Anda di halaman 1dari 11

http://books.google.co.id/books?

id=D_Wm5pt_pewC&pg=PA258&lpg=PA258&dq=indikasi+aktivator&source=bl&ots=AE8
01UYMqg&sig=g9taIcmwZGEsF0l2a0IXY1XKfs&hl=en&sa=X&ei=lasjVPX4I9TluQTakoL4Dg&sqi=2&ved=0
CFcQ6AEwBw#v=onepage&q=indikasi%20aktivator&f=false
Indikasi dan kontraindikasi "aktivator, bionator dan twin block" (tugas ortoku yg slh
ngumpul)
AKTIVATOR, BIONATOR, DAN TWIN BLOCK

1. Indikasi dan Kontraindikasi


a)

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Aktivator


AKTIVATOR
Defenisi
Aktivator adalah pesawat untuk memperbaiki gigi dan rahang yang bekerja secara
fungsionalfisiologis (funsional orthopedic). Aktivator dapat meneruskan
kekuatan rongga mulut. Impuls otot-otot tersebut melalui activator diteruskan ke gigigigi, jaringan pendukung gigi dan rahangsehingga menimbulkan perubahanperubahan yang dikehendaki dengan membuat gigian kerja terlebih
dahulu.A k t i v a t o r d a p a t j u g a d i g u n a k a n u n t u k p e r a w a t a n a n o m a l i d a l a
m arah vertikal sepertianomaly klas I angle dengan gigitan terbuka
. D a l a m h a l i n i t i d a k d i p e r l u k a n g i g i t a n k e r j a pembuatan gigitan
kerja. Perawatan anomali klas I Angle dalam arah vertikal biasanya
lebihdisenangi sistem pelat biasa dengan kekuatan mekanik.Untuk memperbaiki
anomali dalam arah transversal karena pergeseran rahang bawah ke lateral,
kearah salah satu sisi rahang, activator sangat baik digunakan.
Aktivator
Aktivator merupakan suatu alat fungsional yang dapat menghasilkan daya
ortodoti dan ortopedik. Daya ortodonti pengaruhnya pada gigi geligi yaitu daya untuk
menggerakkan gigi geligi dalam arah sagital, vertikal dan transversal. Daya ortopedik
adalah daya untuk mempengaruhi struktur kraniofasial dan pengaruhnya pada rahang
yaitu merangsang pertumbuhan mandibula dan menghambat pertumbuhan maksila.
Aktivator prinsip kerjanya adalah dengan merangsang aktivitas otot-otot
pengunyahan dan kemudian menyalurkan, mengubah atau mengarahkan daya-daya
alami ke daerah sekitarnya, seperti gigi geligi, jaringan periodontal, tulang alveolar
dan sendi temporo mandibula.

Secara umum pengaruh aktivator yaitu pengaruh pemakaian aktivator terhadap


kranium, maksila, mandibula, otot pengunyahan dan gigi.
Keuntungan dan kerugian penggunaan aktivator yaitu :
Keuntungan :
1. Efektif untuk perawatan maloklusi kelas II divisi 1 dengan retrognati
mandibula dan pada masa geligi sulung atau geligi campuran.
2. Pemakaiannya tidak terlalu merusak jaringan lunak.
3. Karena hanya digunakan malam hari, maka baik untuk estetik dan kebersihan
mulut.
4. Menolong memperbaiki kebiasaan buruk seperti cara penelanan yang salah,
bernafas melalui mulut dan lain-lain.7
Kerugian :
1. Dibutuhkan kooperatif pasien.
2. Pada kasus crowding, pemakaian aktivator kurang efektif.
3. Penggunaannya tidak efektif pada pasien dewasa.
4. Pengontrolan daya pada masing-masing gigi tidak seteliti alat ortodontik
cekat
Aktivator adalah pesawat untuk memperbaiki gigi dan rahang, yang bekerja secara fungsional
fisiologis (fungsional ortopedic).
Indikasi
-

Pasien kooperatif

Sebagai retainer pada kasus maloklusi klas II dan klas III, kasus klas I dengan open
bite ringan.

Tidak ada kelainan skeletal yg berat

Anomali tidak dalam keadaan berjejal yang berat

Dapat digunakan untuk perawatan kebiasaan buruk

Sangat baik digunakan dalam masa tumbuh kembang anak, terutama pada periode
gigi bercampur

Kontraindikasi
-

Pasien yang tidak kooperatif

Kerja sama orang tua pasien tidak baik

Gigi sangat berjejal

Kasus klas II dan klas III dengan pergeseran garis median line oleh faktor dental

Kelainan skeletal yang berat

Bionator
Bionator merupakan salah satu alat fungsional lepasan yang dikembangkan
oleh Wilhelm Balters (1950-an). Bionator adalah sebuah alat orthodontic lepasan yang
didesain untuk mengkoreksi fungsi dan perbedaan skeletal anteroposterior antara maksilla
dan mandibula. Menurut Graber & Neuman (1984), terdapat dua konsep dasar Balters
tentang bionator, yaitu :
1. Bionator, tidak setebal aktivator. Tidak ada bagian yang menutupi palatum anterior, dan
tidak menutupi lidah sehingga pasien dapat bicara normal walupun alat ada di dalam mulut.
Bionator dipakai siang dan malam hari kecuali waktu makan, sehingga dapat digunakan
selama beraktivitas.
2. Bagian yang penting dari konsep Balters adalah lidah. Keseimbangan antara lidah dan pipi,
serta antara lidah dan bibir harus memberikan ruang yang cukup bagi lidah untuk berfungsi,
sehingga lidah dapat menjaga keseimbangan alami lengkung gigi dan hubungan satu sama
lain.
Perawatan dengan bionator bertujuan untuk memperbaiki hubungan bibir dan gigigigi, membawa lidah berkontak dengan palatum, membawa gigi insisif ke dalam hubungan
yang normal, memperbesar rongga mulut dan memperbaiki posisi lidah dengan mengubah
posisi mandibula, serta memperbaiki hubungan rahang. (Graber,dkk.,1997).
Selain itu juga, tujuan penggunaan bionator dapat digunakan untuk membentuk
koordinasi otot yang baik dan menghilangkan potensi yang dapat merusak bentuk
pembatasan pertumbuhan, sementara pembongkaran kondilus melalui posisi mandibula
protusive. Gigi seri atas dan bawah biasanya berada dalam kontak selama pakai.

1.2

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Bionator


Indikasi penggunaan bionator adalah pada penderita maloklusi kelas II dengan
tinggi muka bagian bawah sangat pendek. Pada kasus dengan tinggi muka yang besar,
bionator ini dapat juga digunakan untuk mencegah bertambahnya erupsi gigi posterior
dengan menggunakan akrilik interoklusal. (Graber dan Neuman, 1984)
Menurut Rakosi dkk (1993), maloklusi kelas II divisi 1 pada periode gigi bercampur
merupakan indikasi yang tepat untuk menggunakan bionator dengan beberapa kondisi, yaitu
lengkung gigi baik, tidak ada crowding, mandibula retruded, kelainan skeletal tidak terlalu
parah dan gigi-gigi insisif atas tiping ke labial.
Kontraindikasi penggunaan bionator
Hubungan kelas II yang disebabkan maksila protruded, ada pola pertumbuhan vertikal
dan insisif bawah tiping ke labial. Perawatan akan berhasil baik apabila ada deepbite yang

disebabkan oleh infraoklusi gigi-gigi molar dan premolar, terutama karena posisi lidah ke
lateral, sebaliknya tidak akan berhasil apabila deepbite disebabkan supraklusi gigi-gigi insisif.
(Graber
dan
Neuman,
1984).
Selain
itu
menurut
Graber
dan
Neuman kontraindikasi penggunaan bionator ialah pada kasusgigi berjejal. Maloklusi dengan
gigi berjejal dan pergeseran midline makaposisi gigi yang demikian merupakan kontraindikas
i penggunaanbionator karena memerlukan pencabutan dan pergeseran gigi geligi.
1.3
-

Prinsip Kerja Bionator


1.
Untuk maloklusi klass II
Gigi incisivus maksila akan diretraksi, maka labial bow harus dalamk
eadaan aktif. Pada beberapa kasus dengan modifikasi labial bow bawah dimana
gigi insisivus mandibula akan diprotraksi, maka labial bow harus dalam keadaan pasif.
Gigi posterior maksila akan digeser ke distal dan dicegah agar tidak
bergerak ke mesial yaitu dengan mengasah lempeng akrilik pesawat secara b e n a r ,
s e h i n g g a j a l u r e r u p s i g i g i p o s t e r i o r k e a r a h d i s t a l . P e n g a s a h a n dilakukan
pada daerah distal gigi, sedangkan pada bagian mesial tetapmenyentuh
gigi. Sebaiknya gigi geligi mandibula jalur erupsinya ke arahmesial maka lempeng
akrilik menyentuh bagian distal dan bebas di daerah mesial.

2.

Unt u k m a l o k l u s i k l a s s I I I
Bagian akrilik dari alat Kelas III adalah sama dengan jenis standar. Sebuah platmandibula
dan dua
bagian rahang lateral
yang membentang
dari premolar pertama
ke premolar pertama yang bergabung bersama-sama, membuka gigitan hanya cukup untuk
memungkinkan gigi
seri
atas untuk bergerak
kearah
labial
dari gigi
seri
bawah. Pembukaan gigitan ini harus memberikan ruang kurang dari 2 mmantara tepi gigi
seri rahang atas dan mandibular. Dengan ruang tertutup, menujulidah, dengan perpanjangan
plat dari bagian rahang bawah dari kaninus ke kaninus.Tepi gigi seri atas melampaui batas
atas akrilik sekitar 2mm. Dengan cara ini, gigi seri rahang atas diposisikan langsung di
depan penghalang akrilik, agar tidakmengerahkan segala
bentuk tekanan, dengan
jarak
sekitar 1mm dari ketebalanakrilik yang akan dihilangkan dari belakang gigi seri rahang
bawah. Hambatan
inimenghalangi setiap
gerakan maju dari lidah menuju ruang
depan. Tujuannya
adalah untuk
mengajarkan lidah agar mendapat rangsangan proprioseptif untuk
tetap ditarik
dan tepat di ruang fungsionalnya. Serta menghubungkan bagian
anterior yang tidak
tercakup langit-langit mulut, untuk merangsang komponen pertumbuhan ke sekitar di
daerah depan.

3.

Untuk maloklusi dengan open bite


Open bite appliance diakui dalam sebagian besar kasus baik di lidah biasanya

menyebabkan atau membuat infraocclusion pada gigi insisivus maksila dan mandibula, yang
memungkinkan terjadinya over eruption di bagian bukal. Dalam kasus biasanya ditandai
dengan adanya interocclusal sedikit atau tidak ada yang disebabkan karena fungsi lidah yang
abnormal. Ini penting untuk mencegah lidah masuk ke aperture. Untuk tujuan penggunaan

alat dalam kasus ini, maka bagian rahang atas dari akrilik anterior, yang berlawanan
dengan jenis hanya menjelaskan dimana akrilik dibatasi untuk kontak dengan gigi bukal saja.
Dimana

bagian

anterior tidak

bersentuhan dengan

gigi atau

tulang alveolar, karena

tidak boleh mengganggu perubahan pertumbuhan yang diharapkan. Sebagaimana dengan


tampilan

vestibular,

diharapkan bahwa

meningkatkan oklusi pada


berdekatan. Bagian

akrilik

gigi tetapi

respon
juga

di mandibula

dari

akan

perawatan
mengubah

dan maksila bergabung

tidak hanya

akan

bagian alveolar yang


dengan slight

bite

block. dengan open bite appliance, bite block oklusal kecil digunakan untuk stabilisasi
dan memiliki lekukan pada gigi di permukaan. Tujuan dari lateral bite block adalah untuk
mencegah gigi posterior erupsi, saat dimana gigi anterior yang ditujukan untuk erupsi dengan
bebas. Ini

harus membentuk

kembali pembukaan

interocclusal dan

dimensi vertikal postural yang berhubungan dengan dimensi vertical oklusal. Block jangan
terlalu tebal untuk mencegah lip seal.

1.4

Jenis Jenis Bionator


Bionator memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu:
1.

Open bite (bionator untuk membuka gigitan) memudahkan terjadinya pergerakan

secara vertikal gigi-geligi posterior dan tetap mempertahankan posisi gigi-geligi anterior

2.

Close bite (bionator untuk menutup gigitan) posterior bite block

3.

Maintain bite (bionator untuk mempertahankan gigitan) mereposisi mandibula

kedepan dengan tetap mempertahankan dimensi vertikal yang telah ada.


INDIKASI BIONATOR
1. Menurut Graber dan Neuman (1977) indikasinya dibagi berdasarkan tipe alat :
Bionator standar digunakan untuk :
- Perawatan maloklusi klass II divisi 1, yaitu memperbaiki posisi lidah yang terlalu ke
belakang dengan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
- Perawatan lengkung rahang yang terlalu sempit pada maloklusi klass I.
Bionator klass III atau reserved bionator, digunakan untuk mengkompensasi posisi lidah
yang lebih ke depan.
Bionator open bite digunakan untuk menutup celah yang terbentuk pada daerah gigi geligi
anterior atau lateral.
2. A.M.Schwarz tahun 1966, membagi ke dalam fase gigi geligi dan interval aktivasi
perawatan.
Pada gigi geligi campuran
- Maloklusi klass II divisi 1, baik unilateral maupun unilateral.
- Sebagai retensi dan penuntun pada erupsi gigi yang letaknya abnormal yaitu pada akhir dari
fase gigi geligi campuran.
- Pada kasus deep over bite.
Pada awal fase gigi geligi tetap
- Maloklusi klass II divisi 1, baik bilateral maupun pada unilateral.
- Pada kasus deep over bite.
- Memajukan gigi posterior dan prosedur self correction, seperti pada metode serial
ekstraksi.
Interval aktivasi cukup lama oleh karena itu tidak ada masalah bagi pasien yang berdomisili
jauh dari tempat praktek dokter gigi yang merawatanya.
3. T.M.Graberdalam bikinya pada tahun 1985 membagi indikasi berdasarkan penggunaan
bionator, berikut ini :
Kasus maloklusi klass I divisi 1, dengan gejala klinis sebagai berikut :
- Lengkung gigi geligi pada maksila dan mandibula baik.
- Letak mandibula lebih ke belakang daripada maksila atau functional retrusion.
- Kelainan skeletal tidak terlalu berat.
- Gigi incisivus maksilla lebih ke labial atau mendongos.
Kasus deep over bite, yang terdapat pada :
- Masa pertumbuhan premolar.
- Kasus yang disebabkan infraoklusi gigi molar dan premolar akibat posisi lidah yang terlalu
ke lateral.
Kasus open bite dengan menggunakan bionator open bite. Umumnya pada kasus yang
disebabkan karena kebiasaan menggigit-gigit jari, menghisap jempol, bernafas melalui mulut,
dll.
Pada kasus maloklusi klass III dengan menggunakan bionator klass III.
KONTRA INDIKASI BIONATOR
1. Menurut T.M.Graber pada yahun 1985

Maloklusi klass II dengan gejala:


- Disebabkan karena maksila prognatism
- Pertumbuhan ke arah vertikal berlebihan, karena perawatan bionator akan menyebabkan
wajah bagian bawah lebih tingg
Kasus deep bite yang disebabkan karena supraoklusi gigi incisivus
2. Menurut T.M. Graber bersama dengan Bedrich Neumann bahwa kontra indikasi
penggunaan bionator ialah pada kasus gigi berjejal. Maloklusi dengan gigi berjejal dan
pergeseran midline maka posisi gigi yang demikian merupakan kontra indikasi penggunaan
bionator karena memerlukan pencabutan dan pergeseran gigi geligi. Seringkali perawatan
orthodonsi merupakan perawatan kombinasi antara bionator dengan alat cekat.
b)

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Bionator


Menurut Eirew ( 1981) bionator adalah aktivator yang berbahan dasar kawat
dengan screen kawat bukal dari bahan basis akrilik untuk menempatkan mandibula pada
posisi yang baru. Bionator tersebut digunakan utuk merawat maloklusi dengan karakteristik
utama berupa retensi mandibula.
Indikasi

Lengkung rahang baik

Insisivus maksila cenderung ke labial

Insisivus mandibula berada pada posisi baik/tegak lurus

Deep bite dengan kurva spee yang dalam serta open bite dengan deformasi tulang anterior
maksila
Indikasi penggunaan bionator Klas III adalah anomali dengan kelainan skeletal yang
tidak terlalu berat dan untuk perawatan kebiasaan buruk.
Kontraindikasi

Pasien tidak kooperatif

Anomali dengan kelainan skeletal yang berat

Anomali dengan gigi berjejal berat


B.
Twin Block 1.
Definisi
Twin blok merupakan alat yang terdiri dari plat atas dan bawah denganmenggunakan bukal
blok, bidang inklinasi untuk protusif mandibula (Heasman, 2003).Tujuan utama terapi dengan
Twin Blok yaitu untuk menambahkan panjang mandibuladengan menstimulasi kenaikan
pertumbuhan kartilago kondilus dan membatasi pertumbuhan maksila (Baccetti dkk
sitSidlauskas, 2005)

Twin blok dibuat untuk gigitan protrusif dengan mengubah bidang inklinasi
oklusalmenggunakan bidang inklinasi akrilik pada blok gigitan oklusal. Tujuannya
yaitumemajukan mandibula untuk mengoreksi maloklusi kelas II skeletal. Twin blok
didesainuntuk digunakan selama 24 jam dalam sehari untuk mendapat manfaat yang
maksimal dariseluruh tekanan fungsional dengan menggunakan sistem alat sederhana yang
diberikan pada gigi geligi, termasuk tekanan mastikasi. (Clark, 2002).
2.
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi penggunaan Twin blok antara lain koreksi maloklusi kelas II, pengembangan
vertikal, koreksi vertikaluntuk menutup
open bite
anterior, ekspansilengkung dan menambahkan panjang lengkung(Clark dkk.,
2004).Kontraindikasi pada pasien dengan asimetris wajah yang sering terlihat pada
pasiendengan unilateral
cross bite
dan inklinasi gigi insisivus maksila tidak boleh terlalu verikalatau ke lingual, maksila jika
tidak dalam posisi yang benar karena menyebabkan twin block tidak stabil (www.).Walaupun
sebagian besar maloklusi kelas II dapat dirawat dengan menggunakanTwin Blok, namun ada
beberapa pengecualian. Pemeriksaan profil merupakan petunjuk klinis yang paling penting.
Jika profil tidak membaik setelah mandibula dimajukan, hal ini jelas merupakan
kontraindikasi bagi pemajuan mandibula fungsional, dan harus dicari perawatan alternatif
lainnya (Clark, 2002)

c)

Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Twin Block


Twin Block merupakan pesawat fungsional sederhana dengan kontak oklusi bite
block yang didesain untuk memajukan mandibula. Twin Block mempunyai desain pesawat
yang terdiri dari upper block dan lower block.
Indikasi

Maloklusi Klas II divisi 1 dengan bentuk gigi normal

Terdapat overjet ringan sampai berat dan deep overbite

Pada kasus disto-oklusi pada segmen bukal

Pasien harus dalam masa pertumbuhan aktif yaitu masa gigi bercampur

Twin block lebih ideal bagi pasien yang tidak memiliki kelainan pertumbuhan arah
vertikal secara berlebihan
Kontraindikasinya

Klas II dimana maksila mengalami prognasi dan mandibula dalam posisi normal

Pada kasus gigi yang sangat berjejal


3

. Kelebihan dan kekurangan


Prinsip utama dari desain alat ini yaitu kesederhanaan. Penampilan pasien jadi bertambah
baik dengan menggunakan Twin blok yang pas. Twin blok didesain untuk kenyamanan,
estetis, dan efisien. Dengan memenuhi persyaratan tersebut, Twin Blok akanmemuaskan
kedua belah pihak, baik pasien maupun operator (Clark, 2002).Kelebihan Twin blok yaitu
nyaman, dapat dipakai setiap saat, termasuk saat makan, perawatan lebih cepat dan mudah,
estetis, dapat digunakan oleh semua umur, lengkung
rahang atas dan bawah dapat dikontrol, penggabungan dengan alat ortodontik cekat
lebihmudah dibanding alat fungsional lainnya (Clark dkk., 2004).Menurut Dyer dkk. (2002),
Twin blok paling efektif dalam menghasilkan perubahanvertikal dan sagital dibandingkan
dengan alat fungsional lainnya. Perubahan tersebutdicapai melalui perubahan skeletal
mandibula dan dentoalveolar disamping pertumbuhannormal.Illing dkk. (1998) dalam
jurnalnya menyebutkan salah satu kekurangan Twin blok yaitu tidak dapat digunakan pada
saat olahraga
http://www.scribd.com/doc/33477387/twinblock
http://www.orthoconcepts.net.au/pdfs/TWIN_BLOCK_HANDOUT.pdf

2. Desain Gigitan Kerja


Sebelum dilakukan penggigitan, harus ditandai pada model kerja oklusi yang
sebenarya seperti median line, relasi molar, dan relasi kaninus. Setelah itu wax dilunakkan
dan digulung, kemudian wax yang berbentuk tapal kuda yang masih lunak ditekankan
diantara gigi rahang atas dan gigi rahang bawah. Tinggi gigitan di anterior sekitar 2-3mm dan
di posterior sekitar 4-6mm.
Prinsip pembuatan gigitan kerja pada aktivator berbeda pada aktivator Klas II dan
Klas III. Pada aktivator Klas II, pembuatan gigitan kerja yaitu rahang bawah dimajukan
sampai posisi edge to edge. Sedangkan untuk gigitan kerja aktivator Klas III yaitu rahang
bawah dimundurkan sampai posisi molar Klas I Angle.
Secara umum, pembuatan gigitan kerja pada bionator dan twin block sama dengan
aktivator. Pencatatan gigitan pada bionator terbagi atas dua cara, yaitu memperoleh
konstruksi gigitan dengan pasien yangg menggigit dalam posisi hubungan insisivus end to
end, dan yang kedua memperoleh pencatatan gigitan langsung dalam mulut tanpa
menggunakan bite fork atau dari model.
3. Perbedaan Desain Pesawat
-

Design Twin Block Klas II

Pada twin block untuk perawatan maloklusi Klas II, posisi inclined planedibuat lebih
ke mesial ke 6 atas dan bawah. Upper block menutupi M atas & P2 atau molar susu.
Sedangkan lower block meluas ke mesial dan P2 atau regio molar susu.

Design Twin Block Klas III


Pada twin block untuk perawatan kelas III terdiri dari:
1.

Upper and lower bite block

2.

Inclined plane yg terbuat dari Heat-cure acrilic resin

3.

Midline palatal screw (untuk ekspansi rahang atas)

4.

Labial bow (f =0,8 mm) pada RB

5.

Adams clasps or ball-ended clasps (f =0,7 mm) dipasang pada gigi premolar dan dan

molar satu RA dan RB, jika gigi premolar belum tumbuh maka klamer adam di pasang pada
gigi molar desidui atau bisa juga dipasang C clasp (f = 0,6 mm)pada gigi caninus desidui
4. Mekanisme Koreksi Arah Transversal
-

Aktivator
Mekanisme kerja aktivator dalam arah transversal seperti kontraksi atau distraksi
lengkung gigi, crossbite posterior, rotasi rahang bawah ke salah satu sisi.

Pengasahan

aktivator dalam arah transversal adalah:


1.

Pengasahan akrilik yang dilakukan di RA yang melengkung ke bukal untuk menuntun

gigi geligi di RA agar bergerak ke bukal, sehingga akan memperlebar lengkung RA.
2.

Akrilik pada gigi di RB tidak diasah karena diharapkan gigi tersebut tidak bergerak ke

arah bukal.

Bionator
Pesawat bionator terpasang di dalam mulut dalam keadaan longgar dan mudah
dilepas, serta merupakan suatu pesawat latihan yang pasif. Bionator dapat menjauhkan
aktifitas otot perioral abnormal yang sering mempengaruhi posisi gigi geligi. Desain pelat
akrilik maksila terbuka di regio anterior dapat digunakan untuk mengontrol fungsi lidah
dalam hubungan gigi insisivus tepi lawan tepi sehingga gangguan fungsi lidah dapat dicegah,
disamping itu juga mencegah kebiasaan buruk. Lengkung labial dan vestibular akan

menjauhkan bibir dan pipi dari gigi dan alveolus serta memungkinkan untuk ekspansi gigi
dan tulang alveolar. Lengkung vestibular mencegah jatuhya pipi pada ruangan interoklusal
sehingga erupsi gigi molar tidak terganggu dan memungkinkan ekspansi gigi ke lateral, tetapi
perluasannya tidak sampai menyebabkan ketidaknyamanan pada pipi.
-

Twin Block
Sebelum perawatan mandibula pasien beroklusi dengan maksila, cuspalinclined
plane gigi geligi saling mencengkam sehingga mandibula berada pada posisi oklusi
fungsionil ke arah distal. Twin Block menempatkan acrylic inclined plane pada daerah
oklusal untuk memblok gigitan. Mandibula dapat dilepaskan dari cengkaman maksila tanpa
menghapuskan daya oklusi. Mandibula berusaha untuk beradaptasi dengan gigitan baru
tersebut dengan acrylic inclined planetetap pada oklusinya. Akhirnya mandibula dapat
membentuk relasi rahang yang lebih sempurna.

Anda mungkin juga menyukai