Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I
PENDAHULUAN

A; Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi setiap rumah


sakit dituntut dalam kegiatannya memberikan pelayanan kepada masyarakat
untuk memperoleh kepercayaan serta mengutamakan mutu pelayanan dan
kulaitas pelayanan medis. Salah satu bagian yang mendukung mutu tersebut
adalah rekam medis. Berdasarkan Permenkes No.269/ MENKES/ PER/ III/
2008, rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien.
Sektio caeesarea sering dikerjakan terutama di negara-negara maju,
dengan alasanyang bervariasi. Alasan berbeda di antara institusi pendidikan
dan populasi umum,namun secara nasional angka sektio caesarea makin
meningkat. Beberapa faktor peningkatan itu adalah terlambat mendapat
keturunan, jumlah anak yang diinginkanmakin kecil, dan meningkatnya usia
ibu saat hamil. Permintaan ibu juga berkontribusi untuk peningkatan angka
sektio caesarea.
Mengacu pada WHO, Indonesia mempunyai kriteria angka sektio
esarea standar antara 15 20% untuk RS rujukan. Sejak tahun 1986
di Amerika satu dariempat persalinan diakhiri dengan seksio sesaria. Di
Inggris angka kejadian sektio caesarea di Rumah Sakit Pendidikan relatif

stabil yaitu antara 11-12 %, di Italia padatahun 1980 sebesar 3,2% - 14,5%, pada
tahun 1987 meningkat menjadi 17,5%. Daritahun 1965 sampai 1988, angka
persalinan caesarea di Amerika Serikat meningkat progresif dari hanya 4,5%
menjadi 25%. Sebagian besar peningkatan ini terjadi sekitar tahun 1970-an dan
tahun 1980-an di seluruh negara barat. Pada tahun 2002 mencapai 26,1%, angka
1

tertinggi yang pernah tercatat di Amerika Serikat.


Di Indonesia angka persalinan dengan seksio sesaria di 12 Rumah Sakit
Pendidikan berkisar antara 2,1%-11,8%. Dengan peningkatan angka
persalinan dengan sektio caesarea yang cukup tajam.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang TREND ANGKA SECTIO CAESAREA DI
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2010 s/d 2012.

B; Rumusan masalah

Bagaimana persentase dan trend angka sectio caesarea di Instalasi


Rawat Inap (IRNA) RSUDDr.Saiful Anwar Malang.

C; Batasan masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada penghitungan


angka sectio caesarea di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUDDr.Saiful Anwar
Malangtahun 2010 s/d 2012.

D; Tujuan penelitian
1; Tujuan Umum

Untuk mengetahui persentase angka sectio caesarea di Instalasi


Rawat Inap (IRNA) RSUDDr.Saiful Anwar Malangtahun 2010 s/d 2012.
2; Tujuan Khusus
a; Menghitung angka sectio caesarea di Instalasi Rawat Inap (IRNA)

RSUDDr.Saiful Anwar Malangtahun 2010 s/d 2012.


b; Menggambarkan trend angka sectio caesarea di Instalasi Rawat Inap

(IRNA) RSUDDr.Saiful Anwar Malangtahun 2010 2012.


c; Mengetahui penyebab angka sectio caesarea mengalami peningkatan

atau penurunan di Instalasi Rawat Inap (IRNA) RSUDDr.Saiful Anwar


Malangtahun 2010 s/d 2012.

E;

Manfaat Penelitian
1; Bagi Penulis
a; Menambah wawasan pengetahuan dalam penelitian di bidang rekam

medis khususnya tentang evaluasi pelayanan ditinjau dari standar angka


operasi sectio caesarea di Instalasi Rawat Inap (IRNA).
b; Sebagai sarana untuk menerapkan teori yang selama ini diterima di

bangku kuliah terutama di bidang rekam medis dengan kenyataan


dilapangan.

2; Bagi Akademi
a; Sebagai bahan referensi di perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti

Wiyata Kediri.
b; Sebagai bahan masukan dan evaluasi guna penelitian selanjutnya di

bidang rekam medis untuk meningkatkan mutu pendidikan.


3; Bagi rumah sakit

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan terhadap evaluasi


pelayanan di rumah sakit guna meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

F;

Penelitian Terkait
Pada penelitian ini murni dari pemikiran penulis karena penelitian ini
belum pernahdilakukan oleh peneliti lain, yang meneliti tentang penelitian
yang berjudul trend angka sektio caesarea.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A; Landasan Teori
1; Rekam Medis
a; Pengertian Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan


dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
(Hatta, 2008 : 416).
Rekam medis adalah keterngan baik yang tertulis maupun
yang terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik,
laboratorium, diagnosa serta pelayanan dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik dirawat inap, rawat
jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat (Depkes,
2006 : 11).
b; Tujuan Rekam Medis

Dengan majunya teknologi, kegunaan Rekam Kesehatan terdiri


dari 2 kelompok besar, yaitu :

1; Tujuan Primer Rekam Medis


a; Bagi Pasien
i;

Mencatat jenis pelayanan yang telah diterima

ii;

Bukti pelayanan

iii;

Memungkinkan tenagakesehatan dalam menilai dan


menangani kondisi risiko

iv;

Mengetahui biaya pelayanan

b; Bagi Pihak Pemberi Pelayanan Kesehatan


i;

Membantu kelanjutan pelayanan

ii;

Menggambarkan keadaan penyakit dan penyebab


(sebagai pendukung diagnostik kerja)

iii;

Menunjang

pengambilan

keputusan

tentang

diagnosis dan pengobatan


iv;

Menilai dan mengelola risiko perorangan pasien

v;

Memfasilitasi pelayanan sesuai dengan pedoman


praktek klinis

vi;

Mendokumentasi faktor risiko pasien

vii;

Menilai dan mencatat keinginan serta kepuasan


pasien

viii;

Menghasilkan rencana pelayanan

ix;

Menetapkan

suara

pencegahan

atau

promosi

kesehatan
x;

Saran pengingat para klinis

xi;

Menunjang pelayanan pasien

xii;

Mendokumentasikan

pelayanan

yang

telah

diberikan
c; Bagi Manajemen Pelayanan Kesehatan
i;

Mendokumentasikan

adanya

kasus

penyakit

gabungan dan praktiknya


ii;

Menganalisis kegawatan penyakit

iii;

Memutuskan pedoman praktik penanganan risiko

iv;

Memberikan corak dalam penggunaan pelayanan

v;

Dasar

penelaahan

dalam

penggunaan

pelayanan (utilisasi)
vi;

Melaksakan kegiatan menjaga mutu

d; Bagi Penunjang Pelayanan Kesehatan

sarana

i;

Alokasi sumber

ii;

Menganalisis kecenderungan dan mengembangkan


dugaan

iii;

Menilai beban kerja

iv;

Mengkomunikasikan informasi berbagai unit

e; Bagi Pembayaran dan Penggantian Biaya


i;

Mendokumentasikan

unit

pelayanan

yang

memungut biaya pemeriksaan


ii;

Menetapkan biaya yang harus dibayar

iii;

Mengajukan klaim asuransi

iv;

Mempertimbangkan

dan

memutuskan

klaim

asuransi
v;

Dasar dalam menetapkan ketidakmampuan dalam


pembayaran (misalnya kempensasi pekerjaan)

vi;

Menangani pengeluaran

vii;

Melaporkan pengeluaran

viii;

Menyelenggarakan

analisis

penetapan pra asuransi)


2; Tujuan Sekunder Rekam Medis
a; Edukasi

actuarial

(tafsiran

i;

Mendokumentasikan

pengalaman

professional

dibidang kesehatan
ii;

Menyiapkan sesi pertemuan dan persentasi

iii;

Bahan pengajaran

b; Pengaturan (Regulasi)
i;

Bukti pengajuan perkara di pengadilan (litigasi)

ii;

Membantu pemasaran pengawasan (surveillance)

iii;

Menilai kepatuhan standar pelayanan

iv;

Sebagai dasar pemberian akreditasi bagi profesional


dan rumah sakit

v;

Membandingkan organisasi pelayanan kesehatan

c; Riset
i;

Mengembangkan produk baru

ii;

Melaksanakan riset klinis

iii;

Menilai teknologi

iv;

Studi keluaran pasien

v;

Studi efektifitas serta analisis manfaat dan biaya


pelayanan pasien

vi;

Mengidentifikasi populasi yang berisiko

vii;

Mengembangkan

registrasi

pangkalan data (data base)

dan

basis

atau

10

viii;

Menilai manfaat dan biaya system rekam medis

d; Pengambilan kebijakan
i;

Mengalokasikan sumber-sumber

ii;

Merencanakan rencana strategis

iii;

Memonitor kesehatan masyarakat

e; Industry
i;

Melaksanakan riset dan pengembangan

ii;

Merencanakan strategi pemasaran (Hatta, 2008 : 78-81).

c; Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari berbagai aspek.


1; Aspek Administrasi

Didalam

berkas

rekam

medis

mempunyai

nilai

administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan


wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan
paramedik dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi khusunya dalam bidang teknologi informasi yang
sudah memasuki bidang kesehatan, maka penggunaannya
didalam rekam medis saat ini sangat diperlukan karena kita
melihat proses pengobatan dan tindakan yang diberikan atas
diri seorang pasien dapat diakses secara langsung oleh bagian
yang berwenang atas pemeriksaan tersebut.

11

Kemudian

pengolahan

data-data

medis

secara

komputerisasi juga akan memudahkan semua pihak yang


berwenang dalam hal ini petugas administrasi disuatu instansi
pelayanan kesehatan dapat segera mengetahui rincian biaya
yang aharus dikeluarkan oleh pasien selama pasien yang
manjalani pengobatan di rumah sakit.
2; Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena


catatan

tersebut

dipergunakan

sebagai

dasar

untuk

merencanakan pengobatan/perawatan yang diberikan kepada


seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta
meningkatkan mutu pelayanan malaui kegiatan audit medis,
manajemen risiko klinis serta keamanan/keselamatan pasien
dan kendali biaya.
3; Aspek Hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena


isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum
atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum
serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk menegakkan
keadilan, rekam medis adalahmilik dokter dan rumah sakit
sedangkan

isinya

yang

terdiri

dari

identitas

pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindkan dan pelayanan lain yang


telah diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang
dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan dan

12

perundang-undangan yang berlaku (UU Praktik Kedokteran RI


No. 29 Tahun 2004 Pasal 46 ayat (1), penjelasan).
4; Aspek Keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena


isinya

mengandung

data

atau

informasi

yang

dapat

dipergunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis


dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal
pengobatan, terapi serta tindakan-tindakan apa saja yang
diberikan kepada seorang pasien selama menjalani perawatan
di rumah sakit, oleh karena itu penggunaan system teknologi
computer didalam proses penyelenggaraan rekam medis sangat
diharapkan sekali untuk diterapkan pada setiap instansi
pelayanan kesehatan.
5; Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian


karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat
dipergunakan

sebagai

aspek

pendukung

penelitian

dan

pengembangan ilmu pengetahuan bidang kesehatan.


6; Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan,


karena isinya menyangkut data dan informasi tentang
perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang
diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan

13

sebagai bahan atau referensi pengajaran profesi pendidikan


kesehatan.
7; Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi,


karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan rumah sakit. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan
penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam
medis yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian data
medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah dan
efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah diterapkan
(Depkes, 2006 : 13-15).
2; Rumah Sakit
a; Pengertian Rumah Sakit

Berdasarkan undang-undang no.44 tahun 2009 tentang


rumah sakit, pengertian rumah sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan

yang

menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat


inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
3; Instalasi Rawat Inap (IRNA)
a; Definisi Instalasi Rawat Inap

14

Instalasi rawat inap merupakan unit pelayanan non


struktural yang menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan
kegiatan pelayanan rawat inap. Pelayanan rawat inap adalah suatu
kelompok pelayanan kesehatan yang terdapat di rumah sakit yng
merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan. Kategori
pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan
intensif atau observasi ketat karena penyakitnya.
4; Quality Assurance
a; Pengertian Quality Assurance

Menjaga mutu (Quality Assurance-QA) sering diartikan


sebagai menjamin mutu atau memastikan mutu.
Quality Assurance adalah suatu proses pengukuran mutu,
menganalisa kekurangan yang ditemukan dan membuat kegiatan
untuk meningkatkan penampilan yang diikuti dengan pengukuran
mutu kembali untuk menentukan apakah peningkatan telah dicapai
(Wijono, 1999 : 238).
b; Pengertian Mutu

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa
pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk
memberikan kebutuhan kepuasan (Wijono, 1999 : 4).
c; Delapan Dimensi Mutu Pelayanan
1;

Kompetensi Teknis

15

Kompetensi

teknis

terkait

dengan

keterampilan,

kemampuan dan penampilan tugas, manager, dan staf


pendukung.

Kompetensi

teknik

berhubungan

dengan

bagaimana cara bertugas mengikuti standar pelayanan yang


telah ditetapkan dalam hal : dapat dipertanggungjawabkan atau
diandalkan (dependability), ketepatan (accuracy), ketahanan
uji (reliability), dan consistency.

2;

Akses terhadap pelayanan


Akses berarti pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh
keadaan geografis, sosial, ekonomi, budaya, organisasi atau
hambatan bebas. Akses geografis dapat diukur dengan jelas
transportasi, jarak, waktu perjalanan dan hambatan fisik
lainnya yang dapat menghalangi sesorang untuk memperoleh
pelayanan kesehatan. Akses ekonomi berkaitan dengan
kemampuan

memberikan

pelayanan

kesehatan

yang

pembiayaannya terjangkau pasien (affordability). Akses sosial


dan budaya berkaitan dengan diterimanya pelayanan yang
dikaitkan dengan nilai budaya, kepercayaan perilaku. Akses
organisasi berkaitan dengan sejauh mana pelayanan diatur
untuk kenyamanan pasien. Akses bahasa berarti bahwa
pelayanan diberikan dalam bahasa atau dialek setempat yang
dipahami pasien.
3;

Efektifitas

16

Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektifitas


yang menyangkut norma pelayanan kesehatan dan petunjuk
klinis sesuai standar yang ada. Menilai efektifitas akan
menjawab pertanyaan, apakah prosedur atau pengobatan bila
diterapkan dengan benar, akan menghasilkan hasil yang
diinginkan? dan apakah pengobatan yang dianjurkan
merupakan teknologi yang paling tepat untuk situasi di tempat
itu?.
4;

Hubungan antar manusia


Dimensi hubungan antar manusia berkaitan dengan
interaksi antara petugas kesehatan dan pasien, manajer dan
petugas, antara tim kesehatan dengan masyarakat. Hubungan
antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dengan
cara : menghargai, menjaga rahasia, menghormati, responsif,
dan memberi perhatian.

5;

Efisiensi
Efisiensi pelayanan kesehatan merupakan dimensi yang
penting dari mutu karena efisiensi akan mempengaruhi hasil
pelayanan kesehatan, apalagi sumber pelayanan umumnya
terbatas. Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian
yang optimal daripada memaksimalkan pelayanan kepada
pasien dan masyarakat. Petugas akan memberikan pelayanan
yang terbaik karena norma yang tidak efektif atau pelayanan
yang salah harus dikurangi atau dihilangkan. Dengan cara ini,
kualitas dapat ditingkatkan sambil menekan biaya. Pelayanan

17

yang kurang baik, disamping menyebabkan risiko yang tidak


perlu terjadi dan kurang nyamannya pasien, sering kali mahal
dan memakan waktu lama untuk memperbaiki. Peningkatan
kualitas memerlukan tambahan sumber daya. Tetapi dengan
menganalisis efisiensi, manajer program kesehatan dapat
memilih intervensi yang paling cost-effective.
6;

Kelangsungan pelayanan
Kelangsungan pelayanan berarti klien akan menerima
pelayanan yang lengkap yang dibuttuhkan (termasuk rujukan)
tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi prosedur diagnosa
dan terapi yang tidak perlu. Klien harus mempunyai akses
terhadap pelayanan rutin dan prevektif yang diberikan oleh
petugas kesehatan yang mengetahui riwayat penyakitnya.
Klien harus mempunyai akses rujukan untuk pelayanan yang
spesialistis dan menyelesaikan pelayanan lanjutan yang
diperlukan.

7;

Keamanan
Sebagai salah satu dari mutu, keamanan (safety) berarti
mengurangi risiko cidera, infeksi, efek samping, atau bahaya
lain yang berkaitan dengan pelayanan. Keamanan pelayanan
melibatkan petugas dan pasien.

8;

Kenyamanan / kenikmatan
Keramahan / kenikmatan (amenities) berkaitan dengan
pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan

18

efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien


dan kebersediaan untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk
memperoleh pelayanan berikutnya (Wijono, 1999 : 35)
5; Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

Standar pelayanan minimal adalah ketentuan tentang jenis dan


mutu pelayanan dasar yang meupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Standar pelayanan minimal rumah sakit dalam pedoman ini
meliputi jenis-jenis pelayanan, indikator dan standar pencapaian
kinerja pelayanan rumah sakit. Salah satu dari jenis-jenis pelayanan
rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit adalah
pelayanan persalinan dan perinatology. Jenis-jenis pelayanan,indikator
dan standar pada persalinan perinatology(kecuali rumah sakit khusus
di luar rumah sakit ibu dan anak), dan KB(Depkes : 1-8)
Tabel II .1 Standar Pelayanan Minimal pada Persalinan dan
Perinatology
No.
5.

Jenis Pelayanan
Indikator
Persalinan,
1; Kejadian
Perinatologi
(kecuali
sakit

|
rumah

khusus

di

luar rumah sakit


ibu dan anak), dan

kematian

Standar
1; A. Perdarahan 1%

ibu

B; Pre-eklamsia 30%

karena
persalinan

C; Sepsis 0,2%

19

KB

2; Pemberi

pelayanan

2; A. Dokter Sp.OG

persalinan
normal

B. Dokter umum terlatih


(Asuhan

Persalinan

Normal)

3; Pemberi

C. Bidan

pelayanan
persalinan

3; Tim PONEK yang terlatih

dengan
penyulit
4; Pemberi

pelayanan
persalinan
dengan tidakan
operasi
5; Kemampuan

menangani
BBLR 1500 gr
2500 gr
6; Pertolongan

persalinan

4; A. Dokter Sp.OG

B. Dokter Sp.A
C. Dokter Sp.An

20

melalui section 5; 100%


caesarea
7; Keluarga

Berencana
8; Kepuasan

pelanggan

6; 20%

7; 100%

8; 80%

Sumber : Depkes 2007 : 12

Tabel 2.2 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Pertolongan


Persalinan melalui sectio caesarea
Judul

Pertolongan pesalinan melalui sectio caesarea

Dimensi mutu

Efektifitas, keselamatan dan efisiensi

21

Tujuan

Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah


sakit yang sesuai dengan indikasi dan efisien

Definisi operasional

sectio caesarea adalah tindakan persalinan melalui


pembedahan

adominal

baik

elektif

maupun

emergensi
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode analisis

3 bulan

Numerator

Jumlah persalinan dengan sectio caesarea dalam 1


bulan

Denominator

Jumlah seluruh persalinan dalam 1 bulan

Sumber data

Rekam mesdis

Standar

20 %

Penanggung jawab

Komite mutu

Sumber : Depkes, 2007 : 64)


a; Formula : Angka Seksio Sesarea

Sumber : Depkes 2001: 20)

6; Analisa Trend

Analisis

adalah

rangkaian

perbuatan

pikiran

yang

mencegah sesuatu hal secara mendalam, terutama mempelajari


bagian-bagian dari mutu kebutuhan untuk mengetahui ciri,
hubungan dan peranan dalam kebutuhan yang dibuat (RI, Depkes,

22

2006 : 76). Analisa trend merupakan suatu metode analisis yang


ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada
masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik
maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup
banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup
panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui
sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut.

Secara

teoristis, dalam analisis time series yang paling menentukan adalah


kualitas atau keakuratan informasi atau data-data yang diperoleh
serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan.

7; Sectio Caesarea
a; Pengertian Sectio Caesarea

Tindakan memotong / incisi melalui dinding abdomen dan


uterus untuk melahirkan janin (Dorland, 1994 : 655).
Tindakan bedah obstetric yang dilakukan pada ibu yang
melahirkan, baik elektif maupun akut, tanpa melihat keadaan anak
yang akan dilahirkan (Depkes, 2001 : 20).
Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui
suatu incisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Prawirohardjo, 2007 : 133).

23

b; Indikasi
1; Indikasi Mutlak
a; Indikasi Ibu
i;

Panggul sempit absolut

ii;

Kegagalan melahirkan secara normal karena kurang


adekuatnya stimulasi

iii;

Tumor-tumor

jalan

lahir

yang

menyebabkan

obstruksi
iv;

Stenosis serviks atau vagina

v;

Plasenta previlia

vi;

Disproporsi sefalopelvik

b; Indikasi Janin
i;

Kelainan letak

ii;

Gawat janin

iii;

Prolapsus plasenta

iv;

Perkembangan bayi yang terlambat

v;

Mencegah

hipoksia

janin,

preeklamsia

1; Indikasi Relatif
a; Riwayat sectio caesarea sebelumnya

misalnya

karena

24

b; Presentasi bokong
c; Fetal distress
d; Preeksklamsia berat, penyakit kardio vaskuler dan diabetes
e; Ibu dengan HIV positif sebelum inpartu
f;

Gemeli, menurut Eastman, sectio caesarea dianjurkan :


i;

Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu

ii;

Bila tejadi interlock

iii;

Distosia oleh karena tumor

iv;

IUFD (Intra Uterine Fetal Death)

2; Indikasi Sosial
a; Wanita yang takut melahirkan berdasarkan pengalaman

sebelumnya
b; Wanita yang sectio caesareaelektif karena takut bayinya

mengalami cedera atau asfiksia selama persalinan atau


mengurangi risiko kerusakan dasar panggul
c; Wanita yang takut terjadinya perubahan pada tubuhnya atau

sexuality image setelah melahirkan


Permintaan

ibu

untuk

melakukan

sectio

caesarea

sebenarnya bukanlah indikasi untuk dilakukan sectio caesarea.


Alasan yang spesifik dan rasional harus dieksplorasi dan
didiskusikan. Ketika seorang ibu meminta untuk dilakukan
sectio caesarea dengan alasan yang tidak begitu jelas, maka

25

risiko dan keuntungan dari masing-masing persalinan normal


dan sectio caesarea harus didiskusikan. Ketika seorang ibu
meminta sectio caesarea dikarenakan takut akan proses
persalinan, maka ia harus dinasehati dengan diberi pengertian
untuk mengalihkan dan mengurangi rasa takutnya sehingga
mempermudah proses kelahiran. Seorang klinisi dibenarkan
untuk menolak permintaan sectio caesarea apabila tidak ada
indikasi yang jelas untuk dilakukannya operasi. Namun,
keputusan pasien harus tetap dihargai dan perlu ditawari pilihan
Proses
Input
cara
melahirkan
yang
lainnya.
Menghitung
jumlah
total
persalinan
Buku Pedoman Penyelenggaraan
Rekam
Medis
(BPPRM)
Menghitung jumlah pasien dengan tindakan section caesarea tahun 2010 s/d 2012
Standar operating procedure (SOP)
Menghitung angka sectio caesarea
Index operasi
3; Kontra
Indikasi
Dokumen Rekam Medis : a. Lembar
keluar
masuk
b. Lembar laporan operasi
a; Janin mati
b; Shock
c; Anemia berat
d; Kelainan konggenital
e; Infeksi piogenik pada dinding abdomen
f;

Minimnya fasilitas operasi sectio caesarea (rasjidi, 2009 : 8889).

Output
Mengetahui trend angka sectio caesareadi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

D; Kerangka Konsep

26

Gambar 2.1 : Kerangka Konsep

BAB III
METODE PENELITIAN

27

A; Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif,


yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmojo,
2002 : 138).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
retrospektif (retrospektif study), yaitu penelitian yang berusaha melihat
kebelakang (backward looking) yang artinya mengumpulkan data dimulai
dari efek penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat
tersebut (Notoatmojo, 2002 : 27).

B; Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


1; Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti


(Notoatmodjo, 2002 : 79).
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah angka sectio caesarea di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Saiful Anwar Malangtahun 2010 2012
sebanyak...
2; Sampel Penelitian

28

28

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang


diteliti dan dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, 2002 : 79).
Penentuan ukuran sampel menggunakan rumus sebagai berikut:

N
2
n = 1 N(d )

Keterangan:
n

= besar sampel

N = besar populasi
d

= tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan = 0,1

(Notoatmodjo, 2002 : 92).


3; Teknik Sampling

Dalam penentuan besarnya sampel, peneliti menggunakan teknik


pengambilan sampel secara acak (random sanping), dimana setiap
angota populasi mempunyai peluang yang sama dan semuanya
kemungkinan yang diseleksi sebagai sampel mempunyai peluang yang
sama.

C; Lokasi Dan Waktu Penelitian


1; Tempat Penelitian

29

Tempat penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar


Malangpada Instalasi Rekam Medis dan Instalsi Rawat Inap (IRNA).
2; Waktu Penelitian

Waktu dilaksanakan penelitian pada.


3; Alasan Pemilihan Tempat Penelitian

Ingin mengetahui seberapa besar angka trend section caesareadi


RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

D; Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1; Variabel penelitian meliputi :
a; Input ( masukan )

Adalah sub elemen-sub elemen yang diperlukan sebagai


masukan untuk berfungsinya sistem (Notoatmojo, 2007 : 97).
Pada penelitian ini input yang digunakan meliputi BP2RM
(Buku Pedoman Penyelenggaraan Rekam Medis), SOP (Standar
Opersional Prosedur), dokumen rekam medis SMF bedah dan
index operasi.
b; Proses

Adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah


masukan sehingga menghasilkan sesuatu (keluaran) yang
direncanakan (Notoatmojo,2007 : 98).

30

Pada penelitian ini proses yang digunakan meliputi analisa


kesesuaian pada BPPRM (Buku Pedoman Penyelenggaraan
Rekam Medis) dan SOP (Standar Operasional Prosedur).
c; Output

adalah hal yang dihasilkan oleh proses (Notoatmojo, 2007 :


98). Output yang digunakan adalah menggambarkan trend angka
sectio caesarea di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan indikasi
serta kontra indikasi dilakukan operasi caesarea di RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang.

2; Definisi operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel

Definisi Operasional

1;Angka sectio caesarea

Sectio
caesarea
adalah1. 20 %
tindakan persalinan melalui
pembedahan adominal baik
elektif maupun emergensi
2. 20 %

2;Berkas

rekam
index operasi

medisIndeks operasi yaitu indeks


tentang
tindakan
medis
tertentu
sesuai
dengan
tindakan yang dilakukan
dokter

Hasil Ukur

Skala Data
Nominal

31

E; Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data


1;

Instrumen Penelitian
a;

Alat tulis

b;

Kalkulator

c;

Penggaris

d;

Chek list

2; Prosedur Pengumpulan Data


a; Jenis dan Sumber Data
1; Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data


yang berhubungan dengan angka angka baik yang diperoleh dari
hasil pengukuran maupun dari nilai suatu data yang diperoleh
dengan jalan mengubah data kualitatif ke dalam data kuantitatif,
misalnya skor dari hasil test (Notoatmodjo, Soekidjo, 2002 : 185).
2; Sumber Data

32

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data


yang diperoleh dari dokumen rekam medis SMF bedah dan indeks
operasi.
3; Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan

data

menggunakan

metode

pengamatan

(observasi) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara


langsung pada lokasi atau obyek sasaran yaitu pada dokumen rekam
medis SMF bedah dan indeks operasi.
F; Analisa Data
1; Pengolahan Data

Pengolahan data menurut Marzuki (2002) dilakukan dengan


tahap- tahap sebagai berikut:
a;

Editing
Berfungsi untuk meneliti kelengkapan data. Diantaranya
kelengkapan identitas responden, kelengkapan lembar kuesioner,
dan kelengkapan pengisian kuesioner yang dilakukan ditempat
pengambilan data. Sehingga bila terdapat ketidaksesuaian dapat
dilengkapi dengan segera.

b; Coding

Mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan cara


menandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angket,

33

kemudian dimasukkan ke dalam lembar tabel kerja guna


mempermudah membacanya dan pengolahan data.
c; Processing

Kegiatan memproses data agar dapat dianalisis, dengan cara


mengentri data kepaket program komputer.
d; Tabulating

Memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel sesuai


kriteria.

2. Analisa Data
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
secara objektif. Analisa ini menggunakan rumus indikator mutu dan
pelayanan rumah sakit, kelompok indikator pelayanan ibu bersalin
dengan sectio caesarea dengan numerator seluruh jumlah pasien ibu
bersalin dan denominator jumlah seluruh pesien ibu bersalin dengan
sectio caesarea.Berdasarkan perhitungan tersebut, kemudian di analisa
untuk menggambarkan mutu pelayanan di bagian kebidanan dan Instalasi
Rawat Inap.

34

G; Etika Penenelitian

Apabila manusia dijadikan sebagai subyek suatu penelitian, hak sebagai


manusia harus dilindungi dan tidak boleh bertentangan dengan etika
(Nursalam, 2008 : 240). Sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti
terlebih dahulu mengajukan permohonan ijin yang disertai proposal
penelitian. Setelah mendapat persetujuan, pengumpulan data dan perlu
dilaksanakan kepada subyek peneliti dengan menekankan masalah etik
sebagai berikut :

1; Surat persetujuan (Informed Consent)

Sebelum menjadi responden, peneliti menjelaskan maksud dan


tujuan penelitian. Setelah responden mengerti maksud dan tujuan
penelitian, responden menandatangani lembar persetujuan.
2; Tanpa nama (Anominity)

Didalam surat pengantar penelitian dijelaskan bahwa nama


responden atau subyek penelitian tidak harus dicantumkan. Peneliti akan
memberikan kode-kode pada tiap lembar jawaban yang telah diisi oleh
responden.
3; Kerahasiaan (Confidentiality)

35

Kerahasian informasi yang diberikan oleh responden selaku subyek


penelitian dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai