Anda di halaman 1dari 11

http://gudangmakalahmu.blogspot.

com

MAKALAH KENALAKAN REMAJA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini,
seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi,
menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di
lingkungan pertemanannya.
Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak
dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan
kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya
remaja jaman sekarang. Meningkatnya tingkat kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh
orang dewasa, tetapi banyak juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja sangat
beranekaragam dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang
dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana dan mudah dipahami misalnya :
pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan hadiah kepada mereka
yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif yang baik atau mengagumkan.
Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat
diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan
munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masamasa lain di sepanjang rentang kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian remaja?
b. Bagaimana perkembangan psikologi remaja?
c. Apa macam-macam kenakalan remaja ?
d. Apa penyebab kenakalan remaja?
e. Bagaimana solusi untuk mengatasi kenakalan remaja?
1.3 Tujuan Pembahasan

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

a. Mengetahui pengertian remaja dan ciri cirinya


b. Mengetahui perkembangan psikologi remaja pada saat ini
c. Mengetahui macam-macam kenakalan remaja
d. Mengetahui penyebab kenakalan remaja
e. Mengetahui solusi untuk mengatasi kenakalan remaja.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara
masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga
masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia
18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan
berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik
seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara.
Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran
semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk
golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang
dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan
jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi
memiliki status anak.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan
oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu :

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

a. 12-15 tahun
b. Masa remaja awal 15-18 tahun
c. Masa remaja pertengahan 18-21 tahun
d. Masa remaja akhir.
2.2 Ciri- Ciri Remaja
Mengenai ciri-ciri remaja tidak mesti dilihat dari satu sisi, tetapi dapat dilihat dari
berbagai segi. Misalnya dari segi usia, perkembangan fisik, phisikis, dan perilaku. Menurut Gayo
(1990: 638-639) ciri-ciri remaja usianya berkisar 12-20 tahun yang dibagi dalam tiga fase yaitu;
Adolensi diri, adolensi menengah, dan adolensi akhir. Penjelasan ketiga fase ini sebagai berikut.
a. Adolensi dini
Fase ini berarti preokupasi seksual yang meninggi yang tidak jarang menurunkan daya kreatif/
ketekunan, mulai renggang dengan orang tuanya dan membentuk kelompok kawan atau sahabat
karib, tinggah laku kurang dapat dipertanggungjawabkan. Seperti perilaku di luar kebiasaan,
delikuen,dan maniakal atau defresif.
b. Adolensi menengah
Fase ini memiliki umum: Hubungan dengan kawan dari lawan jenis mulai meningkat
pentingnya, fantasi dan fanatisme terhadap berbagai aliran, misalnya, mistik, musik, dan lainlain. Menduduki tempat yang kuat dalam perioritasnya, politik dan kebudayaan mulai menyita
perhatiannya sehingga kritik..tidak jarang dilontarkan kepada keluarga dan masyarakat yang
dianggap salah dan tidak benar, seksualitas mulai tampak dalam ruang atau skala identifikasi,
dan

desploritas

lebih

terarah

untuk

meminta

bantuan.

c. Adolesensi akhir
Masa ini remaja mulai lebih luas, mantap, dari dewasa dalam ruang lingkup penghayatannya .Ia
lebih bersifat menerimadan mengerti malahan sudah mulai menghargai sikap orang/pihak lain
yang mungkin sebelumnya ditolak. Memiliki karier tertentu dan sikap kedudukan, kultural,
politik, maupun etikanya lebih mendekati orang tuanya. Bila kondisinya kurang menguntungkan,
maka masa turut diperpanjang dengan konsekuensi .imitasi, bosan, dan merosot tahap kesulitan
jiwanya. Memerlukan bimbingan dengan baik dan bijaksana, dari orang-orang di sekitarnya.
Argumen lain tentang ciri-ciri remaja dan berbagai sudut pandang dikemukakan oleh
Mustaqim dan Abdul Wahid (1991:49-50). Menurutnya pada masa remaja umumnya telah duduk

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

dalam bangku sekolah lanjutan. Pada permulaan periode anak mengalami perubahan-perubahan
jasmani yang berwujud tanda-tanda kelamin sekunder seperti kumis, jenggot, atau suara berubah
pada laki-laki. Lengan dan kaki mengalami pertumbuhan yang cepat sekali sehingga anak-anak
menjadi canggung dan kaku. Kelenjar-kelenjar mulai tumbuh yang dapat menimbulkan
gangguan phisikis anak.
Perubahan rohani juga timbul remaja telah mulai berfikir abstrak, ingatan logis makin
lama makin lemah. Pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang satu dengan yang lain tidak dalam
keadaan seimbang akibatnya anak sering mengalami pertentangan batin dan gangguan, yang
biasa disebut gangguan integrasi. Kehidupan sosial anak remaja juga berkembang sangat luas.
Akibatnya anak berusaha melepaskan diri darikekangan orang tua untuk mendapatkan
kebebasan, meskipun di sisi lain masih tergantung pada orang tua. Dengan demikian terjadi
pertentangan antara hasrat kebebasan dan perasaan tergantung. (Mustaqim dan Abdul Wahid,
1991:50).
Lebih lanjut dikatakan Mustaqim dan Abdul Wahid, pada masa remaja akhir umumnya
telah mulai menemukan nilai-nilai hidup, cinta, persahabatan, agama, kesusilaan, kebenaran dan
kebaikan. Masa ini biasa disebut masa pembentukan dan menentuan nilai dan cita-cita.Lain dari
pada itu anak mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial, agama moral, anak mulai
berpandangan realistik, mulai mengarahkan perhatian pada teman hidupnya kelak, kematangan
jasmani dan rohani, memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap serta berusaha mengabdikan
diri dimasyarakat juga ciri remaja yang menonjol, tetapi hanya remaja yang sudah hampir masuk
dewasa.
Sedangkan menurut Hurlock (1999) ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut :
a. Masa remaja sebagai periode yang penting, karena perkembangan fisik, mental yang cepat dan
penting dan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan, adanya suatu perubahan sikap dan perilaku dari anakanak ke menuju dewasa.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan, karena ada 5 perubahan yang bersifat universal yaitu
perubahan

emosi,

tubuh,

minat

dan

pola

perilaku,

dan

perubahan

nilai.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah, karena pada masa kanak-kanak masalah-masalahnya
sebagian besar diselesikan oleh guru dan orang tua sehingga kebanyakan remaja kurang
berpengalaman dalam mengatasi masalah.

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas, karena remaja berusaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, apa peranannya.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena adanya anggapan stereotip
budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan
cenderung merusak, menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mengawasi.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Karena remaja melihat dirinya sendiri dan
orang lain sebagaimana yang diinginkan dan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, karena remaja mulai memusatkan diri pada
perilaku yang dihubungkan dengan orang dewasa.
Berdasarkan uraian di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa ciri ciri masa remaja
adalah merupakan periode yang penting, periode perubahan, peralihan, usia yang bermasalah,
pencarian identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa yang tidak realistik dan ambang
masa kedewasaan.
2.3 Psikologi Remaja
Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi yang meledak-ledak, sulit
dikendalikan, cepat depresi (sedih, putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak. Emosi
tidak terkendali ini disebabkan oleh konflik peran yang senang dialami remaja. Oleh karena itu,
perkembangan psikologis ini ditekankan pada keadaan emosi remaja.
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan hormon. Suatu
saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali. Emosi remaja lebih kuat dan
lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang realistis. Kestabilan emosi remaja dikarenakan
tuntutan orang tua dan masyarakat yang akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri
dengan situasi dirinnya yang baru. Hal tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan oleh
Hurlock (1990), yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara
penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya ketegangan emosional yang disebabkan
remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan masyarakat yang berlainan dengan dirinya.
Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990) remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau
begitu saja menerima pendapat dan perintah orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa
sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag, remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan pemikiran

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

yang logis. Dengan perkembangan psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental, peningkatan
kemampuan daya fikir, kemampuan mengingat dan memahami, serta terjadi peningkatan
keberanian dalam mengemukakan pendapat.
2.4 Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma,
aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anakanak dan dewasa.
Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :
a.Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak
merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya
dan sebagainya.
b.Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran
dalam masyarakat.
c.Semua

perbuatan

yang

menunjukkan

kebutuhan

perlindungan

bagi

sosial.

Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah gagalnya remaja
melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi dewasa, dan juga karena lemahnya
pertahanan

diri

terhadap

pengaruh

dunia

luar

yang

kurang

baik.

Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur,
bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konflik keluarga, mood swing, depresi, dan
munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masamasa lain di sepanjang rentang kehidupan.
Perilaku yang ditampilkan dapat bermacam-macam, mulai dari kenakalan ringan seperti
membolos sekolah, melanggar peraturan-peraturan sekolah, melanggar jam malam yang
orangtua berikan, hingga kenakalan berat seperti vandalisme, perkelahian antar geng,
penggunaan obat-obat terlarang, dan sebagainya.
Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku The
Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja, yaitu:
a. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang dilakukan oleh anak remaja.
Perilaku yang termasuk di antaranya adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan
pembunuhan.

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

b. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos sekolah, minum
minuman beralkohol di bawah umur, perilaku seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti
peraturan sekolah atau orang tua.
2.5 Penyebab Kenakalan Remaja
Perilaku nakal remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor internal:
a.Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai
masa integrasi kedua.
b.Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku
yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku nakal.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor eksternal:
a. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang
salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama,
atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b. Teman sebaya yang kurang baik
c. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Sedangkan menurut Kumpfer dan Alvarado, Faktor faktor Penyebab kenakalan
remaja antara lain :
a. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
b. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku dan nilainilai anti-sosial.
c.Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun di luar
sekolah, dan lainnya).
d. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

e. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.


f. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
g. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
h. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
i. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
j. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau melakukan
kenakalan remaja.
2.6 Peranan Keluarga terhadap Kenakalan Remaja
Sarwono (1998) mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan primer pada setiap
individu. Sebelum anak mengenal lingkungan yang luas, ia terlebih dahulu mengenal lingkungan
keluarganya. karena itu sebelum anak anak mengenal norma-norma dan nilai-nilai masyarakat,
pertama kali anak akan menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku di keluarganya
untuk dijadikan bagian dari kepribadiannya.
Orang tua berperan penting dalam emosi remaja, baik yang memberi efek positif maupun
negative. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua masih merupakan lingkungan yang sangat
penting bagi remaja.
Menurut Mutadin (2002) remaja sering mengalami dilema yang sangat besar antara
mengikuti kehendak orang tua atau mengikuti kehendaknya sendiri. Situasi ini dikenal dengan
ambivalensi dan hal ini akan menimbulkan konflik pada diri remaja. Konflik ini akan
mempengaruhi remaja dalam usahanya untuk mandiri, sehingga sering menimbulkan hambatan
dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya, bahkan dalam beberapa kasus tidak
jarang remaja menjadi frustasi dan memendam kemarahan yang mendalam kepada orang tuanya
dan orang lain disekitarnya. Frustasi dan kemarahan tersebut seringkali di ungkapkan dengan
perilaku perilaku yang tidak simpatik terhadap orang tua maupun orang lain yang dapat
membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya.
Penilitian yang dilakukan BKKBN pada umunya masalah antara orang tua dan anaknya
bukan hal hal yang mendalam seperti maslah ekonomi, agama, social, politik, tetapi hal yang
sepele seperti tugas-tugas di rumah tangga, pakaian dan penampilan.
Menurut Nalland (1998) ada beberapa sikap yang harus dimiliki orangtua terhadap
anaknya pada saat memesuki usia remaja, yakni :

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

a. Orang tua perlu lebih fleksibel dalam bertindak dan berbicara


b. Kemandirian anak diajarkan secara bertahap dengan mempertimbangkan dan melindungi
mereka dari resiko yang mungkin terjadi karena cara berfikir yang belum matang. Kebebasan
yang dilakukan remaja terlalu dini akan memudahkan remaja terperangkap dalam pergaulan
buruk, obat-obatan terlarang, aktifitas seksual yang tidak bertanggung jawab dll
c. Remaja perlu diberi kesempatan melakukan eksplorasi positif yang memungkinkan mereka
mendapat pengalaman dan teman baru, mempelajari berbagai keterampilan yang sulit dan
memperoleh pengalaman yang memberikan tantangan agar mereka dapat berkembang dalam
berbagai aspek kepribadiannya.
d. Sikap orang tua yang tepat adalah sikap yang authoritative, yaitu dapat bersikap hangat,
menerima, memberikan aturan dan norma serta nilai-nilai secara jelas dan bijaksana.
Menyediakan waktu untuk mendengar, menjelaskan, berunding dan bisa memberikan dukungan
pada pendapat anak yang benar.
2.7 Pergaulan Remaja
Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu,
dapat juga oleh individu dengan kelompok.
Seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoonpoliticon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan
manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian
seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik
pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa
kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal hal yang positif. Sedangkan
pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari,
terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang
sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang
baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. Pergaulan remaja berupa tekanan
teman bahkan sahabat, yang bias disebut dengan rasa solidaritas, ingin diterima, dan sebagai
pelarian, benar-benar ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja yaitu perilaku menyimpang
yang dilakukan oleh remaja.

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

2.8 Remaja dan Lingkungan Sosial


Lingkungan social meliputi teman sebaya, masyarakat dan sekolah. Sekolah mempunyai
pengaruh yang sangat besar bagi remaja, karena selain dirumah sekolah adalah lingkungan kedua
dimana remaja banyak melakukan berbagai aktifitas dan interaksi social dengan temantemannya.
Masalah yang dialami remaja yang bersekolah lebih besar dibandingkan yang tidak
bersekolah. Hubungan dengan guru dan teman-teman di sekolah, mata pelajaran yang berat
menimbulkan konflik yang cukup besar bagi remaja. Pengaruh guru juga sanagt besar bagi
perkembangan remaja, karena guru adalah orang tua bagi remaja ketika mereka berada
disekolah.
Pada masa remaja, hubungan social memiliki peran yang sangat penting bagi remaja.
Remaja mulai memperluas pergaulan sosialnya dengan teman teman sebayanya. Remaja lebih
sering berada diluar rumah bersama teman teman sebayanya, karena itu dapat dimengerti bahwa
pengaruh teman-teman sebayanya pada sikap, minat, penampilan dan perilaku lebih besar
daripada pengaruh orang tua.
Brown (1997) menggambarkan empat cara khusus, bagaimana terjadinya perubahan
kelompok teman sebaya dari masa kanak-kanak ke masa remaja :
a. Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya dibandingkan pada anakanak. Pada usia 12 tahun, remaja awal mulai menjauhkan diri dari orang dewasa dan
mendekatkan diri dengan teman sebaya.
b. Remaja berusaha menghindari pengawasan yang ketat dari orang tua dan guru dan ingin
mendapatkan kebebasan. Mereka mencari tempat untuk bertemu dimana mereka tidak terlalu
diawasi. Meskipun dirumah mereka ingin mendapatkan privasi dan tempat dimana mereka dapat
mengobrol dengan teman temannya tanpa didengar oleh keluarganya.
c. Remaja mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya dari jenis kelamin yang berbeda.
Walaupun anak perempuan dan laki laki berpartisipasi dalam kegiatan dan berkelompok
persahabatan yang berbeda selama masa pertengahan kanak-kanak, tetapi pada masa remaja
interaksi dengan remaja yang berbeda jenis semakin meningkat, sejalan dengan semakin
menjauhnya remaja dengan orang tua mereka.

http://gudangmakalahmu.blogspot.com

d. Selama masa remaja, kelompok teman sebaya menjadi lebih memahami nilai-nilai dan
perilaku dari sub-budaya remaja yang lebih besar. Mereka juga mengidentifikasikan diri dalam
kelompok pergaulan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai