Askep Brochopneumonia
Askep Brochopneumonia
1.
PENGERTIAN
2.
ETIOLOGI
3.
PATOFISIOLOGI
PATHWAY
4.
GEJALA KLINIS
A. Pnemonia bakteri
Gejala :
-
Rinitis ringan
Anoreksia
Gelisah
Berlanjut sampai:
-
Demam
Ekspirasi berbunyi.
Leukositosis
B.
Pnemonia Virus
Gejala awal
-
Batuk
Rhinitis
Berkembang sampai
Demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai demam tinggi batuk hebat
dan lesu.
-
Emfisema obstruktif
Ronkhi basah.
C.
Pneumonia mikroplasma
Demam
Sakit kepala
Menggigil
Anoreksia
Berkembang sampai
-
Rhinitis alergi
5.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan Laboratorium
-
Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumin urin ringan
karena peningkatan suhu tubuh.
B.
-
6.
Pemeriksaan Radiologi
Terlihat bercak- bercak pada bronkus hingga lobus.
PENATALAKSANAAN
a.
b.
7.
KOMPLIKASI
a.
Atelektasis
b.
Emfisema
c.
Abses paru
d.
Infeksi sistomik
e.
Endokarditis
f.
Meningitis
8.
a. Hindari anak dari paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian yang
berpotensi penularan.
b.
c.
d. Segera berobat jika terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai suara
sesak dan sesak pada anak.
e.
Identitas.
2)
Riwayat Keperawatan.
a.
Keluhan utama.
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan
cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah
dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan
muntah.
b.
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat
menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.
e.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan
dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan
yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau
banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
f.
Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit
infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang
tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.
g.
h.
Nutrisi.
Pemeriksaan persistem.
a.
Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
b.
Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping
hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan
dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi
redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas
dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan pilek.
c.
Sistem pencernaan.
Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang
tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang
tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde.
d.
Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum
memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan sampai
berat).
e.
Sistem saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak
atau malas minum, ubun-ubun cekung.
f.
Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Sistem endokrin.
Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit
kering, .
i.
Sistem penginderaan.
4)
Evaluasi pengobatan
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.
INTERVENSI
Diagnosa 1
Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (x)
diharapkan jalan nafas pasien efektif dengan criteria hasil : jalan nafas paten,
tidak ada bunyi nafas tambahan, tidak sesak, RR normal (35-40x/menit), tidak
ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada pernafasan cuping hidung
INTERVENSI
RASIONAL
Kolaborasi :
Diagnosa 2
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan (..x..) diharapkan ventilasi pasien
tidak terganggu dengan KH : GDA dalam rentang normal ( PO2 = 80 100
mmHg, PCO2 = 35 45 mmHg, pH = 7,35 7,45, SaO2 = 95 99 %), tidak
ada sianosis, pasien tidak sesak dan rileks.
Intervensi
Rasional
Kolaborasikan pemberian
oksigen dan pemeriksaan lab (GDA)
- Mengevaluasi proses penyakit
dan mengurangi distres respirasi.
Diagnosa 3
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (...x...)
diharapkan suhu pasien turun atau normal (36,5 37,5C) dengan KH:
pasien tidak gelisah, pasien tidak menggigil, akral teraba hangat, warna
kulit tidak ada kemerahan.
Intervensi
Rasional
Diagnosa 4
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (...x...)
diharapkan kebutuhan nutrisi pasien adekuat dengan KH: nafsu makan
pasien meningkat, BB pasien ideal, mual muntal berkurang, turgor kulit
elastis, pasien tidak lemas
Intervensi
Rasional
Diagnosa 5:
Tujuan dan K.H : setelah diberikan asuhan keperawatan selama (x)
diharapkan toleransi pasien terhadap aktifitas meningkat dengan KH : pasien
mampu berpartisipasi dalam kegiatan sehari hari sesuai kemampuan tanpa
bantuan, pasien mampu mempraktekkan teknik, penghematan energy, TTV
stabil (S = 36,5C 37,5C, N = 75 100x/menit, RR = 35 -40 x/ menit)
Intervensi
Rasional
Kolaborasi :
-
Diagnosa 6
Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (x)
diharapkan volume cairan tubuh pasien seimbang dengan KH : membrane
mukosa pasien lembab, turgor kulit baik, pengisian capiler cepat / < 3detik,
input dan output seimbang, pasien tidak muntah. Pasien tidak diare, TTV normal
(S = 36,5C 37,5C, N = 75 100x/menit, RR = 35 -40 x/ menit)
Intervensi
Rasioanl
Kolaborasi :
Diagnosa 7
Rasioanl
4.
IMPLEMENTASI
5.
EVALUASI
Dx 1
RR normal (30-40x/menit)
Dx 2
GDA normal
PO2 = 80-100mmHg
PCO2 = 35-45mmHg
pH = 7,35-7,45
SaO2 = 95%-99%
Dx 3
Dx 4
BB pasien ideal
Dx 5
-
:
Toleransi pasien terhadap aktivitas meningkat
Dx 6
Dx 7
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes. Marlym.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzanne.2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah.Vol 1.Jakarta : EGC
Zul Dahlan .2000.Ilmu Penyakit Dalam Edisi III. Jakarta : Balai penerbit FK UL
Rcevers,Chalene. J et all.2000.Keperawatan medical Bedah. Jakarta: Salemba
Medika
Diposkan oleh Ditya Didit di 19.32