Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 24

MANAJEMEN KLINIK HEWAN KECIL


MODUL I
Unit Pembelajaran 1

Oleh:
MUH DISNA FAIZAL
2011/311747/KH/6972/SU
Kelompok 12

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
7

Unit Pembelajaran 1
Pertama Kali Memelihara Kucing?

Learning Objective
Mengetahui manajemen pemeliharaan anjing dan kucing! (termasuk vaksinasi
dan grooming).

Pembahasan
LO 1: Mengetahui manajemen pemeliharaan anjing dan kucing! (termasuk
vaksinasi dan grooming).
A. Manajemen Kandang
Pada dasarnya kucing memerlukan tempat yang nyaman untuk melakukan
segala aktivitas kesehariannya misalnya: bermain, tidur, makan dan lain-lain.
Untuk hewan yang sengaja dibuatkan kandang maka syarat-syarat yang harus
dipenuhi adalah: piring pakan, tempat pembuangan kotoran, tempat untuk
mencakar dengan menyediakan sebatang pohon di sekitar kandang dan tempat
yang nyaman untuk tidur seperti sebuah keranjang atau kardus bekas. Mainan
juga diperlukan untuk bermain ketika sendiri (Ratnawati, 2001).

Kandang anjing di atas merupakan sebuah tempat yang besar yang


membiarkan hewan kesayangan untuk berlatih dengan menghiraukan cuaca yang
terjadi di luar. Dua kali sehari, pagi dan sore hari, hewan kesayangan akan
dikeluarkan dari kandang selama kurang lebih setengah jam atau lebih untuk
berlatih. Selama itu pula kandang yang mereka tinggalkan akan dibersihkan
untuk kenyamanan mereka selama tinggal di dalam kandang tersebut (Sunaryo,
2013).

B. Manajemen Pakan
Dalam pemeliharaan kucing faktor pakan menjadi hal yang penting untuk
menjaga kesehatannya. Kesalahan dalam pemberian pakan dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan dan mudah terserang penyakit. Gizi yang lengkap sangat
diperlukan dalam penyusunan pakan. Kekurangan atau kelebihan salah satu atau
beberapa zat gizi di dalam pakan dapat menyebabkan kegemukan atau kekurusan.
Secara fisik kegemukan yang tidak sehat pada kucing dapat dilihat dari perutnya
yang melorot saat diraba, serta bagian tubuhnya terasa kenyal dan berlemak.
Pakan kucing terdiri dari pakan kering dan pakan kaleng. Hubungan antara
jumlah pakan kering atau pakan kaleng yang harus diberikan terhadap usia dan
berat badan kucing dapat dilihat pada tabel berikut:

Komposisi ransum pada anjing menurut Anonim (2011), dapat diberikan


antara lain:
1. Ransum kering: KA 10-12%, berisi cereal
2. Ransum dalam kalengan: KA 74 78%, berisi daging sampai 75 %
3. Ransum basah (semimoist): KA 25 30%, limbah daging, limbah susu,
mineral mix

C. Manajemen Kesehatan
Anjing yang sehat adalah dambaan setiap orang yang memilih anjing sebagai
binatang kesayangannya. Untuk menjaganya, diperlukan usaha-usaha pencegahan
yang dilakukan secara teratur agar anjing tidak terserang virus penyakit.
Pencegahan dapat dilakukan mulai dari mencuci tempat makan dan minum
dengan bersih, membersihkan kandang, membuang kotoran, memandikan,
sampai memberikan vaksin secara teratur. Jika pencegahan tersebut dilakukan
maka anjing juga akan sehat dan tidak mudah terserang penyakit (Sunaryo,
2013).
Medichal Check Up (klinik) yang baik memiliki pelayanan dan fasilitas yang
baik serta lengkap ditangani oleh dokter yang ahli. Beberapa kebersihan yang
harus dijaga menurut Kurniawan (2003), antara lain:
1. Kebersihan mulut; bau mulut biasanya muncul karena makanan yang berbau
amis dan gigi yang jarang disikat. Untuk menyikat gigi anjing digunakan sikat
gigi dan pasta gigi yang aman jika tertelan. Sehingga mereka mendapatkan
nafas yang segar juga gigi yang sehat dan kuat
2. Kebersihan telinga; struktur telinga anjing berliku-liku, dilapisi dengan lapisan
minyak dan juga ditutupi oleh bulu. Sehingga kebersihannya peru dijaga agar
kotoran dan debu tidak menumpuk dan menjadi bakteri dan kutu telinga.
Lapisan minyak tersebut dapat dibersihkan dengan menggunakan kapas yang
telah ditetesi cairan baby oil atau pembersih khusus.
3. Kebersihan mata; kesehatan mata diamati dengan melihat biji matanya.
Menurut Muller (1994) kucing yang mendapat perawatan dengan baik dapat
hidup sehat sampai berumur 20 tahun atau lebih. Gejala klinis kucing sehat
mempunyai suhu tubuh 100-102,5oF (37,8-39,2oC), frekuensi nadi 80-175
detik/menit (dewasa) dan 150-200 detik/menit (anak), frekuensi nafas 20-30 per
menit (dewasa) dan 30-40 per menit (anak), turgor kulit baik dan lymphoglandula
tidak bengkak. Sedangkan temperatur normal anjing menurut Surono (2008),
yaitu 37,8-39,5oC dengan frekuensi pulsus normal 76-148 kali/menit dan
frekuensi nafas normal 24-42 kali/menit.
Untuk mengetahui perbandingan gejala klinis kucing yang sehat dengan yang
sakit dapat dilihat pada tabel berikut:

Vaksinasi
Vaksin adalah mikroorganisme yang dapat berupa virus maupun bakteri yang
telah dilemahkan atau dimatikan dan dimasukkan secara sengaja ke dalam tubuh
hewan untuk menggertak system ketahanan tubuh (Sajuthi, 2013).
Menurut Sajuthi (2013), vaksinasi anjing dilakukan pada umur muda, dimana
penyakit yang umum menyerang anjing muda adalah parvo dan distemper. Oleh
karena itu, pemberian vaksinasi pertama kali lebih diutamakan terhadap kedua
penyakit tersebut. Pemberian vaksin tidak disarankan dilakukan pada anjing
dengan umur terlalu muda (< 6 minggu), karena pada umur tersebut tubuh masih
memiliki kekebalan bawaan dari induk (maternal antibody). Sehingga apabila
divaksin akan menyebabkan kegagalan vaksin, karena vaksin yang disuntikkan
akan dinetralisir oleh kekebalan induk. Program vaksinasi pada anjing yaitu:

Seperti
halnya
vaksinasi
pada

anjing,

dilakukan juga vaksinasi pada kucing terhadap penyakit yang paling umum
menyerang kucing yaitu panleukopenia dan cat flu. Dimana cat flu dapat
disebabkan oleh 3 jenis mikroorganisme (Herpes virus, Calici virus dan
Chlamydia). Terdapat program vaksinasi pada kucing menurut Sajuthi (2013),
yaitu:

Grooming
Grooming adalah kegiatan merawat kebersihan dan kerapian bagian tubuh
tertentu anjing atau kucing, yaitu meliputi menyisir rambut, memotong kuku,
membersihkan mata dan telinga (grooming kering), dan memandikan (grooming
basah). Prosedur pelayanan grooming menurut Anonim (2012), antara lain:
1. Tenaga teknis menerima klien, mencatat data klien dan pasien pada buku
tamu dan lembaran ambulatoir.
2. Tenaga teknis mempersilahkan klien menunggu di ruang tunggu apabila
dokter jaga sedang tidak berada di tempat atau ruang periksa sedang
digunakan.
3. Tenaga teknis menimbang badan pasien dan mencatatnya di ambulatoir.
4. Tenaga teknis membawa masuk pasien ke dalam ruang periksa.
5. Dokter jaga melakukan anamnesa, melakukan pemeriksaan umum dan
mencatat hasilnya pada ambulatoir di dalam ruang periksa.
6. Tenaga teknis melakukan persiapan grooming meliputi memanaskan air,
menyiapkan blower dan hair dryer.
7. Dokter jaga dibantu tenaga teknis melakukan tindakan menyisir rambut,
memotong kuku, membersihkan mata dan telinga hewan yang akan di
grooming (Grooming kering).
8. Tenaga teknis memandikan hewan dengan memakai shampo treatment
(grooming basah).
7

9. Tenaga teknis melakukan pengeringan bulu hewan dengan menggunakan


blower dan hair dryer.
10. Klien dan pasien dipersilahkan untuk pulang setelah menyelesaikan biaya
administrasi di kasir.
D. Manajemen Reproduksi
Setelah proses kelahiran selesai, dimulailah tahap perawatan rutin. Pada saat
anak kucing berusia dua hingga lima hari, kebanyakan induk akan menjaga anakanaknya dan tidak memerlukan campur tangan pihak manapun. Untuk sosialisasi
anak kucing, induk kucing mulai menggendongnya dengan hati-hati sekali. Setiap
hari pada saat mata mereka terbuka atau pada saat usia mereka 5-10 hari
(Ratnawati, 2001).
Induk biasanya menyapih anak-anaknya pada usia tujuh minggu. Pada usia
delapan minggu, anak-anak kucing sebaiknya di bawa pergi ke Dokter Hewan
untuk pemeriksaan menyeluruh dan pemberian rangkaian vaksinasi. Keluarga
kucing dipertahankan sampai usia 12 minggu. Sebelum anak-anak kucing
dimasukkan ke dalam rumah barunya, para pemilik kucing sebaiknya mempunyai
kemampuan dalam memelihara dan menyayangi (Robert et al., 1999).
Perkembangan fisik dari kucing yang secara lengkap terjadi pada usia delapan
hingga sepuluh bulan. Mereka telah menjadi kucing remaja yang agresif dan
memasuki tahap dewasa pada usia 18 bulan. Perkembangan dari anak kucing
yang tidak berdaya hingga menjadi pemburu yang mahir memerlukan periode
yang relatif singkat, setelah itu kucing segera mengalami kematangan seksual,
kematangan seksual pada kucing jantan diawali dengan perkembangan testes
yang mulai terlihat pada usia empat minggu. Pada umumnya kucing jantan
mencapai kematangan seksual secara penuh pada usia sembilan dan 12 bulan.
Sedangkan betina mencapai kematangan seksual pada usia 10 bulan (Robert et
al., 1999).Terdapat tabel karakteristik reproduksi dari hewan kecil (anjing &
kucing) menurut Junaidi (2007), sebagai berikut:
Karakteristik
Pubertas
Siklus estrus
Proestrus
Estrus
Diestrus
Anestrus
Lama bunting

Waktu
6 15 bulan
150 300 hari
7 10 hari
5 10 hari
110 140 hari
Bervariasi
63 hari

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Formulasi Ransum Hewan. MK. Teknik Formulasi Ransum dan
Sistem Informasi Pakan.
Anonim. 2012. Manual Prosedur Pelayanan Grooming. Klinik Hewan Pendidikan
Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya, Malang.
Junaidi, A. 2007. Handbook Obstetri Veteriner. Edisi kedua. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Kurniawan, S. 2003. The Dog Book. Nexx Media Inc, Jakarta.
Muller, U. 1994. Mengatasi Masalah Pemeliharaan Kucing. Penerbit PT. Penebar
Swadaya, Jakarata.
Ratnawati. 2001. Pengaruh Berat Badan Kucing Lokal Saat Lahir Terhadap
Pertumbuhan Gigi dan Pertambahan Berat Badan. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Hewan, Institut Pertanian Bogor.
Robert et al., 1999. Http/WWW/Discovery.com/Animal Science/Guide to Your
Cat/articles.htm.
Sajuthi, C.K. 2013. Vaksinasi. http://pdhbvet.com/vaksinasi/. Diakses pada tanggal 20
Mei 2015.
Sunaryo, E.Y. 2013. Pusat Pemeliharaan, Perawatan, Dan Pelatihan Anjing
Peliharaan Di Depok Sleman. S1 thesis. UAJY, Yogyakarta.
Surono. 2008. Petunjuk Praktikum Diagnosa Klinik Veteriner. Bagian Ilmu Penyakit
Dalam FKH-UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai