Anda di halaman 1dari 53

Laporan Kasus

Brain Stem Glioma pada Anak

Pembimbing : dr. Junior P I Simanungkalit, Sp.BS, M.Kes.

Carlson
11.2013.225

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah


Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
Periode 9 Februari 18 April 2015
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. MSR

Tanggal lahir
Umur

: 21 Juni 2006

: 8 tahun 8 bulan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Status perkawinan : Belum Menikah

Pekerjaan
Pendidikan

: Belum Bekerja
:-

Agama

: Islam

Alamat

: Bancak RT 02/RW 01, Bancak, Gunung Wukal, Pati

No. CM

: 403399

Masuk RSMR: 9 Februari 2015

ANAMNESIS
Anamnesis didapatkan secara alloanamnesis pada 12
Februari 2015 dengan ibu dan nenek OS.
Keluhan utama:
Sesak nafas sejak 2 hari SMRS

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


4 Januari 2015,
keluhan : kepala
pusing, sering
muntah, tiba-tiba
pingsan terjatuh

OS dirawat selama
9 hari.

2 hari SMRS, OS
batuk pilek, sesak dan
nafasnya cepat.

Kemudian, sulit
berjalan dan
bicara. Kemudian
dirawat dan
dilakukan VP
Shunt
Keluhan muntah,
pusing berkurang.
Namun OS belum bisa
berjalan seperti
sebelumnya
Gejala tidak membaik,
sehingga dirawat di RS
Mardi Rahayu. Riwayat
imunisasi lengkap. Riwayat
persalinan normal. Riwayat
tumbuh kembang normal
sesuai usianya.

RIWAYAT PENYAKIT
Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak Ada

Riwayat Penyakit Dahulu :

Post OP VP Shunt 4 Januari 2015, lain-lain


tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK
12 Februari 2015, 14:00 WIB
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: E4 V5 M6

Tekanan darah

: 100/70 mmHg

Nadi

: 92 x/menit

Pernapasan

: 24x/menit

Suhu

: 36,9oC

SaO2

: 97%

Keadaan gizi

: gizi buruk

Kepala

: normocephali, UUB datar

Mata

: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga

: normotia, darah (-), pus (-)

Hidung

: normosepta, tidak ada deviasi, tidak ada

darah, tidak ada pus, tidak ada sekret


Wajah

: tidak tampak ada hematom

Tenggorokan
Leher

: T1/T1 tenang, tidak hiperemis

: tidak ada pembesaran KGB dan tiroid, kaku

kuduk (-)
Paru-paru
Jantung

: suara nafas vesikuler, Rh (-), Wh (-)


: BJ I,II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

: supel, normoperistaltik, nyeri tekan (-)

Ekstremitas

akral hangat, CRT < 2

Status psikikus

: dalam batas normal

STATUS NEUROLOGIS

Kepala : Tidak ada kelainan

Leher : Nyeri daerah leher (+), Lain-lain (-)

Pemeriksaan Nervus Cranialis :

Nervus Olfaktorius : dalam batas normal.

Nervus Optikus : tajam penglihatan kesan normal.

Nervus Okulomotorius : gerakan bola mata normal, refleks


cahaya (+), pupil isokor, diameter 3mm.
Nervus Troklearis : gerakan bola mata normal, diplopia (-)

Nervus trigeminus : membuka mulut normal, menggigit


normal, sensibilitas baik.
Nervus abdusens : pergerakan bola mata normal, diplopia
(-).
Nervus fasialis : tidak tampak kelumpuhan nervus fasialis,
wajah tampak simetris.
Nervus vestibulokoklearis : sistem pendengaran kesan
normal.
Nervus glossofaringeus : Refleks muntah (+).

Nervus vagus : tampak ada gangguan menelan dan fonasi


buruk.
Nervus aksesorius : tidak tampak ada kelainan.
Nervus hipoglosus : OS dapat menjulurkan lidah, kekuatan
baik, tremor (-).

Badan dan Anggota Gerak :

Sensibilitas baik

Reflek kulit perut (+)

Ekstremitas Atas :
LILA 10 cm

Normotonus, normotrofi, Kekuatan motorik 3/3.


Refleks fisiologis ++/++ (Normal).
Refleks patologis -/

Ekstremitas Bawah :

Normotonus, normotrofi, Kekuatan motorik 3/3.


Refleks fisiologis ++/++ (Normal).
Refleks babinski +/+

Cara berjalan : tidak dapat dilakukan

Romberg test : tidak dapat dilakukan

DIAGNOSIS KERJA

Bronkopneumonia.

Suspect Medulloblastoma.

Post OP VP Shunt ec Hydrocephalus


Obstructive.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hema Rutin :
Hemoglobin 14,7 g/dl
Leukosit 13.780 /uL
Hematokrit 44,40%
Trombosit 793000/uL
Elektrolit :
Natrium 131,4 mmol/L
Kalium 4,15 mmol/L

CT SCAN

MRI

EXPERTISE MRI
MRI :
- Kesan SOL divermis hemisfer serebelum
kanan, roof ventrikel IV s.d mid brain kanan
dan mendesak ventrikel IV ke inferior-posterio
medial kiri (AP 5 x CC: 5,8 x LL: 4,7cm)
dengan bagian nekrosis kemungkinan
medullablastoma tak dapat disingkirkan.
- Suspek infark lakuner di sentrum semiovale
kanan.

RESUME
Sekitar satu bulan SMRS, OS sering mengeluh
kepalanya pusing dan suka muntah-muntah. Frekuensi
muntah >10x/hari. Setiap kali makan, OS pasti muntah.
Kemudian, OS tiba-tiba terjatuh saat bermain, kemudian OS
menjadi lemas sehingga sulit berjalan dan bicaranya sulit.
OS sudah dirawat di RS lain selama 9 hari dan dilakukan
VP Shunt. Setelah dilakukan VP Shunt, menurut ibu OS,
keluhan pusing dan muntah berangsung berkurang

Setelah pulang, OS belum dapat berjalan kembali


dan masih sulit bicara. OS terkesan lemas menurut ibu OS.
Kemudian 2 hari SMRS, OS batuk-batuk, berdahak, tetapi
dahak tidak bisa dikeluarkan. Selain itu, OS terlihat sesak
dan nafasnya cepat dan dalam. Selain itu, demam juga
dikeluhkan oleh ibu OS. Keluhan mencret disangkal OS.
Menurut ibu OS, anaknya sudah bisa berjalan ketika
berumur 1,5 tahun dan bisa berbicara mulai dari umur 2
tahun.

DIAGNOSIS PASTI
Brain Stem Glioma

TATALAKSANA
Ceftriaxone 1x1 gram
Ondansetron 2x2 mg
Glibotik 3x125 mg
Ranitidin 2x ampul
Metilprednisolon 3x75 mg
Nebulisasi 3 kali sehari (ventolin 1 ampul : NS
2,5 cc)

PROGNOSIS
Ad Vitam

: dubia ad malam

Ad Fungsionam : dubia ad malam


Ad Sanationam : dubia ad malam

FOLLOW UP
Tanggal
S
O

: 12 Februari 2015.

: OS mengatakan lehernya sakit, badan lemas, belum bisa duduk,


kepala
pusing sudah berkurang, makan sulit(lewat NGT)
: keadaan umum

: tampak sakit sedang

Kesadaran

: E4 V5 M6 (Compos Mentis)

Tekanan darah

: 100/70 mmHg

Nadi

: 92 x/menit

Pernapasan
Suhu
A

: 31 x/menit
: 36,9 oC

: Bronkopneumonia
Brain Stem Glioma
Post VP Shunt ec Hydrocephalus Obstructive

: Terapi lanjut

Tanggal

S
O

: 13 Februari 2015

: OS mau dirujuk ke RS lain, keluhan sakit leher (+), pusing (-), mual
muntah berkurang.
: Keadaan umum

: tampak sakit sedang

Kesadaran

: E4 V5 M6 (Compos Mentis)

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 85 x/menit

Pernapasan
Suhu
A

: 28 x/menit
: 36,7 oC

: Bronkopneumonia
Brain Stem Glioma
Post VP Shunt ec Hydrocephalus Obstructive

: OS dirujuk ke RS lain.

TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN
Proses neoplasma di susunan saraf pusat bisa berupa
neoplasma saraf primer dan non saraf atau metastatik.
Urutan frekuensi neoplasma yang paling sering adalah
glioma (41%), meningioma (17%), adenoma hipofisis (13%),
neurilemoma (12%), neoplasma metastatik dan neoplasma
pembuluh darah serebral.
Glioma batang otak juga lebih banyak dijumpai pada anakanak dibandingkan orang dewasa.
Pada hakekatnya, neoplasma saraf primer tidak mempunyai
kecenderungan untuk bermetastasis di luar susunan saraf,

DEFINISI
Glioma batang otak adalah suatu penyakit
dimana sel jinak (non cancer) atau sel ganas
(cancer) tumbuh di jaringan batang otak.
Glioma adalah neoplasma yang berasal dari
sel glia.
Sel glia mempertahankan sel-sel saraf,
memberikan nutrisi dan oksigen dan
melindungi dari infeksi.

Kebanyakan glioma batang otak pada anak


adalah Pontine Glioma, yaitu glioma yang
berada di pons.
Glioma batang otak pada anak kemungkinan
hanya 2 jenis, yaitu DIPG (Diffuse Intrinsic
Pontine Glioma) atau sebuah glioma fokal atau
low grade.

PATOLOGI NEOPLASMA
Seringkali ditemukan bahwa pada suatu
daerah glioma terdapat morfologi campuran,
misalnya sel yang tidak dapat dibedakan dari
astrosit normal yang berada di tengah-tengah
astrosit yang jelas patologik.

ASTROSITOMA
Astrositoma dibagi dalam beberapa derajat. Astrositoma
derajat I memperlihatkan gambaran astrosit yang tidak
banyak berbeda dengan astrosit normal.
Astrositoma derajat I yang terletak di serebrum tidak
membentuk kista-kista.
Astrositoma derajat III memperlihatkan gambaran
histologiknya yang sudah jelas mitotik, infiltratif, dan
ekspansif sehingga banyak nekrosis dan hemoragi terjadi.

Apalagi astrositoma derajat IV, berbagai jenis


sel dalam tahap mitosis dijumpai baik dalam
formasi yang khas maupun yang tersebat
secara tidak teratur dengan banyak nekrosis
dan hemoragi
memiliki tempat predileksi yang utama yaitu
lobus frontalis, kemudian lobus temporalis,
parietalis, ganglia basalis dan paling jarang di
lobus oksipitalis.

EPENDIMOMA
Ependimoma merupakan jenis glioma yang menyusul
astrositoma dalam angka kejadiannya.
Sangat mungkin ia berasal dari glioblas yang melapisi
dinding ventrikel. Juga lokasinya selalu di sekitar dinding
ventrikel. Kebanyakan dari ependimomaa dijumpai pada
anak-anak dan orang dewasa muda. Kira-kira 60% dari
neoplasma spinal yang intramedular adlaah ependimoma.
Bila ependimoma berkembang di dalam ruang intrakranial,
maka kebanyakan terletak subtentorial, di atap atau di lantai
ventrikel keempat yang dapat meluas ke sudut
serebelopontin.

OLIGODENROMA
Oligodendroma jarang dijumpai hanya sekitar
10% dari semua jenis glioma pada semiua
golongan umur. Tempat predileksinya ialah
supratentorial dan 50% terletak di lobus
frontalis. Pertumbuhannya lambat dan
kawasannya terutama di substansia alba
dengan batas yang jelas. Di dalam daerahnya
terdapat kista, perkapuran dan hemoragi.

MEDULOBLASTOMA
Meduloblastoma merupakan neoplasma di
fosa kranii posterior terutama pada anak-anak.
Dibanding dengan frekuensi astrositoma pada
anak-anak, meduloblastoma adalah
neoplasma serebeli nomor 2 pada anak-anak.
Tempat predileksinya ialah garis tengah
serebelum

GEJALA KLINIS
Kehilangan kemampuan untuk menggerakan satu sisi dari
wajah dan atau tubuh.
Lemas
Kehilangan keseimbangan dan sulit berjalan (Unsteady
Gait)
Gangguan melihat dan mendengar (Diplopia)
Sakit kepala, mual dan muntah-muntah
Sering mengantuk
Gangguan perilaku atau kejang (jarang)
Disartria, gangguan menulis dan berbicara
Gangguan menelan.

EPIDEMIOLOGI
Glioma batang otak dilaporkan sekitar 2,4%
kasus tumor intrakranial dewasa dan sekitar
9,4% pada kasus tumor intrakranial anakanak.
Angka kejadian glioma batang otak ini sekitar
10-20% dari semua kasus tumor otak anakanak. Insidensi tertinggi pada umur 5-10
tahun.
Tumor ini lebih aktif tumbuh pada orang
dewasa dibandingkan pada anak-anak.

TATALAKSANA
Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi
Paliatif
Targeted Therapy

PROGNOSIS
Prognosis pada kasus glioma batang otak
tergantung dari tipe glioma batang otaknya.
DIPG (Diffuse Intrinsic Pontine Glioma)
memiliki prognosis yang buruk, sedangkan
glioma fokal memiliki prognosis yang lebih
baik, tetapi dapat rekuren walaupun tumor
sudah diangkat.

Anda mungkin juga menyukai