Anda di halaman 1dari 21

Oleh:

SYAEFUL AHMAD
(1104099)

Departemen Pendidikan Teknik Mesin


Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia

Korosi merupakan proses alam yang pasti


terjadi dan tidak dapat dihindari
Kereta api selalu dipakai untuk mengangkut
penumpang dan barang setiap harinya
sehingga selalu ada kontak dengan
lingkungan yang beragam
Ketidaksesuaian waktu korosi di lapangan
dengan prediksi dari PT. KAI (Persero)
Belum adanya penelitian tentang korosi di PT.
KAI

Mendapatkan informasi tentang laju korosi


yang terjadi pada dinding samping kereta
api.
Mendapatkan informasi tentang
karakterisasi struktur mikro dari material
baja tahan karat SPA-C sebelum dan
sesudah terkorosi.
Mendapatkan informasi tentang jenis korosi
yang terjadi pada dinding samping kereta
api.

SPA-C merupakan material baja tahan karat


yang memiliki sifat tahan terhadap korosi,
terutama tahan terhadap lapisan atmosfer
atau berbagai cuaca di lingkungan sekitar.
Baja tahan karat SPA-C ini termasuk ke
dalam material kelas G3125 dengan
standar JIS. JIS G3125 merupakan standar
material dari Jepang yang diperuntukkan
pada rolled-steel untuk baja tahan karat
terhadap atmosfer yang superior berbentuk
plat, lembaran, dan strip.

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu


logam dengan berbagai zat di lingkungannya
yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tak dikehendaki. (Esdi, 2011)
Korosi dapat mengakibatkan kerusakan pada
logam, yakni karena logam bereaksi secara
kimia atau elektrokimia dengan lingkungan,
sehingga permukaan logam akan terkikis
oleh timbulnya korosi pada logam.

Korosi merata (Uniform corrosion)


Korosi sumuran (Pitting corrosion)
Korosi erosi (Erosion corrosion)
Korosi galvanis (Galvanic corrosion)
Korosi retak tegang (Stress corrosion
cracking)
Korosi celah (Crevice corrosion)
Korosi mikrobiologi
Korosi lelah (Fatigue corrosion)
Korosi Intergranular (Intergranular corrosion)

CR =
Dimana:
CR
W
D
A
T
534

= corrosion rate (mpy)


= pengurangan massa akibat korosi (mg)
= massa jenis material (gram/cm3)
= luas spesimen yang terkorosi (in2)
= lamanya pengujian (jam)
= konstanta laju korosi mpy

Scanning Electron Microscope (SEM) adalah salah


satu jenis mikroskop elektron yang menggambar
spesimen dengan memindainya menggunakan sinar
elektron berenergi tinggi dalam scan pola raster.
Elektron berinteraksi dengan atom-atom sehingga
spesimen menghasilkan sinyal yang mengandung
informasi tentang topografi permukaan spesimen,
komposisi, dan karakteristik lainnya seperti
konduktivitas listrik.

belum terkorosi

terkorosi selama 5 tahun

terkorosi selama10 tahun

Volume dan Massa Sampel Pengujian

Keterangan: Untuk massa dari sampel yang awal (m1) yaitu


35,6700 gram yaitu dilakukan dengan menggunakan timbangan
digital.

Dengan asumsi bahwa massa jenis material yang terkena korosi


adalah konstan, dilakukan perhitungan massa sampel m2 (5 tahun) dan
m3 (10 tahun), dengan rumus:

Laju korosi selama 5 tahun

Laju korosi selama 10 tahun

Belum terkorosi

Pembesaran 500 x

Pembesaran 2000 x

Terkorosi 5 tahun

Pembesaran 500 x

Pembesaran 2000 x

Terkorosi 10 tahun

Pembesaran 500 x

Pembesaran 2000 x

Korosi pada baja tahan karat SPA-C


merupakan korosi merata (uniform
corrosion).
Hal ini dikarenakan:
1. Dilihat secara mata telanjang sudah
terlihat adanya korosi merata.
2. Lingkungan yang dijumpai beragam
(cuaca panas dan hujan yang tak tentu).

Laju korosi yang terjadi pada baja tahan karat SPAC pada dinding samping kereta api selama 5 tahun
yaitu sebesar 0,336 mpy dan untuk laju korosi
selama 10 tahun yaitu sebesar 2,560 mpy.
Baja tahan karat SPA-C sebelum terkorosi, memiliki
posisi antar butir partikel yang masih saling
menempel. Sementara itu pada baja tahan karat
SPA-C yang terkorosi 5 tahun, mulai terjadi
pemisahan antar butir partikel dan mulai terlihat
adanya rongga-rongga antar partikel. Sedangkan
pada baja tahan karat SPA-C yang terkorosi 10
tahun, pemisahan antar butir partikel semakin
terlihat jelas dan semakin renggang.
Jenis korosi yang terjadi pada baja tahan karat SPA-

Sebaiknya dilakukan perhitungan mengenai laju korosi yang terjadi pada


dinding samping kereta api ataupun bagian-bagian lain pada kereta api
yang mengalami korosi. Hal ini dilakukan supaya PT. KAI dapat
memprediksi kapan bagian-bagian kereta api mengalami korosi.
Penelitian yang dilakukan di Balaiyasa Manggarai PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) mengenai korosi merupakan penelitian yang pertama
kali. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk bisa lebih baik lagi.
Contohnya pada saat melakukan pengujian karakterisasi struktur mikro,
penulis hanya melakukan pengujiannya dengan menggunakan uji SEM.
Lebih baik ditambahkan dengan pengujian EDS juga, karena pengujian
SEM dan EDS merupakan satu kesatuan yang biasa dilakukan pada
penelitian-penelitian yang meneliti mengenai struktur mikro bahan.
Pada saat melakukan perhitungan laju korosi, sebaiknya dilakukan pada
satu sampel/spesimen dengan waktu yang lama atau dengan bantuan
larutan yang memicu korosi supaya data yang didapatkan lebih akurat.

Anda mungkin juga menyukai