Anda di halaman 1dari 14

Hepatitis A Akut Pada Anak

Reinhar rusli
102013027 / B5
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email: ruslireinhar@yahoo.co.id

Latar Belakang
Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang
untuk menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh
seperti alkohol, menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak
sebagai semacam pengaruh bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat
kimia dalam sistem itu.1
Hepatitis A merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati di dunia. Hepatitis
A terjadi secara sporadis di seluruh dunia, dengan kecenderungan pengulangan siklus
epidemi. Di dunia prevalensi infeksi virus hepatitis A sekitar 1.4 juta jiwa setiap tahun
(WHO) dengan prevalensi tertinggi pada negara berkembang. Epidemi yang terkait dengan
makanan atau air yang terkontaminasi dapat meletus eksplosif, seperti epidemi di Shanghai
pada tahun 1988 yang mempengaruhi sekitar 300 000 orang.1
Penyakit hepatitis A ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian
setiap tahunnya. Secara global, virus hepatitis merupakan penyebab utama viremia yang
persisten. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar 39,868,3% (Sanitoso, 2007). Pada tahun 2002-2003 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) hepatitis
dengan 80% penderita berasal dari kalangan mahasiswa. Dari data penderita hepatitis pada
mahasiswa menunjukkan 56% mahasiswa tersebut terbiasa makan di warung atau pedagang
kuliner kaki lima dengan hygiene sanitasi yang tidak baik (Laporan Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember, 2003).1
Pada tahun 2010, prevalensi penyakit infeksi virus hepatitis A mencapai angka 9.3%
dari total penduduk 237.6 juta jiwa. Di sumsel tahun 2007 dengan jumlah penduduk
7.019.964 jiwa, prevalensi hepatitis A adalah 0.2-1.9%.
1

Pada umumnya orang yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia
atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin
oleh

hati

yang

rusak

untuk

melakukan

detoksifikasi

produk

yang

abnormal

sehinggapenderita ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi
enegi metabolik sehingga penderita tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang
didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet
melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi
protein-kalori.2
Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis karena apabila ada anggota keluarga
menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga siap menghadapi resiko terburuk
dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri
dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman,
sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan,
pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh
dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti
keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan bahkan dapat
menyebabkan kematian.1

Pengertian
Hepatitis A adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh
kotoran/tinja penderita,biasanya melalui makanan (fecal - oral), Hepatitis A paling ringan
dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Penyakit ini bersifat self-limiting (sembuh spontan)
dan tidak meninggalkan komplikasi permanen pada hati.Dengan perawatan yang baik,
penderita dapat kembali pulih seperti sediakala.2
Virus Hepatitis (VHA) berbentuk partikel dengan ukuran 27 nanometer, merupakan virus
RNA dan termasuk golongan Picornaviridae. Hanya terdapat satu serotipe yang dapat
menimbulkan penyakit hepatitis pada manusia. Virus ini sangat stabil dan tidak rusak dengan
perebusan singkat. Penggandaan atau replikasi terjadi dalam sel epitel hati dan epitel usus.1
Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus
Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama melalui
makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi. Kebersihan yang buruk
pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan penularan virus ini. Karena itu,
2

penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah. Hepatitis
A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan permanen.2

Jenis-jenis Hepatitis
1.

Hepatitis A
Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan

sembuh secara spontan tanpa meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat


akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2 minggu. Virus Hepatitis
A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular, terutama
melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang
terinfeksi. Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap
makanan memudahkan penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya
berjangkit di masyarakat yang kesadaran kebersihannya rendah. Hepatitis
A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan
kerusakan permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual,
lemas, kehilangan nafsu makan, nyeri perut dan ikterik (mata/kulit
berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna gelap) atau
mungkin tidak merasakan gejala sama sekali. Virus hepatitis A biasanya
menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah infeksi
HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.3
2.

Hepatitis B
Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat

berakibat fatal. Virus Hepatitis B (HBV) ditularkan melalui hubungan


seksual, darah (injeksi intravena, transfusi), keringat, peralatan medis
yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan. Pada 90%
kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus
tersebut tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang
kemudian bisa menyebabkan sirosis atau kanker hati. Banyak bayi dan
anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul sembuh, sehingga
mendapatkan masalah liver di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati
dengan virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat (yang
3

tidak mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini.


Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan
yang khas dirasakan adalah nyeri dan gatal di persendian, mual,
kehilangan nafsu makan, nyeri perut, dan ikterik. Hepatitis B dapat
ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya mendapatkan vaksin ini
sebagai bagian dari program vaksinasi anak.3
3.

Hepatitis C
Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya,

transfusi darah bertanggung jawab atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal
tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat dalam proses
donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan
jarum suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body
piercing yang dilakukan dalam kondisi tidak higienis. Penularan virus
hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari
ibu ke anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya
pada hepatitis B, banyak orang yang sehat menyebarkan virus ini tanpa
disadari. Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C
lebih berbahaya karena virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar
pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan di dalam tubuh sehingga
mengganggu fungsi liver. Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi
akut sering tanpa gejala (asimtomatik). Kemudian, fungsi liver dapat
membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan bertahuntahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang sehingga
menyebabkan sirosis. Saat ini belum ada vaksin yang dapat melindungi
kita terhadap hepatitis C.3
4.

Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik,

yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus


hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan
transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul

sebagai

gejala

yang

ringan

(ko-infeksi)

atau

amat

progresif. 3

.
5.

Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu

makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ),
keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat
mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.3

Sifat Umum Virus Hepatitis A


Virus ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121 o C selama 20 menit), dengan dididihkan dalam
airselama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit pada 1,1 watt), dengan panas kering
(180 o C selama 1 jam), selama 3 hari pada 37 o C atau dengan khlorin (10-15 ppm selama 30 menit).
Resistensi relative hepatitis virus A terhadap cara-cara disinfeksi menunjukkan perlunya diambil tindakan
istimewa dalam menangani penderita hepatitis beserta produk-produk tubuhnya.1
Klasifikasi
Kingdom : Virus
Ordo : Pikornavridales
Filum : Pikarnavrides
Genus : Heparnavirus
Kelas : Pikarnavrides
Spesies :
Famili : Pikornavridae

Sejarah Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 375 SM), oleh Hippocrates di wilayah
Babilonia, mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan pada tahun 752 M Paus
Zaccharias Menulis sebuah surat kepada Santo Bonifacius tentang bentuk-bentuk
dari penyakit kuning yang menular sehingga mereka menamakan penyakit ini Icterus
Infectiosa. penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan. Pada tahun 1912
Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk penyakit kuning menular tersebut dan
5

tahun 1923 Blumer berhasil membuat sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan
letupan Epidemik Jaundice yang terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 1923 dan
observasi tersebut menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis.4
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian menyerang hati.
Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi global dan infeksi Hepatitis A
ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang secara universal erat hubungannya dengan
standar kesehatan atau sanitasi daerah yang bersangkutan.Penyakit Hepatitis A juga dapat
menyebabkan letupan pada kelompok populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan
yang terjadi pada saat kampanye militer.Pada tahun 1950 1970 pola Sero Epidemiologi
penyakit ini diteliti oleh Murray, Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke arah
pencegahan penyakit tersebut.4
Pada tahun 1973, Feinstone SM dan kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A
untuk pertama kalinya,secara jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada
spesimen tinja dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay, hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya dan
membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang dapat membedakan
infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang telah lama terjadi serta tahun 1979
Provost dan Hilleman berhasil membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan
merupakan awal perkembangan vaksin Hepatitis A.5
Virus Hepatitis A berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan, serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus Ternyata terdapat satu sorotipe yang
bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia. Dari gambaran skema komponenkomponen partikel virus Hepatitis A bahwa peneliti terdahulu menemukan suspensi sample
tinja akan tetap bersifat infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam, eter, suhu
tinggi dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun. Namun virus Hepatitis A dapat di
inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau (auto claving), merebus, paparan terhadap
konsentrasi tinggi formalin dan radiasi sinar ultra violet (UV).2
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-sel hati
( Hepatosit ) setelah virus tertelan mereka terabsorsimelalui pembuluh darah diangkut ke hati
dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh Hepatosit. Di sel materi genetik atau
genondari HAV yang terdiri dari stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang
akan memproduksi protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali
6

membentuk capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang melalui tinja.4

