DAB =
2
J AB
1
M
L
2
dc a
t
1
L t M
dz
L
L3
sederhana :
D AB cm 2 s
10 4
2
D AB m s
D AB ft 2 hr
3.87 ..(24
D AB cm 2 s
26)
Koefisien difusi tergantung pada tekanan, temperature dan komposisi dari system.
Harga percobaan dari difusi gas, cairan dan padatan ditabulasikan dalam tabel
1,2,dan3 secara berurutan. Salah satunya diharapkan dari pertimbangan mobilitas
molekul. Koefisien difusi biasanya lebih tinggi untuk gas (sekitar 5 x 10-6 sampai
1 x 10-5 m2/s ), dibandingkan cairan ( kira-kira 10-10 sampai 10-9 m2/s ) yamg lebih
tinggi dari harga perolehan untuk padatan ( sekitar 10 -14 sampai 10-10 m2/s ). Saat
kekurangan data eksperimen, pernyataan secara teori telah dikembangkan kepada
yang memberikan perkiraan-perkiraan, kadang-kadang sesui dengan harga
percobaan karena kesulitan penempatan dalam pengukuran dalam percobaan
tersebut.
CA
v n dA
Cv dV 0 .....(
A
1)
Untuk aliran ajeg massa mendatar pada permukaan atas pada elemen, kita
memperoleh :
CA
v n dA 0
persamaan sederhana ini menempatkan bahwa plux massa bagian atas harus sama
dengan flux massa bagian bawah.
Sebagai perkiraan awal, kita pertimbangkan system yang mengandung
molekul dalam ukuran dan massa yang sama, memiliki kecepatan rata-rata yang
sama. Hanya dalam gas campuran dibuat dari isotop pada elemen yang sama kirakira akan menyerupai dengan system ini. Penentuan kembali persamaan yang
diperoleh dalam basis micros kopik, kita dapat menyimpulkan bahwa angka
molekul crossing permukaan atas dari bawah harus sama dengan angka molekul
crossing dari diatas. Sejak kosentrasi dari jenis A ada diperlihatkan dalam figure
(24 2), banyak molekul dari jenis A yang akan ditransport menyilang permukaan
control dari atas daripada dari bawah. Ini menghasilkan flux bersih dari molekul A
pada arah y.
Seperti yang telah diselesaikan dalam bab VIII dan XV, kita dianjurkan untuk
menggunakan persamaan yang diperoleh dari teori kinetic densitas gas rendah :
8kT
m
2d 2 N
1
NC
4
Z=
Dimana
/4 adalah kecepatan
C
x, z
4
mn
n
C
x, z
4
0
y
C
xz
4
C
xz
4
0
y
Jika kita menghitung hanya molekul A yang mendatar pada permukaan ini, maka
persamaan ini harus dihitung untuk massa flux bersih pada arah y :
j Ay
C
A
4
C
A
4
. (24 27 )
j Ay A
C4
Seperti dala bab VIII dan XV, kita mengasumsikan profil kosentrasi untuk lebih
esensial linear untuk jarak beberapa rata-rata free path lalu :
Dan
Dimana
y y
Dan
y y
dan A
kedalam persamaan
C A
4
y
Dimana mewakili komponen y pada jarak diantara tumbukan. Hal ini terhubung
pada rata-rata free path molekul, , dengan menggunakan hubungan :
Jika kita mengabungkan persamaan (24 29) dengan persamaan (24 27)
j Ay D AB
A
(24 17)
y
Ini terlihat jelas bahwa koefisien difusi untuk campuran molekul-molekul yang
sama, yaitu A dan isotop A*, adalah :
1
D AA* C ...(24 30)
3
Koefisien difusi ini sering disebut sebagai koefisien self diffusion dan digunakan
untuk menjelaskan difusi dari molekul-molekul tracer.
Pemasukan dari hasil kinetic untuk
2 kT
D AA* 3 / 2 2
3 d N m
1/ 2
Memberikan :
2 k 3T 3
D AA* 3 / 2 2
3 d p m
0.001858
D AB
3/ 2
1/ 2
1
1
MA MB
1/ 2
..(24 33)
P AB D
2
Dimana DAB :
1.18Vb1 / 3 .(24
0.84Wc1 / 3 (24
34)
35)
Tc
2.44
Pc
1/ 2
(24 36)
Dan :
A / k 1.15Tb (24 38)
AB
A B
..(24 39)
2
AB A B ..(24 40)
D ABT 2 P 2
P
D ABT 2 P 2 1
P2
T2
T1
3/ 2
T1
T2
(24 41)
D AB
1/ 2
1
1
10 T
M A M B
P v A1 / 3 v B 1 / 3
3
1.75
...(24
42)
Dalam DAB dalam cm2/s, t dalam K dan P dalam atm. Untuk menentukan v,
pengarang merekomendasikan penambahan pada atom dan difusi structural
kenaikan volume v tercantum pada tabel (24 3).
Tabel (24 23) atomic diffusion volumes for use in estimating D AB by Method of
Fuller, Schettler dan Giddings.
Atomic and structure Diflution Volume Increments, v
C
16.5
Cl
19.5
H
1.98
17
5.48
Aromatic Ring
- 20.2
5.69
Heterocycline Ring
- 20.2
H2
D2
6.7
Kr
22.8
CClF2
114.8
He
2.88
CO
18.9
SF6
69.7
N2
17.9
CO2
26.9
Cl2
37.7
Evaluasi
O2
16.6
N2O
35.9
Br2
67.2
kembali
NH3
14.9
SO4
41.1
koefisien
Air
20.1
D AB
1/ 2
1
1
10 T
M A M B
P v A1 / 3 v B 1 / 3
3
D AB
1.75
10 3 2.93
1.75
1
1
44 29
1/ 2
1 26.69 1 / 3 20.1 1 / 3
Nilai perbandingan ini sangat baik untuk nilai yang telah dievaluasi dengan
persamaan Hirsefelder, 0.155 cm2/s dan penentuan sangatlah mudah diselesaikan.
Brokaw telah menyarankan suatu metode untuk menafsir koefisien difusi
untuk gas campuran biner yang berisi senyawa polar. Persamaan Hirschfelder
(24 33) masih digunakan, bagaimanapun integral collision dievaluasikan
dengan :
2
0.196 AB
..(24 43)
D D0
T*
Dimana :
AB A B
1/ 2
1.94 10 3 p 2
VbTb
......(24- 44)
AB A B
K K K
1/ 2
AC E G
D0
TekspDT ekspFT*** ekspHT*
...(24 46)
Dengan :
A = 1.06036
E = 1.03587
B = 0.15610
F = 1.52996
C = 0.19300
G = 1.76474
D = 0.47635
H = 3.89411
1/ 3
1
..(24 49)
y 2 ' / Di 2 y 3 ' / Di 3 ..... y n ' / Di n
Dimana D1-mixture adalah difusivitas massa untuk komponen 1 dalam gas campuran,
D1-mixture merupakan difusivitas massa untuk pasangan biner, komponen 1
menyebar melalui komponen n dan y adalah fraksi mol dari komponen n dalam
perhitungan gas campuran pada basis bebas komponen 1, yaitu :
y'
y2
y 2 y 3 ... y n
Contoh:
Tentukan difusi dari karbon dioksida melalui campuran gas dimana fraksi
mol tiap komponen adalah :
yO2 = 0.20
yN2 = 0.70
yCO = 0.10
Suhu gas campuran adalah 289 K dan tekanan total 2 atm. Dari appendix tabel,
diperoleh :
DCO-02 = 0.185 x 10-4 m2/s pada 273 K, 1 atm
DCO-02 = 0.192 x 10-1 m2/s pada 288 K, 1 atm
Dari 2 koefisien difusi biner, kemungkinan dikoreksi untuk temperature dan
perbedaan tekanan dengan menggunakan persamaan (24 41) :
D ABcorr1 T1
=
D ABcorr 2 T2
3/ 2
P2
P1
.(24 41)
298
DCO-O2 =
273
3/ 2
1
2
0.185 10
m 2 / s 0.105 10 4 m 2 / s
Dan :
298
DCO-N2 = 288
3/ 2
1
4
2
4
2
0.192 10 m / s 0.101 10 m / s
2
y O2
'
y N2
0.20
0.22
1 0.10
0.70
0.78
1 0.10
1
0.22
0.78
....(24
4
4
0.105 10
0.101 10
42)
=0.102 x 10-4m2/s
(0.395ft2/hr)