Anda di halaman 1dari 6

JUAL BELI

POKOK BAHASAN :
1. DEFINISI JUAL BELI
2. RUKUN-RUKUN JUAL BELI
3. SYARAT-SYARAT SAH JUAL BELI
JUAL BELI MENURUT ARTI BAHASA

"Pertukaran secara mutlak, atau memberikan sesuatu sebagai
ganti sesuatu yang lain." (Yusuf Sabatin, Al-Buyu', h. 41)
JUAL BELI MENURUT ISTILAH SYARA'

"Pertukaran harta dengan harta yang menimbulkan kepemilikan
atas dasar saling rela." (Rawwas Qal'ah Jie, Mu'jam Lughah
Fuqaha, h. 83)
Pengertian Mal (harta; finance/asset/property) :
:
Mal = nama untuk segala sesuatu yang dimiliki oleh manusia.
(Mu'jam Lughah Fuqaha, h. 297)
... :
Mal (harta) : setiap-tiap apa saja yg dimanfaatkan oleh manusia,
yang diperoleh melalui salah satu jalan syar'i, seperti pinjam
meminjam, sewa menyewa, dll.
(M Husain Abdullah, Dirasat fi Al-Fikr Al-Islami, h)
Jadi, pengertian Mal menurut istilah syar'i hanya untuk mal yang
diperolah secara syar'i. Kalau diperoleh secara tidak syar'i, tidak
disebut mal.

"Barangsiapa mengumpulkan harta dari yang haram lalu dia
menyedekahkannya, maka tidak ada pahala baginya dan bahkan
mendapat dosa." (HR Ibn Hibban).
Mal dalam istilah fiqih muamalah = al-mabii' (barang dagangan),
ats-tsaman (uang / harga).
Al-mabii' / al-bidho'ah = termasuk uang, bukan hanya barang.
1

=
Jual beli ada tiga :
1. uang ditukar dg barang.
2. barang ditukar dg barang (bai' al-muqayadhoh; barter)
3. uang ditukar dg uang (shorof; money changing)
Pertanyaan : (1) jika barang ditukar dg manfaat (js), namanya apa?
(2) jika manfaat ditukar dg manfaat, namanya apa?
Jawab : (1) ijarah, (2) ijarah juga.
. :
Ijarah = akad atas manfaat dengan kompensasi.
RUKUN-RUKUN JUAL BELI = ADA 3 (TIGA) YAITU :
1. Al-'Aaqidaani (DUA PIHAK YG BERAKAD), yaitu penjual
dan pembeli.
2. Ash-shighat (IJAB & KABUL).
3. Al-Ma'quud alaihi / mahallul aqdi (YAITU : BARANG
DAGANGAN / AL-MABII', DAN HARGA / TSAMAN).
(Khalid M. Turbaan, Baiu ad-Dain, h. 24).
PENDAPAT LAIN : RUKUN JUAL BELI ADA 6 :
1. Penjual (al-baa-i')
2. Pembeli (al-musytari)
3. ijab
4. qabul
5. barang dagangan
6. harga
(M Abdur Rouf Hamzah, Al-Bai' fi Al-Fiqh Al-Islami, h. 10)
Note : Rukun yang enam ini, pada dasarnya dapat dikembalikan
kepada tiga rukun saja.
SYARAT-SYARAT SAH JUAL BELI :
1.
2.

Syarat utk Al-'Aaqidaani = ada tiga, yaitu : (1) aqil


(berakal), (2) mumayyiz (=7 tahun), (3) mukhtar (dapat
memilih, tidak dipaksa).
Syarat utk Al-Ma'quud alaihi = ada enam , yaitu :
(1)
Barangnya suci (thohir), yaitu bukan najis.
(2) Dapat dimanfaatkan (intifa' bihi)
(3) Milik orang yg berakad (milkiyatul aqid)
(4) Dapat diserahterimakan (tasliim)
(5)
Barangnya diketahui (ma'lum)
(6) Barangnya maqbudh (sudah dipegang penjual)
(Al-Buyu', Yusuf Sabatin, h. 43)

3. syarat utk shighat : antara lain antara ijab dan qabul harus
sesuai (muwafiq), mis : dalam kadar, sifat, kontan atau
utang; dan tidak ada fashil (pemisah).
PENJELASAN DALIL UNTUK SYARAT NO 2 (SYARAT YANG
MELEKAT PADA MA'QUD ALAIHI) :
Dalil utk syarat n0 (1) : Barangnya suci (thohir), yaitu bukan najis.
Firman Allah SWT :

"Maka jauhilah dia (rijsun/najis) mudah-mudahan kamu
mendapat keberuntungan." (QS Al-Maidah : 90)
Dalil lain :
)(
"Rasulullah SAW telah melarang jual beli khamr, babi, bangkai,
dan berhala."
Dalil untuk syarat ke (2) dapat dimanfaatkan (intifa' bihi) :
=> yang dimaksud adalah bermanfaat secara syar'I (INTIFA'AN
SYAR'IYAN). Yaitu barang tsb harus barang yang sah
dijualbelikan, misal : sapi, bukan br yang haram dijualbelikan,
misal : babi.
Kaidah fikih :

"Setiap apa-apa yg diharamkan kepada hamba-2Nya, maka
menjualbelikannya haram."
(Taqiyuddin An Nabhani, Syakhshiyah Islamiyah, juz 2,)
Patung haram dibuat, maka jual beli patung haram.
Anjing haram dimakan, maka jual beli anjing haram.
Khamr haram diminum, maka jual beli khamr haram.
Kotoran haram dimanfaatkan, maka jual beli kotoran haram.
Patung, anjing, khamr,dan kotoran => disebut barang yang tidak
bermanfaat secara syar'i, karena ada larangan syara' untuk
menjualbelikannya.
Dalil syarat ke (3): Milik orang yg berakad (milkiyatul aqid)
Sabda Nabi SAW :

3

"Janganlah kamu menjual apa-apa yg tidak di sisimu."


(HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibn Majah, hadis sahih)
Arti Maa laisa indaka = (1) barang itu bukan milikmu, (2) barang
itu tidak ada, di sisimu.
Dalil syarat ke (4) : Dapat diserahterimakan (tasliim)
Dalilnya : sda.

"Janganlah kamu menjual apa-apa yang apa-apa yg tidak di
sisimu."
Pemahaman hadis : apa-apa yg tidak di sisimu, dapat diartikan
"apa-apa yang kamu tidak berkuasa atasnya". Misal : menjual
budak yang melarikan diri, menjual burung peliharaan yang
terbang, dsb.
Dalil syarat ke (5): Barangnya diketahui (ma'lum)
Sabda Nabi SAW :
) (
"Janganlah kamu membeli ikan yang masih ada di air, karena itu
adalah gharar (tidak pasti / uncertainty). "
Dalil syarat ke (6) : Barangnya maqbudh (sudah dipegang penjual)
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar :

"Dahulu kami membeli makanan dari para pengendara secara


borongan (tidak tentu jumlahnya, undetermined quantity), maka
Rasulullah SAW melarang kami untuk menjualnya (kembali)
hingga kami memindahkannya dari tempatnya (penjual pertama)."
(HR Muslim). (An-Nabhani, Syakhshiyah, juz 2/ hal. 285
Penjelasan :
Barang dagangan ada dua macam :
Pertama, yg dapat ditimbang, ditakar, dihitung (contoh bahan2
pangan, misal : beras, jagung, buah, gula, kopi,dll) => tidak sah
dijual sebelum dipegang (maqbudh) oleh penjual

Kedua, yg tidak ditimbang, ditakar, dihitung (misal : tanah, mobil,


bangunan, dll) => sah dijual, walaupun belum dipegang
(maqbudh) oleh penjual.
PENJELASAN UNTUK SYARAT YANG
MELEKAT PADA SHIGHAT (IJAB KABUL) :
Arti Shighat :

Shighat (dlm jual beli) = adalah setiap apa-apa yang menunjukkan


kerelaan kedua belah pihak (penjual dan pembeli).
Shighat = ta'bir (suatu ungkapan).
(M Abdur Rouf Hamzah, Al-Bai' fi Al-Fiqh Al-Islami, h. 10)
Shighat ada dua = (1) Ijab dan (2) Kabul
Ijab = ucapan yang pertama kali keluar dari dua pihak yang
berakad. (= penawaran / ajakan)
Kabul = ucapan yang kedua dari dua pihak yang berakad. (=
penerimaan / pengabulan).
NB : definisi ijab kabul adalah menurut mazhab Hanafi.
Menurut jumhur (Maliki, Syafii, Hambali) :
Ijab = dari penjual.
Kabul = dari pembeli.
Syarat-syarat Ijab Kabul, antara lain :
(1) Muwafiq, artinya adanya kesesuaian antara ijab dan kabul.
Misal, penjual berkata : "Saya jual rumah ini dg harga 1000 dinar."
Lalu pembeli berkata,"Saya beli rumah ini dengan harga 500
dinar." => tidak sah.
(2) Satu Majelis Akad, artinya penjual dan pembeli berada pada
waktu dan/atau tempat yang sama.
Misal, penjual berkata ," Saya jual rumah ini dg harga 1000 dinar."
Lalu sebelum ada ucapan kabul dari pembeli, penjual dan pembeli
berpisah, maka jual belinya => tidak sah.
(3) Tidak ada pemisah (fashil) antara ijab dan kabul.
(4) Masing-masing penjual dan pembeli dapat mendengar (sama')
ucapan masing-masing.
5

Alamat e-mail : mshiddiqaljawi@yahoo.com


www.mail.yahoo.com
username : mshiddiqaljawi
password : islamyes
SITUS PRIBADI : www.khilafah1924.org
ARTIKEL SOAL JAWAB FIQIH : www.mediaumat.com

Anda mungkin juga menyukai