Penyebab, Tanda dan Gejala Hepaitis A


Penyakit hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan melalui feses manusia
yang diakibatkan kesalahan dalam mengkonsumsi suatu jenis makanan dan minuman. Virus
hepatitis A atau VHA penyebarannya melalui pembuangan limbah manusia yang dilatar
belakangi oleh keadaan lingkungan dan sanitasi yang kurang baik dan bersih. Hepatitis A ini
masih tergolong jenis hepatitis yang ringan dan dapat disembuhkan dengan pemberian
vaksinasi, lamanya penyakit ini berlangsung 2-6 minggu.4
Sebenararnya penyebab dari penyakit Hepatitis A paling banyak disebabkan oleh zat
kimia bisa juga terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan terlalu sering memakan Bahan
kimia seperti obat obatan.1
Akan tetapi Penyakit Hepatitis A pada saat ini terjadi di sebabkan oleh makanan ataupun
minuman yang terinfeksi oleh virus hepatitis A, dan selama hubungan suami istri juga
menjadi penyebab penyakit Hepatitis A ini , tapi semua hepatitis A akan sembuh tidak ada
yang kronis.
Adapaun gejala dari hepatitis A terbagi atas 3 stadium yaitu :
1. Fase prodromal ( pendahuluan) . Berlangsung 2-7 hari dengan gejala seperti
menderita influenza. Dengan Keluhan yang ada antara lain badan terasa lemas dan
lelah, tidak nafsu makan (anoreksia), mual dan muntah, nyeri dan tidak enak di perut,
demam, kadang-kadang menggigil, sakit kepala, nyeri pada sendi (arthralgia), pegalpegal pada otot (mialgia), diare, dan rasa tidak enak di tenggorokan. umumnya
menghilang atau menurun.
2. Pada fase ini penderita umumnya baru menyadari terkena hepatitis. Jika dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut, akan ditemukan hati yang membesar serta peningkatan
kadar enzim hati dan bilirubin darah.1
3. Fase ikterik ( dengan gejala kuning ). Biasanya setelah demam turun, air seni terlihat
kuning pekat seperti air teh. gatal-gatal pada kulit. Bagian putih dari bola mata
(sclera), selaput lendir langit-langit mulut, dan kulit berwarna kekuning-kuningan.
Bila terjadi hambatan aliran empedu ke dalam usus maka tinja akan berwarna pucat
7

seperti dempul (faeces acholis). Warna kuning semakin bertambah kuning,


selanjutnya menetap dan kemudian menghilang secara perlahan-lahan. Keadaan ini
berlangsung sekitar 10-14 hari. Pada akhir stadium ini keluhan mulai berkurang dan
penderita merasa lebih enak. Pada usia lebih lanjut sering terjadi gejala hambatan
aliran empedu (cholestasis) lebih berat sehingga menimbulkan warna kuning yang
lebih hebat dan berlangsung lebih lama.1
4. Tingkat kematian rendah (0,2% dari kasus icteric) dan penyakit akhirnya sembuh
sendiri.

Dalam

kasus-kasus

kematian

sangat

tinggi

berhubungan

dengan

bertambahnya usia, dan kelangsungan hidup ini jarang terjadi lebih dari 50 tahun.1
5. Fase penyembuhan (konvalesen). Fase ini ditandai dengan hilangnya keluhan yang
adam Pada fase ini terjadi penyembuhan, gejala kuning menurun, nafsu makan
kembali membaik, mual-muntah menghilang, dan organ hati kembali mengecil
perlahan-lahan.Kadar enzim hati dan bilirubin darah pun berangsur-angsur menurun,
walaupun penderita masih terasa cepat lelah. Umumnya penyembuhan sempurna
secara klinis dan laboratoris memerlukan waktu 6 bulan.1
6. Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan
pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi
radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat
dilakukan di samping kadar bilirubin.2

Patofisiologi Hepatitis Akut


Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh usus disertai nkrosis
dan inflamasi pada sel sel hati yang menghsilkan kumpulan perubahan
klinis, biokimia serta seluler yang khas. Disini hepatitis dibagi menjadi dua
yaitu hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis A dinamakan hepatitis hepatitis
infekglusa, dosebabkan oleh virus RNA dari vamili anterovirus. Cara
penularanya melalui fekal orl terutama lewat konsumsi makanan dan
minuman yang tercemar virus tersebt. Masa inkubasi diperkirakan 1 7
minggu dengan rata rata 30 hari. Ketika gejala muncul, bentuknya
berupa infeks saluran nafas atas yang ringan seperti flu dengan panas
yang

tidak

terlalu

tinggi.

Anoreksia

merupakan

gejala

dini

dan

diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak tersebut
8

untuk

melakukan

detoksifikasi

produk

yang

abnormal.

Sedangkan

Hepatitis B berbeda dengan hepatitis A, ditularkan melalui darah (jalur


perkutan dan permukosa). Virus tersebut pernah ditemukan oleh darah,
saliva, semen serta sekretvagina dan dapat ditularkan lewat mmbran
mukosa serta pada luka kulit. Memiliki masa inkubasi panjang.6

Komplikasi
Ensefalopati hepatik terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan
oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut
ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan
menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada
alkoholik.7

Pemeriksaan Penunjang
1.

Laboratorium

a.

Pemeriksaan pigmen

1)

Urobilirubin direk

2)

Bilirubun serum total

3)

Bilirubin urine

4)

Urobilinogen urine

5)

Urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein
1)

Protein totel serum

2)

Albumin serum

3)

Globulin serum
9

4)

HbsAG

HBsAG adalah antigen hepatitis B permukaan yang merupakan protein


virus yang pertama muncul setelah infeksi. Keberadaan HBsAg selama 6
bulan menunjukkan infeksi kronis. Apabila

hasil yang didapat adalah

negatif mengindikasikan orang tersebut belum pernah terpapar terhadap


virus atau tengah pulih dari infeksi hepatitis akut dan telah berhasil bebas
dari virus (atau jika ada maka itu infeksi yang tersembunyi). Nilai positif
(reaktif)

mengindikasikan

sebuah

infeksi

aktif

namun

tidak

mengindikasikan apakah virus itu bisa ditularkan atau tidak.8


5)

HbeAG

HBeAG adalah antigen e Hepatitis yang merupakan protein dari virus


dan menunjukkan bahwa virus secara aktif mereplikasi dalam hati dan
bahwa darah seseorang dan cairan tubuhnya sangat menular. Hasil positif
(reaktif) mengindikasikan adanya virus yang bisa ditularkan pada orang
lain. Hasil negatif berarti virus tidak bisa ditularkan pada orang lain,
kecuali di belahan dunia di mana strain virus tidak memproduksi protein
e-antigen adalah hal yang umum.
c.

Waktu protombin
Respon waktu protombin terhadap vitamin K

d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase


1)

SGPT

SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase): merupakan suatu enzim


yang terdapat di dalam sel hati. Ketika sel hati mengalami kerusakan,
akan terjadi pengeluaran enzim SGPT dari dalam sel hati ke sirkulasi
darah dan akan terukur melalui pemeriksaan laboratorium.
2)

SGOT

SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) : seperti halnya SGPT,


SGOT merupakan enzim hati yang terdapat di dalam sel parenkim hati.
10

SGOT akan meningkat kadanya di dalam darah jika terdapat kerusakan sel
hati. Namun SGOT tidak spesifik hanya terdapat di dalam hati. SGOT juga
dapat ditemukan di sel darah, sel jantung dan sel otot, karena itu
peningkatan SGOT tidak selalu menunjukkan adanya kelainan di sel hati.
3)

LDH (Laktat Dehidrogenase)

Laktat dehidrogenase (LDH) adalah enzim intraseluler yang terdapat pada


hampir semua sel rmetabolisme, dengan konsentrasi tertinggi yang
ditemukan di jantung, otot rangak, hati, ginjal, otak dan sel darah merah.
4)

Amonia serum

Amonia serum merupakan indicator yang sensitive untuk menunjukkan


cedera selhati sangat membantu dalam pendeteksian penyakit hati yang
akut seperti hepatitis.
2.
a.

Radiologi
Foto rontgen abdomen

b. Pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal


yang berlabel radioaktif
c.

Kolestogram dan kalangiogram

d. Arteriografi pembuluh darah seliaka


3.
a.

Pemeriksaan tambahan
Laparoskopi

b. Biopsi hati

Cara Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk hepatitis A, sebab infeksinya sendiri
biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Terapi hal yang dilakukan hanya untuk mengatasi
gejala yang ditimbulkan. Contohnya, pemberian parasetamol untuk penurun panas. Terapi
harus mendukung dan bertujuan untuk menjaga keseimbangan gizi yang cukup. Tidak ada
11

bukti yang baik bahwa pembatasan lemak memiliki efek menguntungkan pada program
penyakit. Telur, susu dan mentega benar-benar dapat membantu memberikan asupan kalori
yang baik. Minuman mengandung alkohol tidak boleh dikonsumsi selama hepatitis akut
karena efek hepatotoksik langsung dari alkohol (WHO, 2010).9
Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses
penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut :
a.

Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan tubuh
dalam memerangi infeksi.

b.

Anti mual. Salah satu dampak dari infeksi hepatitis A adalah rasa mual, yang mengurangi
nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat penting dalam proses
penyembuhan.

c.

Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam
tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta
alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit.

Pencegahan
Menurut WHO, ada beberapa cara untuk mencegah penularan hepatitis A, antara lain :
1.

Secara Umum
Pencegahan secara umum adalah dengan cara mengubah pola hidup menjadi lebih sehat
dan bersih ( hygiene perorangan). Misalnya menjaga kebersihan dan cara makan yang sehat,
seperti mencuci tangan sesudah ke toilet sebelum menyiapkan makanan, atau sebelum
makan.
Selain itu perlu diperhatikan kebersihan lingkungan sanitasi, pemakaian air bersih,
pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan, pembuatan sumur yang memenuhi
standar,

mencegah

makanan

terkena

lalat,

memasak

bahan

makanan

dan

minuman.merupakan tindakan penting untuk mengurangi risiko penularan dari individu yang
terinfeksi sebelum dan sesudah penyakit klinis mereka menjadi apparent.8
2.

Secara khusus
Pencegahan secara khusus dapat dilakukan dengan :

a.

Imunisasi pasif ( antibodi )

12

Diberikan sebagai pencegahan kepada aggota keluarga serumah yang kontak dengan
penderita atau orang yang diketahui telah makan makanan mentah yang diolah atau ditangani
oleh individu yang terinfeksi dan diberikan kepada orang-orang yang akan berpergian ke
daerah endemis. Begitu muncul gejala klinis, tuan rumah sudah memproduksi antibodi..
Imunisasi pasif menggunakan HBlg (human normal immunoglobulin) dengan dosis 0,02 ml
per kg berat badan. Pemberian paling lama satu minggu setelah kontak. Kekebelan yang
didapat hanya bersifat sementara. . Serum imun globulin (ISG), dibuat dari plasma populasi
umum, memberi 80-90% perlindungan jika diberikan sebelum atau selama periode inkubasi
penyakit. Dalam beberapa kasus, infeksi terjadi, namun tidak muncul gejala klinis dari
hepatitis A. tetapi imunisasi aktif adalah lebih baik.
b.

Imunisasi aktif
Menggunakan vaksin hepatitis A (Havrix). Orang dewasa diberikan satu vial yang
berisi satu ml (720 Elisa unit), sedangkan anak berusia kurang dari 10 tahun cukup setengah
dosis. Jadwal penyuntikan yang dianjurkan sebanyak 3 kali, yaitu dengan range pemberian
pada 0,1, dan 6 bulan. Pada tempat suntikan biasanya timbul pembengkakan (edema)
berwarna kemerah-merahan yang terasa nyeri bila ditekan. Kadang-kadang setelah disuntik
terasa sakit kepala yang akan hilang sendiri tanpa pengobatan. Imunisasi tidak diberikan bila
sedang sakit berat atau alergi (hipersensitif) terhadap vaksin hepatitis A.
Vaksinasi hepatitis A terutama diberikan kepada orang-orang yang mempunyai resiko tinggi
untuk tertular penyakit ini. Misalnya anggota keluarga atau orang serumah yang dekat dengan
penderita, dokter, paramedis, petugas laboratrium, anggota ABRI yang tinggal di barak-barak,
wisatawan asing yang mengunjungi daerah endemis (foreign travel), homoseksual, dan anakanak yang dititipkan di tempat penitipan bayi.

Kesimpulan
Hepatitis A

adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh

kotoran/tinja penderita,biasanya melalui makanan (fecal - oral), Hepatitis A paling ringan


dibanding hepatitis jenis lain.Sifat umum Virus ini dapat dirusak dengan di otoklaf (121 o C selama 20
menit), dengan dididihkan dalam airselama 5 menit, dengan penyinaran ultra ungu (1 menit pada 1,1 watt),
dengan panas kering (180o C selama 1 jam), selama 3 hari pada 37 o C atau dengan khlorin (10-15 ppm
selama 30 menit).
13

Sebenararnya penyebab dari penyakit Hepatitis A paling banyak disebabkan oleh zat
kimia bisa juga terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan terlalu sering memakan Bahan
kimia seperti obat obatan. Adapaun gejala dari hepatitis A terbagi atas 3 stadium yaitu : Fase
prodromal ( pendahuluan),Fase ikterik ( dengan gejala kuning ) dan Fase penyembuhan
(konvalesen).Menurut WHO, ada beberapa cara untuk mencegah penularan hepatitis A,
antara lain :Secara Umum dan Secara khusus .Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk
hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan.Namun untuk
mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan,
beberapa langkah penanganan berikut : Istirahat, Anti mual, danIstirahatkan hal.

DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi
Keperawatan, EGC, Jakarta.
2. Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
3. Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
4. Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk
Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
5. Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
6. Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta,
EGC, 2001.
7. Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC,
1998.
8. Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa
Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.
9. Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I,
edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai