Makalah Hernia
Makalah Hernia
Makalah Hernia
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Otak
Otak merupakan suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak didalam rongga tengkorak
(cranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak mempunyai bagian utama,
yaitu otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebellum) dan
sumsum tulang (medulla oblongata). Berat otak sekitar 2% dari berat tubuh, namun otak
memakai 18% dari toatal volume darah yang beredar dalam tubuh.4
Otak mendapat vaskularisasi dari 2 pasang arteri besar yaitu sepasang arteri besar
arteri karotis interna dan sepasang arteri vertebralis dan cabang-cabangnya
beranastomosis pada permukaan bawah otak yang membentuk sirkulus willis. Darah
merupakan sarana transportasi, oksigen, nutrisi dan bahan-bahan lain yang diperlukan
untuk mempertahankan fungsi penting jaringan otak dan mengangkut sisa metabolik.
Kehilangan kesadaran terjadi bila aliran darah ke otak berhenti 15 detik atau kurang.
Kerusakan jaringan otak permanen terjadi bila aliran darah ke otak berhenti 5 menit.
Penyakit serebrovaskular atau stroke, terjadi sebagai akibat gangguan pembuluh darah
atau perdarahan dan penyebab terbanyak kecacatan neurologic.4
2.2.2 ETIOLOGI
Vaskuler
Aterosklerosis
Displasi fibromuskular
Angitis granuloma
Diseksi arteri
3
Kelainan jantung
Trombus mural
Aritmia jantung
Kelainan darah
Trombositosis
Genetik
Ras
Inaktivitas fisik
diabetes militus dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol, pada penderita ini
sering terjadi jenis stroke iskemik atau infark karena sumbatan umumnya pada
pembuluh darah kecil5
aterosklerosis, dislipidemi
Kontrasepsi oral5
fungsi luhur berupa afasia (bila mengenai area otak dominan) atau hemispatial
neglect (bila mengenai area oak nonn dominan).
dominan
(ketidakmampuan
dan
splenium
mengenali
korpus
wajah)
kalosum. Agnosia
timbul
akibat
infark
prosopagnosia
pada
korteks
temporooksipitalis inferior.
Infark lakunar merupakan infark kecil dengan klinis gangguan murni motorik atau
sensorik tanpa disertai gangguan fungsi luhur.5
2.2.5
Patofisiologi
Stroke iskemik paling sering disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke
seluruh atau sebagian otak, menyebabkan deprivasi neuron dari glukosa ke oksigen
6
vital. Deprivasi ini jika berat dan berkepanjangan , menyebabkan gangguan pada
proses selular normal dan akhirnya akan menyebabkan kematian sel disertai
dengan pecahnya membrane sel syaraf.6
Berkurangnya aliran darah ke otak juga dapat menyebabkan hipoksemia
daeerah regional otak dan menimbulkan reaksi- reaksi berantai yang berakhir
dengan kematian sel otak dan unsur pendukungnya. Secara umum bagian otak yang
iskemik terdiri dari bagian inti (core) dengan tingkat iskemia terberat dan berlokasi
di sentral. Daerah ini akan menjadi nekrotik dalam waktu singkat jika tidak ada
referfusi. Diluar daerah core iskemik ada daerah penumbra iskemik. Sel- sel otak
dan jaringan pendukungnya belum mati, akan tetapi sangat berkurang fungsi
fungsinya dan menyebabkan juga defisit neurologi. Tingkat iskemiknya makin ke
perifer makin ringan. Daerah penumbra iskemik diluarnya dapat dikelilingi oleh
suatu daerah hyperemic akibat aliran darah kolateral. 5
Daerah penumbra iskemik inilah yang menjadi sasaran terapi stroke
iskemik akut supaya dapat di referfusi dan sel-sel otak berfungsi kembali.
Reversibilitas tergantung pada faktor waktu dan jika tidak terjadi referfusi, daerah
penumbra dapat berangsur angsur mengalami kematian. 5
Dipandang dari segi biologi molekuler, ada dua mekanisme kematian sel
otak. Pertama proses nekrosis, suatu kematian berupa ledakan sel akut akibat
penghancuran sitoskleton sel, yang berakibat timbulnya reaksi inflamasi dan proses
fagositosis debris nekrotik. Proses kematian kedua adalah proses apoptosis atau
silent death, sitoskleton sel neuron mengalami penciutan atau shrinkage tanpa ada
nya reaksi inflamasi seluler.5
Nekrosis seluler dipicu oleh exitotoxic injury dan free radical injury akibat
bocornya neurotransmitter glutamat dan aspartat yang sangat toksik terhadap
struktur sitoskleton otak. Demikian pula lepasnya radikal bebas membakar
membran lipid sel dengan segala akibatnya.5
Kematian apoptotik mungkin lebih berkaitan dengan reaksi rantai kaskade
iskemik yang berlangsung lebih lambat melalui proses kelumpuhan pompa ion
natrium dan kalium, yang diikuti proses depolarisasi membran sel yang berakibat
hilangnya kontrol terhadap metabolism kalsium dan natrium intra seluler. Ini
memicu mitokondria untuk melepaskan enzim caspase- apoptosis.5
Lain hal nya pada stroke hemoragik dimana gejala-gejala klinik yang
timbul semata- mata karena kerusakan sel akibat proses hemolisis/ proteolisis darah
yang keluar dari pembuluh darah otak yang pecah merembes ke massa otak
sekitarnya. Gejala klinik tentu tergantung pada lokasi kerusakan.5
2.2.6
1.
Diagnosis
Skor stroke : skor stroke Siriraj, skor Gadjah mada
SKORE SIRIRAJ
(2,5 x derajat kesadaran) + ( 2 x Muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x
tekanan diastolik) ( 3x penanda ateroma )- 12
Dimana
Derajat kesadaran 0= komposmentis, 1= somnolen, 2= spoor/ koma
Muntah
Nyeri Kepala
Ateroma
Nyeri kepala
Babinski
Jenis stroke
kesadaran
+
Perdarahan
Perdarahan
8
2.
Perdarahan
Iskemik
Iskemik
Laboratorium darah
3.
Gula darah
4.
Pungsi lumbal
5.
Foto thoraks
6.
2.2.7 Penatalaksanaan
Umum
1. Nutrisi
2. Hidrasi Intravena ; koreksi dengan Nacl 0,9% jika hipovolemik
3. Hiperglikemi: koreksi dengan insulin skala luncur. Bila stabil beri insulin reguler
subkutan.
4. Neurorehabilitasi dini: stimulasi dini secepatnya dan fisiologi terapi gerak anggota
badan aktif maupun pasif
5. Perawatan kandung kemih: kateter menetap hanya pada keadaan khusus (kesadaran
menurun, dimensia, dan afasia global).
Khusus
1. Terapi spesifik stroke iskemik akut
Antiplatelet: asam salisilat 160-325 mg/ hari 48 jam setelah stroke atau
clopidogrel 75 mg/ hari.
Bila tekanan darah sistolik > 230 mmHg atau tekanan diastolik > 120
mmHg diberikan nikardipin( 5-15 mg/ jam infis kuntinyu), diltiazem
(5-40 mg /kg/menit infuse kontinyu).
Bila tekanan sistolik 180- 230 mmHg atau tekanan diastolik 105-140
mmHg, atau tekanan darah arterial rata-rata 130 mmHg pada dua kali
pengukuran tekanan darah dengan selang 20 menit atau pada keadaan
hipertensi gawat darurat dapat diberikan : labetalol, nikardipin,
diltiazem, nimodipin.
2.2.8 Pencegahan
1. Primer : Mengendalikan factor resiko , gizi seimbang, dan olahraga teratur
2. Sekunder : Mengendalikan faktor resiko, medikamentosa, dan tindakan invasive paru
kalau perlu.5
2.2.9 Prognosis
Prognosis dipengaruhi usia pasien, penyebab stroke dan kondisi medis lain yang
mengawali atau menyertai stroke. Penderita yang selamat memiliki resiko tinggi
mengalami stroke kedua.5
11
BAB III
KESIMPULAN
embolik)
dan
stroke
hemoragik
(penyebabnya
intracerebral
atau
12
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ackogtg.wordpress.com/2008/12/01/stroke-iskemik/
2. Jusuf Misbach SpS(K) PERDOSSI. Stroke. Jakarta. Juli 2011
3. Ismail Setyopranoto. CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 2011
4. Anatomi fisiologiotak dan peredaran darah otak.scrib.com
5. George
D,
Wita
J,dkk.
Diagnosis
dan
Tatalaksana
Penyakit
Saraf.EGC;2007
6. David Alway, Jhon Walden C. Essensial Stroke utuk Layanan Primer.
Jakarta : EGC. 2011
13