INVAGINASI
Disusun oleh:
Fajar Apriyamdi
107103001730
Pembimbing:
dr. Nanok Edi Susilo, SpB, SpBA
LEMBAR PERSETUJUAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan
dimana segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya; yang bisa
berakibat dengan obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian yang
peroksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien). 1
2.2 Insidensi
Insidens penyakit ini tidak diketahui secara pasti, masing
masing penulis mengajukan jumlah penderita yang berbeda beda.
Kelainan ini umumnya ditemukan pada anak anak di bawah 1 tahun
dan frekuensinya menurun dengan bertambahnya usia anak.
Umumnya invaginasi ditemukan lebih sering pada anak laki laki,
dengan perbandingan antara laki laki dan perempuan tiga banding
dua.
Insidens pada bulan Maret Juni meninggi dan pada bulan
September Oktober juga meninggi. Hal tersebut mungkin
berhubungan dengan musim kemarau dan musim penghujan dimana
pada musim musim tersebut insidens infeksi saluran nafas dan
gastroenteritis meninggi. Sehingga banyak ahli yang menganggap
bahwa hypermotilitas usus merupakan salah satu faktor penyebab. 1
2.3 Epidemiologi
Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2-12 bulan, dan
lebih banyak pada anak laki-laki. di Amerika Serikat pada 2 sampai 4
per 1000 kelahiran hidup dan lebih umum (60%) anak laki-laki.
Intususepsi masa bayi terlihat paling umum antara 6 dan 10 bulan
usia, dengan 65% dari anak-anak yang kurang dari 1 tahun usia. 1,2,3
2.4 Etiologi
Terbagi dua:
1.Idiophatic : Menurut kepustakaan 90 95 % invaginasi pada anak
dibawah umur satu tahun tidak dijumpai penyebab yang spesifik
sehingga digolongkan sebagai infatile idiphatic intussusceptions.
Pada waktu operasi hanya ditemukan penebalan dari dinding ileum
terminal berupa hyperplasia jaringan follikel submukosa yang diduga
sebagai akibat infeksi virus. Penebalan ini merupakan titik awal (lead
point) terjadinya invaginasi.
2. Kausal
Pada penderita invaginasi yang lebih besar (lebih dua tahun)
adanya kelainan usus sebagai penyebab invaginasi seperti : inverted
Meckels
diverticulum,
polip
usus,
leiomioma,
leiosarkoma,
hemangioma, blue rubber blep nevi, lymphoma, duplikasi usus.Gross
mendapatkan titik awal invaginasi berupa : divertikulum Meckel,
polip,duplikasi usus dan lymphoma pada 42 kasus dari 702 kasus
invaginasi anak. Eins dan Raffensperger, pada pengamatannya
mendapatkan Specific leading points berupa eosinophilik, granuloma
dari ileum, papillary lymphoid hyperplasia dari ileum hemangioma dan
perdarahan submukosa karena hemophilia atau Henochs purpura.
Lymphosarcoma sering dijumpai sebagai penyebab invaginasi pada
anak yang berusia diatas enam tahun.
Invaginasi dapat juga terjadi setelah laparotomi, yang biasanya
timbul setelah dua minggu pasca bedah, hal ini terjadi akibat
gangguan peristaltik usus, disebabkan manipulasi usus yang kasar dan
lama, diseksi retroperitoneal yang luas dan hipoksia lokal.
2.5 Patogenesis dan Patofisiologi
Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk
dan naik ke kolon asendens serta mungkin terus sampai keluar dari
rektum. Sebagai akibat segmen usus proksimal masuk ke dalam usus
distal, maka terjadi pembendungan vena, mula-mula menyebabkan
obstruksi usus dan menyebabkan tinja gelap, berdarah, mukoid
(Current jelly) serta kemudian berlanjut iskemia, infark dan perforasi
usus. Secara klasik, mulainya intususepsu ditandai oleh semakin
seringnya serangan kolik abdomen dan kemudian timbul distensi
abdomen, muntah, demam,letargi dan akhirnya tinja current jelly yang
khas.1
Gambar 2.2
2.5. Diagnosis
2.5.1. Anamnesis
Secara klasik perjalanan suatu invaginasi memperlihatkan gambaran
sebagai berikut :Anak atau bayi yang semula sehat dan biasanya
dengan keadaan gizi yang baik, tiba tiba menangis kesakitan, terlihat
kedua kakinya terangkat ke atas, penderita tampak seperti kejang dan
pucat menahan sakit, serangan nyeri perut seperti ini berlangsung
dalam beberapa menit. Diluar serangan, anak / bayi kelihatan seperti
normal kembali. Pada waktu itu sudah terjadi proses invaginasi.
Serangan nyeri perut datangnya berulang ulang dengan jarak waktu
15 20 menit, lama serangan 2 3 menit. Pada umumnya selama
serangan nyeri perut itu diikuti dengan muntah berisi cairan dan
makanan yang ada di lambung, sesudah beberapa kali serangan dan
setiap kalinya memerlukan tenaga, maka di luar serangan si penderita
terlihat lelah dan lesu dan tertidur sampai datang serangan kembali.
Proses invaginasi pada mulanya belum terjadi gangguan pasase isi
usus secara total, anak masih dapat defekasi berupa feses biasa,
kemudian feses bercampur darah segar dan lendir, kemudian defekasi
hanya berupa darah segar bercampur lendir tanpa feses.
Karena sumbatan belum total, perut belum kembung dan tidak
tegang, dengan demikian mudah teraba gumpalan usus yang terlibat
invaginasi sebagai suatu massa tumor berbentuk bujur di dalam perut
di bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah atau kiri bawah.
Tumor lebih mudah teraba pada waktu terdapat peristaltik, sedangkan
pada perut bagian kanan bawah teraba kosong yang disebut dances
sign ini akibat caecum dan kolon naik ke atas, ikut proses invaginasi.
Pembuluh darah mesenterium dari bagian yang terjepit
mengakibatkan gangguan venous return sehingga terjadi kongesti,
oedem, hiperfungsi goblet sel serta laserasi mukosa usus, ini
memperlihatkan gejala berak darah dan lendir, tanda ini baru dijumpai
sesudah 6 8 jam serangan sakit yang pertama kali, kadang kadang
sesudah 12 jam. Berak darah lendir ini bervariasi jumlahnya dari kasus
ke kasus, ada juga yang dijumpai hanya pada saat melakukan colok
dubur. Sesudah 18 24 jam serangan sakit yang pertama, usus yang
tadinya tersumbat partial berubah menjadi sumbatan total, diikuti
proses oedem yang semakin bertambah, sehingga pasien dijumpai
dengan tanda tanda obstruksi, seperti perut kembung dengan
gambaran peristaltik usus yang jelas, muntah warna hijau dan
dehidrasi.
2.6 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa invaginasi didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi.Gejala klinis yang
menonjol dari invaginasi adalah suatu trias gejala yang terdiri dari :
1. Nyeri perut yang datangnya secara tiba tiba, nyeri bersifat serang
serangan., nyeri menghilang selama 10 20 menit, kemudian timbul
lagi serangan baru.
2.Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas,
kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.
3.Buang air besar campur darah dan lendir
Bila penderita terlambat memeriksakan diri, maka sukar untuk meraba
adanya tumor, oleh karena itu untuk kepentingan diagnosis harus
berpegang kepada gejala trias invaginasi. Mengingat invaginasi sering
terjadi pada anak berumur di bawah satu tahun, sedangkan penyakit
disentri umumnya terjadi pada anak anak yang mulai berjalan dan
mulai bermain sendiri maka apabila ada pasien datang berumur di
bawah satu tahun, sakit perut yang bersifat kolik sehingga anak
menjadi rewel sepanjang hari / malam, ada muntah, buang air besar
campur darah dan lendir maka pikirkanlah kemungkinan invaginasi.
dekompresi
abdomen
dengan
pemasangan
sonde
DAFTAR PUSTAKA
1.Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-de Jong/editor,
R. Sjamsuhidajat et al. Ed 3. Jakarta: EGC, 2010. Hlm 742-4
2. Ein SH. Leading point in childhood intussusception J. Pediatr. Surg.
1976;
11: 20911.
3.Raffenspenger JG. Intussusception. Swenson's Pediatric Surgery, 4th
ed.
1980; 190`197.
4.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24306/.../Chapter
%20II.pdf
5.Intussusception [Internet] cited 2011 Dec 26. Available from:
http://www.pediatricsurgerymd.org/AM/Template.cfm?
Section=list_of_conditions1&TEMPLATE=/CM/ContentDisplay.cfm&CON
TENTID=1549
6.Talbert JL. Ilmu Bedah Anak. In: Sabiston Buku Ajar Bedah, Bagian 2.
Jakarta: EGC. Hlm 270-2
7.Sutarto AS, Budyatmoko B, Darmiati S. Radiologi Anak. In: Rasad S.
Radiologi Diagnostik. Ed 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2009. Hlm 4156
8.Sapan ZA, Abbas N, Tanra A. Invaginasi [Internet] cited 2012 Jan 6.
Available from: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_043_bedah_
mikro.pdf
9.Pediatric Gastrointestinal Emergencies: Intussuseption [Internet]
cited
2012
Jan
3.
Available
from:
http://www.medscape.com/viewarticle/ 502882_3
10.P,Puri. Pediatric Surgery. 2006.Series editor J.S P Lumley. Hlm 319