penerjemah Drs. F.X. Kurniawan Tjakrawala, Jilid 1. Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Arief, Suadi. 1999. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
Fisher, G Joseph, 1998, Contingency Theory, Management Control System and Firm
Outcomes: Past Results and Future Directions, Behavioural Research in Accunting Vol. 10.
Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN
Marani, Yohanes, 2003, Motivasi dan Pelimpahan Wewenang sebagai Variabel Moderating
dalam Hubungan antara Partisipasi Penyusunan Anggaran dengan Kinerja Manajerial,
Jurnal MAKSI Vol 3 Universitas Diponegoro.

16

Otley, David, 1980, The Contingency Theory of Management Accounting: Achievement and
Prognosis, Accounting and Organization Society 5
http://spm99.blogspot.com/2009/11/hakekat-sistem-pengendalian-manajemen.html
http://arenamateribelajar.blogspot.com/2012/11/fungsi-manajemen-pengendalian.html
Samryn, L. (2001). Akuntansi manajerial : suatu pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai