Anda di halaman 1dari 9

UGRA AURORA MAGENDA

HENRY G.MOSELEY

BARITO KUALA

Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu pemerintah kabupaten di provinsi Kalimantan
Selatan.kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.284 kilometer persegi dan berpenduduk sebanyak
276.066 jiwa(dari hasil sensus penduduk tahun 2010).Kabupaten Barito Kuala merupakan
pemekaran dari Kabupaten Banjar. Sebagian wilayah Barito kuala termasuk kedalam calon
wilayah Metropolitan Banjar Kuala.

SEJARAH BARITO KUALA:

Menurut Staatblaad tahun 1898 no.178:


Distrik Bakumpai adalah satu-satunya distrik didalam Onderafdeeling Bakoempai dengan
ibukota Marabahan,yang merupakan bagian dari Banjarmasin dan daerah disekitarnya.
Kabupaten Barito Kuala dengan ibukotanya Marabahan dibentuk berdasarkan undang-undang
nomor 27 tahun 1959 yang sebelumnya daerah itu berstatus Kawedanaan dibawah Kabupaten
Banjar.Mengingat luas wilayah ,jumlah penduduk dan perkembangannya,potensi ekonomi yang
dimiliki serta kondisi lainnya yang menunjang daerah ini untuk diangkat menjadi daerah
otonom tingkat 2,maka oleh para tokoh masyarakat daerah ini diperjuangkan untuk menjadi
daerah tingkat 2 yang berotonomi.Proses perjuangan menjadikan Marabahan menjadi daerah
kabupaten dimulai sejak tanggal 17 februari 1957 yaitu dengan dibentuknya panitia gabungan
partai atau organisasi penuntut kabupaten.Yang diketuai oleh M.Jalaluddindan Imansyah
sebagai penulisnya.Bersamaan pula dengan dikeluarkannya revolusi oleh Kerukunan Keluarga
Bakumpai atau KKB kepada kepala daerah provinsi Kalimantan Selatan tentang tuntutan supaya
kawedaan Marahaban dijadikan daerh otonom tingkat 2.Berbagai macam usaha ditempuh untuk
mewujudkan tuntutan tersebut beberapa peristiwa yang patut dicatat sesuai dengan surat
keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten.

1. Tanggal 17 februari 1957:


Telah terbentuk Panitia Penuntutan Kabupaten Daerah Otonom Tingkat 2 yang diketuai oleh M.
Jalaluddin dan Sekretarisnya Imansyah. Pada waktu itu juga kerukunan Keluarga Bakumpai
(KKB) ikut mengajukan tuntutan agar Kewedanan Marabahan dapat ditingkatkan menjadi
kabupaten.

2. Tanggal 15 Maret 1957:


Panitia Penuntut Kabupaten mengadakan rapat yang dihadiri oleh partai politik dan organisasi
masa untuk menyusun resolusi yang isinya memohon kepada pemerintah agar kewedanaan
Marabahan dapat ditingkatkan menjadi daerah otonom tingkat 2 yang diberi nama kabupaten
dalam waktu yang sesingkatsingkatnya.

3. Tanggal 1 Juni 1957:


Panitia penuntut kabupaten mengadakan rapat untuk menentukan sikap dengan dibentuknya
Provinsi Kalimantan Tengah.

4. Bulan Juli 1957:


Membentuk panitia penampung hasrat rakyat Marabahan dengan ketua H. Marli Hasan, wakil
ketua M. Jalaludin dan sekretaris H. Syarkani. AB.

5. Tanggal 15 Juli 1957:

Panitia penampungan hasrat rakyat Marabahan mengadakan rapat umum di pasar Marabahan
dengan kesimpulan apabila tuntutan menjadi kabupaten tidak berhasil, masih terbuka jalan untuk
menjadi kabupaten di Kalimantan Tengah.

6. Tanggal 17 Juli 1957:


Presiden Soekarno berkunjung ke Banjarmasin dan menanggapi cara tuntutan panitia
penampungan hasrat rakyat Marabahan yang menyatakan akan masuk Kalimantan Tengah
dengan perkataan Mis Begrifven Demokrasi. Akibat adanya tanggapan presiden tersebut,
maka komando P.D.M. Martapura Letnan H. Muhammad Noor bersama bupati kepala daerah
kabupaten Banjar yang diwakili Oleh H. Mukerad Bakeri, Ketua DPRD bidang ekonomi datang
ke Marabahan untuk melihat secara dekat keadaan situasi Marabahan, namun kenyataannya
Marabahan tetap aman.

7. Tanggal 18 Juli 1957:


Sebagai pengurus mengundurkan diri dari kepanitian.

8. Tanggal 20 Juli 1957:


Mukrad Bakeri dan Wedana Mustafa Ideham memberi penjelasan kepada tokoh masyarakat
untung ruginya masuk Kalimantan Tengah.

9. Tanggal 24 Juli 1957:


Diadakan rapat untuk melengkapi personalia panitia gabungan partai politik diadakan Organisasi
massa penuntut kabupaten dengan susunan panitia baru sebagai berikut : Ketua : Baidillah ,
Wakil Ketua : M. Taosun Ma'ruf , Penulis 1 : Anang Asran , Penulis 2 : Darmansyah ,
Bendahara : Maksum , Pembantu : Semua anggota partai atau organisasi yang ada.

10. Bulan Agustus 1957:


DPRDP Kabupaten Banjar mengadakan kunjungan ke Marabahan sekaligus berdialog dengan
tokoh masyarakat, pamong praja dan parpol atau ormas.

11. Tanggal 8 Agutus 1957:


DPRDP Kabupaten Banjar dalam sidangnya mengambil keputusan yang isinya pada pemerintah
pusat agar daerah Swatantra Tingkat 2 Kabupaten Banjar dibagi menjadi 3 wilayah sebagai
berikut :
1. Kabupaten Banjar Barat meliputi Kewedanan Kayu Tangi.
2. Kabupaten Banjar Tengah meliputi Kewedanan Ulin.
3. Kabupaten Banjar Timur meliputi Kewedanan Barito Kuala.

12. Tanggal 19 Agustus 1957:


DPRDP provinsi Kalimantan Selatan dalam sidangnya hanya dapat menyetujui 2 Daerah
Swatantra tingkat 2 saja yaitu :
1. Kabupaten Banjar Barat meliputi kewedanan Kayu Tangi, Tanah Laut dan Ulin.
2. Kabupaten Banjar Timur meliputi Kewedanaan Barito Kuala.

13. Tanggal 30 Oktober 1957:


DPRDP kabupaten Banjar membuat resolusi yang isinya mendesak kepada DPRD provinsi
Kalimantan Selatan agar meninjau kembali keputusannya tanggal 19 Agustus 1957 dengan
memperhatikan keputusan DPRD kabupaten Banjar tanggal 8 Agustus 1957. Pada hari itu juga

datang ke Kalimantan Selatan 2 orang dari biro otonomi daerah departemen dalam negeri yaitu
Drs. Husin dan Mr. Parengkuan. Kedua utusan tersebut mengadakan pertemuan di Barabai
dengan wakil-wakil daerah yang mengajukan permintaan otonomi daerah tingkat 2. Mukerad
Bakeri, anggota DPD Kabupaten Banjar mewakili Marabahan. Setelah terjadi dialog yang
mendalam, oleh utusan dinyatakan tuntutannya akan diperhatikan apabila data-data yang lengkap
tentang Marabahan dapat diserahkan sebelum utusan kembali ke Jakarta.

14. Tanggal 1 Nopember 1957:


Mukrad Bakeri bersama-sama dengan sekretaris pemda provinsi Kalimantan Selatan (M. Burhan
Noor) menyerahkan data-data dimaksud kepada utusan departemen dalam negeri di bandara
Landasan Ulin.

15. Bulan Nopember 1957:


Di luar daerah kerukunan keluarga Bakumpai atau KKB juga turut berjuang dengan cara
mengadakan pendekatan dengan gubernur kepala daerah provinsi Kalimantan Selatan.

16. Bulan 24 Nopember 1957:


Mukerad Bakeri memberikan penjelasan kepada panitia gabungan tentang pembentukan
kabupaten.

17. Tanggal 18 Januari 1958:


Panitia gabugan memberikan kuasa kepada anggota dewan nasional yaitu :
1.Brigjen H. Hasan Basri, Letkol Inf. Dan Resimen Infanteri 21 atau LAM di Banjarmasin.

2. Cilik Riwut, gubernur kepala daerah Kalimantan Tengah. Untuk membantu memperjuangkan
kepada menteri dalam negeri agar kabupaten Marabahan dapat diresmikan bersama-sama
kabupaten Barabai dan kabupaten kota Waringin.

18. Tanggal 12 April 1958:


Anggota DPR RI Seksi 6 (Kementerian Dalam Negeri) datang ke Kalimantan Selatan dan
meninjau Marabahan. Rombongan terdiri dari 3 orang yaitu Handoko, Hasan Baseri,dan Nuncik .
Rombongan didampingi oleh Mukerad Bakeri dengan menumpang KM Bido. Laporan disusun di
kapal sewaktu dalam perjalanan pulang ke Banjarmasin dengan isinya mendukung hasrat
masyarakat Marabahan untuk dijadikan daerah otonomi tingkat 2.

19. Tanggal 17 Oktober 1958:


Bertempat di sekolah rakyat atau SR 4 Tahun Marabahan diadakan rapat pembaharuan Pengurus
Gabungan Partai atau Organisasi dengan susunan kepengurusan sebagai berikut :
Ketua 1 : Baidillah , Ketua 2 : M. Taosun Maruf , Ketua 3 : Asranuddin , Penulis 1 :
Darmansyah atau Anang Asran , Penulis 2 : Manuar , Bendahara 1 : Mawardi , Bendahara 2 :
Maksum.

20. Tanggal 11 Mei 1959:


DPR RI menerima baik rencana undang-undang pembagian kabupaten di Kalimantan.
Berdasarkan undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tanggal 4 Juli 1959 daerah tingkat 2 Barito
Kuala dengan ibukotanya Marabahan disetujui oleh pemerintah.

21. Tanggal 6 September 1959:

Gubernur kepala daerah provinsi Kalimantan Selatan menunjuk Patih Akhmad Yunan untuk
mempersiapkan pembentukan Kantor Daerah Swatantra Tingkat 2 Barito Kuala di Marabahan.
Dan sebelum diresmikan dibentuklah Panitia yang diketahui oleh H. Kesuma Yuda dengan
dibantu oleh beberapa orang.

22. Tanggal 4 Januari 1960:


Akhirnya gubernur kepala daerah tingkat 1 Kalimantan Selatan yaitu H. Maksid meresmikan
Daerah Tingkat 2 Barito Kuala di Marabahan dan hingga sampai sekarang pada tanggal 4 Januari
diperingati sebagai hari jadi kabupaten Barito Kuala.

Ragam Jumlah Penduduk Yang Terjadi di Kabupaten Barito Kuala:


Jumlah pertumbuhan penduduk kabupaten Barito Kuala tahun 2004 hingga tahun 2009 terus
mengalami kenaikan dengan pertumbuhan antara 0,35 persen hingga 1,56 persen. Pada tahun
2004 jumlah penduduk kabupaten Barito Kuala sebanyak 262.042 jiwa.
Lalu tahun 2005 meningkat 0,35 persen menjadi 262.947 jiwa,tahun 2006 meningkat sebesar
1,56 persen menjadi 267.052 jiwa. Tahun 2007 meningkat sebesar 0,90 persen menjadi 269.448
jiwa kemudian pada tahun 2008 menjadi 272.332 jiwa atau meningkat sebesar 1,07 persen.
Tahun 2009 meningkat sebesar 1,03 persen menjadi 275.143 jiwa Kalau dihitung dari tahun 2004
hingga tahun 2009 terjadi kenaikan jumlah penduduk sebesar 5,00 persen.
Distribusi penduduk menurut kecamatan terbesar adalah kecamatan alalak sebanyak 42.111 jiwa
dan kecamatan Tamban 32.021 jiwa. Sedangkan Jumlah penduduk terkecil adalah kecamatan
Kuripan dengan jumlah penduduk sebanyak 5.431 jiwa. Kalau lebih jauh dilihat keadaan
dinamika kependudukan di kabupaten Barito Kuala, terutama kalau ditinjau dari aspek
persebaran dan kepadatan penduduk perkecamatan akan tergambar secara kuantitas kecamatan
Alalak dan Tamban merupakan kecamatan yang berpenduduk banyak yaitu 15,31 persen dan
11,64 persen dari seluruh penduduk di Kabupaten Barito Kuala. Sedangkan kecamatan dengan
tingkat persebaran penduduk paling kecil adalah Kecamatan Kuripan yaitu 1,97 persen, padahal
kecamatan ini merupakan kecamatan dengan wilayah terluas di Kabupaten Barito Kuala. Hal ini
terkait dengan letak dan kondisi geografis kecamatan Kuripan itu sendiri dan belum terpenuhinya

akses transportasi secara optimal. Akan tetapi jika dilihat dari tingkat kepadatannya dapat
diketahui bahwa kecamatan Alalak dan Wanaraya merupakan kecamatan yang padat
penduduknya di Kabupaten Barito Kuala yaitu masing-masing sebesar 392,28 dan 382,96 jiwa
per km persegi. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil masih dipegang oleh
kecamatan Kuripan yaitu sekitar 15,81 jiwa per km persegi. Hal ini wajar, mengingat wilayah
paling luas dengan penduduk paling sedikit di kabupaten Barito Kuala. Selebihnya penduduk
tersebar merata hampir di seluruh kabupaten Barito Kuala.

DAFTAR ISI:
-Peristiwa Sejarah Yang Terjadi Di Kabupaten Barito Kuala.
-Peristiwa Pertumbuhan Penduduk Yang Terjadi Di Kabupaten Barito
Kuala.

Anda mungkin juga menyukai