SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh :
RETNO PALUPININGTYAS
NIM. 1110101000084
iv
Nama
: Retno Palupiningtyas
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
No. Telp
: 085691271110
: ennopalupiningtyass@hotmail.com
Riwayat Pendidikan
2010 - sekarang
2007 - 2010
2004 - 2007
1998 - 2004
: SD Negeri Cipondoh 08
1996 - 1998
Riwayat Organisasi
2008 2009
2011 - 2012
2013 - sekarang
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Analisis Sistem penyimpanan Obat di Gudang Farmasi
Rumah Sakit Mulya Tangerang Tahun 2014. Shalawat dan salam tidak lupa
penulis sampaikan pada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang membawa
umatnya ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dalam proses penyusunan Skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Hariyanto (my number one super hero in
the world) dan Ibu Wiwit Sugiarti (my super Mom) juga Bimo (hello my
little brother) atas doa yang luar biasa, dukungan dan semangat yang luar
biasa yang diberikan kepada penulis.
2. Ibu Febrianti, M.Si sebagai Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat.
3. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku penanggung jawab peminatan
Manajemen Pelayanan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat
4. Bapak dr. Yuli Praranca Satar, MARS dan Ibu Fase Badriah Ph.D selaku
Pembimbing yang selalu memberikan arahan dan bimbingannya dengan
sangat baik.
5. Kepala Instalasi Farmasi RS Mulya, Ibu Verawati. M. Sumarsin, S.Si, Apt.
dan Ibu Susi, SKM yang membantu dalam perizinan dan semua informasi
yang dibutuhkan selama penelitian.
6. Rita, Icha, Maria, Indri, Fufu, Syarif serta staff instalasi farmasi dan staff
di RS Mulya lainnya yang sudah mau berbagi ilmu dan pengalamannya.
vi
7. Manda, Dewi, Nunu, Alans, Arie, Pepeng juga Pepeb yang selau dengerin
keluh kesah, ngasih masukan, semangat dan ngga berhenti ngehibur disaat
terpuruk apapun. Hahai Love you guys !
8. Permana Eka Satria, thanks buat dukungan, semangat dan doanya. Ini loh
hasil jungkir balik selama ini. Finally.. wisuda bareng yeaay wuhuuu !
9. Untuk temen-temen Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) 2010 :
Bayti, Nia, Fika, Eliza, Bila, Nina, Anin, Mawar, Fitri, Ilma, Ucup,
Anggah, Uyung, Tata, Mas Furin dan Endah buat hari-hari yang ngga
pernah ada matinya, buat suasana kelas yang ngangenin. Makasih buat
kerjasama, doa dan motivasinya selama ini.
10. Seluruh teman-teman Kesehatan Masyarakat angkatan 2010 yang lainnya.
Kalian menyenangkan gais, senang menjadi bagian dari kalian.
Dan untuk pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu
persatu, penulis mengucapkan terimakasih. Dengan mengirimkan doa kepada
Allah SWT penulis berharap semua kebaikan yang telah diberikan mendapat
balasan dari Allah SWT. Amin. Terakhir, penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta mengharapkan kritik dan saran yang
membangun.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... v
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS...................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xix
xi
xii
xiii
xiv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Halaman
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
xvi
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan
Halaman
Bagan 2.1
Bagan 2.2
Bagan 3.1
Bagan 5.1
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lembar Observasi
Lampiran 3
Matriks Wawancara
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Foto-Foto
xviii
DAFTAR SINGKATAN
APAR
Depkes
Departemen Kesehatan
Dirjend
Direktorat Jendral
ED
Expired Date
FEFO
FIFO
KARS
Kemenkes
Kementerian Kesehatan
Permenkes
RI
Republik Indonesia
RS
Rumah Sakit
SMA
SMF
S1
Strata 1
SDM
SOP
UU
Undang-undang
WHO
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan diharapkan dapat
memberikan pelayanan yang cepat, lengkap dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat dengan memenuhi prinsip kemanusiaan dalam rangka mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui pemberian pelayanan
kesehatan yang bermutu (Septi, 2008). Sikap kritis dan selektif masyarakat
serta tuntutan akan pelayanan kesehatan yang lebih baik dan bermutu menjadi
tantangan yang harus dihadapi oleh rumah sakit di Indonesia saat ini.
William Krowinski dan Steven Steiber dalam Rismayanti (2009)
menyebutkan bahwa kepuasan pasien merupakan evaluasi yang positif tentang
dimensi pelayanan yang spesifik yang didasari pada harapan pasien dan mutu
pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan (provider).
Sehingga untuk memenuhi hal tersebut rumah sakit harus mampu
meningkatkan efisiensi dan efektivitas di semua bidang pelayanan, salah
satunya adalah pelayanan farmasi.
Dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
(Kepmenkes)
RI
Nomor
ditetapkan oleh rumah sakit, tidak dilaksanakan dengan baik oleh petugas
(Prihatiningsih, 2012).
Penyimpanan yang kurang baik seperti yang diungkapkan diatas tentunya
dapat membawa kerugian yang cukup besar bagi rumah sakit. Karena hampir
40-50% pengeluaran rumah sakit ditujukan untuk kebutuhan logistik terutama
obat-obatan dan alat kesehatan (Nabila, 2012). Artinya, jika terjadi kesalahan
dalam pengelolaan dan penyimpanan obat di rumah sakit, maka rumah sakit
tersebut akan mengalami kerugian. Untuk itu, sangat diperlukan pengelolaan
obat yang baik dan efisien untuk mencegah terjadinya kerugian akibat
kesalahan di penyimpanan obat. Komite Akreditasi Rumah Sakit dalam Standar
Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2010 juga menyebutkan bahwa obat-obatan
yang ada di rumah sakit harus disimpan dengan baik dan aman. Ini dilakukan
untuk menjamin efisiensi penyimpanan obat dan termasuk kedalam salah satu
kriteria dalam penilaian akreditasi RS.
Rumah Sakit Mulya merupakan salah satu rumah sakit swasta yang
memiliki visi menjadi Rumah Sakit pilihan keluarga di Kota Tangerang yang
dikenal selalu mengutamakan prinsip dasar CARE (Cepat, Andal, Ramah dan
Empati). Rumah Sakit Mulya didukung oleh unit Instalasi Farmasi yang
bertanggung jawab dalam mengelola dan menyelenggarakan kegiatan yang
mendukung ketersediaan obat dan alat kesehatan di RS Mulya. Unit instalasi
farmasi bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi logistik obat dan alat
kesehatan, mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian
dan penghapusan obat dan alat kesehatan.
Penyimpanan obat-obatan yang dilakukan di Rumah Sakit Mulya
dilakukan di gudang farmasi rumah sakit. Penyimpanan obat di gudang farmasi
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada Februari
2014, ditemukan sebanyak 16 jenis obat yang sudah kadaluarsa dan 3 jenis obat
dalam keadaan rusak di gudang logistik farmasi Rumah Sakit Mulya. Obatobatan yang rusak dan kadaluarsa tersebut, belum diletakkan terpisah dengan
obat-obatan jenis lain yang belum kadaluarsa. Menurut informan, kerusakan
obat dan alat kesehatan memang tidak jarang ditemui di gudang farmasi. Hal ini
kekosongan obat (out of stock). Selain itu juga membantu dalam menghemat
biaya serta mengantisipasi fluktuasi kenaikan harga obat dan untuk
mempercepat pendistribusian obat. Jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan
logistik obat di instalasi farmasi akan menyebabkan kerugian bagi rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai Analisis Sistem Penyimpanan Obat Di Gudang Farmasi
Rumah Sakit Mulya Tangerang Tahun 2014.
1.3.
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana input (sumber daya manusia, anggaran, prosedur, serta sarana
dan prasarana) dari sistem penyimpanan di Rumah Sakit Mulya Tangerang
Tahun 2014 ?
2. Bagaimana proses (penerimaan obat, penyusunan obat, pengeluaran obat,
stock opname obat, serta pelaporan) dari sistem penyimpanan di Rumah
Sakit Mulya Tangerang Tahun 2014 ?
3. Bagaimana output (obat tersimpan di gudang farmasi dengan efisien) dari
sistem penyimpanan di Rumah Sakit Mulya Tangerang Tahun 2014 ?
1.4.
Tujuan Penelitian
1.4.1
Tujuan Umum
Mengetahui sistem penyimpanan obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit
Mulya Tangerang pada tahun 2014.
1.4.2
Tujuan Khusus
1. Mengetahui input (sumber daya manusia, anggaran, prosedur, serta
sarana dan prasarana) dari sistem penyimpanan di Rumah Sakit
Mulya Tangerang Tahun 2014
2. Mengetahui proses (penerimaan obat, penyusunan obat, pengeluaran
obat, stock opname obat, serta pelaporan) dari sistem penyimpanan
di Rumah Sakit Mulya Tangerang tahun 2014.
3. Mengetahui output (obat tersimpan di gudang farmasi dengan
efisien) dari sistem penyimpanan di Rumah Sakit Mulya Tangerang
Tahun 2014.
1.5.
Manfaat Penelitian
1.5.1
memperoleh
pengetahuan,
wawasan,
pengalaman,
serta
1.5.2
sebagai
masukan
untuk
menyempurnakan
sistem
logistik
farmasi
menjadi
lebih
efektif,
sehingga
1.5.3
1.6.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Manajemen Logistik
Manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang di
inginkan (Hasibuan,2001). Menurut Terry dalam Seto (2004) manajemen
adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni
untuk mencapai tujuan organisasi. Konsep ini dikenal dengan POAC yaitu
Plainning
(perencanaan),
2.1.1
dibutuhkan
dan
dengan
8
total
biaya
yang
terendah.
2.1.2
10
Perencanaan dan
Penentuan Kebutuhan
Penghapusan
Penganggaran
Pemeliharaan
Pengendalian/
Pengawasan
Pengadaan
Penyaluran
Penyimpanan
11
Kepmenkes
No
1197/MENKES/X/2004
tentang
12
dan
pengembangan
ruang-ruang
tata
laksanan
penyimpanan
(storage
pengoperasian
alat-alat
procedure)
c. Perencanaan/penyimpanan
dan
adalah
kegiatan
menyalurkan
barang
sesuai
penghapusan
yaitu
berupa
kegiatan
dan
usaha
13
2.1.3
2.2.
Penyimpanan Obat
Menurut
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia
(2004)
logistik
farmasi
yang
sangat
menentukan
kelancaran
2.2.1
14
15
yaitu
biaya
yang
dikeluarkan
sedikit
untuk
2.2.2
Obat,
Panitia
Pemeriksaan
Obat
untuk
16
jawab
atas
penerimaan,
penyimpanan,
pembukuan
dan
administrasi
pergudangan.
- Mengatur/menyusun obat dalam gudang penyimpanan.
- Mengumpulkan barang/obat yang akan dikeluarkan.
- Mencatat setiap mutasi barang pada Kartu Obat dan
mencatat jumlah obat yang diberikan/dikeluarkan pada Surat
Perintah Mengeluarkan Barang.
- Memelihara dan merawat barang-barang dan obat dalam
gudang penyimpanan.
- Menyusun atau membuat laporan tentang hasil pencatatan
dan pembukuan obat persediaan.
d. Staf Pelaksana Gudang, tugasnya yaitu membantu pengurusan
obat dalam hal mengumpulkan, pengepakan, memelihara atau
merawat obat, dan lain-lain.
17
dan
diperkeras
atau
dipersiapkan
dengan
18
roda
empat
(box),
untuk
mengangkut
dan
mendistribusikan barang/obat.
b.
19
d.
20
Kartu Obat
Kartu obat berisi catatan penerimaan dan pengeluaran obat
sesuai dokumen penerimaan dan pengeluaran obat. Kartu obat
diletakkan pada tempat dimana obat disimpan. Kegunaan kartu
obat antara lain:
- Mengetahui dengan cepat jumlah obat.
- Sebagai alat kontrol bagi pengurus barang/obat.
f. Surat Perintah Mengeluarkan Barang (SPMB)
Dokumen ini berisi daftar, jumlahdan harga barang/obat yang
telah dikeluarkan dari gudang penyimpanan dan diselenggarakan
oleh Pengurus Barang/obat dengan diketahui oleh Kepala
Gudang.
g. Surat Bukti Barang/obat Keluar
Dokumen ini berisi daftar, jumlahdan harga barang/obat yang
telah dikeluarkan dari gudang penyimpanan dan diselenggarakan
oleh Pengurus Barang/obat dengan diketahui oleh Kepala
Gudang.
h. Surat Kiriman Obat
Dokumen yang berisi daftar dan jumlah obat serta alamat tujuan
obat yang dikirim. Dokumen ini diselenggarakan oleh Pengurus
Barang/obat dengan diketahui oleh Kepala Gudang.
i. Daftar Isi Kemasan/Packing List
21
2.2.3
22
23
mengenai
jenis
dan
jumlah
penerimaan,
persediaan,
yang
memuat
catatan
mengenai
data
24
e. Pelaporan
- Laporan mutasi barang
Laporan
berkala
menganai
mutasi
barang
dilakukan
2.2.4
25
b.
Kondisi Penyimpanan
Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan beberapa
faktor seperti kelembaban udara, sinar matahari dan
temperatur udara. Udara lembab dapat mempengaruhi obatobatan yang tidak tertutup sehingga mempercepat kerusakan.
Untuk menghindari udara lembab tersebut maka perlu
dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
- terdapat ventilasi pada ruangan, jendela dibuka
- simpan obat ditempat yang kering
- wadah harus selalu tertutup rapat, jangan terbuka
- bila memungkinkan pasang kipas angin atau AC.
Karena makin panas udara di dalam ruangan maka
udara semakin lembab
26
27
sediaan
dan
bentuk
abjad.
Apabila
tidak
Penyusunan Obat
a. Obat-obatan dipisahkan dari bahan beracun.
b. Obat luar dipisahkan dari obat dalam.
c. Obat cairan dipisahkandari obat padatan.
d. Obat ditempatkan menurut kelompok, berat dan besarnya
- Untuk obat yang berat ditempatkan pada ketinggian yang
memungkinkan pengangkatannya dilakukan dengan
mudah.
- Untuk obat yang besar harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga apabila barang tersebut dikeluarkan tidak
mengganggu barang yang lain.
- Untuk obat yang kecil sebaiknya dimasukkan dalam
kotak yang ukurannya agak besar dan ditempatkan
28
29
akan kadaluarsa
30
31
e. Frequency of Use
Produk yang sering digunakan dan berpindah tempat dengan
cepat atau cepat diambil dari penyimpanan disimpan di
ruangan bagian depan atau lebih dekat dengan area
penggunaan.
f. Random bin
Dengan cara memberi kode ke tempat penyimpanan yang
menunjukkan posisi dan tempat obat tersebut disimpan.
Sistem ini membutuhkan komputerisasi
g. Commodity Coding
Setiap item memiliki artikel sendiri dan kode lokasi. Staff
penyimpanan tidak memerlukan pengetahuan teknis untuk
tahu bagaimana cara menggunakan atau menyimpan dan
karakteristik item tersebut.
2. Penyimpanan flammable liquids
Dilakukan dengan memperhatikan karakteristik bahan
yang
disimpan.
Lokasi
harus
terpisah
dengan
ruang
32
ada.
Buat
aturan
larangan
merokok,
lakukan
33
34
35
2.2.5
komputer.
Pemeriksaannya
dilakukan
dengan
cara
2. Stock Mati
Death stock (stok mati) menunjukkan item persediaan barang di
gudang yang tidak mengalami transaksi dalam waktu minimal 3
bulan. Persentase death stock obat harus mencapai 0% agar rumah
sakit tidak merugi. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
x 100 %
36
x 100 %
sistem
pengeluaran
obat
FIFO
dan
FEFO
37
2.3.
Gudang Obat
Gudang merupakan tempat pemberhentian sementara barang sebelum
dialirkan, dan berfungsi mendekatkan barang kepada pemakai hingga menjamin
kelancaran permintaan dan keamanan persediaan (Direktorat Bina Marga,
1993). Fasilitas penyimpanan dapat dimanfaatkan secara optimal bila kegiatan
lain dalam sistem suplai obat (seperti seleksi obat, perencanaan biaya dan
pengadaan) ditetapkan secara tepat.
2.3.1
Jenis Gudang
Jenis gudang menurut Subagya (1994) terdiri dari :
a. Gudang transit: penyimpanan sesaat dalam proses distribusi
b. Gudang serba guna: penyimpanan semua jenis barang
c. Gudang pendingin: gudang yang terbagi dalam dua ruangan yaitu
kamar sejuk dengan suhu 6 sampai 10 derajat Celcius dan kamar
beku dengan suhu sampai -35 derajat Celcius.
d. Gudang penyimpanan tahan api : penyimpanan barang yang mudah
meledak/terbakar.
2.3.2
pembuatan
atau
pendayagunaan
gudang
38
39
40
3. Pengaturan gudang
Gudang yang bersih dan teratur akan sangat memudahkan dalam
menemukan persediaan. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pengaturan gudang antara lain :
a. Kebersihan gudang
b. Simpan persediaan pada rak dan pallet
- Sirkulasi udara dari bawah dan perlindungan terhadap banjir
- Peningkatan efisiensi penanganan stok
- Dapat menampung obat lebih banyak
- Pallet lebih murah dari rak
Aturan pallet :
- Tinggi atas pallet dari lantai minimal 10 cm
- Jarak antar pallet atau jarak antara pallet dengan dinding
tidak kurang dari 30 cm
- Tinggi tumpukan barang di pallet maksimal 2,5 m
c. Perhatikan kondisi penyimpanan khusus
- Vaksin memerlukan Cold Chain khususnya dan harus
dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
- Narkotika dan bahan berbahaya harus disimpan dalam lemari
khusus dan selalu terkunci
- Bahan-bahan mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus
disimpan dalam ruangan khusus terpisah dari gudang induk
- Peralatan
untuk
menyimpan
obat,
penanganan
dan
41
2.3.3
Keamanan Gudang
Keamanan gudang meliputi kegiatan preventif atau pencegahan
terhadap pencurian dan kebakaran. Adapun hal-hal yang bisa dilakukan
untuk menjaga keamanan gudang antara lain :
a. Pencegahan pencurian
Untuk menghindari pencurian gudang dilengkapi dengan :
- Memastikan pintu gudang memiliki kunci bila perlu berlapis
dan menghindari pembuatan kunci ganda
- Pemasangan kamera remote control (CCTV)
- Sering melakukan pemeriksaan stok secara teratur
b. Pencegahan kebakaran
Untuk pencegahan kebakaran bisa dengan cara :
- Buat tempat penyimpanan khusus untuk bahan mudah terbakar
42
2.4.
Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan Paripurna
adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Sebagai Institusi publik rumah sakit memberikan pelayanan yang
ekstra efektif dan efisien.
Tugas rumah sakit sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan rujukan.
2.4.1
43
2.5.
Kerangka Teori
Bagan 2.2
Kerangka Teori
Penyimpanan Obat
Sistem Penyusunan
Penyimpanan Obat
Personil/SDM
Fix Location
Sarana
Fluid Location
Peralatan/Fasilitas
Dokumen
Dokumen Penyimpanan
44
BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN DEFINISI ISTILAH
3.1
Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori yang dijabarkan pada pembahasan sebelumnya,
penyimpanan perbekalan farmasi terutama obat-obatan menjadi hal yang sangat
penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenaka hampir 90% pelayanan kesehatan
di rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia,
bahan radiologi, bahan alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medik) dan 50%
dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi
(Suciati dkk., 2006). Penyimpanan merupakan fungsi dalam managemen logistik
farmasi yang sangat menentukan kelancaran pendistribusian serta tingkat
keberhasilan dari manajemen logistik farmasi dalam mencapai tujuannya.
Tujuan penyimpanan obat menurut Warman (1997) antara lain untuk
mempertahankan mutu obat dari kerusakan akibat penyimpanan yang tidak baik,
mempermudah pencarian di gudang/kamar penyimpanan, mencegah kehilangan,
mempermudah stock opname dan pengawasan dan mencegah bahaya
penyimpanan yang salah. Penyimpanan obat yang baik dapat membantu dalam
menghindari kekosongan obat (out of stock). Jika terjadi kesalahan dalam
pengelolaan logistik obat di instalasi farmasi akan menyebabkan kerugian yang
cukup besar bagi rumah sakit.
Dalam standar penilaian akreditasi rumah sakit yang dibuat oleh KARS
(Komite Akreditasi Rumah Sakit) pelayanan farmasi menjadi salah satu
persyaratan yang wajib dimiliki oleh rumah sakit. Dalam pelayanan farmasi
rumah sakit salah satu item yang dinilai adalah efisiensi penyimpanan obat yang
45
dimiliki rumah sakit. Sementara itu, penilaian efisiensi penyimpanan secara lebih
lanjut dijelaskan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan dalam
pedoman penyimpanan obat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem yang terdiri dari 3 bagian
yaitu input, proses dan output. Dalam pendekatan sistem, setiap bagian menjadi
suatu rangkaian yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan tidak dapat
dipisahkan. Input merupakan segala sesuatu yang harus disediakan yang
digunakan untuk berlangsungnya suatu kegiatan. Bila terdapat unsur input yang
Proses adalah setiap kegiatan yang dapat terjadi bila input tersedia atau kegiatan
mengolah input untuk mencapai tujuan. Sementara itu output adalah hasil akhir
dari proses pengolahan input yang sudah dilakukan (Winardi, 1999). Pendekatan
sistem ini juga dapat dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap kinerja suatu
program atau penilaian terhadap suatu sistem.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada pedoman penyimpanan yang
dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat tahun 2010, di dapatkan bahwa
input yang perlu disediakan dalam kegiatan penyimpanan obat terdiri dari sumber
daya manusia, anggaran, prosedur, dokumen serta sarana dan prasarana.
Sementara itu, proses dalam penyimpanan obat terdiri dari penerimaan obat,
penyusunan tata letak dan penyusunan obat, pengeluaran obat, stock opname obat
serta pencatatan dan pelaporan. Hasil akhir yang diharapkan (output) adalah
tersimpannya obat di gudang farmasi secara efisien.
Bila terdapat bagian input yang tidak terpenuhi, maka dapat menghambat
kegiatan pada proses penyimpanan tersebut. Sehingga output yang diinginkan
tidak dapat tercapai dengan baik.
46
Bagan 3.1
Kerangka Berpikir
INPUT
PROSES
SDM
Penerimaan Obat
Anggaran
Penyusunan Obat
Prosedur
Pengeluaran Obat
Dokumen
Stock Opname
Sarana &
Prasarana
Pelaporan Dokumen
OUTPUT
Tersimpannya
obat di Gudang
Farmasi RS
Mulya
47
3.2
Definisi Istilah
1. Variabel Input
Tabel 3.1
Definisi Istilah Variabel Input
Variabel
Input
Definisi Istilah
Cara
1. Observasi
2. Wawancara
mendalam
3. Telaah
Dokumen
SDM
Tenaga/personil di RS
Mulya yang terlibat
dalam
kegiatan
menyimpan obat.
Alat
1. Pedoman
1.
observasi
2. Pedoman
wawancara
3. Daftar tilik
Hasil Ukur
Informasi tentang :
Kesesuaian, yang meliputi:
- Kesesuaian jumlah
petugas gudang
- Kesesuaian pengetahuan
dan keterampilan
- Kesesuaian tugas yang
diberikan dengan
pendidikan dan
kemampuan petugas
gudang
SDM minimal menurut
Dirjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan terdiri
dari :
1 orang Atasan Kepala
Gudang (minimal S1 atau
S1 Farmasi)
1 orang Kepala Gudang
(minimal lulus SMA/SMK
Farmasi)
1 orang Pengurus Barang
(minimal lulus SMA/SMK
Farmasi)
1 orang Staf Pelaksana
Barang (minimal lulus
SMA/SMK Far)
2. Kedisiplinan
Merupakan
ketaatan
menjalankan
tugasnya
sesuai deskripsi kerja,
datang dan pulang tepat
waktu serta bekerja sesuai
dengan
standar
operational prosedur yang
48
Variabel
Input
Definisi Istilah
Cara
Alat
Hasil Ukur
berlaku di unit gudang
farmasi RS Mulya
Anggaran
Prosedur
Dana
yang
disediakan oleh pihak
Wawancara
rumah sakit Mulya
Mendalam
untuk
menunjang
kegiatan
penyimpanan obat di
gudang
farmasi
rumah sakit.
Pedoman/instruksi
kerja
yang 1. Wawancara
digunakan
dalam
mendalam
pelaksanaan
2. Telaah
kegiatan
dokumen
penyimpanan obat di 3. Observasi
RS Mulya, seperti
SOP penyimpanan
obat di gudang
farmasi RS Mulya.
1. Wawancara
mendalam
2. Telaah
dokumen
Dokumen
Berkas-berkas yang
digunakan
untuk
membantu
proses
penyimpanan yang
dijadikan
sebagai
dokumen pencatatan
dan pelaporan.
Pedoman
Wawancara
1. Pedoman
wawancara
2. Daftar tilik
3. Pedoman
Observasi
Informasi tentang
kesesuaian prosedur
penyimpanan obat di RS
Mulya dengan ketetapan
Dirjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
1. Pedoman
wawancara
2. Daftar tilik
49
Variabel
Input
Sarana
dan
Prasarana
Definisi Istilah
Cara
Ketersediaan
serta 1. Observasi
kondisi sarana dan 2. Wawancara
prasarana
mendalam
penyimpanan sesuai 3. Telaah
yang
dijabarkan
Dokumen
dalam
pedoman
penyimpanan
obat
yang dibuat oleh
Dirjend
Bina
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
yang
menunjang kegiatan
penyimpanan obat di
gudang RS Mulya.
Alat
1. Pedoman
observasi
2. Pedoman
Wawancara
3. Daftar Tilik
Hasil Ukur
Informasi mengenai
kesesuaian sarana &
prasarana penyimpanan obat
di RS Mulya dengan
ketetapan Dirjen Bina
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
50
2. Variabel Proses
Tabel 3.2
Definisi Istilah Variabel Proses
Variabel
Proses
Definisi Istilah
Cara
1. Observasi
2. Wawancara
mendalam
3. Telaah
Dokumen
Penerimaan
Obat
Kegiatan
menerima obat
dari supplier atau
distribusi obat
yang dilakukan
oleh petugas
gudang di
gudang farmasi
RS Mulya.
Penyusunan
Obat
Kegiatan
menyusun dan 1. Observasi
mengatur stok 2. Wawancara
obat di gudang
Mendalam
farmasi rumah
sakit Mulya
sesuai dengan
pedoman
penyimpanan
yang dibuat oleh
Dirjen Bina
Kefarmasian dan
Alat Kesehatan.
Alat
1. Pedoman
Observasi
2. Pedoman
Wawancara
3. Daftar Tilik
1. Pedoman
Observasi
2. Pedoman
Wawancara
Hasil Ukur
Informasi tentang
kesesuaian proses
penerimaan obat dari
supplier ke gudang farmasi
RS Mulya dengan ketetapan
Dirjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan, terdiri dari :
- Memeriksa kesesuaian
(jenis, jumlah dan harga)
obat yang datang dengan
spesifikasi yang ada di
faktur dari supplier.
- Memeriksa kesesuaian
(jenis, jumlah dan harga)
obat yang datang dengan
spesifikasi yang ada di
surat pemesanan RS.
- Memeriksa tanggal
kadaluarsa obat
- Memeriksa kemasan obat
yang datang
- Membuat laporan
penerimaan
Informasi tentang
kesesuaian proses
penyusunan obat di RS
Mulya dengan ketetapan
Dirjen Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan 2010
51
Variabel
Proses
Pengeluaran
Obat
Stock
Opname
Obat
Pencatatan
dan
Pelaporan
Definisi Istilah
Kegiatan
mengeluarkan
obat dari gudang
farmasi RS ke
unit-unit yang
ada di RS Mulya
Cara
1. Observasi
2. Wawancara
Mendalam
3. Telaah
Dokumen
Kegiatan
1. Observasi
memeriksa
2. Wawancara
kesesuaian stok
Mendalam
fisik obat-obat
3. Telaah
yang ada di
Dokumen
gudang farmasi
RS Mulya
dengan stok obatobatan yang
tertera pada data
komputer milik
petugas gudang
RS Mulya.
Kegiatan
mencatata dan
1. Observasi
melaporkan
2. Wawancara
informasi atau
mendalam
data-data terkait 3. Telaah
obat-obatan yang
Dokumen
ada di rumah
sakit Mulya
mulai dari obat
diterima,
disimpan hingga
didistribusikan
kepada bagian
yang
bertanggung
jawab terhadap
kegiatan
penyimpanan
obat di gudang
farmasi RS
Mulya.
Alat
Hasil Ukur
1. Pedoman
Observasi
2. Pedoman
wawancara
3. Daftar Tilik
1. Pedoman
Observasi
2. Pedoman
wawancara
3. Daftar tilik
Informasi tentang
Kesesuaian proses stok
opname obat dengan
ketetapan Dirjen Bina
Kefarmasian dan Alat
Kesehatan 2010
1. Pedoman
observasi
2. Pedoman
Wawancara
3. Daftar Tilik
52
3. Variabel Output
Tabel 3.1
Definisi Istilah Variabel Output
Variabel
Output
Sistem
Penyimpanan
Obat
(Tersimpannya
obat di gudang
farmasi Rumah
Sakit Mulya)
Definisi Istilah
Obat-obatan
yang ada di
gudang
farmasi RS
Mulya dapat
memenuhi
seluruh kriteria
efisiensi
penyimpanan
yang
ditetapkan oleh
Dirjen Bina
Kefarmasian
dan Alat
Kesehatan.
Cara
1. Observasi
2. Wawancara
mendalam
3. Telaah
Dokumen
Hasil Ukur
Alat
1. Pedoman
Observasi
2. Pedoman
Wawancara
3. Daftar Tilik
Kesesuaian jumlah
stock obat (Pencatatan
dengan stock fisik)
TOR (Turn Over Ratio)
Obat kadaluarsa dan
rusak
Stok Mati/Death Stock
Kesesuaian pengeluaran
obat (FIFO/FEFO)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
desain deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000),
penelitian kualitatif merupakan posedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih
mendalam tentang sistem penyimpanan obat di gudang farmasi Rumah Sakit
Mulya Tangerang. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini
merupakan pengamatan langsung pada sistem yang sedang berjalan disertai
wawancara mendalam dengan informan yang terlibat dalam pelaksanaan
penyimpanan obat di gudang farmasi RS Mulya.
4.2
53
54
4.3
Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan
metode purposive sampling, dimana informan penelitian secara langsung
ditentukan oleh peneliti sesuai dengan kriteria pemilihan informan, yaitu :
a. Kesesuaian (appropriatness)
Informan dipilih berdasarkan pengetahuan yang dimiliki berkaitan
dengan sistem penyimpanan obat di RS Mulya Tangerang.
b. Kecukupan (adequacy)
Hingga peneliti mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan
lengkap dan jelas.
55
4.4
Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti yang melakukan wawancara secara
langsung kepada informan, selain itu peneliti juga melakukan observasi
langsung pada kegiatan penyimpanan obat dan telaah dokumen. Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini antara lain pedoman wawancara,
pedoman telaah dokumen, lembar observasi, alat tulis, laptop, kamera dan
alat perekam. Pedoman wawancara, lembar observasi dan telaah dokumen
mengacu kepada pedoman pengelolaan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan yang disusun oleh Dirjend Bina Farmasi dan Alat Kesehatan
tahun 2010 dan beberapa referensi terkait manajemen farmasi dan logistik
obat di rumah sakit.
4.5
Sumber Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi langsung terhadap kegiatan
penyimpanan obat di RS Mulya Tangerang, serta wawancara mendalam
dengan para pelaksana kegiatan yang terkait penyimpanan obat dengan
menggunakan pedoman wawancara mendalam dan lembar observasi
(check list). Selain itu, data primer juga didapat melalui telaah dokumen
dengan menggunakan pedoman telaah dokumen yang berhubungan
dengan kegiatan penyimpanan obat di Rumah Sakit Mulya Tangerang.
Adapun dokumen yang dimaksud tersebut antara lain :
- Formularium Obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Mulya Edisi 2
56
b. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen
yang berkaitan dengan topik penelitian seperti alur penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran obat, standar operational prosedur (SOP),
daftar inventaris dan sarana di gudang farmasi serta data sekunder
lainnya
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan
manajemen
4.6
Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara
diantaraya :
a. Wawancara mendalam (indepth interview)
Wawancara dilakukan kepada Kepala Instalasi Farmasi, Petugas
Gudang Farmasi dan Petugas Keuangan RS Mulya Tangerang untuk
memperoleh data primer mengenai sistem penyimpanan obat di Gudang
57
58
4.7
Triangulasi Data
Triangulasi data yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari :
A. Triangulasi Sumber
Melakukan pemeriksaan terhadap beberapa hasil wawancara mendalam
dengan beberapa informan yang berbeda yaitu Kepala Instalasi Farmasi,
Petugas Gudang Farmasi dan Petugas Keuangan RS Mulya Tangerang
terkait topik penelitian yang diangkat yaitu sistem penyimpanan obat.
Pemeriksaan dilakukan dengan mencocokkan antara informasi yang
didapat dari satu informan kepada informan yang lainnya.
B. Triangulasi Metode
Pada penelitian ini, metode yang digunakan selain wawancara
mendalam, juga dilakukan dengan metode observasi dan telaah
dokumen. Observasi dan telaah dokumen dilakukan untuk mendukung
hasil wawancara yang dibandingkan dengan struktur organisasi, uraian
tugas dan Standard Operational Procedure (SOP).
59
Tabel 4.1
Triangulasi Data
Triangulasi Data
Triangulasi Sumber
Variabel Penelitian
Kepala
Petugas
Instalasi
Gudang
Farmasi
Farmasi
Anggaran
Triangulasi Metode
Petugas
Wawancara
Keuangan
Mendalam
Dokumen
Prosedur
Penerimaan Obat
Penyusunan Obat
Pengeluaran Obat
Stock Opname
Pelaporan
4.8
Observasi
Pengolahan Data
Pada penelitian ini variabel penelitian dikelompokkan menjadi 3
yaitu variabel input (SDM, anggaran, dokumen, prosedur dan
sarana
kemudian
diolah
dengan
cara
membandingkan
dan
Telaah
Dokumen
60
4.9
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
pendekatan analisis kualitatif seperti yang diungkapkan oleh oleh Milles and
Huberman dalam Tjetjep (1992) terdiri dari :
1) Reduksi Data
Data-data pada variabel input (data SDM, anggaran, prosedur, dokumen
serta sarana dan prasarana), variabel proses (penerimaan obat,
penyusunan obat, pngeluaran obat, stock opname serta pencatatan dan
pelaporan) dan variabel output kemudian dipilih sesuai dengan
kebutuhan penelitian. Data-data yang tidak penting dan tidak berkaitan
dengan kebutuhan penelitian kemudian dihilangkan dan tidak dilakukan
analisis lebih lanjut. Sementara data-data yang penting kemudian diolah
dan dianalisis lebih lanjut.
2) Penyajian Data
Data-data pada variabel input ( SDM, anggaran, prosedur, dokumen serta
sarana dan prasarana), variabel proses (penerimaan obat, penyusunan
obat, pengeluaran obat, stock opname serta pencatatan dan pelaporan)
dan variabel output yang sudah direduksi kemudian dibuat dalam bentuk
uraian singkat.
61
3) Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan domain analysis. Dengan
teknik analisis ini peneliti mendeskripsikan berbagai unsur pada variabel
penyimpanan (mulai dari input, proses hingga output) secara umum
kemudian memaknai hasil penelitian yang didapat. Pemaknaan hasil
penelitian didasari pada kesesuaiannya dengan pedoman yang dibuat
oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tentang penyimpanan
obat tahun 2010.
4) Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan setelah peneliti melakukan
analisis data. Yaitu dengan mengaitkan antara hasil yang didapat dari
penelitian yang dilakukan peneliti dengan teori atau pedoman yang
dibuat oleh Dirjen Bina Farmasi dan Alat Kesehatan.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1
5.1.1
63
5.1.2
64
d. Collaboration
Seluruh elemen RS Mulya harus menjunjung semangat kebersamaan
dan kerjasama berdasarkan rasa saling percaya dan saling
menghargai untuk mencapai tujuan bersama.
e. Competence
Seluruh elemen RS Mulya memiliki kompetensi di bidangnya
masing-masing dan akan selalu berusaha mempertahankan dan
meningkatkan kualitas kerja dan kemampuannya dengan senantiasa
belajar, berbagi ilmu, mengadopsi inovasi dan perubahan.
5.1.3
- Poli Anak
- Poli Paru
- Poli Syaraf
2. Rawat Inap
- Perawatan Umum
- Maternitas
65
4. Penunjang Medik
- Farmasi
- Radiologi
- Laboratorium
- Fisioterapi
5.2
Gudang Farmasi
Apotik
66
67
5.3
5.3.1
68
Tabel 5.1
Sumber Daya Manusia di Gudang Farmasi RS Mulya
Kode
Pendidikan
GF-1
Apoteker
GF-2
GF-3
Informan
SMF
(Sekolah Menengah Farmasi)
Sarjana Ekonomi (SE)
69
Kalo dari segi jumlah emang yang sekarang masih kurang ya, kan
idealnya mereka 2 shift yang digudang itu pagi sama sore. (GF-2)
70
71
..memang kebutuhannya dan memang belum ada personil yang betulbetul bisa bekerja untuk tidak double job.. (GF-2)
Emm udah standart sih sebenernya karena dia lulusan farmasi jadi
pengetahuan sama keterampilannya lumayan tapi ya gitu tetep aja
masih belajar sambil berjalannya pekerjaan (GF-2)
72
Iya harusnya sih iya, soalnya belum pernah juga diadain pelatihan
kaya gitu. kaya pelatihan tentang alur digudang gitu kali ya,
harusnya gimana dan seperti apa. Terus tentang job deskripsinya tu kan
kalo aku yah sekarang masih simpang siur juga gitu kan (GF-1)
Ya saya sih maunya juga gitu ya, diadakan pelatihan. tentang sistem
penyimpanan itu yang paling dibutuhin banget. Sama terus kalo
digudang tuh pengecekan expired gitu ya sama cara penyimpanan obat
yang baik itu seperti apa. Kalo ada cara itu lebih bagus ya perlu untuk
diterangin (GF-2).
73
5.3.2
Anggaran
Anggaran merupakan salah satu input yang perlu disediakan
dalam kegiatan penyimpanan obat di gudang farmasi. Namun,
berdasarkan hasil wawancara dengan informan diketahui bahwa belum
ada penganggaran khusus untuk kegiatan penyimpanan obat dan
penganggaran dianggap masih belum dibutuhkan untuk saat ini. Oleh
karena itu, informasi mengenai ketersediaan anggaran yang berkaitan
dengan penyimpanan pun hanya bisa didapat oleh peneliti melalui
wawancara. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya dokumen terkait
anggaran penyimpanan obat di gudang farmasi. Hal ini didukung
dengan pernyataan informan sebagai berikut.
Anggaran sih ngga ya, kita ngga kasih itu anggaran rutin tiap bulan
atau pertahunnya ya karena memang menurut kami belum perlu itu
buat diberikan anggaran jadi tidak ada sejauh ini. (GF-3)
74
Ini juga terlihat dari adanya noda di dinding akibat aliran air AC
yang bocor, dan adanya genangan air yang dibiarkan di atas lemari
penyimpanan hingga ke lantai. Sementara itu untuk keperluan ATK dan
buku-buku pencatatan petugas gudang hanya tinggal mengajukan
permintaan kepada bagian logistik umum dan di bagian logistik umum
sudah
tersedia
sehingga
penganggarannya
masuk
kedalam
Dari
pernyataan
tersebut
diketahui
bahwa
anggaran
5.3.3
75
Keputusan
Direktur RS
Mulya
Kalau prosedur kita sudah buat bukunya itu buku standar prosedur
operasional ya ada bukunya juga sih ya, udah ada mulai penerimaan
sama penyimpanannya gitu. ...sosialisasi prosedur kita ada rapat setiap
bulannya nah disitu kita sosialisasiin ke semua petugas farmasi
termasuk petugas gudang. (GF-2)
76
didalam
stadar
operasional
prosedur.
Meskipun
Udah mulai aku lakuin sih tapi yang aku inget aja hahaha (GF-1)
Kalau sejauh ini dan setau saya sih ya sudah sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan itu yah pelaksanaan penyimpanannya tapi kendalanya
itu karena dianya (petugas gudang) hanya sendiri jadi kadang ada aja
yang ga dilakuin sesuai SPO karena dia juga ribet ya harus handle
kerjaan sendiri. (GF-2)
5.3.4
77
78
c. Penerima obat
d. Nama distributor obat
e. Nama obat
f. Jumlah obat
g. Harga satuan obat
h. Total harga obat (per-jenis)
i. Total keseluruhan harga obat
aku ngga pernah ngisi buku penerimaan obat soalnya kan isinya
hampir sama kaya laporan pembelian obat yang tiap hari aku bikin,
..ngga sempet kalo bikin dua-duanya (GF-1)
kalo manajemen maunya buku penerimaan itu tetep kita isi ya
buat arsip gudang, karena laporan ini kan nantinya dikasih ke
keuangan jadi gudang ngga megang (GF-2)
79
akan melakukan permintaan obat. Di buku ini setiap unit yang akan
melakukan permintaan obat harus mengisi nama obat yang
diperlukan, jumlah obat yang dibutuhkan dan dari unit mana serta
melampirkan SP atau surat permintaan unit.
Setelah itu petugas gudang akan menuliskan jumlah obat yang
akan dikeluarkan ke unit setelah memeriksa persediaan di gudang
farmasi. Terkadang jumlah obat yang diminta tidak sesuai dengan
jumlah obat yang diberikan/dikeluarkan oleh unit gudang farmasi.
Ini dikarenakan petugas gudang menyesuaikan dengan jumlah
persediaan yang ada di gudang farmasi RS Mulya. Ini sebagaimana
pernyataan informan berikut.
kadang obat yang dikeluarin ngga sesuai sama yang diminta. Bisa
lebih banyak atau malah kurang, liat persediaannya dulu kan harus
diimbangin. Tapi tetep ditulis berapa yang dikeluarin kalo ngga
sama (GF-1)
80
ini kartu induk persediaan adanya di sistem aja sih paling dan
langsung connect ke komputer bu vera jadi bisa langsung dicek
(GF-1)
iya ya ada sih tapi tuh di map aja ngga pernah diisi soalnya aku
ga ada waktu buat ngisinya ketumpuk kerjaan yang lain soalnya
(GF-1)
81
surat bukti barang keluar biasanya isinya nama obat, jumlah yang
dikeluarin sama harga. Itu kan uda ada sistemnya jadi aku tinggal
input terus diprint rangkap 2. Satu buat aku satu buat unit, namanya
mutasi. Diperiksanya harian kalo mutasi gitu sama Kepala Instalasi
Farmasi (GF-1)
82
obat
yang
mengalami
selisih).
Dokumen
tersebut
laporan ini yang buat aku, biasanya liat dari hasil stok opname
yah, nanti aku liat dulu berapa tuh selisihnya sama obat apa aja
yang selisih diliat berapa harganya. Itu ditulis gitu terus aku ketik
ulang. data obat yang kadaluarsa jumlah sama jenis sama harga
obat dilampirin jadi satu (GF-2)
83
dokumen penerimaan obat itu ngga pernah ya paling setiap hari aku
cuma input aja ke sistem yang otomatis langsung ke kartu induk
persediaan, buku defcta sama surat bukti barang keluar juga pasti
setiap hari diisi tapi kalo stock opname sama laporan faktur bu vera
(Kepala Instalasi Farmasi) yang buat ga tiap hari juga. (GF-1)
84
ya belum cukup ya menurut aku tetep perlu kartu stock lah karena
biar bisa lebih ketahuan berapa yang masuk sama yang keluar setiap
harinya (GF-2)
85
5.3.5
86
87
Kurang yah ya meskipun masih bagus lemarinya, kalo aku sih maunya
per-lemari gitu. Kalo di sini kan yah meskipun aku udah urutin udah aku
pisahin gitu ya tetep aja ujung-ujungnya jadi satu lagi (GF-1)
Karena sarana dan prasarananya yang hanya terdiri dari lemari yang
hanya segitu yah jadi penyimpanan dan pengaturan obatnya itu loh jadi ga
bisa diatur dan dipisahkan jenisnya, jangankan jenis dinamain aja susah ya
hahaha ya jadi satu lemari buat berbagai macam item deh. kemudian
keadaan gudangnya juga yang sangat minimalis sekali juga membuat
barang yang disimpan itu jadi tidak bisa banyak (GF-2)
88
5.4
5.4.1
Penerimaan Obat
Di rumah sakit Mulya proses penerimaan dan pemeriksaan obat
yang baru datang dari distributor obat dilakukan di gudang farmasi RS
Mulya. Berdasarkan standar prosedur operasional penerimaan obat RS
Mulya, penerimaan dan pemeriksaan obat-obatan yang baru datang dari
distributor merupakan tugas petugas gudang farmasi. Jika petugas
gudang farmasi tersebut tidak dapat menerima atau tidak hadir maka
penerimaan obat seharusnya dilakukan oleh bagian Purchasing RS
Mulya. Namun kenyataannya bila petugas gudang tidak ada yang
menerima dan memeriksa obat adalah petugas instalasi farmasi. Hal ini
sesuai dengan pernyataan berikut.
Itu petugas gudang farmasinya aja yah, kalo petugas gudang ngga
ada harusnya sih bagian purchasing yang terima karena mereka yang
tau obat apa aja yang mereka pesen dan yang datang. (GF-2)
89
90
91
harusnya setelah itu isi buku penerimaan obat gitu, nyatet tanggal
datang obat, distributor, nomor faktur sama total fakturnya tapi akunya
ga sempet hehe (GF-1)
92
5.4.2
semua aku yang lakuin.. kaya yang biasanya aja palingan FIFO
sama FEFO aja sih. terus yang tablet ya ditaruh dilemari yang itu
bareng sama tablet yang lain, ya bareng sama injeksi juga sih hahaha
terus yang sirup di lemari itu khusus sirup sama infusan deh. Kalo yang
kaya salep, obat mata gitu-gitu aku taruhnya didepan sini aja. (GF-1)
93
Untuk
obat-obatan
jenis
narkotika
dan
psikotropika
94
kita juga sebenernya udah ada kartu stok obat buat gudang ya tapi
ngga berjalan karena memang petugasnya juga tidak terbiasa untuk
mengisi kartu stok seperti itu jadi yang sejauh ini berjalan hanya kartu
stok narkotika dan psikotropika saja (GF-2)
95
5.4.3
Pengeluaran Obat
Pengeluaran obat dari gudang farmasi akan dilakukan oleh
petugas gudang farmasi apabila ada permintaan dari unit-unit lain yang
membutuhkan obat tersebut. Seperti pernyataan berikut.
96
2. Surat pesanan dari unit akan diterima dan diperiksa oleh petugas gudang
farmasi. Petugas gudang akan memeriksa nama petugas yang melakukan
permintaan, unit yang melakukan permintaan, jenis/nama obat yang
diminta dan jumlah permintaannya kemudian petugas gudang mencatat
permintaan tersebut pada buku permintaan unit. Namun, untuk unit Apotik
karena permintaannya tidak menggunakan surat pesanan unit maka
petugas tidak lagi melakukan pencatatan pada buku permintaan, hanya
memeriksa jenis obat yang diminta dan jumlah obat yang diminta saja.
97
Hambatannya waktu aku libur atau aku udah pulang kan suka tuh ya
ada permintaan obat. karena ada kunci ganda yang ditinggal di apotek
jadi petugas apotek suka ada yang ambil obat langsung ke gudang
tanpa laporan ke aku dan tanpa mencatat apapun jadi aku bingung pas
pendataannya suka ada yang lebih atau kurang gitu (GF-1)
98
5.4.4
Stock Opname
Stock opname merupakan kegiatan pemeriksaan jumlah obat
yang ada di gudang (fisik) dengan pendataan di komputer dilakukan
untuk menjamin kualitas, kuantitas dan terhindar dari kerusakan dan
kadaluarsa. Berdasarkan hasil telaah dokumen diketahui bahwa stock
opname yang dilakukan di gudang farmasi rumah sakit Mulya dibagi
menjadi 2 yaitu Stock opname random dan stock opname secara
keseluruhan. Hal ini didukung oleh pernyataan informan sebagai
berikut.
Kalau stock opname itu kan kita mencocokkan ya antara jumlah fisik
obat nih yang ada digudang tu berapa jumlahnya sama yang ada di
sistem atau datanya petugas gudang itu. Kita lihat tu yah sesuai atau
enggak. Kalo sampai ada yang ngga sama ya kita suruh analisis tu
sama mereka kenapa bisa ngga sama begitu kan seharusnya sama
dong (GF-3)
99
100
101
..biasanya bagian keuangan tapi nanti kita juga rolling siapa yang
harus stock opname disana terus juga harus ada kepala instalsi
farmasinya sama petugas gudangnya itu. Kalo kita 3 bulan sekali untuk
keseluruhan gudang tapi untuk yang sampel random itu sebulan sekali
(GF-3)
5.4.5
102
Tabel 5.2
Pelaporan Dokumen Penyimpanan Obat Gudang Farmasi RS Mulya
NO.
1.
Dokumen
Dibuat oleh
Dokumen Harian
Petugas
Penerimaan Obat
Gudang
Buku Harian
2.
Pengeluaran Obat /
Buku Defecta
3.
5.
Setiap Hari
Setiap Hari
Setiap Minggu
Setiap Hari
Kepala
Setelah
Instalasi
Pelaksanaan
Bagian Keuangan
Farmasi
Stock Opname
Direktur RS Mulya
Petugas
Gudang
Petugas
Persediaan
Gudang
Keluar / Laporan
Mutasi
Dilaporkan Kepada
Kartu Induk
Pelaporan
Petugas
Gudang
103
yang aku buat kan laporan stok opname itu setiap abis kegiatan stok
opname biasanya seminggu sampai sebulan setelah stok opname
dilaporin ke kadiv pelayanan sama ke bagian keuangan terus ke
direktur RS (GF-2)
5.5
104
Tabel 5.3
Daftar Obat yang Tidak Sesuai Jumlah dengan Pencatatan
Jumlah Stok
Jumlah Stok
Gudang
Komputer
12 Botol
16 Botol
2.
Sanmol Infus
28 Botol
29 Botol
3.
Sanmol Tablet
0 Botol
100 Botol
4.
30 Tablet
0 Tablet
5.
Omeprazole
0 Tablet
150 Tablet
6.
Lansoprazole
0 Tablet
-150 Tablet
7.
Provital
0 Tablet
-50 Tablet
8.
60 Tablet
90 Tablet
9.
Lameson 8 Tablet
0 Tablet
100 Tablet
10.
Lameson 16 Tablet
0 Tablet
100 Tablet
11.
Ondansetron Injeksi
90 Ampul
0 Ampul
12.
L-Zinc Sirup
0 Botol
-1 Botol
No.
Nama Obat
1.
itu biasanya kalo ngga sama tu ya apa si petugas tu ngga nyatetin tu apa aja
yang keluar obatnya, atau pas ada obat dateng nih si petugas kesibukan jadi
lupa inputin datanya atau bisa juga adabarang yang bukan milik gudang
105
Hasil kesesuaian antara stok fisik obat dengan pencatatan obat fast
moving masih belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Depkes dan
pedoman penyimpanan obat Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
yang menyebutkan bahwa standar kesesuaian obat haruslah berjumlah 100 %.
Sementara itu, di rumah sakit Mulya nilai kesesuaian antara stok fisik obat
dengan pencatatan hanya berjumlah 77%
karena 23%
5.6
aku juga males meriksa obat yang ED gitu karena letak obatnya ga
beraturan kan kalo ngecek satu-satu lama (GF-1)
Dari hasil telaah dokumen diketahui bahwa total keseluruhan obat yang
terdapat di gudang farmasi adalah sebanyak 1032 jenis obat. Dari 1032 jenis
obat tersebut ditemukan sebanyak 23 jenis obat-obatan yang sudah kadaluarsa
106
digudang farmasi dan 2 obat dalam keadaan rusak. Atau sebanyak 2,2 % obat
dalam keadaan kadaluarsa dan rusak. Kerugian yang diterima rumah sakit
Mulya akibat obat-obatan yang rusak dan kadaluarsa tersebut adalah sebesar
5.651.633 rupiah.
Jumlah ini masih belum sesuai dengan standar yang dibuat oleh Depkes
RI dan pedoman penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan tahun 2010, yang menyebutkan bahwa jumlah obat
kadaluarsa dan rusak di gudang penyimpanan haruslah berjumlah 0% atau tidak
ada sama sekali. Hal ini dikarenakan bahwa adanya obat kadaluarsa dan rusak
di suatu tempat penyimpanan merupakan indikasi
dari permasalahan
5.7
Stock Mati (Death Stock) Obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya
Hasil observasi dan wawancara peneliti menunjukkan bahwa stock mati
atau persediaan obat yang tidak mengalami transaksi selama 3 bulan atau lebih
yang ada di gudang farmasi rumah sakit Mulya terdiri dari 14 jenis obat dari
1032 jenis obat yang ada di gudang farmasi rumah sakit tersebut. Persentase
death stock adalah sebesar 1,36 %. Jenis obat yang mengalami death stock
kebanyakan adalah jenis obat infus.
Death stock atau persediaan obat mati terjadi di gudang farmaasi rumah
sakit Mulya biasanya disebabkan oleh trend penyakit yang sedang terjadi pada
saat itu yang menyebabkan pemakaian terhadap obat tersebut menjadi
menurun. Atau disebabkan oleh dokter yang sudah tidak menggunakan obat
tersebut lagi karena kontrak dengan perusahaan obat sudah habis atau dokter
107
sudah mengganti jenis obat yang digunakan. Ini didukung oleh pernyataan
informan sebagai berikut.
biasanya kalo ngga dipake lagi itu karena bermasalah, ya sama dokter atau
perusahaan obat. misalnya kontrak dokter sama perusahaannya udah ngga
diperpanjang. Atau ya karena trend penyakitnya aja jadi obatnya belum
dipake-pake lagi (GF-1)
Angka obat death stock yang terdapat di gudang farmasi rumah sakit
Mulya juga masih belum sesuai dengan standar death stock yang diperbolehkan
oleh Depkes RI dalam pedoman penyimpanan obat Dirjend Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan tahun 2010, yang menyebutkan bahwa standar obat death
stock yang diperbolehkan adalah 0% atau 1% saja. Namun di gudang farmasi
rumah sakit ini jumlah obat death stock mencapai 1,36%.
5.8
108
semuanya kan sama aja, kita mesen obatnya juga ga lama jaraknya.
Datengnya juga ga beda lama sih jadi pasti tanggal ED nya sama aja. Jadi
mau pake FIFO FEFO atau ngga ya sama aja (GF-1)
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
wawancara, observasi dan telaah dokumen. Adapun keterbatasan dalam
penelitian yang dilakukan tentang sistem penyimpanan di rumah sakit Mulya
tahun 2014 antara lain :
1. Pada kegiatan observasi terhadap stock opname obat di gudang farmasi,
peneliti hanya melakukan observasi pada kegiatan stock opname obat secara
random di gudang farmasi bukan stock opname obat secara keseluruhan di
ruang gudang farmasi. Hal ini dikarenakan mundurnya jadwal stock opname
di gudang farmasi yang dilakukan oleh petugas rumah sakit Mulya tersebut.
Ini menyebabkan peneliti tidak dapat melihat secara mendetil bagaimana
kegiatan stock opname obat di gudang farmasi secara keseluruhan.
2. Perhitungan nilai TOR (turn over ratio) atau perputaran modal selama satu
tahun sebagai salah satu cara menilai sistem penyimpanan obat tidak dapat
dilakukan oleh peneliti. Hal ini dikarenakan peneliti tidak mendapatkan izin
untuk mengakses data dari manajemen rumah sakit Mulya. Sehingga
penilaian efisiensi dan mutu dari sistem penyimpanan dilakukan hanya
dengan melihat kesesuaian jumlah stock obat, stock mati, jumlah barang
kadaluarsa dan rusak dan kesesuaian sistem pengeluaran (FIFO dan FEFO).
109
110
6.2
111
6.3
Dirjend Bina
112
6.3.1
113
untuk
menyelesaikan
pekerjaannya.
Beban
kerja
yang
dan
Jackson
(2002)
menyebutkan
bahwa
114
115
116
6.3.2
Anggaran
Anggaran merupakan salah satu input yang menunjang
pelaksanaan penyimpanan obat di gudang farmasi. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa tidak terdapat anggaran yang khusus
disediakan oleh Rumah Sakit yang berkaitan dengan penyimpanan obat.
Rumah sakit hanya menyediakan anggaran rutin untuk pengadaan obatobatan saja. Karena sejauh ini rumah sakit belum merasa perlu untuk
menyediakan anggaran terkait penyimpanan.
Dalam pedoman pengelolaan obat yang dibuat oleh Dirjend Bina
Farmasi dan Alat Kesehatan (2010) disebutkan bahwa salah satu input
yang perlu disediakan dalam kegiatan penyimpanan obat adalah
anggaran. Anggaran rutin penyimpanan yang perlu disediakan antara
lain anggaran untuk pemeliharan gudang dan prasarana lainnya yang
terdapat digudang farmasi seperti perawatan AC, printer dan komputer.
Selain itu, anggaran untuk penyediaan ATK, penyediaan kartu stock dan
buku-buku untuk pencatatan dan pelaporan.
Dalam pelaksanaannya AC, printer dan komputer memang
belum dilakukan pemeriksaan secara berkala, pemeliharaan gudang pun
belum dilakukan dengan baik. Ini terlihat dari adanya noda di dinding
akibat aliran air AC yang bocor, dan adanya genangan air yang
dibiarkan di atas lemari penyimpanan hingga ke lantai. Sementara itu
untuk keperluan ATK dan buku-buku pencatatan petugas gudang hanya
tinggal mengajukan permintaan kepada bagian umum dan di bagian
umum
semua
kebutuhan
ATK
sudah
tersedia
sehingga
117
6.3.3
118
yang
terlewat
dan
tidak
untuk
dilaksanakan.
Tidak
119
pemborosan
pekerjaannya
dalam
menjadi
pelaksanaan
lebih
efisien
kerjanya
(Depkes,
dan
1996).
membuat
Dengan
6.3.4
120
121
anggaran
farmasi
dapat
yang
tersedia
dikelola
secara
untuk pelayanan
dan
perbekalan
6.3.5
gudang
yang
kurang
memadai
tentunya
sangat
122
123
Dirjend
Binakefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
(2010)
124
125
dikhawatirkan
dapat
memberikan
hambatan
bagi
kegiatan
126
6.4
6.4.1
Penerimaan Obat
Kegiatan penerimaan obat merupakan tahapan awal dari
rangkaian proses penyimpanan obat di gudang farmasi. Kegiatan
penerimaan obat yang dilakukan oleh petugas gudang farmasi RS Mulya
masih kurang sesuai dengan standar prosedur operasional yang dibuat
oleh RS Mulya. Dalam standar operasional prosedur penerimaan obat
yang dibuat RS Mulya disebutkan bahwa dalam kegiatan penerimaan
obat petugas gudang tidak hanya memeriksa kesesuaian jumlah dan
jenis obat yang dipesan dengan yang datang saja, namun juga harus
memeriksa tanggal kadaluarsa obat yang datang.
Sementara itu, pada pelaksanaannya petugas gudang tidak
melakukan pemeriksaan terhadap tanggal kadaluarsa obat. Hal ini
menyebabkan seringkali obat yang kadaluarsa terlambat terdeteksi oleh
petugas gudang, sehingga tidak dapat dilakukan pereturan dan
menyebabkan kerugian bagi rumah sakit. Padahal seharusnya dengan
tersedianya SOP petugas lebih bisa menjalankan tugasnya dengan baik
dan meminimalisir terjadinya kesalahan yang merugikan.
Pemeriksaan terhadap tanggal kadaluarsa obat dimaksudkan agar
apabila ada obat yang sudah mendekati tanggal kadaluarsa obat tersebut
dapat segera terdeteksi dan bisa dilakukan pereturan atau pengembalian
kepada distributor secepatnya (Prihatiningsih, 2012). Selain itu,
127
128
6.4.2
129
130
131
kesulitan dalam pencarian obat saat dibutuhkan dan saat terjadi selisih
jumlah obat petugas mengalami kesulitan dalam mendeteksi selisih
tersebut. Padahal, penggunaan kartu stok dapat memudahkan petugas
dalam melakukan pencatatan terhadap obat-obatan yang masuk dan
keluar. Penggunaan kartu stok juga dapat meminimalisir kesalahan
dalam pencatatan stok obat gudang (Depkes, 1996).
Obat-obatan jenis narkotika dan psikotropika sudah disimpan
dan diletakkan di tempat terpisah dengan jenis obat lainnya.
Penyimpanan obat narkotik dan psikotropik dilakukan di lemari khusus
penyimpanan obat. Seharusnya, lemari penyimpanan narkotik dan
psikotropika dikunci setiap saat, meskipun sudah dilakukan di lemari
penyimpanan khusus. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
penyalah gunaan penerimaan obat dan pelaporan ke dinas kesehatan
kota Tangerang (Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan 2010).
Untuk obat-obatan yang tidak muat diletakkan di rak atau lemari
penyimpanan, petugas gudang membiarkan obat disimpan didalam
kardus tanpa dilengkapi dengan keterangan obat (nama, jenis, jumlah
dan tanggal kadaluarsa) dan diletakkan langsung pada lantai. Padahal
dalam pedoman yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan tahun 2010, disebutkan bahwa penggunaaan pallet sangat
dianjurkan sebelum barang diletakkan pada lantai, tujuannya adalah
agar obat terhindar dari kerusakan.
Sistem penyimpanan obat yang dilakukan digudang farmasi
berdasarkan standar operasional prosedur yang berlaku di RS Mulya
menggunakan sistem penyimpanan FIFO dan FEFO. Namun, pada saat
132
Pengaturan
obat
yang
dilakukan
di
rak/lemari
133
rumah sakit
Mulya
6.4.3
Pengeluaran Obat
Kegiatan pengeluaran obat dari gudang farmasi rumah sakit
Mulya dilakukan oleh petugas gudang farmasi. Pengeluaran obat dari
gudang farmasi dilakukaan setelah adanya permintaan dari unit yang
membutuhkan
obat.
Berdasarkan
standar
prosedur
operasional
134
pengeluaran
sistem
obat
yang
FIFO/FEFO.
dilakukan
juga
Pengeluaran
tidak
dengan
135
dan jenis obat yang dikeluarkan sehingga bisa mendeteksi jika terjadi
ketidaksesuaian jumlah obat (Febriawati, 2013).
Hal ini sesuai dengan pedoman yang dibuat oleh Dirjend
Binakefarmasian dan Alat Kesehatan (2010) yang menyebutkan bahwa
pada proses pengeluaran terdapat beberapa dokumen pencatatan yang
harus dibuat antara lain buku harian pengeluaran obat dan surat bukti
pengeluaran obat.
6.4.4
136
Menurut
Dirjend
Binakefarmasian
dan
Alat
Kesehatan
6.4.5
137
Kegiatan
pencatatan
dan
pelaporan
dokumen
terkait
138
laporan,
mendapat
yang
surat
lengkap untuk
139
6.5
140
menyebabkan hasil atau output yang didapat menjadi tidak maksimal dan
menimbulkan permasalahan atau kerugian bagi rumah sakit.
6.6
141
obat
kadaluarsa
dan
rusak
menunjukkan
bahwa
sistem
penyimpanan yang dilakukan belum efisien, karena masih ada nilai kerugian
yang didapat oleh rumah sakit. Seharusnya, hal ini dapat dihindari dengan
memperbaiki dan mengevaluasi setiap proses penyimpanan yang dilakukan.
Sehingga output sistem penyimpanan yang efisien dapat tercapai.
6.7
142
6.8
143
Tujuan pengeluaran obat dengan sistem FIFO dan FEFO adalah untuk
menghindari kerugian akibat obat yang kadaluarsa karena disimpan terlalu lama
dan tidak terdeteksi (Pudjaningsih, 1996). Sehingga tujuan dari penyimpanan
obat pun dapat tercapai dengan baik dan sistem penyimpanan obat yang efisien
dapat tercapai.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1
Kesimpulan
1. Input Penyimpanan Obat di gudang farmasi rumah sakit Mulya
a) Sumber daya manusia gudang yang tersedia di gudang farmasi masih
belum sesuai dengan ketentuan minimal yang dibuat dalam pedoman
penyimpanan obat Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun
2010, karena hanya terdiri dari petugas gudang dan penanggung jawab
gudang yang merangkap sebagai kepala Instalasi Farmasi. Sementara
itu, kesesuaian antara keterampilan dan pengetahuan petugas gudang
farmasi dengan kegiatan penyimpanan yang dilakukan sudah sesuai
dengan pedoman Penyimpanan Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan tahun 2010 namun masih dibutuhkan pelatihan.
b) Anggaran penyimpanan obat masih belum sesuai dengan pedoman
penyimpanan obat Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun
2010, karena seharusnya rumah sakit menyediakan anggaran perbaikan
dan perawatan gudang serta perlatan yang ada di gudang minimal 1%
dari biaya peralatan yang ada.
c) Prosedur penyimpanan obat di gudang farmasi RS Mulya sudah sesuai
dengan pedoman penyimpanan obat Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan tahun 2010 meskipun prosedur penerimaan, penyusunan obat
dan stock opname ada yang belum dilaksanakan oleh petugas.
d) Dokumen Penyimpanan Obat masih belum sesuai dengan pedoman
penyimpanan obat yang dibuat oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat
144
145
146
147
c) Stock Mati (Death Stock) obat yang ada di gudang farmasi pada bulan
Mei 2014 sebesar 1,36%, ini masih belum sesuai dengan standar yang
ditetapkan dalam pedoman penyimpanan obat milik Dirjen Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010 karena seharusnya 0% atau
dibawah 1%.
d) Kesesuaian pengeluaran obat (FIFO dan FEFO) juga masih belum
sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam pedoman penyimpanan
obat milik Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010
yang seharusnya memperhatikan FIFO/FEFO.
7.2
Saran
7.2.1
148
petugas
gudang
melakukan
perbaikan
terhadap
7.2.2
manajemen
RS
bisa
melakukan
pengendalian,
149
7.2.3
Daftar Pustaka
_____, 1996. Buku Petunjuk dan Pedoman Pengelolaan Gudang Penyimpanan :
Direktorat Bina Kefarmasian dan Alat. Jakarta
Aditama, Tjandra Yoga. 2007. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2.
Jakarta: UI-Press.
Bowersox, D.J. 1996. Manajemen Logistik ; Integrasi sisem-sisem manajemen
distribusi fisik dan material. Jakarta : Bumi Aksara
Bowersox, D.J. 2002. Manajemen Logistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Damanik. C, 2003. Tesis : Analisis Fungsi-Fungsi Pengelolaan Obat Rumah Sakit
Umum di Propinsi Bali. Yogyakarta: Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada
diakses dari http://sarmini_farmasi_blogspot.com pada 28 April 2014
Dedik, Oskar. 2005. Pengaruh Faktor Ketepatan Penempatan Dalam Jabatan
terhadap Prestasi Kerja di Kantor Sekretariat Pemerintah Kabupaten
Gresik Tahun 2005. diakses dari www.subscribe.com pada 2 Mei 2014
Depkes RI. 1999. Standar Pelayanan Rumah Sakit, edisi Ke-2. Jakarta
Depkes RI. 2004. Pedoman pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Dian Prihatini, Lilis. 2008. Tesis : Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress
Kerja Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidkalang. diakses dari
www.respiratory.usu.ac.id pada 10 Juli 2014
Direktorat Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum RI. 1993. Pedoman
Manajemen Gudang.
Dirjen POM, 1990. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Jakarta:
Depkes RI
APBD
Maluku
Tenggara
Tahun
2012.
diakses
dari
Lampiran 1
Lampiran 2
Lembar Observasi
Instrumen Penelitian Analisis Sistem Penyimpanan Obat di Rumah Sakit
Mulya Tangerang Tahun 2014
Bagian I
Komponen Input Penyimpanan
Variabel Observasi
Terdapat Atasan Kepala Gudang Farmasi
Terdapat Kepala Gudang
Terdapat Pengurus Barang
Terdapat Staf Pelaksana Gudang
Hasil
Ya
Tidak
Keterangan
Tanggung jawab
gudang dipegang oleh
Apoteker RS Mulya
Umur
Pendidikan
Lama
Kerja
28 Tahun
Apoteker
4 Tahun
22 Tahun
45 Tahun
SMF
(Sekolah Menengah Farmasi)
4 Tahun
6 Tahun
Keterangan
Ya
Tidak
Biasa petugas datang 10 atau 5
menit sebelum jam kerjanya.
2. Dokumen
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Variabel Observasi
Buku Harian Penerimaan Obat
Buku Harian Pengeluaran Obat
Kartu Induk Persediaan Obat
Kartu Stok Obat
Surat Perintah Mengeluarkan Barang (SPMB)
Surat Bukti Barang/obat Keluar
Surat Kiriman Obat
Daftar Isi Kemasan/Packing List
Berita Acara Penerimaan Obat
Dokumen Obat Kadaluarsa
Dokumen hasil Stok Opnam Obat
Dokumen Laporan Faktur Pembelian Obat
Ya
Hasil
Tidak
Keterangan
Variabel Observasi
Deskripsi Kerja Petugas Gudang
Deskripsi Kerja Penanggung Jawab Gudang
Prosedur Penerimaan Obat
Prosedur Penyusunan dan penyimpanan Obat
Prosedur Pengeluaran Obat
Prosedur Permintaan Obat
Prosedur Stock Opname Obat
Hasil
Ya
Tidak
Keterangan
Variabel Observasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Ya
Hasil
Tidak
Keterangan
L = 3,49 x 2,47 m2
Suhu : 16o C
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Variabel Observasi
Ya
Hasil
Tidak
Keterangan
2 lemari kayu
2 lemari besi
psikotropika
Tersedia termometer ruangan
Keterangan
Terdapat Kecoa
Bagian II
Komponen Proses Penyimpanan Obat
1. Pengaturan Penyimpanan Obat
Pengaturan Penyimpanan Obat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Variabel Observasi
Obat disimpan dalam gudang/ruangan khusus untuk
obat, tidak dicampur dengan peralatan lain.
Obat diletakkan di atas rak/lemari penyimpanan
Obat tidak diletakkan langsung dilantai
Obat tidak diletakkan menempel pada dinding
Obat di letakkan sesuai dengan metode FIFO
Obat di letakkan sesuai dengan metode FEFO
Penggolongan obat berdasarkan jenis
Penggolongan obat berdasarkan sediaan
Penggolongan obat berdasarkan abjad
Penggolongan obat berdasarkan kelas terapi atau
khasiat
Tablet, kapsul dan obat kering lainnya disimpan
dalam wadah kedap udara di rak bagian atas.
Obat dengan sediaan cair dan padat (tablet)
diletakkan terpisah
Obat cair, salep dan obat suntik disimpan di rak
bagian tengah.
Obat yang rusak diletakkan di lemari terpisah
dengan obat yang masih baik
Obat yang kadaluarsa diletakkan di lemari terpisah
dengan obat yang masih baik
Obat yang membutuhkan suhu dingin disimpan
dalam kulkas.
Obat-obatan narkotika dan psikotropika diletakkan
di lemari terpisah
Lemari obat-obatan narkotika dan psikotropika
selalu dikunci
Obat-obatan yang bentuknya besar dan berat tidak
diletakkan ditempat yang tinggi
Obat-obatan yang bentuknya kecil tidak diletakkan
ditempat yang tersembunyi
Diberikan pelabelan (nama obat) pada rak
penyimpanan
Tinggi tumpukkan barang max. 2,5 m
Hasil
Ya
Tidak
Keterangan
Variabel Observasi
1.
2.
3.
4.
Hasil
Ya Tidak
Keterangan
2. Pelaksanaan Penyimpanan
Pelaksanaan Penyimpanan Obat
No.
Variabel Observasi
Ya
Hasil
Tidak
Keterangan
1.
3. Penerimaan Obat
Penerimaan Obat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Variabel Observasi
Pemeriksaan terhadap surat jalan obat
Pemeriksaan terhadap faktur pembelian
Pemeriksaan terhadap surat pemesanan
Pemeriksaan terhadap tanggal kadaluarsa obat
Pemeriksaan terhadap kondisi obat
Pembuatan laporan penerimaan obat
Mencatat pada buku penerimaan obat harian
Hasil
Ya
Tidak
Keterangan
No.
Variabel Observasi
Ya
Hasil
Tidak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Keterangan
4. Pengeluaran Obat
Pengeluaran Obat
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Variabel Observasi
Pemeriksaan terhadap surat permintaan
Mencatat pada buku pengeluaran Obat
Pemeriksaan terhadap jumlah obat
Pemeriksaan terhadap tanggal kadaluarsa obat
Pencatatan pada kartu stok obat
Pembuatan laporan pengeluaran obat
Ya
Hasil
Tidak
Keterangan
Variabel Observasi
Melakukan pencatatan pada saat penerimaan obat
pada buku harian penerimaan
Melakukan pencatatan kartu stok pada kegiatan
penyimpanan
Melakukan pencatatan pada kartu induk persediaan
Melakukan pencatatatan barang keluar pada buku
harian pengeluaran barang
Membuat laporan mutasi
Melaporkan dokumen penerimaan obat
Melaporkan dokumen mutasi/pengeluaran obat
Ya
Hasil
Tidak
Keterangan
Bagian III
Data untuk Penilaian Mutu dan Efisiensi Penyimpanan
Mutu dan Efektifitas Penyimpanan Obat
No.
1.
2.
3.
Variabel Observasi
Panjang gudang farmasi (m)
Lebar gudang farmasi (m)
Luas gudang farmasi (m2)
4.
5.
6.
7.
8.
Hasil
Keterangan
3,49 m
2,47 m
8,6203 m2
4 buah
2 lemari besi
(2,02m x 0,5m x 1,945m)
2 lemari kayu
(1,22m x 0,4 m x 2m)
4 buah
1032 jenis
Formularium Obat
14 jenis
(data terlampir)
23 jenis
(data terlampir)
Lampiran 3
Matriks Wawancara
No.
1.
2.
3.
Pertanyaan
Apakah posisi atau jabatan anda saat
ini?
Berapa usia anda saat ini?
Sudah berapa lama anda bekerja di
bagian anda ini?
4.
5.
6.
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
Informan 2 (GF-2)
Informan 3 (GF-3)
22 Tahun
28 Tahun
45 Tahun
4 Tahun
4 Tahun
6 Tahun
SMF
(Sekolah Menengah Farmasi)
Jawaban
No.
Pertanyaan
7.
8.
9.
Informan 1 (GF-1)
masih kuliah. Jadi sejauh ini jam
kerja aku fleksible gitu
dibikinnya.
Informan 2 (GF-2)
ditetapkan
..memang kebutuhannya dan
memang belum ada personil yang
betul-betul bisa bekerja untuk tidak
double job jadi sekarang kita coba
ngertiin kalo terkadang ada
pekerjaan dia yang ngga selesai
tepat waktu
Emm udah standart sih
sebenernya karena dia lulusan
farmasi jadi pengetahuan sama
keterampilannya lumayan tapi ya
gitu tetep aja masih belajar sambil
berjalannya pekerjaan
Kalo yang sekarang, menurut aku
sih udah sesuai ya, emm kayak
sistem penyimpanan gitu kan ada
FIFO sama FEFO, ya tapi kadang
ada yang terlewat. Karna tergolong
slow moving jadi ngga dicek kalo
untuk yang fast moving dia udh
mulai pake sistem FIFO sama
FEFO.
Belum ada
Informan 3 (GF-3)
No.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
Iya harusnya sih iya, soalnya
belum pernah juga diadain
pelatihan kaya gitu. kaya
pelatihan tentang alur digudang
gitu kali ya, harusnya gimana dan
seperti apa. Terus tentang job
deskripsinya tu juga yah kan kalo
aku yah sekarang masih simpang
siur juga gitu kan
10.
11.
12.
Informan 2 (GF-2)
Ya saya sih maunya juga gitu ya,
diadakan pelatihan. tentang
sistem penyimpanan itu yang paling
dibutuhin bangetemm sama terus
kalo digudang tuh pengecekan
expired gitu ya sama cara
penyimpanan obat yang baik itu
seperti apa. Kalo ada cara itu lebih
bagus ya perlu untuk diterangin
Palingan terkendala itu tadi saat ini
pengurus gudang tugasnya tidak
hanya mengurusi gudang dia masih
juga mengurusi stok obat yang ada
ditempat lain juga karena
seharusnya memang ada orang
yang khusus mengurusi gudang dan
fokus digudang serta mengatur
gudang termasuk mengenai
penyimpanan obat itu kan jadinya
dia ngga fokus ya sama
pekerjaannya.
Ngga ada sih ya, kalo anggaran
kan memang lebih banyakan
mengarah ke pengadaan obatnya
yah, nah paling kalo buat
Informan 3 (GF-3)
No.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
bilang aja ke Kepala Instalasi
Farmasinya
Informan 2 (GF-2)
penyimpanan penganggarannya tu
untuk kaya penyediaan fasilitas
sama tempat penyimpanan yang
layak aja sih. Kalo untuk anggaran
secara rutin tiap bulan nya gitu
kayanya sih ngga deh
13.
14.
Bagaimanakah pendokumentasian
prosedur tersebut?
15.
16.
Informan 3 (GF-3)
kami belum perlu itu buat
diberikan anggaran jadi tidak
ada sejauh ini
No.
Pertanyaan
17.
18.
19.
20.
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
Informan 2 (GF-2)
farmasi termasuk petugas gudang
Kalau sejauh ini dan setau saya sih
ya sudah sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan itu yah
pelaksanaan penyimpanannya tapi
Udah mulai aku lakuin sih yang
kendalanya itu karena dianya
aku inget hahaha
(petugas gudang) hanya sendiri jadi
kadang ada aja yang ga dilakuin
sesuai SPO karena dia juga ribet ya
harus handle kerjaan sendiri
Ada buku permintaan dan
Buku pengeluaran atau defcta
pengeluaran, laporan mutasi,
biasanya sebutnya, buku
laporan penerimaan, laporan
penerimaan harian, kartu induk
stock opname, kartu induk
persediaan, surat keluar obat atau
persediaan
mutasi, lapran stock opname
ya belum cukup ya menurut aku
udah cukup sih yang ini aja, kalo tetep perlu kartu stock lah karena
lebih dari ini aku bisa lebih
biar bisa lebih ketahuan berapa
keteteran yah mungkin hahaha
yang masuk sama yang keluar
setiap harinya
Sarana penyimpanan paling
sarananya juga paling ya cuma
hanya ada gudang farmasi, tapi ya gudang yang minimalis ini aja haha
belum ada ruangan petugas
gudangnya semuanya masih
..terdiri dari lemari sama kulkas
menyatu. udah ada AC nya
yang hanya segitu yah tapi kita ada
Informan 3 (GF-3)
No.
21.
22.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
juga dilengkapi sama kunci. Tapi
buat jendela emang kita ngga
pernah buka dan ga bisa dibuka
juga yah
Informan 2 (GF-2)
pallet ya kan itu harus punya buat
dilantai
Informan 3 (GF-3)
No.
Pertanyaan
23.
24.
25.
26.
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
Informan 2 (GF-2)
juga yang sangat minimalis sekali
juga membuat barang yang
disimpan itu jadi tidak bisa banyak
Cuma aku aja sih petugas gudang. Itu petugas gudang farmasinya aja
Kalo aku ngga ada harusnya yang yah, kalo petugas gudang ngga ada
nerima bagian itu aset aset gitu
harusnya sih bagian purchasing
tapi kalo sekarang mah ya
yang terima karena mereka yang
petugas di instalasi farmasi aja
tau obat apa aja yang mereka pesen
yang ada.
dan yang datang
Paling kalo abangnya dateng aku
nyari SP (surat pesanan) dulu,
terus aku liat faktur abangnya,
Pertama dicatet kesesuaiannya
samain gitu, ceklis yang ada terus
sama faktor kemudian dicek lagi
input datanya kalo udah diprint.
kualitas barangnya itu seperti apa,
lebih keisi, kesesuaian faktor
harusnya setelah itu isi buku
dengan SP, kalo udh sesuai semua
penerimaan obat gitu, nyatet
ya diterima
tanggal datang obat, distributor,
nomor faktur sama total fakturnya
tapi akunya ga sempet hehe
Biasanya diretur, dituker ke
Kalo belum sesuai kita ada proses
abangnya sama barang yang
retur yaitu barangnya dikembalikan
sesuai kita pesen
kepada distributor obat itu
aku ngga pernah ngisi buku
Udah lama ngga di isi yah, kalo
penerimaan obat soalnya kan
manajemen maunya buku
Informan 3 (GF-3)
No.
Pertanyaan
pelaporannya?
27.
28.
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
isinya hampir sama kaya laporan
pembelian obat yang tiap hari aku
bikin, ..ngga sempet kalo bikin
dua-duanya
Informan 2 (GF-2)
penerimaan itu tetep kita isi ya buat
arsip gudang, karena laporan ini
kan nantinya dikasih ke keuangan
jadi gudang ngga megang
Informan 3 (GF-3)
No.
29.
30.
31.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
siapa yang harus nerima
barangnya, aku kan maunya jelas
misalnya aku ngga ada siapa gitu
yang nerima jadi kalo ada apa-apa
gampang aku nyari taunya.
Informan 2 (GF-2)
Informan 3 (GF-3)
No.
Pertanyaan
32.
33.
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
stok gitu juga ini aja uda numpuk
Informan 2 (GF-2)
petugasnya juga tidak terbiasa
untuk mengisi kartu stok seperti itu
jadi yang sejauh ini berjalan hanya
kartu stok narkotika dan
psikotropika saja
Informan 3 (GF-3)
No.
Pertanyaan
34.
35.
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
Mutasi itu paling sih pertamanya
tuh semua unit termasuk apotik
bikin permintaan ke aku. Kalo
dari unit palingan tu mintanya
pake surat permintaan unit tapi
kalo dari apotik karena banyak
kan pasti permintaannya makanya
pake buku defecta namanya. Nah
nanti permintaan mereka tu ak liat
apa aja, terus aku bikin dulu
daftarnya buat laporan juga sih
semacam print out gitu print out
mutasi abis itu baru deh siapin
barangnya terus dikasih ke apotik
atau ke unit itu. Eh mereka sih
yang aku suruh ambil soalnya
agak ribet kalo aku yang ngater
Hambatannya tu kalo waktu aku
libur atau aku udah pulang kan
suka tuh ya ada permintaan obat.
karena ada kunci ganda yang
ditinggal di apotik jadi petugas
apotik suka ada yang ambil obat
langsung ke gudang tanpa laporan
ke aku dan tanpa mencatat
Informan 2 (GF-2)
Pengeluaran obat itu memang
seharusnya melalui gudang ya
karena memang kita menggunakan
sistem satu pintu, maupun itu obat
langsung kepasien, pengeluarannya
juga harus melalui gudang, terus
baru itu dimutasi kesini atau ke unit
lain. Jadi digudang ada pencatatan
barang masuk. Meskipun pada saat
itu orang gudangnya tidak ada, kalo
ada barang masuk dan keluar harus
tetap melalui gudang terlebih
dahulu jadi nanti rita (petugas
gudang) mencatatnya setelah
barang datang atau keluar itu tadi
atau kepending pencatatannya
Informan 3 (GF-3)
No.
36.
37.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
apapun jadi aku bingung pas
pendataannya suka ada yang lebih
atau kurang gitu
defecta mungkin di buku defecta
juga tercantum tu obat yang
dikeluarin sama aku apa aja tapi
ada juga permintaan unitnya
gimana dan biasa kita minta
lampirin surat permintaan dari
situ juga kan buat data obat
keluarnya jadi gampang input
dikomputer. .nanti inputnya liat
ditabel jumlah keluar.
Kadang obat yang dikeluarin
ngga sesuai sama yang diminta.
Bisa lebih banyak atau malah
kurang, liat persediaannya dulu
kan harus diimbangin. Tapi tetep
ditulis berapa yang dikeluarin
kalo ngga sama.
surat bukti barang keluar biasanya
isinya nama obat, jumlah yang
dikeluarin sama harga. Itu kan
uda ada sistemnya jadi aku
Informan 2 (GF-2)
Informan 3 (GF-3)
No.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
Informan 2 (GF-2)
tinggal input terus diprint rangkap mau dikeluarin nanti harga muncul
2. Satu buat aku satu buat unit,
otomatis itu diprint buat laporan ke
namanya mutasi. Diperiksanya
aku sama arsip unit
harian kalo mutasi gitu sama
Kepala Instalasi Farmasi
Informan 3 (GF-3)
38.
39.
40.
..biasanya bagian
keuangan tapi nanti kita juga
rolling siapa yang harus
stock opname disana terus
juga harus ada kepala instalsi
farmasinya sama petugas
gudangnya itu.
Kalo kita 3 bulan sekali
untuk keseluruhan gudang
tapi untuk yang sampel
random itu sebulan sekali
Kalau stock opname itu kan
kita mencocokkan ya antara
jumlah fisik obat nih yang
ada digudang tu berapa
No.
41.
42.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
seharian kalo stock opname
soalnya kan obatnya banyak
banget yah. Disamain deh tu ya
satu-satu sama si orang yang
stock opnamenya, biasanya
keuangan tu
Informan 2 (GF-2)
dan stok obat fisiknya ada berapa
dan harus sesuai jumlahnya kalo
sampe ada selisih dicari tau
selisihnya itu kemana sampe
ketemu jawabannya nanti kita lihat
berapa persen selisihnya apakah
masih bisa ditoleransi dari berapa
item yang kita cek selisihnya
berapa
Informan 3 (GF-3)
jumlahnya sama yang ada di
sistem atau datanya petugas
gudang itu. Kita lihat tu yah
sesuai atau enggak. Kalo
sampai ada yang ngga sama
ya kita suruh analisis tu sama
mereka kenapa bisa ngga
sama begitu kan seharusnya
sama dong
No.
Pertanyaan
antara jumlah stock obat di pencatatan
dengan stock fisik obat di gudang
farmasi?
43.
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
karena ada yang ga kecatet kaya
yang tadi aku bilang misalnya
ngambil ga ada aku suka pada
seenaknya aja nyatet dimana
dimana malah kadang ga nyatet
jadi aku juga ribet
Informan 2 (GF-2)
suka pada saat obat keluar gitu
misalnya ada yang kelupaan dicatet
jadi gitu missing datanya
Informan 3 (GF-3)
tu ya apa si petugas tu ngga
nyatetin tu apa aja yang
keluar obatnya, atau pas ada
obat dateng nih si petugas
kesibukan jadi lupa inputin
datanya atau bisa juga
adabarang yang bukan milik
gudang barang contoh
misalnya eh masuk di taruh
dilemari bareng sama barang
gudang ya jadi rancu
pencatatannya. Harusnya
petugasnya kan bisa lebih
teliti dan tidak ceroboh kalau
bekerja seperti itu jadi kita
juga bisa dapet hasli nya
pasti
Stok opname kita yang
nulisin tu jumlahnya ya.
Nanti kita ngisi jumlah fisik
nya berapa karena kan yang
kartu stock itu uda keisi
otomatis ya pas di print.
Sama bagian selisih
No.
44.
45.
46.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
Informan 2 (GF-2)
Informan 3 (GF-3)
barangnya itu kita isi nanti
kalau harganya itu setelah
kita selesai kita kasih form
ini ke petugas gudangnya
nanti dia sama kepala
instalsinya itu bu vera yang
mengisi tu ini harga
harganya buat nanti laporin
lagi ke kitanya.
Dilaporin ke kita yah
nantinya itu tu dari
apotekernya terus nanti kita
kasih ke direktur.
No.
Pertanyaan
Jawaban
Informan 1 (GF-1)
diperpanjang. Atau ya karena
trend penyakitnya aja jadi
obatnya belum dipake-pake lagi
semuanya kan sama aja, kita
mesen obatnya juga ga lama
jaraknya. Datengnya juga ga beda
lama sih jadi pasti tanggal ED nya
sama aja. Jadi mau pake FIFO
FEFO atau ngga ya sama aja
47.
48.
49.
Informan 2 (GF-2)
Informan 3 (GF-3)
Lampiran 4
MATRIKS TRIANGULASI DATA
Sumber Data
No.
Data
1.
a. Jumlah SDM
b. Kedisiplinan SDM
Observasi
Wawancara
Telaah Dokumen
- Petugasgudang
merasa tidak sanggup
jika harus bekerja
mengikuti jam yang
ditetapkan pihak
manajemen RS karena
petugas gudang masih
melanjutkan
pendidikannya,
sehingga jadwal kerja
disesuaikan dengan
jadwal petugas.
- Terkadang petugas
lupa poin dalam SOP
Hasil
Sumber Data
No.
Data
Observasi
penyimpanan setelah
diterima yang
terkadang ditundatunda
c. Kesesuaian
Keterampilan dan
Pengetahuan SDM
terkait pekerjaannya
- Petugas tidak
mengalami kesulitan
dalam melaksanakan
tugasnya.
Wawancara
Telaah Dokumen
Hasil
sering menunda pekerjaannya
untuk mengerjakan tugas lain
yang diberikan padanya.
Sumber Data
No.
2.
3.
4.
Data
Anggaran
Prosedur
Dokumen
Hasil
Observasi
Wawancara
Telaah Dokumen
Sumber Data
No.
Data
Observasi
-
Buku Harian
Pengeluaran Obat/
Buku Defecta
Kartu Induk
Persediaan
Kartu Stock Obat
Surat Bukti Barang
Keluar
Dokumen Hasil
Stock Opname
5.
Wawancara
Pengeluaran Obat/
Buku Defecta
Kartu Induk
Persediaan
Kartu Stock Obat
Surat Bukti Barang
Keluar
Dokumen Hasil
Stock Opname
Semua dokumen
penyimpan yang tersedia
sudah mencukupi untuk
kegiatan penyimpanan,
namun masih tetap
membutuhkan kartu stok
untuk melengkapi
pencatatan.
Telaah Dokumen
Hasil
Sumber Data
No.
6.
7.
Data
Penerimaan Obat
Penyusunan Obat
Observasi
Pada kegiatan peneriaan
obat petugas hanya
memeriksa kesesuaian
jumlah obat yang
datang, pada faktur dan
jumlah obat yang
dipesan saja petugas
tidak melakukan
pemeriksaan terhadap
tanggal kadaluarsa dan
keadaan obat yang baru
datang. Seharusnya
petugas juga melakukan
pencatatan pada buku
penerimaan obat namun
petugas tidak
melakukannya.
Kegiatan penyusunan
obat yang dilakukan di
gudang farmasi belum
memperhatikan urutan
abjad obat dan belum
memperhatikan jenis.
Penyusunannya hanya
dipisahkan berdasarkan
sediaan obat (sirup,
tablet dan injeksi)
namun peletakknya
masih belum terpisah.
Obat yang diletakkan di
lantai belum
Wawancara
Telaah Dokumen
Hasil
gudang farmasi.
Kegiatan penerimaan
yang dilakukan terdiri
dari :
- Pemeriksaan
kesesuaian jumlah
barang yang datang
dengan faktur
- Pemeriksaan
kesesuaian jumlah
barang yang datang
dengan surat
pemesanan
- Kemudian diinput ke
sistem kartu stok
induk
Obat-obatan belum
disusun berdaskan abjad
ataupun jenis
dikarenakan jumlah
lemari obat yang belum
mencukupi. Selain itu
dikarenakan petugas
tidak memiliki banyak
waktu untuk melakukan
penyusunan obat di
lemari.
Sumber Data
No.
Data
Observasi
Wawancara
Telaah Dokumen
Hasil
menggunakan pallet.
Lemarinya disusun
membentuk satu garis
lurus tanpa sekat dan
berlorong.
8.
9.
Pengeluaran Obat
Kegiatan pengeluaran
obat yang dilakukan
oleh petugas gudang
yaitu pemeriksaan
jumlah obat yang
diminta pada buku
defecta/pengeluaran,
memeriksa jumlah stok
obat di gudang,
menyiapkan obat yang
diminta, menghubungi
petugas gudang dan
mencetak surat
pengeluaran obat.
Pengeluaran obat
dilakukan oleh petugas
gudang farmasi atas
permintaan dari unit yang
membutuhkan dengan
menggunakan sistem 1
pintu. kegiatan
pengeluaran terdiri dari :
yaitu pemeriksaan jumlah
obat yang diminta pada
buku defecta/
pengeluaran, memeriksa
jumlah stok obat di
gudang, menyiapkan obat
yang diminta,
menghubungi petugas
gudang dan mencetak
surat pengeluaran obat.
Merupakan audit
terhadap kesesuaian
jumlah obat di gudang.
dilakukan setiap 3 bulan
sekali atau berdasarkan
keputusan direktur RS.
Kegiatannya terdiri dari :
-
Mencetak data
Meskipun kegiatan
pengeluaran obat yang
dilakukan di gudang farmasi
menggunakan sistem 1 pintu
dan pencatatannya dilakukan
secara ruti, namun terkadang
masih ada pencatatan yang
salah terutama pada obatobatan yang dibeli secara cito
sehingga menyebabkan
terkadang jumlah obat tidak
sesuai.
Sumber Data
No.
10.
11.
Data
Pelaporan Dokumen
Obat
Obat Kadaluarsa/Rusak
Observasi
Wawancara
Telaah Dokumen
Hasil
Sumber Data
No.
Data
Observasi
Wawancara
Hasil
12.
13.
Telaah Dokumen
Sumber Data
No.
14.
Data
Sistem Pengeluaran
FIFO/FEFO
Observasi
Wawancara
Belum menerapkan
sistem FIFO/FEFO saat
melakukaan pengeluaran
obat. petugas hanya
mengambil obat yang
berdasarkan urutan yang
paling depan. Sementara
itu, penyusunan obat di
lemari penyimpanan
juga belum berdasarkan
sistem FIFO/FEFO
Telaah Dokumen
Hasil
sampel yang masuk kedalam
pencatatan dan karena tidak
diberlakukannya sistem kartu
stock obat.
Lampiran 5
Daftar Jenis Obat Rusak dan Kadaluarsa
di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya (Mei 2014)
No.
Nama Obat
Lanmer Meropenem
Injeksi 1 gr
Ceftizoxime Injeksi
Danocrine 200 mg
Cholespar 20 mg tab
Thrumbo Aspilets
Ceteron 4 Injeksi
Dumin 250 mg/4ml
Mikaject 500 Injeksi
Adona (AC-17) Injeksi
Catapres 150 mcg/ml
Fargoxin Digoxin
Morfina Injeksi
Epinehrine Injeksi
Herbesser Powder
Injeksi
Kalmetasone
Pectocil
Ewmoa
Medi-Klin TR Sacet
Buscotica Injeksi
Vomerin Domperidon
Novosta 20
Prenamia
Ostelox 7,5 Tablet
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
22
Tanggal
Expired
Juni 2013
box
Februari 2013
Maret 2013
Maret 2013
April 2013
Februari 2013
Juli 2013
Mei 2013
Juli 2013
Juli 2013
September 2013
September 2013
Januari 2013
Januari 2013
2
100
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
1
Juni 2013
Februari 2014
Mei 2014
Maret 2014
Juli 2013
Juli 2013
Januari 2014
Juni 2013
April 2014
1
1
10
1
1
2
1
1
1
Jumlah
Harga Beli
Total
Rp 506,000
Rp
1,012,000
box
Caps
box
box
box
tube
vial
vial
vial
vial
vial
vial
vial
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
275,000
11,447
632,500
86,625
121,733
18,700
178,750
26,732
48,146
41,100
10,498
3,022
297,000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
550,000
1,144,700
632,500
86,625
121,733
18,700
178,750
26,732
48,146
41,100
10,498
27,198
297,000
vial
Stripe
Caps
box
box
box
box
box
box
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5,830
32,083
39,800
38,700
165,000
132,000
316,250
112,063
124,025
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
5,830
32,083
398,000
38,700
165,000
264,000
316,250
112,063
124,025
Total
Rp 5,651,633
22
1032
x 100 % = 2,2 %
x 100 %
Lampiran 6
Daftar Jumlah Obat Fast Moving dan Kesesuaian Jumlahnya
di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya (Mei 2014)
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Nama Obat
Imunos Plus
Imunos
Orezinc sirup
Elkana
L-Zinc
Zamel
Apialys sirup
Benutrion Ev. Infus
Sanmol Infus
Dehidralyte
Sanmol drop
Lapicef 250
Lapicef 125
Amoxan forte
Amoxan sirup
Sanmol tablet
Cefila drop
Promavit
Imunos tablet
Imunos Plus tablet
Provital tablet
Imboost Force tablet
Elkana CL sirup
Amoxan sirup
Amoxan forte
Asam Mefenamat
Mefinal 250 mg tablet
Mefinal 500 mg tablet
Omeprazole tablet
Lansoprazole tablet
Trilac
Ataroc
Alegi tablet
Tramenza tablet
Stok Fisik di
Gudang
4
2
0
2
0
4
0
12
28
36
0
0
0
0
0
0
0
120
0
0
0
30
2
0
0
0
0
0
0
0
0
200
0
0
botol
botol
botol
botol
botol
botol
botol
tablet
Capsul
tablet
botol
botol
tablet
Data Stok di
Komputer
4
2
0
2
-1
4
0
16
29
36
0
0
0
0
0
100
0
120
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
150
-150
0
200
0
0
botol
botol
botol
botol
botol
botol
botol
botol
tablet
Capsul
tablet
botol
tablet
tablet
tablet
Selisih
0
0
0
0
-1
0
0
-4
-1
0
0
0
0
0
0
-100
0
0
0
0
0
30
0
0
0
0
0
0
-150
-150
0
0
0
0
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
Provital plus
Sumagesic tablet
Lameson 4mg Injeksi
Metvell tablet
Acran 300 tablet
Gastrolan tablet
Clindamycin 300 tablet
Cefixime 100
Cefixime 200
Vomistop FT
L-Bio
Lameson 8 tablet
Lameson 16 tablet
Ondansetron 8 ml Injeksi
Ketopain injeksi
Gracef Injeksi
Topazol Injeksi
Oxyla Injeksi
Pantoprazole Injeksi
0
200
0
90
60
40
0
0
0
30
30
0
0
90
25
10
4
40
0
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
ampul
ampul
box
ampul
ampul
ampul
-50
200
0
90
90
40
0
0
0
30
30
100
100
0
25
10
4
40
28
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
tablet
ampul
ampul
box
ampul
ampul
ampul
-50
0
0
0
-30
0
0
0
0
0
0
-100
-100
90
0
0
0
0
-28
12
52
x 100 %
x 100 % = 23,1 %
x 100 % = 76,9 %
x 100 %
Lampiran 7
Daftar Obat Death Stock di Gudang Farmasi Rumah Sakit Mulya (Mei 2014)
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Obat
Meropenom Injeksi
Fluconazole
Cabiven
Manitol Infus
Albuman Infus
Triofusin
Kidmin 7,2 Infus
Nimotop Infus
Pan-Amin Infus
Becomzer Capsule
Nutrimama 1
Nutrimama 2
Nutrimama 3
Vitamin A 6000 SI
Jumlah
Stock
4
6
6
20
100
5
3
1
6
3
2
3
2
2
Vial
Dus
Vial
Botol
Botol
Vial
Vial
Vial
Vial
Box
Box
Box
Box
Botol
14
1032
x 100 %
x 100 % = 1,36 %
Lampiran 8
Obat Rusak/Kadaluarsa