Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TUGAS AKHIR

EVALUASI FRAGMENTASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KEBERHASILAN


PELEDAKAN
PADA PT. XYZ

Usulan Penelitian
Untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan Penelitian Dalam Rangka Penyusunan
Tugas Akhir

DIAJUKAN OLEH:

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

1.2.

Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah rancangan peledakan yang sedang dipakai sekarang telah optimal?
2. Bagaimana upaya perbaikan rancangan peledakan sehingga dapat
meningkatkan keberhasilan peledakan?

1.3.

Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Evaluasi fragmentasi menggunakan perangkat lunak Split Desktop untuk
analisa aktual dan metode Kuz-Ram untuk analisa teoritis.
2. Usulan perancangan peledakan meliputi geometri peledakan, jumlah isian, pola
peledakan, dan nilai PF.
3. Nilai tinggi jenjang, jenis bahan peledak dan diameter lubang ledak ditentukan
dari perusahaan.

1.4.

Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1. Mengevaluasi rancangan peledakan yang sebelumnya digunakan.
2. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi hasil peledakan.
3. Membuat simulasi dan merekomendasikan rancangan peledakan yang
dianggap optimal.

1.5.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Peneliti mampu membuat rancangan peledakan yang optimal.
2. Perusahaan
Manfaat penelitian ini bagi perusahaan adalah dapat memiliki rekomendasi

rancangan peledakan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Kegiatan Peledakan
Secara garis besar peledakan batuan dengan bahan peledak meliputi aksi

bahan peledak dan respons massa batuan di sekitarnya di daam konteks energy,
waktu, dan massa. Namun hinggasaar ini belum ada teori peledakan yang konsisten
dan dapat diterapkan secar luas, tetapi hanya beberapa teori yang terbatas dan
tidak berhubungan, yang sebagian besar di antaranya meruppakan pengalaman di
lapangan berdasarkan suatu kondisi peledakan ideal. Teori-teori peledakan pada
saat ini disusun dan dirumuskan berdasarkan spekulasi murni, pendekatan
berdasarkan

pengalaman

kerja

peledakan

yang bertahun-tahun,

pengujian

laboratorium, investigasi lapangan, dan model-model matematika dan fisika yang


diadopsi dari disiplin ilmu lain. (Koesnaryo, 2001)
Secara umum masalah peledakan berasal dari suatu perancangan yang
buruk, dan prosedur pemboran yang buruk oleh karena itu kondisi massa batuan
perlu dievaluasi. Parameter perancangan seperti burden, stemming, subdrilling,
spacing, dan waktu penyalaan harus ditentukan dengan benar agar mempunyai
fungsi efisiensi, aman, dan berpengaruh pada vibrasi dan air blast. (Saptono, 2006)
2.2.

Pola Peledakan
Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang-lubang

bor dalam satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya ataupun antara
lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya. Beberapa contoh pola
peledakan berdasarkan sistem inisiasi dapat dilihat pada gambar berikut.
Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu peledakan dan arah
runtuhan material yang diharapkan. Beberapa tipe-tipe pola peledakan:

1. Pola flat face, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang sama untuk tiap deret
lubang ledak.

Gambar 2.1
Pola flat face
2. Pola V-cut, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang diatur sedemikian rupa
arahnya menyerupai huruf V.

Gambar 2.2
Pola V-cut

3. Pola echelon, yaitu peledakan dengan waktu tunda yang diterapkan apabila
terdapat dua bidang bebas.

Gambar 2.3
Pola Echelon
2.3.

Geometri Peledakan menurut C. J. Konya


Berikut geometri peledakan menurut C. J. Konya (1990) adalah sebagai

berikut:
1.

Burden (B)
Burden adalah jarak tegak lurus terpendek antara muatan bahan peledak

dengan bidang bebas terdekat atau ke arah mana pelemparan batuan akan terjadi.

