id=D_Wm5pt_pewC&pg=PA258&lpg=PA258&dq=indikasi+aktivator&source=bl&ots=AE8
01UYMqg&sig=g9taIcmwZGEsF0l2a0IXY1XKfs&hl=en&sa=X&ei=lasjVPX4I9TluQTakoL4Dg&sqi=2&ved=0
CFcQ6AEwBw#v=onepage&q=indikasi%20aktivator&f=false
Indikasi dan kontraindikasi "aktivator, bionator dan twin block" (tugas ortoku yg slh
ngumpul)
AKTIVATOR, BIONATOR, DAN TWIN BLOCK
Pasien kooperatif
Sebagai retainer pada kasus maloklusi klas II dan klas III, kasus klas I dengan open
bite ringan.
Sangat baik digunakan dalam masa tumbuh kembang anak, terutama pada periode
gigi bercampur
Kontraindikasi
-
Kasus klas II dan klas III dengan pergeseran garis median line oleh faktor dental
Bionator
Bionator merupakan salah satu alat fungsional lepasan yang dikembangkan
oleh Wilhelm Balters (1950-an). Bionator adalah sebuah alat orthodontic lepasan yang
didesain untuk mengkoreksi fungsi dan perbedaan skeletal anteroposterior antara maksilla
dan mandibula. Menurut Graber & Neuman (1984), terdapat dua konsep dasar Balters
tentang bionator, yaitu :
1. Bionator, tidak setebal aktivator. Tidak ada bagian yang menutupi palatum anterior, dan
tidak menutupi lidah sehingga pasien dapat bicara normal walupun alat ada di dalam mulut.
Bionator dipakai siang dan malam hari kecuali waktu makan, sehingga dapat digunakan
selama beraktivitas.
2. Bagian yang penting dari konsep Balters adalah lidah. Keseimbangan antara lidah dan pipi,
serta antara lidah dan bibir harus memberikan ruang yang cukup bagi lidah untuk berfungsi,
sehingga lidah dapat menjaga keseimbangan alami lengkung gigi dan hubungan satu sama
lain.
Perawatan dengan bionator bertujuan untuk memperbaiki hubungan bibir dan gigigigi, membawa lidah berkontak dengan palatum, membawa gigi insisif ke dalam hubungan
yang normal, memperbesar rongga mulut dan memperbaiki posisi lidah dengan mengubah
posisi mandibula, serta memperbaiki hubungan rahang. (Graber,dkk.,1997).
Selain itu juga, tujuan penggunaan bionator dapat digunakan untuk membentuk
koordinasi otot yang baik dan menghilangkan potensi yang dapat merusak bentuk
pembatasan pertumbuhan, sementara pembongkaran kondilus melalui posisi mandibula
protusive. Gigi seri atas dan bawah biasanya berada dalam kontak selama pakai.
1.2
disebabkan oleh infraoklusi gigi-gigi molar dan premolar, terutama karena posisi lidah ke
lateral, sebaliknya tidak akan berhasil apabila deepbite disebabkan supraklusi gigi-gigi insisif.
(Graber
dan
Neuman,
1984).
Selain
itu
menurut
Graber
dan
Neuman kontraindikasi penggunaan bionator ialah pada kasusgigi berjejal. Maloklusi dengan
gigi berjejal dan pergeseran midline makaposisi gigi yang demikian merupakan kontraindikas
i penggunaanbionator karena memerlukan pencabutan dan pergeseran gigi geligi.
1.3
-
2.
Unt u k m a l o k l u s i k l a s s I I I
Bagian akrilik dari alat Kelas III adalah sama dengan jenis standar. Sebuah platmandibula
dan dua
bagian rahang lateral
yang membentang
dari premolar pertama
ke premolar pertama yang bergabung bersama-sama, membuka gigitan hanya cukup untuk
memungkinkan gigi
seri
atas untuk bergerak
kearah
labial
dari gigi
seri
bawah. Pembukaan gigitan ini harus memberikan ruang kurang dari 2 mmantara tepi gigi
seri rahang atas dan mandibular. Dengan ruang tertutup, menujulidah, dengan perpanjangan
plat dari bagian rahang bawah dari kaninus ke kaninus.Tepi gigi seri atas melampaui batas
atas akrilik sekitar 2mm. Dengan cara ini, gigi seri rahang atas diposisikan langsung di
depan penghalang akrilik, agar tidakmengerahkan segala
bentuk tekanan, dengan
jarak
sekitar 1mm dari ketebalanakrilik yang akan dihilangkan dari belakang gigi seri rahang
bawah. Hambatan
inimenghalangi setiap
gerakan maju dari lidah menuju ruang
depan. Tujuannya
adalah untuk
mengajarkan lidah agar mendapat rangsangan proprioseptif untuk
tetap ditarik
dan tepat di ruang fungsionalnya. Serta menghubungkan bagian
anterior yang tidak
tercakup langit-langit mulut, untuk merangsang komponen pertumbuhan ke sekitar di
daerah depan.
3.
menyebabkan atau membuat infraocclusion pada gigi insisivus maksila dan mandibula, yang
memungkinkan terjadinya over eruption di bagian bukal. Dalam kasus biasanya ditandai
dengan adanya interocclusal sedikit atau tidak ada yang disebabkan karena fungsi lidah yang
abnormal. Ini penting untuk mencegah lidah masuk ke aperture. Untuk tujuan penggunaan
alat dalam kasus ini, maka bagian rahang atas dari akrilik anterior, yang berlawanan
dengan jenis hanya menjelaskan dimana akrilik dibatasi untuk kontak dengan gigi bukal saja.
Dimana
bagian
anterior tidak
bersentuhan dengan
gigi atau
vestibular,
diharapkan bahwa
akrilik
gigi tetapi
respon
juga
di mandibula
dari
akan
perawatan
mengubah
tidak hanya
akan
bite
block. dengan open bite appliance, bite block oklusal kecil digunakan untuk stabilisasi
dan memiliki lekukan pada gigi di permukaan. Tujuan dari lateral bite block adalah untuk
mencegah gigi posterior erupsi, saat dimana gigi anterior yang ditujukan untuk erupsi dengan
bebas. Ini
harus membentuk
kembali pembukaan
interocclusal dan
dimensi vertikal postural yang berhubungan dengan dimensi vertical oklusal. Block jangan
terlalu tebal untuk mencegah lip seal.
1.4
secara vertikal gigi-geligi posterior dan tetap mempertahankan posisi gigi-geligi anterior
2.
3.
Deep bite dengan kurva spee yang dalam serta open bite dengan deformasi tulang anterior
maksila
Indikasi penggunaan bionator Klas III adalah anomali dengan kelainan skeletal yang
tidak terlalu berat dan untuk perawatan kebiasaan buruk.
Kontraindikasi
Twin blok dibuat untuk gigitan protrusif dengan mengubah bidang inklinasi
oklusalmenggunakan bidang inklinasi akrilik pada blok gigitan oklusal. Tujuannya
yaitumemajukan mandibula untuk mengoreksi maloklusi kelas II skeletal. Twin blok
didesainuntuk digunakan selama 24 jam dalam sehari untuk mendapat manfaat yang
maksimal dariseluruh tekanan fungsional dengan menggunakan sistem alat sederhana yang
diberikan pada gigi geligi, termasuk tekanan mastikasi. (Clark, 2002).
2.
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi penggunaan Twin blok antara lain koreksi maloklusi kelas II, pengembangan
vertikal, koreksi vertikaluntuk menutup
open bite
anterior, ekspansilengkung dan menambahkan panjang lengkung(Clark dkk.,
2004).Kontraindikasi pada pasien dengan asimetris wajah yang sering terlihat pada
pasiendengan unilateral
cross bite
dan inklinasi gigi insisivus maksila tidak boleh terlalu verikalatau ke lingual, maksila jika
tidak dalam posisi yang benar karena menyebabkan twin block tidak stabil (www.).Walaupun
sebagian besar maloklusi kelas II dapat dirawat dengan menggunakanTwin Blok, namun ada
beberapa pengecualian. Pemeriksaan profil merupakan petunjuk klinis yang paling penting.
Jika profil tidak membaik setelah mandibula dimajukan, hal ini jelas merupakan
kontraindikasi bagi pemajuan mandibula fungsional, dan harus dicari perawatan alternatif
lainnya (Clark, 2002)
c)
Pasien harus dalam masa pertumbuhan aktif yaitu masa gigi bercampur
Twin block lebih ideal bagi pasien yang tidak memiliki kelainan pertumbuhan arah
vertikal secara berlebihan
Kontraindikasinya
Klas II dimana maksila mengalami prognasi dan mandibula dalam posisi normal
Pada twin block untuk perawatan maloklusi Klas II, posisi inclined planedibuat lebih
ke mesial ke 6 atas dan bawah. Upper block menutupi M atas & P2 atau molar susu.
Sedangkan lower block meluas ke mesial dan P2 atau regio molar susu.
2.
3.
4.
5.
Adams clasps or ball-ended clasps (f =0,7 mm) dipasang pada gigi premolar dan dan
molar satu RA dan RB, jika gigi premolar belum tumbuh maka klamer adam di pasang pada
gigi molar desidui atau bisa juga dipasang C clasp (f = 0,6 mm)pada gigi caninus desidui
4. Mekanisme Koreksi Arah Transversal
-
Aktivator
Mekanisme kerja aktivator dalam arah transversal seperti kontraksi atau distraksi
lengkung gigi, crossbite posterior, rotasi rahang bawah ke salah satu sisi.
Pengasahan
gigi geligi di RA agar bergerak ke bukal, sehingga akan memperlebar lengkung RA.
2.
Akrilik pada gigi di RB tidak diasah karena diharapkan gigi tersebut tidak bergerak ke
arah bukal.
Bionator
Pesawat bionator terpasang di dalam mulut dalam keadaan longgar dan mudah
dilepas, serta merupakan suatu pesawat latihan yang pasif. Bionator dapat menjauhkan
aktifitas otot perioral abnormal yang sering mempengaruhi posisi gigi geligi. Desain pelat
akrilik maksila terbuka di regio anterior dapat digunakan untuk mengontrol fungsi lidah
dalam hubungan gigi insisivus tepi lawan tepi sehingga gangguan fungsi lidah dapat dicegah,
disamping itu juga mencegah kebiasaan buruk. Lengkung labial dan vestibular akan
menjauhkan bibir dan pipi dari gigi dan alveolus serta memungkinkan untuk ekspansi gigi
dan tulang alveolar. Lengkung vestibular mencegah jatuhya pipi pada ruangan interoklusal
sehingga erupsi gigi molar tidak terganggu dan memungkinkan ekspansi gigi ke lateral, tetapi
perluasannya tidak sampai menyebabkan ketidaknyamanan pada pipi.
-
Twin Block
Sebelum perawatan mandibula pasien beroklusi dengan maksila, cuspalinclined
plane gigi geligi saling mencengkam sehingga mandibula berada pada posisi oklusi
fungsionil ke arah distal. Twin Block menempatkan acrylic inclined plane pada daerah
oklusal untuk memblok gigitan. Mandibula dapat dilepaskan dari cengkaman maksila tanpa
menghapuskan daya oklusi. Mandibula berusaha untuk beradaptasi dengan gigitan baru
tersebut dengan acrylic inclined planetetap pada oklusinya. Akhirnya mandibula dapat
membentuk relasi rahang yang lebih sempurna.