Anda di halaman 1dari 14

Tata Laksana Perizinan Pengelolaan

Limbah B3
June 29, 2012LimbahB3jujubandung
REGULASI PENGELOLAAN LIMBAH B3

Undang-undang RI No. 23 / 1997 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup.

PP RI No. 18 / 1999 Jo. PP No. 85 / 1999 ttg Pengelolaan LB3

PP RI No. 27 /1999 ttg Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

PP 38 Tahun 2007 ttg Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,


Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Permen LH No. 02/2008 ttg Pemanfaatan Limbah B3

Permen LH No. 18/2009 ttg Tata Cara Perizinan PLB3

Permen LH No. 30/2009 ttg Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan PLB3 serta
Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah B3 oleh Pemerintah Daerah

Kepdal 01/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata Cara & Persyaratan Teknik Penyimpanan &
Pengumpulan Limbah B3

Kepdal 02/BAPEDAL/09/1995 ttg Dokumen Limbah B3.

Kepdal 03/BAPEDAL/09/1995 ttg Persyaratan teknis pengolahan LB3

Kepdal 04/BAPEDAL/09/1995 ttg Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan LB3,

Kepdal 05/BAPEDAL/09/1995 ttg Simbol dan Label LB3.

Pengelolaan Limbah B3 (PP 18/1999 Jo PP 85/1999)


adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan limbah B3.

Penghasil = Pasal 9 11

Penyimpanan =

Pengumpulan = Pasal 12 14

Pemanfaatan = Pasal 18 22

Pengangkutan = Pasal 15 17

Pengolahan = Pasal 23 24

Penimbunan = Pasal 25 26

DASAR HUKUM PERIZINAN DAN KEWAJIBAN PENGELOLAAN LIMBAH B3


Undang-undang RI No. 23 / 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup :

Pasal 16 : setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan


pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan;
o Pasal 20 ayat (1), Tanpa Suatu keputusan izin, setiap orang dilarang
melakukan pembuangan limbah ke media lingkungan hidup;
o Pasal 15 ayat (1), Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan
dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL)

PP No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3 :

Pasal 9 s/d Pasal 26 : pelaku pengelola limbah B3 (penghasil, pengumpul,


pengangkut, pemanfaat, pengolah dan/atau penimbun limbah B3) wajib melakukan
pengelolaan limbah B3 sesuai ketentuan yang berlaku;

Pasal 40 ayat (1) : setiap badan usaha yang melakukan kegiatan pengelolaan limbah
B3 wajib memiliki izin dan atau rekomendasi pengelolaan limbah B3;

Pasal 40 PP 18/1999

Setiap badan usaha yang melakukan kegiatan : Penyimpanan, pengumpulan,


pemanfaatan, pengolahan dan atau penimbunan limbah B3 wajib memiliki izin
operasi dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab

Pengangkut limbah B3 wajib memiliki izin pengangkutan dari Menteri


Perhubungan setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Instansi yang
bertanggung jawab;

Pemanfaat limbah B3 sebagai kegiatan utama wajib memiliki izin pemanfaatan dari
instansi yang berwenang memberikan izin pemanfaatan setelah mendapat
rekomendasi dari Kepala instansi yang bertanggung jawab.

Pasal 43 PP 18/1999

Kegiatan pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3


sebagai kegiatan utama wajib dibuatkan analisis mengenai dampak lingkungan hidup
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Permen LH No. 11/2006 ttg Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib
dilengkapi dengan AMDAL :

Wajib AMDAL untuk pengelolaan limbah B3 sebagai kegiatan utama kecuali kegiatan
skala kecil spt pengumpul minyak pelumas bekas, slop oil, timah dan flux solder, aki
bekas, solvent bekas, limbah kaca terkontaminasi limbah B3 (cukup UKL & UPL)

Pengelolaan limbah B3 bukan sebagai kegiatan utama, AMDAL atau UKL & UPLnya sudah terintegrasi dalam kegiatan utama dengan ketentuan bahwa dalam dokumen
AMDAL atau UKL & UPL sudah mencantumkan kegiatan pengelolaan Limbah B3

Pasal 45 PP 18/1999

Kegiatan baru yang menghasilkan limbah B3 yang melakukan pengolahan dan


pemanfaatan limbah yang lokasinya sama dengan kegiatan utama, maka AMDAL
untuk kegiatan pengolahan limbah B3 dibuat secara terintegrasi dengan AMDAL
kegiatan utama.

Apabila pengolahan limbah B3 dilakukan penghasil dan pemanfaat di lokasi kegiatan


utamanya, maka hanya RKL-RPL yang telah disetujui yang diajukan kepada instansi
yang bertanggungjawab.

Pasal 26 PP 27/1999 tentang AMDAL

Keputusan kelayakan LH suatu usaha dan/atau kegiatan menjadi batal atas kekuatan
PP ini apabila pemrakarsa mengubah desain dan/atau proses dan/atau kapasitas
dan/atau bahan baku dan/atau bahan penolong.

Apabila pemrakarsa hendak melaksanakan usaha dan/atau kegiatan sebagaimana


dimaksud ayat (1), maka pemrakarsa wajib membuat analisis mengenai dampak LH
baru sesuai dengan ketentuan PP ini.

Permen LH No. 12/2007

Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup bagi Usaha dan/ atau
Kegiatan yang tidak Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.

KRITERIA suatu usaha dan/atau kegiatan WAJIB DPPL :


o Telah melakukan kegiatan fisik baik tahap konstruksi sampai dengan tahap
operasional sebelum 25 September 2007
o Tidak memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup yang telah disahkan
(AMDAL, UKL-UPL, SPPL, SEMDAL, DPL)
o Telah memiliki izin usaha dan/atau izin kegiatan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang

o Sesuai dengan peruntukan TATA RUANG


Kewenangan Penilaian Dokumen Lingkungan Bidang Pengelolaan Limbah B3 :

AMDAL = Permen LH 05 Tahun 2008


o Kegiatan pengolahan dan penimbunan sebagai kegiatan utama = Komisi
AMDAL Pusat
o Kegiatan pengumpulan skala provinsi dan pemanfaatan limbah B3 sebagai
kegiatan utama = Komisi AMDAL Provinsi
o Kegiatan pengumpulan skala kabupaten/ kota = Komisi AMDAL Kabupaten/
Kota
o UKL UPL = Kepmen LH 86 Tahun 2002 Instansi Lingkungan Hidup
Kabupaten/ Kota
o DPPL = Permen LH 12 Tahun 2007 Kementerian Lingkungan Hidup

Pasal 1 Permen LH No. 02/2008 Tentang Pemanfaatan Limbah B3 :

Butir 6 : Reuse adalah penggunaan kembali limbah B3 dengan tujuan yang sama
tanpa melalui proses tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara thermal.

Butir 7 : Recycle adalah mendaur ulang komponen-komponen yang bermanfaat


melalui proses tambahan secara kimia, fisika, biologi, dan/atau secara thermal yang
menghasilkan produk yang sama ataupun produk yang berbeda.

Butir 8 : Recovery adalah perolehan kembali komponen-komponen yang bermanfaat


dengan proses kimia, fisika, biologi, dan/atau secara thermal.

Pasal 6 Permen LH No. 18/2009 Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3 :

Usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan produk dan/atau produk antara yang
dihasilkan dari usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan limbah B3 tidak diwajibkan
memiliki izin.

Produk dan/atau produk antara sebagaimana dimaksud di atas harus telah melalui
suatu proses produksi dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), standar
internasional, atau standar lain yang diakui oleh nasional atau internasional.

Keterangan : Usaha dan/atau kegiatan yang menggunakan produk dan/atau produk


antara yang dihasilkan dari usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan limbah B3 tetap
diwajibkan memiliki izin apabila produk dan/atau produk antara tersebut belum atau
tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), standar internasional, atau standar
lain yang diakui oleh nasional atau internasional.

Pasal 2 Permen LH No. 18/2009 Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah B3 :

Penghasil limbah B3 tidak dapat melakukan kegiatan pengumpulan limbah B3.

Keterangan : Ketentuan diatas dimaksudkan bagi pelaku pengelola limbah yang hanya
sebagai penghasil limbah B3 tetapi bagi Penghasil limbah B3 yang sekaligus sebagai
pemanfaat dan/atau pengolah limbah B3 dapat melakukan kegiatan pengumpulan
limbah B3.

TUJUAN PERIZINAN PLB3

Sebagai alat kontrol dalam penaatan PLB3

Memastikan pengelolaan limbah B3 memenuhi persyaratan administratif dan teknis


sehingga meminimisasi potensi bahaya ke lingkungan;

Menjamin leveled playing field;

Memudahkan pengawasan.

JENIS-JENIS PERIZINAN PLB3


Pasal 40 PP 18/1999 :

Izin :
o Penyimpanan Sementara;
o Pengumpulan;
o Pemanfaatan bukan sebagai kegiatan utama;
o Pengolahan;
o Izin operasi alat Pengolahan LB3 (incenerator, tank cleaning);
o Penimbunan.

Rekomendasi KNLH:
o Pengangkutan (izin dari Dephub);
o Pemanfaatan sebagai kegiatan utama (izin dari instansi berwenang).

Jenis-Jenis Perizinan PLB3 yang kewenangannya telah diserahkan ke daerah sesuai PP


38/2007

Izin Penyimpanan Sementara;

Izin Pengumpulan skala Provinsi dan Kabupaten/Kota (tidak termasuk izin


pengumpulan minyak pelumas bekas/ oli bekas);

Rekomendasi izin pengumpulan limbah B3 skala nasional

Penyimpanan vs Pengumpulan Limbah B3

Penyimpanan sementara Limbah B3 :


o kegiatan menyimpan limbah B3 yg dihasilkan intern oleh satu penghasil

Pengumpulan Limbah B3:


o kegiatan menyimpan limbah B3 yang dihasilkan oleh banyak sumber
penghasil

Penyimpanan Limbah B3

DEFINISI
Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan oleh
penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau
penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara

PRINSIP
Mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap
manusia & lingkungan dapat dihindarkan

TUJUAN
Menyimpan sementara limbah sampai dengan tercapai kuantitas limbah yang
memadai sehingga efisien secara ekonomi untuk pengelolaan lebih lanjut

Pengumpulan Limbah B3

DEFINISI
o Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari
penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum
diserahkan kepada pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah
B3
o Pengumpulan Limbah B3 hanya diizinkan untuk Limbah B3 yg dapat
dimanfaatkan dgn teknologi yang tersedia

Flow Chart Kewenangan Perizinan /Rekomendasi Pengelolaan Limbah B3

Gambar Kewenangan Penerbitan Izin / Rekomendasi Pengelolaan Limbah B3 Dan


Pendelegasian Izin

Gambar Manajemen Perizinan PLB3


PROSEDUR PERIZINAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Persyaratan Pengajuan Izin Pengelolaan Limbah B3

Pemohon merupakan badan usaha

Pemohon mengajukan permohonan dengan mengisi formulir sesuai Permen LH No.


18/2009 tentang tata cara Perizinan pengelolaan limbah B3.

Badan usaha yang melakukan kegiatan usaha PLB3 sebagai kegiatan utama dan/atau
mengelola limbah B3 yang bukan dihasilkan dari kegiatan sendiri, maka diwajibkan :

Dalam Akte Notaris Pendirian Usaha harus menjelaskan uraian kegiatan pengelolaan
LB3;

Memiliki asuransi pencemaran lingkungan hidup sebagai akibat pengelolaan limbah


B3 (Batas pertanggungan asuransi paling sedikit Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah).

Memiliki laboratorium analisis atau alat analisa LB3 di lokasi kegiatan (kecuali
kegiatan pengangkutan limbah B3)

Tenaga yang terdidik di bidang analisa dan pengelolaan LB3.

Dalam waktu 6 bulan, kegiatan PLB3 sebagaimana tsb di atas yang telah memiliki
izin wajib menyesuaikan dengan ketentuan tsb di atas.

Prosedur Perizinan Pengelolaan Limbah B3


Dokumen yang harus dilengkapi pemohon:

Dokumen Administrasi :
o Akte pendirian perusahaan (harus telah mencakup bidang atau sub bidang
kegiatan PLB3 sesuai izin yang dimohonkan
(pengumpulan/pemanfaatan/pengolahan/penimbunan Limbah B3)
o Izin lokasi
o Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
o Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
o Izin Gangguan (HO)
o Dokumen Lingkungan Hidup (Amdal atau UKL & UPL) (kegiatan
pengelolaan limbah B3 sesuai izin yang dimohonkan harus telah tercakup
dalam dokumen lingkungan tersebut).
o Foto copy Asuransi Pencemaran lingkungan hidup (Bagi pengangkut, dan
pemanfaat , pengolah & penimbun limbah B3 sebagai kegiatan utama).

o Keterangan tentang Lokasi (Nama tempat/letak, luas, titik koordinat)

Dokumen Teknis
o Jenis-jenis limbah yang akan dikelola
o Jumlah limbah B3 (untuk per jenis limbah) yang akan dikelola
o Karakteristik per jenis limbah B3 yang akan dikelola
o Desain konstruksi tempat penyimpanan atau pengumpulan limbah B3
o Flowsheet lengkap proses pengelolaan limbah B3
o Uraian jenis dan spesifikasi teknis pengolahan dan peralatan yang digunakan
o Perlengkapan sistem tanggap darurat
o Tata letak saluran drainase untuk pengumpulan limbah B3 fasa cair

Uraian Persyaratan dokumen teknis yg harus dilengkapi pemohon:


No Jenis Perizinan
PLB3
1

Penyimpanan
Sementara

Pengumpulan

Pengangkutan

4 Pemanfaatan

Persyaratan Dokumen Teknis


Uraian tentang cara penanganan limbah B3
Uraian tentang tempat penyimpanan limbah B3 dan bangunan (sesuai
Kepdal No: 01/BAPEDAL/09/1995)
Uraian input dan output limbah B3 (Neraca LB3)
Desain konstruksi tempat penyimpanan LB3
Uraian tentang pengelolaan limbah B3 paska penyimpanan sementara
Uraian ttg proses pengumpulan & perpindahan LB3
Uraian ttg lokasi dan konstruksi tempat penyimpanan sementara limbah
B3 (sesuai Kepdal No: 01/1995)
Uraian input & output limbah B3 (Neraca LB3)
Desain konstruksi tempat pengumpulan LB3
Uraian tentang pengelolaan limbah paska pengumpulan
Spesifikasi alat angkut
Jenis, jumlah dan karakteristik limbah yang diangkut
Uraian tentang asal limbah yang diangkut
Rute pengangkutan
Perlengkapan sistem tanggap darurat
Surat kepemilikan alat angkut
Spesifikasi pengelolaan dan peralatan yang digunakan
Jenis, jumlah & karakteristik limbah yang akan dimanfaatkan
Data kimia dan fisika limbah yang akan dimanfaatkan
Uraian input dan output limbah B3 (Neraca LB3)
Asal/sumber limbah yang akan dimanfaatkan
Perlakuan limbah B3 sebelum dimanfaatkan
Komposisi limbah yang akan dimanfaatkan

5 Pengolahan

6 Penimbunan

Uraian Proses kegaiatan pemanfaatan LB3


Hasil pemanfaatan limbah
Spesifikasi pengolahan dan peralatan yang digunakan
Jenis, jumlah dan karakteristik limbah yang akan diolah
Uraian tentang asal limbah yang akan diolah
Data fisika dan kimia limbah yang akan diolah
Uraian input dan output limbah B3 (Neraca LB3)
Uraian tentang pengelolaan limbah paska pengolahan
Spesifikasi dan konstruksi tempat penimbunan
Jenis, jumlah dan karakteristik limbah yang akan ditimbun
Data komposisi kimia dan fisika limbah
Uraian input dan output limbah B3 (Neraca LB3)
Asal/sumber limbah yang akan ditimbun
Perlakuan limbah B3 sebelum ditimbun
Uraian tentang kondisi geologi, hidrologi tempat penimbunan
Uraian ttg material yg digunakan sebagai alas lapisan kedap
Uraian tentang instalasi pendeteksian kebocoran
Uraian tentang mekanisme penutupan tempat penimbunan

Formulir Permohonan Perizinan Pengelolaan Limbah B3 (Lampiran Permen LH


18/2009)

Lampiran I. Formulir Permohonan Rekomendasi Pengangkutan Limbah B3

Lampiran II. Formulir Permohonan Izin Pengelolaan Limbah B3

Lampiran III. Persyaratan Minimal Permohonan Izin

Lampiran IV. Formulir Permohonan Uji Coba Pengelolaan Limbah B3

Lampiran V. Formulir Permohonan Perpanjangan Izin Pengelolaan Limbah B3

PENJELASAN LAMPIRAN PERMEN LH No.30/2009 TERKAIT DENGAN


PERMOHONAN PERIZINAN PENYIMPANAN DAN PENGUMPULAN LIMBAH B3

Lampiran I. Formulir Permohonan Izin Penyimpanan dan/atau Pengumpulan Limbah


B3

Lampiran II. Persyaratan Administrasi dan Teknis Izin Pengumpulan dan atau
penyimpanan Limbah B3

Lampiran III. Acuan Kerja Laporan Verifikasi Perizinan Penyimpanan dan/atau


Pengumpulan Limbah B3

Lampiran IV. Neraca Limbah B3

Lampiran V. Formulir Permohonan Perpanjangan Izin Penyimpanan dan/atau


Pengumpulan Limbah B3

Lampiran VI. Format Rekomendasi izin Pengumpulan Limbah B3 Skala Nasional

Pelaporan Pengelolaan Limbah B3


Dalam ketentuan pengelolaan limbah B3 terdapat ketentuan untuk menyampaikan pelaporan
bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan limbah B3 yaitu:

Menyampaikan dokumen limbah B3 (manifest) sesuai dengan format terlampir


selambat-lambatnya 30 hari, terhitung sejak limbah dikirim;

Pelaporan rutin triwulan/tiga bulanan sesuai dengan jenis kegiatannya dengan


mengacu pada format terlampir

Manifest

Manifest merupakan dokumen yang menunjukkan perjalanan limbah B3 sejak


dihasilkan sampai dimanfaatkan/diolah/ditimbun.

Dokumen limbah B3 bertujuan untuk mengetahui mata rantai perpindahan dan


penyebaran limbah B3, dan legalitas kegiatan pengelolaan limbah B3.

Dokumen limbah B3 terdiri dari 7 (tujuh) rangkap apabila pengangkutan hanya satu
kali dan terdiri dari 11 (sebelas) rangkap bila pengangkutan lebih dari satu kali.

Mekanisme Perjalanan Dan Aliran Dokumen Limbah B3

Contoh lembar manifest

Anda mungkin juga menyukai