B=

[(

2. SGe
+1,5 . De .................................... (2.1)
SGr

Keterangan:
B

= Burden

De

= Diameter lubang bor (inci)

SGe = Densitas bahan peledak yang dipakai (gr/cc)


SGr = Berat jenis batuan
2.

Spacing (S)
Spacing adalah jarak di antara lubang ledak dalam satu garis yang sejajar

dengan bidang bebas. Menentukan jarak spacing, didasarkan pada jenis detonator
listrik yang digunakan dan berapa besar nilai perbandingan antara tinggi jenjang dan
jarak Burden.
Tabel 2.1
Hubungan Antara Sistem Penyalaan Dengan Spasi
Sistem Penyalaan
Serentak

H/B <4

H 2B
3

H/B 4
S = 2B

Tunda

H 7B
8

S = 1.4B

Sumber: Koesnaryo, 2001


Keterangan:
S

= Spacing (m)

= Tinggi Jenjang (m)

= Burden (m)

3.

Stemming (T)
Stemming adalah kolom material penutup lubang ledak di atas kolom isian

bahan peledak. Secara teoritik panjang stemming sama dengan panjang burden,
agar tekanan ke arah bidang bebas atas dan samping seimbang. Persamaan yang
digunakan untuk menghitung jarak stemming adalah:
T = 0,7B.................................................. (2.2)
Keterangan:
T

= Stemming (m)

= Burden (m)

4.

Subdrilling (J)
Subdrilling merupakan panjang lubang ledak yang berada di bawah garis

lantai jenjang. Subdrilling berfungsi untuk membuat lantai jenjang relatif rata setelah
peledakan.
J = 0,3B.................................................. (2.3)
Keterangan:
J

= Subdrilling (m)

= Burden (m)

5.

Kedalaman Lubang
Ledak (L)
Kedalaman lubang ledak dapat dicari dengan menggunakan persamaan

sebagai berikut:

L=

(H +J)
............................................. (2.4)
sin

Keterangan:
L

= kedalaman lubang ledak (m)

= tinggi jenjang (m)

= Subdrilling (m)

= Burden (m)

6.

Charge Length (PC)


Charge length merupakan panjang kolom isian bahan peledak.
PC = L - T................................................. (2.5)

Keterangan:
PC = panjang kolom isian (m)
L

= kedalaman lubang ledak (m)

= stemming (m)

7.

Loading Density (de)


Menentukan jumlah bahan peledak yang digunakan dalam setiap lubang

ledak maka terlebih dahulu ditentukan loading density.


de = 0,34 . SGe . De2........................................ (2.6)
Keterangan:
de

= loading density (lb/ft)

De

= diameter lubang ledak (inch)

SGe = berat jenis bahan peledak yang dipakai (lb/ft3)


8.

Powder Factor (PF)


Powder Factor adalah suatu bilangan yang menyatakan perbandingan

antara penggunaan bahan peledak terhadap jumlah material yang diledakkan atau
dibongkar dinyatakan dalam kg/m3.
PF =

E
V

Keterangan:
PF = powder factor (kg/m3)
V

= volume batuan yang diledakkan (m3)

= jumlah lubang ledak

PC = panjang muatan per lubang ledak (m)


de = loading density (kg/m)

de . PC . n
................................... (2.7)
V

(Saptono, 2006)
2.4.

Analisa Fragmentasi
Untuk membuat rancangan peledakan yang baik dan efisien, analisa

fragmentasi merupakan salah satu parameter yang harus dipenuhi.


2.4.1. Prediksi Fragmentasi menurut Kuz-Ram
Menurut Kuznetzov (1973) ukuran fragmentasi dan struktur geologi dapat
digunakan untuk mencari powder factor. Untuk menentukan faktor batuan (RF),
terlebih dahulu dilakukan pembobotan batuan berdasarkan nilai Blastability Index
(BI). Parameter yang digunakan dalam pembobotan batuan dapat dilihat pada tabel
2.2.
Tabel 2.2
Pembobotan Massa Batuan untuk Peledakan
Parameter

Pembobotan

Rock mass description (RMD)


10

1. Powdery/friable
2. Blocky
3. Totally massive

20
50

Joint plane spacing (JPS)


10

1. Close (spasi < 0,1 m)


2. Intermediate (spasi 0,1 1 m)
3. Wide (Spasi > 1 m)

20
50

Joint plane orientation (JPO)


1.
2.
3.
4.

10

Horizontal
Dip out of face
Strike normal to face
Dip into face

20
30
40

Specific gravity influence (SGI)


Hardness (H)

25 x SG 50
1 10 (skala Mohs)

Nilai n mengindikasikan tingkat keseragaman distribusi ukuran fragmentasi


hasil peledakan. Nilai n umumnya antara 0,8 sampai 2,2 dimana semakin besar nilai
n maka ukuran fragmentasi semakin seragam sedangkan jika nilai n rendah
mengindikasikan ukuran fragmentasi kurang seragam.

Nilai Blastability Index (BI) dan faktor batuan (RF) dicari dengan persamaan
sebagai berikut:

BI = 0,5 x (RMD + JPS + JPO + SGI + H)..........................(2.8)


RF = 0,12 x BI................................................(2.9)
Dalam percobaan pada batuan kimbelite dengan berbagai ukuran diameter
lubang ledak, pola peledakan dan kecermatan pemboran, dimana persamaannya
adalah sebagai berikut:
V
x A

0,8

115

Q 0.17

0.63

...................................(2.10)

Keterangan:
Xmean = fragmentasi batuan rata rata, cm
A

= faktor batuan, yaitu 1 untuk batuan yang sangat rapuh, 7 untuk batuan
yang agak kompak, 10 untuk batuan kompak dengan sisipan yang rapat,
13 untuk batuan kompak dengan sedikit sisipan

Vo

= volume batuan per lubang tembak (BxSxL), m3 m

= isian bahan peledak, kg

= Relatif Weight Strength bahan peledak yang dipakai, untuk ANFO =100
Indeks n adalah indeks keseragaman yang dikembangkan oleh Cunningham

dengan parameter dari desain peledakan. Indeks keseragaman (n) ditentukan


dengan persamaan di bawah ini:

14B
W

n 2,2
1
d
B

Keterangan:
d

= diameter lubang tembak (mm)

B = burden (m)
W = standar deviasi lubang bor (m)
A = perbandingan spasi dan burden
L

= panjang muatan bahan peledak (m)

H = tinggi jenjang (m)

(A 1) L

2 H .......................(2.11)

Karakteristik batuan (Xc) dihitung dengan menggunakan rumus:


xc

x
(0,693)1/n ..............................................(2.12)

Keterangan:
Xc = Karakteristik batuan (cm)
x

= Ukuran rata-rata fragmentasi batuan (cm)

= Indeks keseragaman
Untuk menentukan distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan digunakan

persamaan Rossin Rammler, yaitu:


R e

x x
c

..................................................(2.13)

Keterangan:
R = Persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran x (cm)
x

= Ukuran saringan (cm)

Xc = Karakteristik batuan (cm)


N = Indeks keseragaman
2.4.2. Distribusi Fragmentasi menggunakan Software Split Desktop
Program split desktop merupakan program yang berfungsi

untuk

menganalisa ukuran fragmen batuan. Split desktop adalah program penganalisaan


gambar yang dikembangkan oleh Universitas Arizona, Amerika Serikat. Pada
Penelitian ini program split desktop digunakan untuk membantu menganalisis
gambar fragmen material hasil peledakan, hasilnya berupa grafik persentase
persentase lolos material dan ukuran fragmen rata-rata yang dihasilkan dalam suatu
peledakan.
Split desktop merupakan program pemrosesan gambar (image analysis)
untuk menentukan distribusi ukuran ukuran dari fragmen

batuan pada proses

penghancuran batuan yang terjadi pada proses penambangan. Program split


desktop dijalankan oleh enginer tambang atau teknisi di lokasi tambang dengan
mengambil input data berupa foto digital fragmentasi. Sistem split desktop terdiri
dari software, komputer, keyboard dan monitor. Terdapat mekanisme untuk
mengunduh gambar dari kamera digital ke dalam komputer.
Program split desktop mempunyai beberapa tahap untuk dapat memperoleh
hasil berupa grafik persentase lolos, yaitu:

a. Memperoleh Gambar (Image Acquisition)


Program split desktop dirancang agar dapat mengatur skala pada berbagai
akuisisi gambar. Untuk gambar yang menggunakan satu maupun dua objek
pembanding, menggunakan peralatan editing interaktif (interactive scaling tool).
Banyak cara untuk memperoleh gambar dilapangan dan melakukan
penyekalaan. Agar lebih mudah dilakukan foto pada saat pencahayaan bagus, yaitu
siang hari yang cerah dengan posisi membelakangi matahari untuk meniadakan
bayangan yang akan menggangu (noise) pada gambar yang diambil sehingga
ukuran aktual gambar tidak terganggu. Program split desktop menggunakan objek
sebagai alat bantu dalam penyekalaan.
Tiga skala gambar yang direkomendasikan dalam pengambilan gambar
menggunakan program split desktop yaitu gambar skala besar (6x6m), skala
medium (3x3m) dan skala kecil (0,5x0,5m).
Jumlah gambar yang diperlukan setiap peledakan berkisar antara 5 sampai
20 gambar tergantung dari luas peledakan yang dilakukan.

Gambar 2.4
Memperoleh Gambar (Image Acquisition)
b. Digitasi Fragmentasi (Fragmentation and Delineation)
Setelah gambar diskalakan, langkah berikutnya adalah penggambaran
batuan atau disebut dengan digitasi gambar. Dengan menggunakan perhitungan
algoritma otomatik yang telah ada pada program split desktop. Keberhasilan
optimum untuk setiap gambar ditentukan oleh pengguna.
Hasil dari delineasi automatik berupa binary image (gambar gray levels,
hitam putih) yang menggambarkan partikel yang berwarna putih dan latar belakang
berwarna hitam (bisa disetting). Pada kebanyakan gambar muck pile dan pada

banyak sumber gambar lain seperti haul truck atau leach piles, ada kejadian dimana
algoritma penggambaran otomatis dalam split desktop tidak menggambarkan
fragmen dengan baik. Ini disebabkan karena pencahayaan yang kurang, terdapat
kelebihan material halus dalam gambar, kualitas gambar terlalu buruk dan alasan
lain.
Dalam kasus ini gambar duplikat yang mengandung gambar fragmen
memerlukan perbaikan dengan menggunakan peralatan editing (editing tools) yang
terdapat dalam program. Dengan menggunakan editing tools yang tersedia, split
desktop dapat melakukan paint bucket filling of fines, erasing unwanted
delineations, dan identifying non-rock features.

Gambar 2.5
Digitasi Fragmentasi (Fragmentation and Delineation)
c.

Analisa Ukuran (Size Analysis)


Setelah gambar telah didigitasi, langkah selanjutnya adalah melakukan

pendekatan distribusi untuk material halus. Dua pilihan untuk distribusi tersedia
pada split desktop, yaitu distribusi Schumann dan Rosin - Rammler.

Gambar 2.6
Analisa Ukuran (Size Analysis)
d. Hasil (Result & Output)
Setelah ukuran partikel telah di kalkulasi, split desktop dapat menyajikan
informasi dalam 4 cara; linear-linear plot, log-linear plot, log-log plot, linear-log plot.
Kemudian untuk masing-masing plot, distribusi ukuran juga ditampilkan dalam 3
format yaitu standar ISO, standar UK, dan standar sendiri. Selain itu juga dapat
diketahui ukuran persentase lolos ayakan P20, P50, P80 dan ukuran top size.
Distribusi ukuran dan persentase lolos material juga dapat disimpan ke dalam
hardisk dalam bentuk text. Hasil ini kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi proses yang akan dilakukan berikutnya, dengan meninjau dari hasil split
desktop yang diambil.

Gambar 2.7
Hasil (Result & Output)
e. Keakuratan (Accuracy)

Pada tahun 1995, Noranda Technology Centre, melakukan pengujian


keakuratan ayakan menggunakan tiga software; Fragscan, WipFrag dan Split
Desktop, digunakan untuk mengukur distribusi ukuran dari sampel fragmen batuan
dan hasilnya dibandingkan dengan hasil ayakan sebenarnya. Partikel batuan dibagi
dalam empat bagian, satu bagian diayak dan yang lainnya dites (tes 1, 2, 3) dengan
disebar, difoto dan dianalisa menggunakan tiga kali percobaan (test). Hasil original
antara image analysis technology dan ayakan dan detail lain dijelaskan dalam Liu
dan Tran.
Menurut S. Esen & H. A. Bilgin dalam Effect of Explosive on Fragmentation,
bahwa kesalahan (error) jika menggunakan split desktop adalah tidak lebih dari
10%, dengan rata-rata error 5%. Kesalahan (error) dalam penggunaan split desktop
bisa disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah:
1) Kesalahan pengguna, seperti kesalahan menganalisis noise, sehingga lebih
banyak fragmen batuan yang tidak sesuai ukuran aslinya.
2) Kesalahan pengambilan gambar, misalnya banyaknya bayangan pada gambar
yang menyebabkan banyaknya noise.
3) Kesalahan lain yang terkait dengan penggunaan split desktop.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Diagram Alir Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada data-data

terkini dari perusahaan. Rancangan kegiatan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan
yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisa
data, serta tahap penyusunan laporan akhir.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan usulan tugas akhir. Sasaran utama
studi pendahuluan ini adalah gambaran umum daerah penelitian. Studi literatur
dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang kegiatan
penelitian, yang diperoleh dari instansi terkait, perpustakaan, dan informasi
penunjang lainnya.
2. Pengumpulan Data
Data-data didapat dari perusahaan serta melakukan pengamatan di
lapangan.
3. Pengolahan dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan dengan perhitungan berdasarkan teori yang ada
dan data yang didapat. Dari rumusan-rumusan yang telah didapat kemudian
dilakukan analisa untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan
hal-hal yang diperoleh dalam penelitian.
4. Penyusunan Laporan Akhir
Hasil sintesis data keseluruhan dirangkum ke dalam laporan tertulis untuk
dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan hasil penelitian tugas akhir.

3.2.

Teknik Pengumpulan Data


Cara pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:

1.

Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data-data dari literaturliteratur dan internet tentang target volume peledakan.

2.

Observasi lapangan, yaitu pengamatan di lapangan meliputi kegiatan


peledakan.

3.

Wawancara dengan instruktur lapangan serta orang-orang yang ahli


di bidangnya.
Adapun Data data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer, meliputi:


a. Peledakan
1) Foto fragmentasi, geometri aktual
2.
Data Sekunder, meliputi:
a. Peledakan
1) Metode, geometri peledakan, perlengkapan dan peralatan peledakan
yang digunakan, serta nilai PF standar (blast design & blast report)
2) Data bahan peledak: spesifikasi bahan peledak, densitas bahan
peledak, nilai velocity of detonation (VOD), nilai relative weight strength
(RWS), nilai relative bulk strength (RBS)
b. Gambaran umum daerah penelitian: peta lokasi perusahaan, peta wilayah
IUP, peta geologi regional.
c. Keadaan umum perusahaan: peralatan yang digunakan; alat bor dan alat
gali-muat, tinggi jenjang.
d. Data geoteknik: densitas batuan, struktur batuan, formasi geologi.
3.3

Teknik Pengolahan Data


Adapun pengolahan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:

1. Perhitungan distribusi fragmentasi aktual menggunakan perangkat lunak Split


Desktop.
2. Perhitungan matematis geometri peledakan dan powder factor (PF) yang efisien
sesuai dengan fragmentasi yang diinginkan menggunakan teori C. J. Konya dan
Kuz-Ram.
3.4

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang dipergunakan yaitu analisis kualitatif, kuantitatif,

dan deskriptif. Berupa pengamatan dan melakukan perhitungan fragmentasi yang


dihasilkan oleh peledakan. Adapun analisis data yang diperlukan yaitu:

1.

Analisa geometri peledakan dan powder factor (PF).

2.

Analisa fragmentasi hasil peledakan.

3.

Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi.

Apakah rancangan peledakan yang sedang

Bagaimana upaya perbaikan rancangan pe

Data Sekunder
a.Peledakan

Metode, geometri peledakan, perlengkapan dan peralatan peledakan yang digunakan, serta nilai PF standar (blast

Data bahan peledak: spesifikasi bahan peledak, densitas bahan peledak, nilai velocity of detonation (VOD), nilai
Gambaran umum daerah penyelidikan: peta lokasi perusahaan, peta wilayah IUP, peta geologi regional
Keadaan umum perusahaan: peralatan yang digunakan; alat bor dan alat gali-muat, tinggi jenjang
Data geoteknik: densitas batuan, struktur batuan, formasi geologi.

Perhitungan distribusi fragmentasi aktual menggunakan perangkat lunak


Perhitungan matematis geometri peledakan dan powder factor (PF) yang

Analisa Data
Analisa geometri peledakan dan powder factor (PF).
Analisa fragmentasi hasil peledakan.
Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi fragmentasi.

Upaya pengoptimalan nilai PF, fragmentasi

Evaluasi fragmentasi hasil peledakan

Rekomendasi rancangan peledakan yang optimal yang efisien

Selesai

Gambar 3.1
Diagram Alir Penelitian

BAB IV
SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan akhir ini memuat uraian secara garis besar
dari tiap-tiap bab dalam laporan tugas akhir, dijabarkan sebagai berikut.
1. BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan mengenai latar belakang dilaksanakan penelitian disertai
identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah mengenai
fragmentasi hasil peledakan. Bab ini juga mengemukakan

tujuan dan manfaat

penelitian ini yaitu untuk memberikan suatu hasil penelitian yang berguna bagi
perusahan pada umumnya dan penulis pada khususnya.
2.

BAB II TINJAUAN UMUM


Mengemukakan tentang rujukan teori yang menunjang proses analisis dan

interpretasi yang diambil dari literatur-literatur baik itu melalui data yang dimiliki oleh
perusahaan maupun buku-buku yang berkenaan dengan materi penelitian penulis.
3.

BAB III DASAR TEORI


Mengemukakan

tentang

metode

penelitian

yang

digunakan

dalam

pembuatan laporan. Bab ini berisi rancangan penelitian, populasi dan sampel
penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
4.

BAB

IV

PROSEDUR

DAN

HASIL

PENELITIAN
Mengemukakan tentang hasil penelitian dan pembahasan data-data yang
diperoleh di lapangan.
5.

BAB V PEMBAHASAN
Mengemukakan tentang kesimpulan dan saran

dari seluruh aktivitas

penelitian tugas akhir berdasarkan analisis data di pembahasan.


6. BAB VI PENUTUP

BAB V
JADWAL PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Modul 5 Teknik Peledakan; Pendidikan dan Pelatihan Juru Ledak
Penambangan Bahan Galian. Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara:
Bandung.
Duna, Benny Irawan S. 2010. Panduan Split Desktop. Universitas Lambung
Mangkurat: Banjarbaru.
Hustrulid, W. 1999. Blasting Principles for Open Pit Mining Volume 1. Colorado
School of Mines, Golden: Colorado, USA.
Koesnaryo, S. 2001. Teknik Peledakan Buku 2; Rancangan Peledakan Batuan. UPN
Veteran: Yogyakarta.
Saptono, Singgih. 2006. Teknik Peledakan. UPN Veteran: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai