Anda di halaman 1dari 15

BERITA ACARA DISKUSI/PRESENTASI PORTOFOLIO

Pada hari ini, tanggal .... Agustus 2015, telah dipresentasikan sebuah portofolio
oleh
Nama

: Rully Dwi Saputra

Judul

: Varicella

Nama Pendamping

: dr. Sahata dan dr. Susy Andriati

Nama Wahana

: RSUD Ahmad Ripin

No

Nama Peserta Diskusi/Presentasi

dr. Muhammad Rifki El Muammary

dr. Reza Mahendra

dr. Rully Dwi Saputra

dr. Heru Russarianto

dr. Hafizah Mailani

dr. Putri Permata Sari

dr. Ika Aninda

dr. Ira Rahmanita

dr. Siska Ariesandi

10

dr. Henni Pusvera

11

dr. Devica Chindi Charisma

12

dr. Ratna Sari Wijayanti

Tanda Tangan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping 1,

Pendamping 2,

dr. Susy Andriati

dr. Sahata

Nama Peserta

: dr. Rully Dwi Saputra

Nama Wahana

: RSUD Ahmad Ripin Muaro Jambi

Topik

: Varicella

Nama Pasien

: Tn R, 25 tahun

Tanggal Presentasi

: 5 Agustus 2015

Tempat Presentasi

: Ruang Aula RSUD Ahmad Ripin

Objektif Presentasi

Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan

Manajemen

Masalah

Istimewa

No.RM : -

Pustaka
Diagnostik
Neonatus

Bayi

Anak

Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil
Tujuan

Bahan Bahasan

: Tinjauan Pustaka Riset

Cara Membahas

: Diskusi

Email

Kasus Audit

Presentasi dan Diskusi

Pos

BAB I

I. Anamnesis
a. Keluhan Utama :
Timbul gelembung- gelembung berisi cairan sejak 2 hari yang lalu di
bagian perut pasien.
b. Keluhan Penyerta
Keluhan ini disertai dengan rasa gatal
II. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan timbul gelembung berisi cairan sejak 2 hari
sebelum berobat. Gelembung berisi cairan ini terasa gatal tapi tidak ada rasa perih
atau rasa seperti terbakar. Awalnya sebelum gelembung ini muncul hanya timbul
seperti bercak kemerahan. 1 minggu sebelumnya os mengalami demam yang
timbul tidak terlalu tinggi dan mengeluh terasa sakit kepala.
Pasien tidak memiliki riwayat tergigit serangga sebelum timbulnya keluhan.
Pasien belum melakukan pengobatan untuk keluhan yang dialaminya. Pasien tidak
memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu.
III.

Riwayat Penyakit Dahulu/Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini.

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat alergi obat dan makanan disangkal

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: kompos mentis

Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmhg
Respirasi

: 20 x/menit

Nadi

: 88 x/menit

Suhu

: 36,80C

BB

: 60 Kg

Pemeriksaan Organ
3

1. Kepala
2. Mata

Bentuk

: normocephal

Simetri

: simetris

Exopthalmus/enophtal
Kelopak
Conjungtiva
Sklera
Kornea
Pupil

3. Hidung
4. Telinga
5. Leher
6. Thorax

: (-)
: normal
: anemis (-)
: ikterik (-)
: normal
: bulat, isokor, reflex cahaya
+
/+
: normal, keruh (-)
: baik

Lensa
Gerakan bola mata
: tak ada kelainan
: tak ada kelainan
Lidah
: putih kotor (-), ulkus (-)
KGB
: tak ada pembengkakan
Kel.tiroid
: tak ada pembesaran
JVP
: normal
Bentuk
: simetris
Pergerakan dinding dada
: tidak ada yang
tertinggal.

Pulmo
Pemeriksaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Kanan
Statis & dinamis: simetris
Nyeri tekan (-)
Sonor
Vesikuler (+) Normal,
Wheezing (-), rhonki (-)

Kiri
Statis & dinamis : simetris
Nyeri tekan (-)
Sonor
Vesikuler (+) normal.
Wheezing (-), rhonki (-)

Jantung
Inspeksi

Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula


kiri

Palpasi

Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula


kiri

Perkusi

Batas-batas jantung :
Atas : ICS II kiri
Kanan : linea sternalis kanan
4

Kiri : ICS V2 jari medial linea midclavicula kiri


BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Auskultasi
7. Abdomen
Inspeksi

Datar, skar (-), venektasi (-), spidernevi (-)

Palpasi

Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer (-), ,


hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok
costovertebra (-/-)

Perkusi

Timpani

Auskultasi

Bising usus (+) normal

8. Ekstremitas Atas
Edema (-), akral hangat, kekuatan otot 5 5
9. Ekstremitas bawah
Edema (-), akral hangat., kekuatan otot 5 5
Status Lokalis
Lokasi

: Muka, leher, dada, perut, punggung dan ekstremitas

Lesi

: vesikel, multipel, ukuran miliar - lentikuler, diskret.

PEMERIKSAAN ANJURAN

Pemeriksaan serologi ( Tzank Test )

DIAGNOSIS
Varicella
DIAGNOSIS BANDING

Herpes zoster

Impetigo bulosa

Herpes simpleks

MANAJEMEN :
5

1) Nonfarmakologi :
Makan makanan yang bergizi untuk menjaga imunitas tubuh
Mandi menggunakan air yang bersih dan dapat mengkompres
dengan air dingin untuk mengurangi gatal
2) Farmakologi :
Topikal :
Salisil talk 0,1% sue
Sistemik :
Asiklovir tablet 4 x 400 mg selama 7 hari.
Parasetamol tablet 3 x 250 mg. selama 7 hari
Vitamin C tablet 3 x 1 selama 7 hari

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Definisi
Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya

terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus
6

Varicella Zoster. Varicella pada anak, mempunyai tanda yang khas berupa masa
prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai
dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya krusta, walaupun banyak
juga lesi kulit yang tidak berkembang sampai vesikel. Normalnya pada
anak, gejala sistemik biasanya ringan.1
2.2

Epidemiologi
Sebelum pengenalan vaksin pada tahun 1995, varisella merupakan

penyakit infeksi paling sering pada anak-anak di USA. Kebanyakan anak


terinfeksi pada umur 15 tahun, dengan persentasi dibawah 5% pada orang dewasa.
Epidemik Varicella terjadi pada musimdingin dan musim semi, tercatat lebih
dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Varicella
merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan kematian tinggi
pada balita, dewasa, dan dengan orang imun yang terkompromi. Pada
rumahtangga, persentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%Manusia
merupakan host alami yang diketahui untuk VZV, dimana dikaitkan dengan dua
bentuk kesakitan- yang bentuk primer sebagai varisela (chickenpox) dan
bentuk sekunder sebagai herpes zoster. VZV merupakan infeksi yang sangat
menular dan menyebar biasanya dari oral udara atau sekresi respirasi atau
terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit melalui transmisi fetomaternal.
Serangan sekunder meningkat pada kontak rumah yang rentan melebihi 85%.2
2.3

Etiologi
Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk

kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150 200 nm. Inti virus
disebut capsid yang berbentuk icosahedral, terdiri dari protein dan DNA yang
mempunyai rantai ganda yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan
merupakan suatu garis dengan berat molekul100 juta dan disusun dari 162
capsomer.

Lapisan

ini

bersifat

infeksius.Varicella

Zoster

Virus

dapat

menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak pertama dengan virus ini akan
menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella dikatakan infeksi akut primer,
sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam bentuk laten dankemudian
terjadi serangan kembali maka yang akan muncul adalah Herpes Zoster.1
7

2.4

Patogenesis
Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring,

kemudian replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe ( viremia
pertama ) kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu
menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam
dan malaise.Permulaan bentuk lesi pada kulitmungkin infeksi dari kapiler
endothelial pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada
epidermis, folikel kulit dan glandula sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi
pertama ditandai dengan adanya makula yang berkembang cepat menjadi papula,
vesikel da akhirnyamenjadi crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula
dan papula saja.Vesikel ini akan berada pada lapisan sel dibawah kulit. Dan
membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah
lapisan yang lebih dalam. Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel
raksasa berinti banyak, dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung
inclusion body intranuclear type A. Penularan secara airborne droplet. Virus dapat
menetap dan laten pada sel syaraf. Lalu dapat terjadi reaktivitas maka dapat
terjadi herpes Zooster.2,3
2.5

Gejala Klinis
Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi pada anak-

anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala demam
sedang dan rasa tidak enak badan, gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada
anak-anak yang lebih muda. Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit
demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk
infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit
kepala dan pusing. Beberapa hari kemudian timbullah kemerahan pada
kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan di sekitar dada dan perut
atau punggung lalu diikuti timbul di anggota gerak dan wajah. Kemerahan pada
kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan dinding tipis. Ruam
kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat tergaruk tak sengaja.
Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering membentuk keropeng
(krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak di kulit yang lebih
8

gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar sehingga beberapa


waktukemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Lain halnya jika lenting
cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera terbentuk lebih dalam sehingga
akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan infeksi bakteriterjadi pada
bekas

luka

garukan

tadi.

setelah

mengering

bekas

cacar

air

tadi

akanmenghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah dewasa
atau dewasamuda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang Papula di mulut
cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringmenyebabkan
gangguan menelan. Ulkus juga dapat ditemukan di kelopak mata, saluran
pernapasan bagian atas, rectum dan vagina.Papula pada pita suara dan saluran
pernapasan atas kadang menyebabkan gangguanpada pernapasan. Bisa terjadi
pembengkakan kelenjar getah bening dileher bagian samping.Cacar air jarang
menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada hanya berupalekukan
kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan
biasanyadisebabkan oleh staphylococcus.Anak-anak biasanya sembuh dari cacar
air tanpa masalah.Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem
kekebalan, infeksi ini bisaberat atau bahkan berakibat fatal.Pada anak sehat yang
sebelumnya nirmal, penyakit ini secara umum dan biasanyajinak, dengan
komplikasi yang paling sering adalah infesi sekunder bakteri dari lesi
kult.Jaringan parut merupakan komplikasi lain yang sering. Komplikasi
neurologis meliputiencephalitis dan ataxia cerebellar akut. Varisela encephalitis
dengan insiden 0,1% secaraumum tampak mengalami nyeri kepala, kejang,
pola pemikiran yang terganggu, dan muntah,dengan angka mortalitas sebear
5 hingga 20%. Ataxia serebelar akut sedikit lebih jarang(0,025% insidensi)
dibandingkan ensefalitis dan secara umum tampak dalam 1 minggu ruam dengan
ataxia, muntah, pembicaraan yang terganggu, vertigo, dan atau tremor,
denganresolusi dalam 2 hingga 4 minggu. Pada anak defisiensi imun atau kurang
gizi yang tidak ditangani dengan asiklovir intravena, angka kematian berkisar
antara 15 hingga 18%. Kasus ini dikarakteristikan dengan penyebaran, dengan
pneumonia, miokarditis, artritis, hepatitis, perdarahan, dan ensefalopaty (ataxia
serebelar lebih sering). Super infeksi lesi kulit dengan Staphylococcusaureus atau
Streptococcus

pyogenes

dapat

menyebabkan

pioderma,

impetigo,
9

erysipelas,nephritis, gangrene, atau sepsis. Pada tropis Amerika, varisella pada


anak usia muda, anak kekurangan gizi dapat berkomplikasi menjadi diare berat.
Orang dewasa tampak mempunyai penyakit yang lebih berat dibandingkan
dengananak-anak. Dengan peningkatan 15 kali lipat pada mortalitasnya. Varisella
onset dewasa lebih sering berkomplikasi dengan pneumonitis dan ensefalitis,
dengan secara klinispneumonitis lebih dari 15 % kasus.Orang dari area tropis
yang pindah ke area temperatur berada dalam resiko untuk varisela onset dewasa,
terutama jika kontak dengan anak usia muda. Varisela ibu padagestasi awal
menimbulkan secara jarang ke sindrom varisela kongenital yang ditandaidengan
defek kulit, atrofi ekstremitas, dan disfungsi sistem otonom. Maternal varisela
padagestasi akhir dapat menimbulkan varisela neonatus, dengan angka mortalitas
sama tingginyadengan 30% pada bayi yang tidak diterapi.Infeksi VZV rekuren
bermanifestasi sebagai herpes zoster (shingles), sebuahpenyakit yang biasanya
terlihat pada orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun. Data menunukkan
perbedaan rasial dalam resiko timbulnya zoster, dengan orang tua kulit putihlebih
sering berada dalam resiko dibandingkan dengan orang tua berkulit hitam. Zoster
jugadapat timbul jarang pada anak-anak. Zoster pada pasien imunnocompromise
dapat menjadilebih berat.Peningkatan insidensi zoster pada usia sama halnya
dengan pasienimunocompromised dikarenakan penurunan anti-VZV cellmediated immunity. Menariknya,ada bukti bahwa paparan pada orang yang
seropositive terhadap varisela terlindungi dariperkembangan zoster, tertama
dengan menambah respon imunnya. Setelah infeksi primer,VZV (seperti HSV)
timbul pada keadaan latent dengan ganglia saraf kranial dan spinal.Stimuli non
spesifik seperti stress, imunodefisiensi atau malignansi dapat mengaktivasi virus
laten dengan keterlibatan distribusi saraf yang disalurkan melalui ganglion yang
terkena. Herpes zoster timbul setelah 3- to 4-day gejala prodromal demam, lesu,
dan gangguan gastrointestinal dan erupsi vesikular kutaneus yang nyeri pada
distribusi dermatomal. Ruam biasanya unilateral dan sepanjang hanya satu
dermatom. Pada kasus yang berat, erupsi dapat menjadi lebih umum dan
variseliform. Vesikel sembuh dalam 5 hari, tetapi postherpeticneuralgia dapat saja
ada. Postherpetic neuralgia, terlihat pada lebih dari 50% pasien diatas50 tahun,
didefinisikan sebagai nyeri konstan atau intermiten lebih dari durasi satu
10

bulanpada area yang melibatkan dermatom. Infeksi dari mata, Herpes


zoster ophthalmicusmerupakan kondisi yang serius karena dapat menyebabkan
kebutaan. Sindroma Ramsay Hunt didefinisikan sebagai keterlibatan trias dari
meatus auditorius eksternal, hilangnya rasa pada lidah dan palsy fasialis
ipsilateral. Keterlibatan dari medula spinalisdapat menyebabkan kelumpuhan atau
palsy saraf kranial. Resiko dari ensefalitis meningkat pada orang tua dengan
keterlibatan saraf kranial dan pada pasien AIDS. Postzoster ensefalitis dapat
timbul dalam 3 bentuk : infark yang dikarenakan vaskulitis pembuluh darah besar,
leukoensefalopati multifokal dan ventrikulitis.3
2.6

Diagnosis
Diagnosis klinik varisela pada anak-anak, saat ini variola (smallpox) telah

dieradikasi, biasanya tidaklah sulit. Diagnosis dengan kultur dari cairan vesikel
kurang sensitif untuk HSV atau CMV dan dapat membutuhkan waktu 7
hari.Metode ini telah diganti dengan metode shellvial sensitive dan ebih cepat,
dimanahasilnya diberikan dalam waktu 1-3 hari. Deteksi yang lebih cepat, sensitif,
dan spedifik dapat membentu sistem dasar kultur dimasa depan sebagaimana
pewarnaan PCR multiplemenjadi lebih sering untuk digunakan. Mengambil dasar
vesikel mungkin dapatmenunjukkan sel raksasa multinukleasi, dimana tidak dapat
jelas dibedakan dari HSV.Bagaimanapun, immunofluorescence pada kultur atau
mengambil dengan menggunakan antibodi spesifik dapat membedakan antara
HSV-1, HSV-2, dan VZV. Deteksi serologisIgM dan tingginya titer atau empatkali
peningkatan IgG anti VZV antibodi dapat bergunadalam beberapa kasus.Deteksi
dari IgM dapat meunjukkan infeksi primer (chicken pox), dimana baik tinggi
titernya

atau

empat

kali

peningkatan

igG

mengindikasikan

rekurensi.

Bagaimanapun,peningkatan IgM juga dapat terlihat pada rekurensi. Diagnosis


klinis herpes zoster virus pada orang dewasa juga biasanya tidak sulit dalam
memberikan karakteristik pola dermatom.2,3
2.7

Differensial Diagnosis
Differensial diagnosis dari infeksi varicella sendiri termasuk infeksi yang

dapat menimbulkan vesikular exanthema, seperti infeksi herpes secara umum,


hand-foot-mouthinfection dan exanthema enteroviral lainnya. Dahulu, variola dan
11

vaccinia merupakan differensial diagnosis yang penting namun infeksi ini sudah
sangat jarang ditemukan. Herpes simpleks dapat dibedakan dari pengelompokan
vesikelnya, lokasi, dan tes immunoflorescentatau kultur, jika perlu. Tes Tzanck
dapat membantu membedakan varicella dengan enteroviral penyebab exanthem
lainnya dengan memperlihatkan multinucleated giant cell pada infeksi Herpes
zoster.2,3
2.8

Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah tidak memberikan gambaran yang spesifik.Untuk

pemeriksaan varicella bahan diambil dari dasar vesikel dengan cara kerokan
atauapusan dan dicat dengan Giemsa dan Hematoksilin Eosin, maka akan terlihat
sel-sel raksasa(giant cell) yang mempunyai inti banyak dan epitel sel berisi
Acidophilic Inclusion Bodiesatau dapat juga dilakukan pengecatan dengan
pewarnaan imunofluoresen, sehingga terlihatantigen virus intrasel.Isolasi virus
dapat dilakukan dengan menggunakan fibroblast pada embrio manusia. Bahan
diambil dari kerokan dasar vesikel, kadang-kadang ada darah.Antibodi terhadap
varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan Complemen FixationTest,
Neurailization Test, FAMA, IAHA, dan ELISA.
2.9

Pengobatan
Meskipun vidarabine dan interferon- telah digunakan pada terapi infeksi

VZV yang berat, asiklovir tetaplah merupakan obat pilihan. Asiklovir lebih efektif
pada infeksi VZVyang berat jika diberikan secara intravena dalam 24 jam setelah
timbul ruam. Terapi asiklovir oral dari anak sehat dengan chickenpox sebaiknya
dipertimbangkan , terutama padaremaja dan kontak dengan orang rumah secara
sekunder, meskipun keuntunggannya tetap ada. Dikarenakan strain resisten
asiklovir pada pasiein dengan AIDS, foscaranet harusdipertimbangkan untuk
infeksi berat dalam keadaan ini.Untuk herpes zoster, obat pilihan adalah
famciclovir dan valacyclovir. Terapi awaldari zoster telah menunjukkan untuk
memperpendek perjalan penyakit kutaneus dan menurunkan durasi serta
keparahan post herpetil neuralgia. Steorid topikal juga dapatberguna pada uveitis
herpetik dan keratitis. Zoster yang sangat nyeri dapat diterapi dengankompres
12

basah dan analgesik yang menganduk k o d e i n . Gabapentin, analog struktural


neurotransmitter

gamma-aminobutyric

acid,

berguna

dalam

mengatasi

postherpeticneuralgia. Antihistamin dapat berguna untuk menyingkirkan rasa gatal


varisella pada anak-anak. Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah
penggarukan, sebaiknya kulit dikompresdingin. Bisa juga dioleskan losyen
kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yangmengandung mentol atau
fenol.Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya: kulit dicuci
seseringmungkin dengan ait dan sabun, menjaga kebersihan tangan, kuku
dipotong pendek, pakaian tetap kering dan bersih. Kadang diberikan obat untuk
mengurangi gatal (antihistamin). Jikaterjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir.Untuk menurunkan
demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin. Karena aspirin dapat
memberikan efek samping yang buruk pada anak-anak Obat anti-virus
bolehdiberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir biasanya
diberikan kepadaremaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat.
Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24
jam setelah munculnya ruam yang pertama.2
2.10 Strategi Tatalaksana
Pemberian profilaksi antivirus sangat efektif menurunkan risiko infeksi HSV
pada pasien dengan immunosuppression parah, semisal pasien yang menjalani
transplantasi sumsum tulang dan kemoterapi yang intensif. Biasanya insiden
infeksi HSV simptomatik berkurang dari 70% hingga 5-20%. Alhasil terapi
profilaksis antivirus memiliki potensi lebih rendah berkembang menjadi resisten
ketimbang terapi akut.Untuk pasien yang sakit parah, pemberian asiklovir
intravena efektif dengan dosis 5mg/kg setiap 12 jam. Risiko infeksi juga
berkurang sangat baik pada pemberian oral; asiklovir 400 mg tiga kali sehari;
valasiklovir 500 mg dua kali sehari; famciclovir 500 mg dua atau tiga kali sehari.
Terapi

profilaksis

ini

tidak

disahkan

oleh

FDA

untuk

pasien

immunocompromised. Asiklovir intravena (5 [atau 10] mg/kg [atau 250 mg/m2]


tiga kali sehari) diindikasikan untuk pasien dengan penyakit yang ekstensif,
termasuk semua infeksisistemik. Pengobatan harus diteruskan sampai terbukti
infeksi telah sembuh. Terapi oral tambahan bisa dipertimbangkan sampai terjadi
13

penyembuhan komplit. Untuk pasien denganinfeksi HSV ringan sampai sedang,


pemberian terapi oral saja cukup efektif. Dan, pemberianoral prodrug valasiklovir
dan famsiklovir lebih menguntungkan karena profil farmakokinetiknya lebih
baik. Meski demikian harganya lebih mahal dan asiklovir adalah pilihan
termurah.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keempat. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2005
2. Management of Varicella Zoster Virus (VZV) Infections. 2011. Diunduh dari :
http://www.bop.gov/news/PDFs/varicella.pdf (2 agustus 2015)
3. Sukmawati.

Varisella.

Diunduh

dari

http://www.scribd.com/doc/74127765/makalah-varicella (2 agustus 2015)


14

4. Siregar RS. Atlas berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi Ke 2. Jakarta:


EGC.Hal:84-86.

15

Anda mungkin juga menyukai