Anda di halaman 1dari 10

Benjolan yang Hilang Timbul pada Lipat Paha

Agusdianto Bello Chrisdarmanta A.Putra


102012222
FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana
JalanArjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
email : agusdianto.putra@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan
Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi, dan industri telah
banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi
lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya aktivitas fisik, dan
meningkatnya pencemaran atau polusi lingkungan. Perubahan tersebut

sangat memberi

pengaruh pada penyakit saluran pencernaan.


Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada kasus yang kita bahas kali ini pasien tersebut
mengeluh tentang adanya benjolan pada lipat paha yang bersifat hilang timbul sejak 1 tahun yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik juga di temukan masa pada region inguinalis sinistra dengan ukuran
2 x 2 cm, konsistensi kenyal, tidak melekat pada jaringan sekitar. Dari gejala ini kita dapat
mengatakan bahwa terjadi hernia inguinal pada pasuen tersebut. Ada bermacam-macam hernia,
tetapi karena letaknya pada lipat paha maka lebih di fokuskan pada hernia inguinal. Hernia dapat
terjadi karena ileus, bagitupun sebaliknya ileus dapat terjadi karena hernia, teruatama hernia
incarserata.
Hernia terdiri atas 3 hal yaitu, kantung hernia, isi hernia dan cincin hernia. Menurut
sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponible bila isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan
nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam
rongga disebut hernia irreponible, hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong dan
pada peritoneum kantong hernia.1

Anamnesis
Anamnesis terdiri dari dua bagian ada auto anamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis
di mana dokter menanyakan langsung pada pasiennya, sedangkan Alloanamnesis dokter tersebut
mengajukan beberapa pertanyaan kepada orang terdekat pasien. Contohnya jika pasien masih
anak-anak mungkin akan di lakukan alloanamnesis pada ibunya. Anamnesis sangatlah penting.
Di mana selaku seorang dokter kita perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan ketika pasien kita
datang dengan berbagai keluhan.
Daftar pertanyaan dalam anamnesis, antara lain :2
1. Identitas pasien seperti Usia, jenis kelamin, suku bangsa, dan pekerjaan
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
Onset (mendadak/bertahap), perjalanan penyakit (terus menerus/intermiten;
membaik/memburuk/tetap), dan respon terhadap terapi. Apakah sudah mengkonsumsi
obat atau belum.
4. Riwayat penyakit dahulu
Dalam hal medis, bedah, obstetriginekologi, trauma (patah tulang atau cedera khusus
lainnya), dan psikiatri.
5. Riwayat keluarga
Tentukan usia, kesehatan, atau penyebab kematian orang tua, saudara kandung dan anak
(Adakah anggota keluarga yang memiliki penyakit serupa). Riwayat keluarga bisa
berhubungan dengan diagnosis, dan sering membantu dalam memahami mengapa gejala
tertentu berkaitan secara signifikan dengan emosi pasien.
6. Riwayat sosial
Termasuk: riwayat pekerjaan (apa pekerjaan Anda sekarang? Apa pekerjaan sebelumnya?
Pekerjaan apa yang paling lama Anda lakukan?).
7. Riwayat pribadi
Bagaimana kebiasaan sehari-harinya, riwayat pelayanan seperti perawat pribadi, riwayat
bepergian, dan lain-lain.
Anamnesis : Laki-laki usia 45 tahun, Keluhan nyeri perut hebat yang hilang timbul
disertai mual muntah sejak 12 jam yang lalu. Selain itu,keluhan tentang benjolan pada lipat
pahanya yang hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.
Pada hernia inguinalis keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan dilipat paha yang
muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring.
Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau
2

paraumbilikus berupa nyeri visceral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen
usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual dan muntah timbul kalau
terjadi inkarserata karena ileus atau strangulasi karena neksrosis atau gangren.3

Pemeriksaan Fisik
Dalam pemeriksaan fisik perlu diketahui tanda-tanda vital pasien serta gambaran utama
pemeriksaan fisik mencangkup inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.

Inspeksi
Palpasi
Auskultasi
Perkusi

: melihat letak pembengkakan yang timbul


: dapat untuk menentukan macam hernia
: mendengar bising usus
: mengetahui isi pembengkakan yang timbul

Pemeriksaan fisik: diperoleh pasien tampak kesakitan, tekanan darah 130/80 mmHg
(Prehipertensi) normalnya <120/<80 mmHg, nadi 92x/menit (Normal: 60-100x/menit), frekuensi
nafas 24x/menit (Cepat) normalnya 14-20x/menit, suhu 36,5oC (Hipotermi) normalnya: 36,637,2oC. Pada pemeriksaan fisik abdomen, tampak distensi abdomen, nyeri tekan positif, dan
bising usus (+) meningkat. Tampak massa pada regio inguinal sinistra dengan ukuran 2x2,
konsistensi kenyal, tidak melekat pada jaringan sekitar.

Working Diagnosis
Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anamoli kongenital atau karena sebab yang didapat.
Hernia inguinalis timbul paling sering pada pria dan lebih sering pada sisi kanan dibandingkan
pada sisi kiri. Tanda klinis pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat
pasien mengedan, dapat dilihat hernia inguinalis latelaris muncul sebagai penonjolan di regio
inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Kantong hernia yang kosong kadang
dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang
memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera. Kalau kantong hernia berisi organ,
tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium.
Dengan jari telunjuk atau jari kelingking, pada anak dapat dicoba mendorong isi hernia
dengan menekan kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi
hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih
3

berada dalam annulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau ujung jari menyentuh hernia,
berarti hernia ingunalis letelaris, dan kalau bagian sisi jari yang menyentuhnya,berarti hernia
inguinalis medialis. Isi hernia pada bayi perempuan, yang teraba seperti sebuah massa padat
biasanya terdiri atas ovarium.4
Hernia inguinalis dibagi 2, yaitu :4
1. Hernia inguinalis medialis
Hernia inguinalis medialis (direk) ini hampir selalu disebabkan oleh faktor peninggian
tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di trigonum Hesselbach. Oleh karena
itu, hernia ini umumnya terjadi bilateral, khususnya pada lelaki tua. Pada pasien terlihat adanya
massa bundar pada annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur, karena
besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi irreponibilis.
Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju annulus inguinalis eksterna sehingga
meskipun annulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan tetap akan timbul
benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum,
sedangkan testis dan funikulus dapat dipisahkan dari massa hernia.
Hernia ini jarang dan hampir tidak pernah mengalami inkarserata dan strangulasi. Bila
jari dimasukkan dalam annulus inguinalis eksterna, tidak akan ditemukan dinding belakang. Bila
pasien disuruh mengejan tidak akan terasa tekanan dan ujung jari dengan mudah dapat meraba
ligamentum Cowperi pada ramus superior tulang pubis. Pada pasien kadang-kadang ditemukan
gejala mudah kencing karena buli-buli membentuk dinding medial hernia.
2. Hernia inguinalis lateralis
Hernia inguinalis lateralis (indirek) adalah hernia yang melalui annulus inguinalis
internus yang terletak disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan
keluar ke rongga perut melalui annulus inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui annulus
inguinalis eksternus. Pada pria normal, kanalis inguinalis berisi fasikulus spermatikus, vasa
spermatika, nervus spermatikus, muskulus kremaster, processus vaginalis peritonei dan
ligamentum rotundum. Sedangkan pada wanita, kanalis ini hanya berisi ligamentum rotundum.

Pada inspeksi diperhatikan keadaan asimetris pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau
labia dalam posisi berdiri dan berbaring. Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga adanya
benjolan atau keadaan asimetris dapat dilihat.
Palpasi dilakukan dalam keadaan ada benjolan hernia diraba konsistensinya dan dicoba
mendorong apakah benjolan dapat direposisi. Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk
atau jari kelingking. Pada anak-anak, kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus
inguinalis yang melebar. Hernia ini disebut indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran,
yaitu annulus dan kanalis inguinalis.

Differential Diagnosis
Hernia Femoralis
Hernia femoralis umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada perempuan kirakira perbandingannya 4:1 dengan laki-laki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang
muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang menaikan tekanan intra abdomen seperti
saat mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha di bawah ligamentum inguinale di medial
v.femoralis dan lateral tuberkulum pubikum.5
Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia masuk ke
dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan v.femoralis sepanjang kurang
lebih 2cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Selain itu, pada hernia inguinalis, leher
hernia terletak diatas dan medial terhadap ujung ligamentum. Sedangkan, pada hernia femoralis,
leher hernia terletak dibawah dan lateral terhadap ujung medial ligamentum inguinale
dan tuberkulum pubikum.5

Pemeriksaan penunjang

Pada hernia inguinalis, sebenarnya tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik yang perlu
dilakukan. Diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan terhadap benjolan yang timbul,
yaitu:5
1. Herniografi
Dengan cara memasukkan 50-80ml medium kontras iodin positif ke dalam
peritoneal menggunakan jarum halus. Pasien berbaring dengan kepala terangkat dan
membentuk sudut kira- kira 25 derajat. Tempat yang kontras di daerah inguinalis yang
diam atau bergerak dari sisi satu ke sisi lain akan mendorong terwujudnya kolam
kecil pada daerah inguinal. Hernia tak langsung muncul dari fossa lateral yang
menonjol dari fossa medial atau hernia langsung medial yang menonjol dari fossa
suprapubik.6
2. Ultrasonografi
3. Sinar X abdomen
4. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit

Etiologi
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat.
Hernia dapat dijumpai pada semua usia, lebih banyak pada pria dibanding wanita. Disamping itu
diperlukan juga faktor yang mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup
lebar tersebut. Pada orang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia
inguinalis :6
1. Kanalis inguinalis yang berjalan miring
2. Adanya struktur m. oblikus internus abdominalis yang menutup annulus inguinalis
internus ketika berkontraksi
3. Adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Haselbach yang umumnya
hampir tidak berotot
Gangguan pada mekanisme diatas dapat menyebabkan terjadinya hernia. Faktor yang
dipandang berperan dalam terjadinya hernia adalah :
1. Adanya processus vaginalis yang terbuka
2. Peninggian tekanan intraabdomen
3. kelemahan dinding perut karena usia
6

Keadaan yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraabdomen adalah


kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat, mengejan pada saat defekasi dan
mengejan pada saat miksi misalnya akibat hipertrofi prostat.

Patofisiologi
Penonjolan peritoneum yang disebut dengan processus vaginalis peritonei pada bayi yang
sudah lahir umumnya processus vaginalis telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut
tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun, dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak
menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering
terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan
normal kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.
Bila processus terbuka terus akan timbul hernia inguinalis lateral kongenital. Pada orang
tua kanalis tersebut telah menutup, namun pada keadaaan yang menyebabkan tekanan
intraabdominal meningkat, kanalis tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis akuisitis.
Hernia inkarserata terjadi bila usus yang prolaps itu menyebabkan konstriksi suplai darah
ke kantong skrotum, kemudian akan mengalami nyeri dan gelala-gejala obstruksi usus.
Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan
n.iliofemoralis setelah apendiktomi.

Penatalaksanaan
Farmakoterapi
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional.
Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan . Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas
herniotomi dan hernioplastik.7
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong
dibuka dan isi hernia dbebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi. Kantong hernia
dijahit-ikat setinggi mungkin lalu di potong.7
Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus ingunalis internus dan
memperkuat dnding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam mencegah
terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal brbagai metode hernioplastik,
7

seperti memperkecil annulus ingunalis internus dengan jahitn terputus, menutup dan memperkuat
fasia transversa, menjahtkan pertemuan m.transversus internus abdominis dan m.oblikus internus
abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke ligamentum inguinale Poupart menurut
metode Bassini, atau menjahitkan fasia transversa, m.tranversus abdominis. M.oblikus internus
abdominus ke ligamentum Cooper pada metode Mc vay.
Metode Bassini merupakan teknik herniorafi yang pertama dipublikasi, dilakukan
rekonstruksi dasar lipat paha dengan cara mengaproksimasi muskulus transversus abdominis,
dan fasia transversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale. Teknik dapat
diterapkan baik pada hernia direk maupun indirek.
Nonfarmakoterapi
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melalukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi ini
tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi
dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan sedikit tekanan perlahan yang tetap
sampai terjadi reposisi.7
Pada anak-anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur di bawah dua tahun. Reposisi
spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi dibandingkan
dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis pada anak-anak.
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres es di atas
hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil, anak disiapkan untuk operasi pada hari berikutnya. Jika
reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera.7
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi
dan tdak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun, cara yang sudah
berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang. Sebaiknya cara ini tidak
dianjurkan karena menimbulkan komplkasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding
perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini
dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung pembuluh
darah testis.7

Komplikasi
Komplikasi pasca bedah timbul dalam seitar 10 % pasien yang menjalani herniografi
inguinalis. Jarang dilaporkan penempatan jahitan yang kurang hati-hati pada pembuluh darah
iliaka eksterna atau femoralis. Nervus ilioinguinalis dan iliohipogastrikus dapat cedera, yang
diikuti parestesi diatas daerah kulit ini. Jarang arteria spermatika terancam yang menyebabkan
orkitis iskemik dan atrofi testis. Jika vas deferens cedera selama operasi, maka harus dilakukan
anastomosis ujung ke ujung. Cedera usus, vesika urinaria dan ureter jarang ditemukan, tetapi
dapat serius.
Pasca bedah, retensi urin bisa merupakan masalah dan diperlukan kateterisasi. Perdarahan
skrotum bisa timbul dan mungkin diperlukan operasi ulang untuk penegendalian. Jepitan cincin
hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan terjadi
bendungan vena sehingga terjadi edema organ atau struktur didalam hernia dan transudasi
kedalam kantong hernia. Timbulnya edema menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin
bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis
dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri
dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau
peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.5
Gambaran klinik hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran
obstruksi usus dengan ganguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Bila telah terjadi
strangulasi karena gangguan vaskularisasi terjadi keadaan toksik akibat gangren, gambaran
klinik menjadi kompleks dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri lebih hebat ditempat
hernia. Nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneum.
Pada pemeriksaan lokal ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan kembali,
disertai nyeri tekan, dan terantung keadaan isi hernia, dapat dijumpai pada peritonitis atau abses
lokal. Hernia strangulata merupakan keadaan gawat darurat, karenanya perlu mendapat
pertolongan segera.

Kesimpulan
Benjolan yang hilang timbul di lipat paha yang dialami laki-laki tersebut merupakan
hernia inguinalis. Hernia inguinalis dibagi dua, yaitu hernia inguinalis medialis dan hernia
inguinalis lateralis. Hernia inguinalis ini lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan
perempuan. Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan . Prinsip dasar operasi hernia
terdiri atas herniotomi dan hernioplastik. Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan
melalukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi. Reposisi ini tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali
pada pasien anak-anak.

Daftar Pustaka
1. Sjamsuhidayat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2005.h.700-708
2. Darvey P. At a glance medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga;2005.h.35
3. Sjamsuhidayat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2005.h.524-32.
4. Sabiston. Buku ajar bedah (Essentials of surgery). Bagian 2, cetakan I : Jakarta, penerbit
buku kedokteran EGC. 2010.
5. Surya, B., 2006. Perbandingan Nyeri Pasca Hernioplasty Shouldice Pure Tissuedengan
Lichtenstein Tension Free. Majalah Kedokteran Nusantara. 39 (3): 211-218.
6. Grace PA, Borley NR. At a glance: ilmu bedah. Ed. III. Jakarta: Erlangga. 2008. h118-20.
7. Jong, W.D., 2004. Dinding Perut, Hernia, Retroperitoneum, dan Omentum. Dalam:
Sjamsuhidayat, R.,ed. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.h.519-37.

10

Anda mungkin juga menyukai