JKKI Dwitya Oktina Dewi 09711149
JKKI Dwitya Oktina Dewi 09711149
Oleh :
Dwitya Oktina Dewi
09711149
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013
because it taste sweet and easy to administered. The average duration of antipyretic
use is 1-3 days (92.5%) but only 19.2% were using a thermometer temperature to
determine when to stop medication given. Accuracy of drug storage reached 70.8%.
Accuracy storage time of syrup drug is 55.8%. All respondents (100%) always pay
attention to the expiration date of the drug. There are still found some inaccuracies in
the use of antipyretic by mother in children under five.
Key word: the use of OTC drugs, antipyretic, fever, mother, children under five.
Kesehatan anak merupakan salah
beberapa negara. Padahal obat-obat
satu hal yang sangat diinginkan bagi
tersebut mempunyai efek samping,
semua orang tua. Jika anak sakit orang
misalnya aspirin dapat menyebabkan
tua cenderung melakukan berbagai
perdarahan pada organ pencernaan,
cara
untuk
menyembuhkan
anak.
Caraserta parasetamol apabila digunakan
Dwitya Oktina Dewi, Riana Rahmawati
cara
yang
dilakukan
antara Islam
lain Indonesia
sangat berlebihan dapat menimbulkan
Fakultas
Kedokteran,
Universitas
1
membawa
anak
langsung
ke
dokter
085643724442, dwityaoktina@rocketmail.comkematian.
ataupun membeli obat langsung ke
Pengggunaan
obat
bebas
apotek.
Saat
ini
pengetahuan
khususnya obat penurun panas
masyarakat tentang obat semakin
merupakan hal yang sangat penting
bertambah. Semakin banyak obat-obat
karena setiap orang yang mengalami
yang dijual dengan bebas sehingga
demam hampir selalu menggunakan
menjadikan masyarakat tidak harus
obat penurun panas untuk menurunkan
pergi ke dokter untuk mendapatkan
suhu tubuh. Anak-anak merupakan
obat. Obat-obat sederhana banyak
golongan usia yang paling sering
dijual diberbagai tempat mulai dari
mengalami demam. Banyak orang tua
apotek, swalayan sampai warungyang khawatir jika demam tidak segera
warung kecil. Banyaknya obat-obatan
ditangani maka akan terjadi kejang dan
bebas
yang
beredar
tersebut
dapat merusak sel-sel otak. Oleh
menyebabkan
penggunaan
obat
karena itu, jika anak demam pasti
menjadi kurang tepat.
orang tua akan melakukan berbagai
Salah satu penggunaan obat
cara untuk menurunkan suhu anak.
yang kurang tepat di masyarakat
Beberapa cara yang dilakukan orang
adalah penggunaan obat aman secara
tua untuk meredakan demam anak
berlebihan. Sampai sekarang masih
yaitu penggunaan kompres, tirah
terdapat orang-orang yang mempunyai
baring, selimut tebal dan yang paling
anggapan bahwa mereka butuh satu
sering digunakan adalah obat penurun
paket pil saja untuk segala penyakit
panas. Oleh karena itu orang tua
atau disebut pill for every ill.
khususnya ibu harus memiliki
Dengan tanda dan gejala apapun yang
pengetahuan mengenai obat penurun
mereka rasakan, diobati dengan satu
panas sehingga dapat digunakan secara
jenis obat-obat tersebut. Jenis-jenis
tepat.
obat
aman
tersebut
seperti
Ketepatan penggunaan obat
multivitamin,
aspirin,
serta
penurun panas oleh ibu kepada anak
parasetamol yang sering digunakan di
sangat
diperlukan
untuk
menghindarkan
terjadinya
under
treatment ataupun over treatment. Jika
penggunaan obat penurun panas di
bawah standar yang seharusnya maka
dikhawatirkan demam tidak tertangani
dengan baik sehingga suhu tubuh anak
terus meningkat dan dapat memicu
terjadinya kejang demam. Anak usia di
bawah 6 tahun memiliki resiko tinggi
kejang demam ketika suhu tubuh
mencapai lebih dari 38C.2 Namun
sebaliknya jika penggunaan obat
penurun panas berlebihan akan
mengakibatkan hepatotoksik berat
dengan nekrosis lobulus sentral,
kadang berhubungan dengan nekrosis
tubulus ginjal akut.3 Menurut hasil
penelitian Soedibyo dan Souvriyanti
indikasi pemberian antipiretik oleh
orang tua pada anak cenderung
berlebihan. Pada penelitian tersebut
didapatkan bahwa antipiretik diberikan
pada suhu normal serta penentuan
dosis tidak tepat karena tidak
menggunakan sendok takar yang benar
dalam penggunaan antipiretik.4 Hal ini
menjelaskan bahwa banyak orang tua
yang belum mengerti tentang indikasi
dan dosis antipiretik yang tepat.
Untuk menghindari hal-hal tersebut
diperlukan
ketepatan
dalam
penggunaan obat penurun panas.
Beberapa ketepatan penggunaan obat
yang harus diperhatikan oleh ibu yaitu
tepat indikasi, tepat pemilihan obat,
tepat dosis dan cara pemberian obat,
tepat jangka waktu atau durasi
penggunaan obat serta tepat cara
penyimpanan obat. Karena berbagai
Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif dengan metode
cross sectional. Metode pengambilan
sampel adalah consecutive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan
cara menggunaan kuesioner yang
dibagikan kepada ibu yang memiliki
balita dan pernah menggunakan obat
penurun panas. Pengambilan data
dilakukan
di
Desa
Kebonrejo,
Kecamatan
Salaman,
Kabupaten
Magelang.
Data dari kuesioner yang telah
dibagikan akan dianalisis dengan
dengan metode statistik deskriptif
menggunakan tabel yang memuat
jumlah
dan
persentase
dari
keseluruhan data. Kemudian akan
dibahas
mengenai
ketepatan
penggunaan obat penurun panas pada
ibu meliputi tepat indikasi, tepat
pemilihan obat, tepat dosis dan cara
pemberian obat, tepat jangka waktu
atau durasi penggunaan obat serta
tepat cara penyimpanan obat sehingga
dapat diketahui apakah ibu balita telah
menggunakan obat penurun panas
secara tepat.
Hasil
Karakteristik
Usia
2.
Pendidikan Terakhir
3.
Pekerjaan
17-25 tahun
26-35 tahun
> 35 tahun
SD
SMP
SMA
Ibu Rumah Tangga
Karyawati
Buruh
Pedagang
Swasta
Prosentase (%)
27,5%
60,8%
11,7%
28,3%
40,8%
30,8%
84,1%
2,5%
6,7%
1,7%
5%
No.
1.
2.
3.
4.
Karakteristik
Cara mengetahui balita
sakit panas
Letak Penggunaan
Termometer
Suhu Balita Sakit
Panas
Penggunaan Obat
Penurun Panas
Meraba dahi
Meraba leher
Termometer
Meraba dahi dan leher
Meraba dahi dan
menggunakan termometer
Meraba leher dan
menggunakan termometer
Meraba dahi, leher dan
menggunakan termometer
Mulut
Ketiak
>37C
>38C
>39C
>40C
Jika suhu termometer
menunjukkan anak panas
Jika dahi diraba terasa panas
Jika dokter menyuruh
menggunakan obat
Jika anak rewel
Lainnya
Jumlah (N)
67
15
7
20
6
Prosentase (%)
55,8%
12,5%
5,8%
16,7%
5%
1,7%
2,5%
2
16
8
8
1
1
18
11,1%
88,9%
44,4%
44,4%
5,6%
5,6%
15%
84
12
70%
10%
4
2
3,3%
1,7%
No.
1.
2.
3.
Karakteristik
Pemilihan jenis obat
penurun panas
Darimana Responden
Memperoleh Obat
Penurun Panas
Sumber Informasi
Obat penurun Panas
Tepat
Tidak Tepat
Dokter
Membeli di apotek
Membeli di
warung/swalayan/supermarke
t
Lainnya
Dokter dan membeli di apotek
Dokter dan membeli di
warung
Dokter,membeli di apotek dan
warung
Kemasan obat
Iklan di media
Pemberi resep
Petugas apotek
Penjual di warung/toko
Lingkungan
Internet
Jumlah (N)
79
29
65
39
7
Prosentase (%)
73,1%
26,9%
54,2%
32,5%
5,8%
1
5
1
0,8%
4,2%
0,8%
1,7%
74
73
71
45
8
19
3
61,7%
60,8%
59,2%
37,5%
6,7%
15,8%
2,5%
No.
1.
2.
3.
4.
Karakteristik
Frekuensi Penggunaan
Obat Penurun Panas
dalam Sehari
Ketepatan Dosis Obat
Penurun Panas
Informasi Mengenai
Dosis Obat Penurun
Panas
Cara Pemberian Obat
Penurun Panas
Jumlah (N)
98
9
Tiga kali
Dua kali
Tepat
Tidak Tepat
Sesuai yang tertera pada
kemasan
Sesuai anjuran pemberi
resep sebelumnya
Petugas apotek/toko obat
Tablet
Sirup
Puyer
Prosentase (%)
91,6%
8,4%
30
44
61
40,5%
59,5%
50,8%
41
34,2%
18
7
111
2
15%
5,8%
92,5%
1,7%
No.
1.
Karakteristik
Durasi Penggunaan
Obat penurun Panas
2.
Saat Berhenti
Menggunakan Obat
Penurun Panas
1-3 hari
4-7 hari
8 hari
Jika dahi diraba sudah tidak
panas
Jika pada termometer
menunjukkan suhu normal
Jika dokter meminta
menghentikan penggunaan
Jika obat habis
Jumlah (N)
111
8
1
84
Prosentase (%)
92,5%
6,7%
0,8%
70%
23
19,2%
5%
5,8%
Tabel 5. Ketepatan Durasi atau Jangka Waktu Penggunaan Obat Penurun Panas.
Tabel 5 menunjukkan durasi
atau jangka waktu penggunaan obat.
Durasi pemberian obat penurun panas
paling banyak berkisar antara satu
hingga tiga hari yaitu sebanyak
92,5%. Tujuh puluh persen responden
No.
1.
Karakteristik
Cara Penyimpanan
Obat
2.
Lama Penyimpanan
Obat
Di kotak obat
Di kulkas
Lainnya
7 hari
> 7 hari
Tidak tahu
Jumlah (N)
85
8
27
67
43
10
Prosentase (%)
70,8%
6,7%
22,5%
55,8%
53,9%
8,3%