Pembimbing:
dr.Sutiyono Sp.OG
Disusun Oleh:
Vani Kusuma Wardani, S. Ked
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
REFERAT
J500.080.090
Telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing Stase Ilmu Kandungan dan
Kebidanan Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta, pada hari , tanggal Februari 2013
Pembimbing :
dr. Sutiyono, Sp.OG
(..................................)
Dipresentasikan di hadapan :
dr. Sutiyono, Sp.OG
(..................................)
(.................................)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Konferensiinternasionaltentangkependudukandanpembangunan
(ICPD)
padatahun
1994
di
Kairotelahmengubahparadigmadalampengelolaanmasalahkependudukan
yang tadinyaberorientasikepadapenurunanfertilitas (manusiasebagaiobyek)
menjadi
pengutamaankesehatanreproduksisetiapindividu
dalam
pelaksanaannya,
masih
sering
yang
KB
hanya
uteri,
dikenaljugadengansebutanfibromioma,
fibroid
yang
menumpanginya.Seringditemukanpadawanitausiareproduksi
dimanaprevalensimioma
uteri
(20-25%),
meningkatlebihdari
70%
bisaberubahmenjadimalignansi
(<0,1%).Gejalamioma
secaramedisdansosialcukupmeningkatkanmorbiditas,
uteri
disinitermasukmenoragia,
dandisfungsireproduksi.Di
ketidaknyamanandaerah
Indonesia
pelvis,
angkakejadianmioma
uteri
uteri,
dankolorektal.
Sedangkantahun
kankerovariummenempatiurutan
2005
ke-5
penyebabkematianakibatkankerpadawanita di Indonesia.
Alatkontrasepsi
macam.Hanyasaja
yang
yang
saatinisudahtersediabermacammenjadimasalahsaatini,
kurangnyapengetahuanakanmetodememilihkontrasepsi,
kerugian,
keuntungan,
sertaefeksampingdaripemakaianalatkontrasepsitermasuk
MOW,
jugamempengaruhipemilihankontrasepsiinisebagaipilihankontrasepsimere
ka, termasuk risikonya berhubungan dengan Mioma Uteri dan Kanker
Ovarium.
B. Tujuan
Mengetahui hubungan antara MOW dengan Mioma Uteri dan Kanker
Ovarium
C. Manfaat
Menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor risiko Mioma Uteri serta
Hukum MOW
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mioma Uteri
1. Defiinisi
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari selsel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma uteri
disebut jugadengan leimioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini
berbentuk padat karenajaringan ikat dan otot rahimnya dominan. Mioma
uteri merupakan neoplasma jinakyang paling umum dan sering dialami
oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkangejala klinis berdasarkan besar
dan letak mioma (Joedosaputro, 1998)
2. Epidemiologi
Kejadiannyalebihtinggipadausiadiatas
35
tahun,
yaitumendekatiangka 40%. Tingginyakejadianmioma uteri antarausia 3550 tahun, menunjukkanadanyahubunganmioma uteri dengan estrogen.
Mioma
uteri
belumpernahdilaporkanterjadisebelummenarkedan
menopause.Di Indonesia angkakejadianmioma uteri ditemukan 2,39 % 11,87% darisemuapenderitaginekologi yang dirawat (Baziad, 2003).
3. Faktor Risiko
Obesitas
Pendidikan
Riwayat Infertilitas
Konsumsi alkohol
Paritas
Asap rokok
1. Ras
Studi dari Faerstein et al mengkonfirmaasi eksistensi risiko yang
substantial lebih tinggi untuk perkembangan mioma uteri
pada wanita
sebagai
hubungan
terbalik
(inverse),
risiko
yaitu
Mioma
sampai
saat
ini
belum
diketahui
apakah
mioma
uteri,
128
(67,3%)
adalah
nullipara.
outdari
estrogen
oral,
dimanaakan
mengurangieksposurmiometriumdenganhormon
20
tahunataulebihdihubungkandenganpenurunansebanyak
40%
daririsikoMioma
uteri
dibandingbukanperokok.Merokokdihubungkandenganestrogen-deficient
state, lewatterganggunya gonadotropin releaseatautingginyapembentukan
estrogen inaktifdari estradiol.
(Chen et al, 2001)
B. MOW
1. Definisi
Kontrasepsimantapatausterilisasi(Medik
Operasi
Wanita)adalahsuatukontrasepsiyangdilakukandengancaramelakukantindak
anpadakeduasalurantelursehinggamenghalangipertemuanseltelur dengan
selsperma.
Sterilisasiwanitadisebuttubektomiatautubal ligationdenganmengikat
(memotong)
saluran
ovum
sehinggaseltelurtidakdapatdibuahi.
SterilisasiMemandulkanpria/wanitadenganoperasiagar
tidakdapatmenghasilkaanketurunan
2. Indikasi Tubektomi
a. Indikasimedisumum
Adanyagangguanfisikataupsikis
yang
akanmenjadilebihberatbilawanitahamillagi.
1) Gangguanfisik
(Tuberkulosispulmonum,
penyakitjantung,
penyakitginjal, kankerpayudaradansebagainya)
2) Gangguanpsikis
(Skijofremia
seringmenderitapsikosanifas)
b. Indikasiobstetrik
Toksemiagravidarum
yang
(psikosis),
berulang,
seksiosesarberulang,
histerektomidansebagainya.
c. Indikasimedisginekologik
Padawaktumelakukanoperasiginekologisdapat
pula
dipertimbangkanuntuksekaligusmelakukansterilisasi.
lebihtinggidibandingpasiennonligasi,
menjalanitubektomi
dibandingpasiennonfibroid.
di
daninsidensimiomauteri
sertaangkapasienlebihtinggi
antarapasien
fibroid
Dari
ovarium
dengan
tubektomi
sebelumnya
pada
pasien.Beberapahipotesisbiologikmenjelaskanefek
MOWpadarisikokankerovarium
a. Risikokankerovariumyaitulewatpeningkatantiapsiklusovulatorikaitanny
adenganrepetitious
cell
division
accompanying
aliran
darah
pada
ovarium
setelah
tubektomi
kemungkinan
estrogen
prekursor
dan
gonadotropins
terlibat
dalam
c. Metode tubektomi
menyebabkan oklusi
6. PendekatanDalamPenemuanHukum.
Sebagaimana yang telah diketahui dari pendapat ulama terdahulu
bahwa tubektomitidak dibenarkan, karena bentuk kontrasepsi sterilisasi ini
sebagai kontrasepsi yang berusaha untuk pemandulan pada perempuan,
oleh karenanya ulama terdahulu berpendapat dan beranggapan hal
demikian bertentangan dengan tujuan hukum Islam, karena terjadnya
pemandulan.
Namun demikian, karena para pakar kedoketeran telah menemukan
jalan alternatif terbaik untuk pelaksanaan tubektomi sehingga cara tersebut
ternyata tidak lagi bersifat pemandulan permanen, melainkan dari hasil
tekhnologi ilmu kedokteran sterilisasi melalui kedua metode ini dapat
dibuka dan disambung lagi secara aman (rekanalisasi). Maka berdasarkan
pada teori penemuan hukum dalam Islam dengan memakai metode
istislahi (metode kemaslahatan), maka tubektomi telah bergeser status
hukumnya yang semula haram karena membawa dampak pemandulan
permanen terhadap suami atau istri sehingga bertentangan dengan konsep
hukum perkawinan dalam Islam, yakni memperoleh keturunan, maka pada
saat ini ditemukan bahwa tubektomi bisa kembali disambung (tidak
pemandulan permanen), oleh karenanya ditoleransi dan dibenarkan oleh
hukum Islam.
Islam hanya membolehkan vasektomi dan tubektomi karena hanya
semata-mata alasan kemaslahatan jika ada efek negatif baik kepada si ibu
b. Berhak
mendapatkan
pelayanan
reanastomisis
(penyambungan
menjadi
tiga
peringkat
daruriyat,
hajiyyat
dan
tahsniyat.
1. TakutMiskin
2. Setiapanakmembutuhkanpendidikan, artinyabutuhsekolah,
3. BiayaRumahSakituntukpengobatananaksaatsakitmahal.
4. Setelahmelahirkanpenampilanmenjadijelek
Anak-anakdengansendirinyamerupakanrizki
Allah
bagimanusia.
Karenarizkisejatinyaadalahsegalahal
yang
bermanfaatdanmenyenangkanpenerimanya.Belumlagidarisisi
yang
lain,
Dan
Kamilah
janganlahkamumembunuhanak-anakmukarenatakutkemiskinan.
yang
akanmemberirezekikepadamerekadanjugakepadamu.
BAB III
A. SIMPULAN
1) Belumbanyak
data
yang
ditemukandapatmenjelaskantubektomisebagaifaktorrisikoMioma
Uteri,
a. Ras
b. Paritas&Infertilitas
c. Usiasaat menarche
d. Kontrasepsi oral
3) Ditinjaudarimanfaat
MOW
padarisikokankerovariumdapatditimbangsebagaiusahameningkatkank
esehatanwanita.
B. SARAN
Apabila dua mafsadah bertentangan, maka diperhatikan mana yang
lebih besar madlaratnya dengan dikerjakan yang lebih ringan
madlaratnya.
Sesuai Indikasi
DAFTAR PUSTAKA
Shihab,
Kontekstualitas
Al
Quran
KajianTematikAtasAyat-